Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISA MAKANAN

PEMERIKSAAN ASIDITAS DAN ALKALINITAS DALAM AIR

Disusun oleh :
Amanda Putri – P17334119401
Frida Husna Musofi – P17334119414
Intan Ayu Fazriah – P17334119416
Lutviah Putri Oktaviani – P17334119424
Sarah Maulidia Amri – P17334119430
Sri Hartini – P17334119434
ViraDwiAliifah – P17334119440

DIV-2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PRODI D-IV TEKNOLOGI LAORATORIUM MEDIS
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran allah SWT, atas

limpahanrahmat dan hidayahNya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan

makalah“Asiditas dan Alkalinitas“.

Makalahini merupakan salah satu nilai bagi kelompok kami dalam mata kuliah

Amami 1.Kami berharap makalahkami dapat memberi informasi bagi dosen kamimaupun

pembaca lainnya untuk mengetahui informasi tentang “Asiditas dan Alkalinitas”.

Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun, karna kami

yakindengan mengetahui keinginan para pembaca yang sebenarnya akan membantu

kamimemberikan yang terbaik.

Bandung, 30 September 2020

i
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Sebagian besar dari permukaan bumi kita tertutup oleh air, air yang ada dipermukaan
bumi kita ini memiliki kegunaan masing masing. Baik itu untuk konsumsi maupun untuk
budidaya. Untuk melaksanakan fungsinya sebagai konsumsi maupun untuk budidaya, air
harus memiliki ataupun memenuhi syarat syarat tertentu yand disebut tingkat kualitas air.
Kualitas air merupakan aspek yang sangat penting diperhatikan dan dijaga agar dapat
dimanfaatkan dengan baik, oleh kita maupun oleh generasi kita kedepannya.
Salah satu parameter menentukan kualitas air adalah alkalinitas dan asiditas. Asiditas
adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk
menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan, atau dikenal dengan sebutan
acid-neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan
kation hydrogen.
Berdasarkan pengertian tersebut, penting kiranya kita mengetahui bagaimana kualitas
air tersebut, agar kedepannya pengaruh ataupun dampak yang ditimbulkan dapat dimimalisir.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Bagaimanatinjauanasiditas dan alkalinitasdalam air?
2. Bagaimanametode dan teknik sampling untukpemeriksaan asiditas dan
alkalinitasdalam air?
3. Apapengaruhasiditas dan alkalinitasterhadapkesehatan dan lingkungan air?
4. Apakahmetode yang digunakandalampemeriksaanasiditas dan alkalinitas?
5. Apasajagangguan – gangguan pada pemeriksaanasiditas dan alkalinitas?
6. Bagaimanaperhitunganasiditas dan alkalinitas?
7. Bagaimanacarakerjapemeriksaanasiditas dan alkalinitas?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tinjauanasiditas dan alkalinitasdalam air.
2. Mengetahui metode dan teknik sampling untukpemeriksaan asiditas dan
alkalinitasdalam air.
3. Mengetahui pengaruhasiditas dan alkalinitasterhadapkesehatan dan lingkungan air.
4. Mengetahui metode yang digunakandalampemeriksaanasiditas dan alkalinitas.
5. Mengetahui apa sajagangguan – gangguan pada pemeriksaanasiditas dan alkalinitas
6. Mengetahui perhitunganasiditas dan alkalinitas
7. Mengetahuicarakerjapemeriksaanasiditas dan alkalinitas

1
BAB II
PEMBAHASAN

DASAR TEORI
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sepanjang masa kehidupannya, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Air yang digunakan sehari-hari, baik untuk minum
ataupun kegiatan lain, haruslah memenuhi persyaratan kesehatan, antara lain:
1. Memenuhi persyaratan fisis (seperti; tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna).
2. Memenuhi persyaratan kimia (kandungan bahan-bahan kimia dengan batas maksimun
atau minimum yang diperkenankan).
3. Memenuhi persyaratan bakteriologis.
4. Memenuhi persyaratan radioaktif (untuk kebutuhan tertentu). Persyaratan-persyatan
tersebut, diatur antara lain dalam Permenkes Nomor: 492/Menkes/Per/IV/2010, tanggal
19 April 2010, tentang persyaratan kualitas air minum.
2.1 ASIDITAS DAN ALKALINITAS
Pengertian Asiditas Dan Alkalinitas
Air Asiditas (keasaman), ialah banyaknya basa yang diperlukan untuk menetralkan
asam dalam air, yang menyebabkan keasaman dalam air, pada umumnya adalah:
1. Karbon dioksida (CO2), umumnya terdapat dalam air alam, tetapi juga terdapat dalam air
permukaan dimana CO2 diserap dari udara jika tekanan CO2 dalam air lebih kecil dari
tekanan CO2 dalam udara. CO2 juga terdapat dalam air, karena proses dekomposisi
(oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme. Umumnya juga terdapat dalam air yang
telah tercemar.
2. Asam mineral, umumnya terdapat dalam air limbah industri “pengolahan logam” atau
industri “pembuatan senyawa kimia”. Kadang-kadang juga asam mineral terdapat dalam
air alam.
3. Asam humus, umumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya rumput-
rumputan atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam air tersebut melepaskan senyawa
asam dan warna.
Air yang bersifat asam dapat mempercepat pengkaratan dari pipa-pipa air, apabila
pipa-pipa tersebut tidak terbuat atau dilindungi bahan antikarat; Untuk menanggulangi hal
tersebut, maka pH air harus dinaikkan, dengan menambahkan senyawa kimia yang bersifat
basa, pada umumnya digunakan kapur (CaO).
Alkalinitas (kebasaan), ialah banyaknya asam yang diperlukan untuk menetralkan
basa dalam air, yang menyebabkan air bersifat basa, pada umumnya ialah bikarbonat (HCO3
-), karbonat (CO3 2-), hidroksida (OH-) dan senyawa lain yang juga menyebabkan air
bersifat basa, tetapi karena hanya sedikit terdapat dalam air, sehingga dapat diabaikan.
Kombinasi campuran yang mungkin terdapat dalam air ialah:
a) hidrogen dan karbonat b) karbonat dan bikarbonat.

2
2.2 METODE DAN TEKNIK SAMPLING
Uji Aciditas (Keasaman)
Metode : Potensiometri, (Departemen PU,1986).
a. Ukur 100 ml contoh uji dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 300 ml.
b. Celupkan elektroda ke dalam contoh uji, baca dan catat pH contoh uji.
c. Apabila pH contoh uji di bawah 3,7 titrasi contoh uji dengan larutan baku NaOH 0,02
N sampai pH 3,7dan catat pemakaian NaOH (A’) yang digunakan.
d. Apabila pH contoh uji 3,7 titrasi contoh uji dengan larutan baku NaOH 0,02 N sampai
pH 8,3 dan catat pemakaian larutan NaOH (A”).
e. Jumlahkan pemakaian NaOH (A) yang diperlukan untuk perhitungan keasaman
totaldari data 1) dan 2).
f. Apabila perbedaan pemakaian NaOH dalam titrasi secara duplo >0,1 ml ulangi
pengujian, apabila kurang atau sama dengan 0,1 ml rata-ratakan hasilnya.

Uji Alkalinitas (Kebasaan)


Metode : Potensiometri, (Departemen PU,1986)
a. Ukur 100 ml contoh uji masukkan ke dalam labu erlenmeyer 300 ml.
b. Celupkan eletroda pH meter ke dalam contoh uji.
c. Titrasi contoh uji dengan larutan baku asam sulfat 0,02 N sampai pH
d. 4,9.
e. Catat pemakaian larutan asam untuk perhitungan.
f. Apabila pemakaian larutan baku asam sulfat 0,02 N > 3 ml ulangi Pengujian sebagai
berikut :
a) Ukur 100 ml contoh uji masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
b) Titrasi contoh uji dengan larutan baku asam sulfat 0,1 N sampai pH 4,6
c) Catat pemakaian larutan asam, masukkan ke dalam perhitungan.
d) Apabila pemakaian larutan baku asam sulfat 0,1 N > 3 ml ulangi pengujian seperti
langkah 5), 1) di atas dan lanjutkan titrasi sampai pH 4,3 dan catat pemakaian
larutan baku asam sulfat.

Apabila perbedaan pemakaian larutan baku asam secara duplo >0,01 ml ulangi
pengujian, apabila kurang atau sama dengan 0,1 ml rata-ratakan hasilnya untuk
perhitungan.

2.3 PENGARUH ASIDITAS DAN ALKALINITAS


PengaruhAlkalinitas dan Asiditasterhadap Kesehatan dan Lingkungan Air
Alkalinitastidakmemilikidampaklangsungterhadapkesehatan Alkalinitas yang
optimal akan mampu menyangga perubahan pH perairan serta dapat mendukung laju
pertumbuhan yang optimum.Kadaralkalinitas yang sangatrendah, air
kehilangankemampuanmenyanggaperubahankeasaman dan pH

1
yangberfluktuasisangatcepatsehinggadapatmenggangukehidupan ikan budidaya. Ikan
sangatsensitif pada kondisikadaralkalinitas yang rendah.
Kandunganalkalinitas yang rendah, akanberdampaknegatif pada
produktifitassuatuorganismesepertiakanmempengaruhikesehatan dan
pertumbuhanuntukkelangsunganhidupnyasertaakanmemepengaruhikuantitaskadar
parameter lain diantaranya CO2, pH dan parameter lainya. Penyebab yang
mempengaruhiterjadinyapenurunan pH salah satunyayaituterhadapbahan organic
dimana  akibat pH yang kurangstabilmakakonsentrasi total alkalinitas juga
akanterpengaruh. Hal inidisebabkankarena pada keadaanasambanyaktersedia ion
hydrogen bebas yang
kemudianhidrogenbebastersebutakanmembentuksenyawaasamdenganmengikatbasa-
basabebassepertikarbonatmaupunbikarbonat yang merupakanunsurpembentuk total
alkalinitas air, akibatnyamenurunkankonsentrasi total alkalinitas.

Standar baku mutu untuk perairan adalah nilai alkalinitas alami tidak pernah
melebihi 500 mg/liter CaCO3 menurut PP no 82 tahun 2001. Perairan dengan nilai
alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena
biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang
tinggi.
Nilai alkalinitas perairan alami hampir tidak pernah melebihi 500mg/liter CaCO3.
Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organism
akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium
yang tinggi. Nilai alkalinitas berkaitan erat dengan korosivitas logam dan dapat menimbulkan
permasalahan kesehatan pada manusia, terutama yang berhubungan dengan iritasi pada
sistem pencernaan.
Air leading memerlukan ion-ion alkalinitas dalam konsentrasi tertentu: kalau kadar
alkalinity terlalu tinggi (dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+ yaitu kadar kesadahan)
air menjadi agresif dan menyebabkan karat pada pipa; sebaliknya alkalinity yang rendah dan
tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa yang
dapat memperkecil penampang basah pipa. Jika didihkan dengan waktu yang lama, perairan
dengan nilai alkalinitas yang tinggi akan menghasilkan deposit dan menimbulkan bau yang
kurang sedap. Nilai alkalinitas yang baik berkisar antara 30-500mg/liter CaCO3. Nilai
alkalinitas di perairan berkisar antara 5 hingga ratusan mg/liter CaCO3.
Nilai alkalinitas pada perairan alami adalah 40mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai
alkalinitas >40mg/liter CaCO3 disebut perairan sadah (hard water), sedangkan perairan
dengan nilai alkalinitas < 40 mg/liter disebut perairan lunak (soft water). Untuk kepentingan
pengolahan air, sebaiknya nilai alkalinitas tidak terlalu bervariasi. Alkalinitas perairan
berkaitan dengan gambaran kandungan karbonat dari batuan dan tanah yang dilewati oleh air
serta sedimen dasar 11 perairan. Nilai alkalinitas tinggi biasanya juga ditemukan di wilayah
kering di mana terjadi evaporasi secara intensif. Perairan dengan nilai alkalinitas tinggi lebih
produktif daripada perairan dengan nilai alkalinitas rendah. Tingkat produktivitas perairan ini
sebenarnya tidak berkaitan secara langsung denga nilai alkalinitas, tetapi berkaitan dengan
keberadaan fosfor dan elemen esensial lain yang kadarnya meningkat dengan meningkatnya
nilai alkalinitas

1
Penyebabalkalinitas dan asiditas
PenyebabAlkalinitas
Alkalinitas dalam air disebabkan oleh 3beberapa faktor, yaitu algae yang
tumbuh subur pada air khususnya
3
air permukaan
4
yang bisa menghilangkan
4
kandungan
CO2 bebas maupun CO2 terkombinasi sehingga pH airnya dapat mencapai 9 – 10, air
yang berasal dari boiler yang selalu mengandung alkalinitas karbonat dan hidroksida,
dan air hasil olahan secara kimia (air yang berasal dari proses pelunakan).Selain
faktor tersebut, juga disebabkan adanya karbonat (CO 2-), hidroksida (OH-), bikarbonat
(HCO3),)borat (BO 3-), fosfat (PO 3-), silikat (SiO 4-), sulfide (HS-), ammonia (NH3),
dan senyawa lainnya. Namun pembentuk alkalinitas yang utama adalah bikarbonat,
karbonat dan hidroksida. Diantara ketiga ion tersebut, bikarbonat paling banyak
terdapat pada perairan alami (Effendi, 2003).
Kation utama yang mendominasi perairan tawar adalah kalsium dan
magnesium, sedangkan pada perairan laut adalah sodium dan magnesium. Anion
utama pada perairan tawar adalah bikarbonat dan karbonat, sedangkan pada perairan
laut adalah klorida (Barnes,1989).
Presentase ion-ion utama yang terdapat dalam perairan tawar dan laut ditunjukkan
dalam tabel dibawah ini.

Ion-ion Utama Presentase (%)


Air Tawar Air Laut
Kation
. Kalsium (Ca2+) 60,9 3,2
. Magnesium (Mg2+) 19,0 10,1
. Sodium/Natrium(Na+) 16,6 83,7

. Kalium (K+) 3,5 3,0


Anion
- 2-
. Bikarbonat (HCO3 ) dan Karbonat (CO3 ) 72,4 0,6
2-
. Sulfat (SO4 ) 16,1 12,2
-
. Klorida (Cl ) 11,5 87,2
PenyebabAsiditas
Pada umumnya terdapat beberapa jenis yang menyebabkan keasaman dalam air adalah:
1. Karbon dioksida (CO2),
Umumnya terdapat dalam air permukaan dimana CO2 diserap dari udara jika
tekanan CO 2dalam air>dalam udara. CO 2juga terdapat dalam air
karenaprosesdekomposisi (oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme.
Umumnyajugaterdapat dalam air yang telah tercemar.
2. Asammineral
Umumnyaterdapatdalamairlimbahindustripengolahan logam atau
pembuatansenyawa kimia. Kadang-kadang juga terdapat dalam airalam.
3. Asamhumus
Umumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya rumput-rumputan atau
tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam air tersebut melepaskan senyawa asam dan

1
warna.

2.4 METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PEMERIKSAAN


PemeriksaanAsiditas (Asidimetri)
a. Metode : Titrimetri, Titrasi
b. Prinsip : CO2, asam mineral dan asam humus dalam air dinetralkan oleh
larutanstandarbasa (NaOH) dan larutanstandarasam (HCl) denganindikatorphenolptalein
dan metiljingga.
c. Bahan/Reagensia:
 GelasUkur 100 ml  Larutanstandar HCl
 Gelas Kimia 100 ml  LarutanStandar NaOH
 Labu Erlenmeyer  Sampel Air
 Buret Basa  IndikatorMetil Orange
 BuretAsam  IndikatorPhenopthalin
 Pipet tetes  Aquades
 Statif
d. Cara Kerja:
I. Langkah pertama
 Masukkan 100 ml contoh air kedalamlabu Erlenmeyer, tambahkan 3-5 tetes indicator
phenolphthalein 0.035 %.
 Amati perubahan warna yang teradi. Jika tidakterjadiperubahanwarna (merahmuda),
lakukancarakerjauntukasiditas. Namunjikaterjadiperubahanwarna
(merahmuda),lakukancarakerjauntukalkalinitas.
II. Langkah kedua
 Titrasidenganlarutan NaOH 0.1N sampailarutanmerahmuda.
Catatbanyaknyalaruan NaOH yang digunakan (misal p ml).
 Tambahkan 3-5 tetes indicator metal orange 0.035%.
 Titrasidenganlarutan HCl 0.1N
sampailarutanberubahwarnadarikuningmenjadijingga. Catatbanyaknyalarutan HCl
0,1 N yang digunakan (misal q ml)

PemeriksaanAlkalinitas (Alkalimetri)
a. Metode : Titrimetri, Titrasi
b. Prinsip : Alkalinitasdalam air dinetralkan oleh larutanstandarasam (HCl)
dengan  kedalamlabuerlenmeyer, tambahkan 3-5 t
c. Alat/Bahan :
 GelasUkur 100 ml
 Gelas Kimia 100 ml
 Labu Erlenmeyer
 Buret Basa
 BuretAsam
 Pipet tetes
1
 Statif
 Larutanstandar HCl
 LarutanStandar NaOH
 Sampel Air
 IndikatorMetil Orange

d. Cara Kerja :
I. Langkah pertama
 Masukkan 100 ml contoh air kedalamlabu Erlenmeyer, tambahkan 3-5 tetes
indicator phenolphthalein 0.035 %.
 Amati perubahanwarna yang teradi. Jika tidakterjadiperubahanwarna
(merahmuda), lakukancarakerjauntukasiditas. Namunjikaterjadiperubahanwarna
(merahmuda),lakukancarakerjauntukalkalinitas.
II. Langkah kedua
 Titrasidenganlarutan HCl 0,1 N
sampailarutanberubahwarnadarimerahmudamenjaditidakberwarna.
Catatbanyaknyalarutan HCl 0,1 N yang digunakan (misal p ml).
 Tambahkan 3-5 tetes indicator metal orange 0,035%.
 Titrasidenganlarutan HCl 0,1 N
sampailarutanberubahwarnadarikuningmenjadijingga merah.
Catatbanyaknyalarutan HCl 0,1 N yang digunakan (misal q ml)

2.5 PERHITUNGAN
Perhitungan Asiditas dan Alkalinitas
1. Asiditas

 Jika p > q, asiditas disebabkan oleh H+ dan CO2, maka reaksi yang terjadi
adalah:
H++ OH-H2O atauCO2+ OH-HCO3- HCO3-
+H+CO2+H2O

1000
H+= x [(p x N NaOH) - (q x N HCl)] x 1 (BE H) mg/L
mL sampel

1000
CO2= x (q x N HCl)] x 44 (BM CO2)
mg/L mLsampel

 Jika p < q, asiditas disebabkan oleh HCO3- dan CO2, maka reaksi yang
terjadiadalah:
CO2+ OH-HCO3-*)

1
HCO3-/HCO3- *)+H+CO2+H2O

1000
CO2= x p mL x N NaOH x 44 (BM CO2) mg/L

mL spl

1000
-=
HCO3 x [(q x N HCl) - (p x N NaOH)] x 61 (BM HCO3) mg/L

mL spl
 Jika p = q, asiditas disebabkan oleh CO2, maka reaksi yang terjadi
adalah:
CO2 +OH-HCO3- *)

HCO3- *) +H+ CO2 +H2O 1000

CO2= x p mL x N NaOH x 44 mg/L

mL spl
Atau
1000
CO2= x q mL x N HCl x 44 mg/L
mLspl

 Jika p = 0, q ada, asiditas disebabkan oleh HCO3-, maka reaksi yang


terjadiadalah:
HCO3-+H+CO2+H2O

HCO3-= 1000 x q mL x N HCl x 61 mg/L


mL sp

 Jika p ada, q = 0, asiditas disebabkan oleh H+, maka reaksi yang terjadi
adalah:
H++ OH-H2O

H += 1000 x p mL x N NaOH x 1 mg/L

mL spl
2. Alkalinitas

 Jika p > q, alkalinitas disebabkan oleh OH- dan CO32-, maka reaksi yang

1
terjadiadalah:
OH-+H+H2Odan CO32-+ OH-HCO3-

HCO3-+H+CO2+H2O

1000
OH-= x (p – q) x N HCl x 17 (BM OH) mg/L

mL sampel
1000
2-=
CO3 x (q x N HCl)] x 60 (BM CO3) mg/L

mL sampel
 Jika p < q, alkalinitas disebabkan oleh CO32- dan HCO3-, maka reaksi
yang terjadiadalah:
CO32-+H+HCO3-*)

HCO3-/HCO3- *)+H+CO2+H2O

1000
CO32-= x p mL x N HCl x 60 (BM CO3) mg/L

mL spl
1000
-=
HCO3 x (q – p) x N HCl x 61 (BM HCO3) mg/L

mL spl

 Jika p = q, alkalinitas disebabkan oleh CO32-, maka reaksi yang terjadi


adalah:
CO32-+H+HCO3- HCO3-
+H+CO2+H2O

1000
CO2= x p mL x N NaOH x 44 mg/L

mL spl
Atau

1000
CO2= x q mL x N HCl x 44 mg/L
mLspl

1
 Jika p = 0, q ada, alkalinitas disebabkan oleh HCO3-, maka reaksi yang
terjadiadalah:
HCO3-+H+CO2+H2O

HCO3-= 1000 x q mL x N HCl x 61 (BM HCO3) mg/L

mL spl
 Jika p ada, q = 0, alkalinitas disebabkan oleh OH-, maka reaksi yang
terjadiadalah:
OH- +H+ H2O

OH-= 1000 x p mL x N HCl x 17 (BM OH) mg/L


mL spl
Asiditas dan alkalinitas total, juga dihitung sebagai mg/L CaCO3

Asiditas total= 1000 x [(p mLxN NaOH)+(q xN HCl)] x 100 (BM CaCO3) mg/L
mL spl

Alkalinitastotal= 1000 x (p + q) x N HCl x 100 (BM CaCO3) mg/L


mLspl

Contoh Perhitungan

1. Asiditas
Seorang ATLM menerima sampel dari PT Tirta Investama.Sampel layak uji tersebut
dianalisis asiditas dan alkalinitasnya. Sampel tersebut dipipet sebanyak 50,0 ml
dilakukan duplo. Setelah ditambahkan indikator fenolftalien 2 tetes sampel ternyata
tidak berwarna berwarna. Kemudian analis melanjutkan titrasi dengan natrium
hidroksida 0.1001 n sebanyak 11,45 dan 11,55 ml. Kemudian titrasi dilanjutkan
dengan penambahan indikator metil jingga 2 tetes dan dititrasi dengan hcl 0,0999 n
sebanyak 9,01 dan 9,11 ml.
Hitung asiditas setiap spesi yang mungkin dan hitung pula asiditas total sebagai
calcium carbonate.
 Diketahui
Vsampel = 50,0 ml
Indikator PP = 2 tetes
N NaOH = 0,1001 N
V1 = 11,45 ml ⟹p = 11,5 ml
V2 = 11,55
Indikator MJ = 2 tetes
N HCL = 0,0999 N
V1 = 9,01 ml ⟹q=9,06 ml
1
V2 = 9,11 ml
 Ditanya
a. Asiditas spesi?
b. Asiditas total sebagai CaCO3?
 Jawab
P>Q
H+ = 1000 x (p x N NaOH) - (q x N HCL) x 1
mLsmpl

= 1000 x (11,5 x 0,1001) - (9,06 x 0,0999) x 1


50

= 20 x 0,2460 x 1 = 4,92112 mg/L

CO32- = 1000 x q x N HCL x 44


mLsmpl
= 1000 x 9,06 x 0,0999 x 44
50
= 796,4827 mg/L
Alkalinitas Total
= 1000 x [ (p x N NaOH) + (q x N HCL) ] x 100
mLsmpl
= 1000 x [ (11,5 x 0,1001) + (9,06 x 0,0999) ] x 100
50
= 20 x 2,0562 x 100
= 796,4827 mg/L

2. Alkalinitas
Seorang ATLM menerima sampel dari PT sinde budi sentosa.Sampel layak uji
tersebut dianalisis asiditas dan alkalinitasnya. Sampel tersebut dipipet sebanyak 50,0
Ml dilakukan duplo. Setelah ditambahkan indikator fenolftalien 2 tetes sampel
ternyata berwarna. Kemudian analis melanjutkan titrasi dengan hcl 0.0999 n sebanyak
10,05 dan 10,15 mL. kemudian titrasi dilanjutkan dengan penambahan indikator metil
jingga 2 tetes dan dititrasi dengan hcl 0,0999 n sebanyak 9,99 dan 9,88 mL.
Hitung alkalinitas setiap spesi yang mungkin dan hitung pula alkalinitas total sebagai
calcium carbonate.

1
 Diketahui
Vsampel = 50,0 ml
Indikator PP =2 tetes
N HCL = 0,0999 N
V1 = 10,05 ml ⟹ p = 10,1 ml
V2 = 10,15 ml
Indikator MJ = 2 tetes
V1 = 9,99 ml ⟹q = 9,935 ml
V2 = 9,88 ml
 Ditanya
a. Alkalinitas spesi ?
b. Alkalinitas Total sebagai CaCO3 ?
 Jawab
P>Q
OH- = 1000 x (p -q) x N HCL x 17
mLsmpl
= 1000 x ( 10,1 – 9,935 ) x 0,0999 x 17
mLsmpl
= 20 x 0,165 x 0,0999 x 17
= 5,60439 mg/L

CO32- = 1000 x q x N HCL x 60


mLsmpl
= 1000 x 9,935 x 0,0999 x 60
50
= 1191,0078
Alkalinitas Total
= 1000 x (p+q) x N HCL x 100
mLsmpl
= 1000 x (10,1+9,935) x 0,0999 x 100
50
= 20 x 20,035 x 0,0999 x 100
= 4002,993 mg/

1
2.7 CARA KERJA PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Sampel
1. Pipet 50,0 mL sampel air masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL yang bersih
dan telah dibilas dengan aquadest
2. Tambahkan 2 tetes indikator fenolftalin 0,1%, homogenkan, jika:
3. Larutan sampel berwarna, maka:
4. Titrasi sampel dengan larutan HCl ± 0,1 N sampai warna merah tepat hilang (p mL)
5. Tambahkan 2 tetes metil jingga 0,1%, homogenkan
6. Titrasi kembali dengan HCl ± 0,1 N sampai berwarna jingga (q mL)
7. Larutan sampel tidak berwarna, maka:
8. Titrasi sampel dengan NaOH ± 0,1 N sampai larutan tepat berwarna berwarna merah
muda (p mL)
9. Tambahkan 2 tetes indikator metil jingga 0,1%, homogenkan
10. Titrasi kembali dengan HCl ± 0,1 N sampai berwarna jingga (q mL)
11. Hitung asiditas dan alkalinitas dalam sampel

1
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Persyaratankesehatanair :
2. Memenuhipersyaratanfisis .
3. Memenuhipersyaratankimia .
4. Memenuhipersyaratanbakteriologis.
5. Memenuhipersyaratanradioaktif.
6. Sistemperjalanan air bertitiktolak pada pergerakanantarapermukaanbumidengan
dunia atmosfir, yang mekanismenyaterjadimelalui «precipitation» dan «evaporation»
7. Air hujan yang jatuhdariatmosfir, khususnyauntukdetik-
detikcurahanpertama, membawadebu, gas-gas yang terlarutdalam
air, sertamikroorganisme yang terdapat di udaraatmosfir, dan sesudahsampai di
permukaandaratan, karenaberbagai proses pencemaran , air di
bumidapatdikatakanmeratatercemar, baik oleh mikroorganismemaupun oleh bahan-
bahankimia.
8. Alkalinitas (kebasaan), ialahbanyaknyaasam yang
diperlukanuntukmenetralkanbasadalam air, yang menyebabkan air bersifatbasa, pada
umumnyaialahbikarbonat (HCO3 -), karbonat (CO3 2-), hidroksida (OH-) dan
senyawa lain yang juga menyebabkan air bersifatbasa,
tetapikarenahanyasedikitterdapatdalam air, sehinggadapatdiabaikan

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiadnya, Ida B. R, Gunarti, dan Dinasia, S. W, Studi Kualitas Air Secara Fisika Dan
Kimia Sungai Ancar – Kota Mataram, dilihat 28 September 2020, http://poltekkes-
mataram.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/2.-STUDI-KUALITAS-AIR-SECARA-
FISIKA-DAN-KIMIA-.pdf>.
2. Mercusuar. 2015. Analisa Air Secara Kimia.
https://afrafahira.wordpress.com/2015/09/01/analisa-air-secara-kimia. Diakses 29
September 2020.
3. Indra, Asep Iin Nur. 2020. Alkalinitas Dan Asiditas. Diakses pada tanggal 29
September 2020, https://s.docworkspace.com/d/ACPOFeaBlsZS0t7Wi5anFA
4. Wahyuni, Yeni, 2020, pemeriksaan Asiditas dan Alkalinitas dalam Air. Poltekkes
Bandung https://s.docworkspace.com/d/AAgLZfKBlsZSisLIi5anFA

Anda mungkin juga menyukai