Anda di halaman 1dari 11

PRAKTEK KESLING PENGUKURAN LIMBAH PADAT

Oleh :
1. FITRI SANDOPA SIMATUPANG 170203060
2. SILVIA ROSSA TARIGAN 170203048
3. DESYANA CAUSIA PANJAITAN 170203063
4. DIONISIA DEVI N. SILABAN 150102019
5. IRWAN WARUWU 170203131

DosenPembimbing : Mido Ester Sitorus, SKM, MKM

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN
2019
PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
laporan pengukuran pH air limbah domestik, ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikiran.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang menbangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini.

Medan Februari 2019


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi suatu larutan atau air limbah sangat berhubungan dengan pH, karena
pH memiliki karakteristik penting dari air limbah. Kondisi pH suatu larutan berbeda-
beda satu sama lain, dikarenakan partikel atau senyawa yang menyusun larutan
tersebut juga berbeda–beda, pH juga bisanya digunakan sebagai parameter acuan bagi
penelitian-penelitian sebelum menggunakan suatu larutan.
Pada air limbah tentunya pH sangat sensitif pada kondisi ini. Pada pengolahan
air limbah sebelumnya kita harus tahu berapa pH air tersebut agar didapat hasil yang
sesuai keinginan. Contohnya pada pengolahan limbah yang nantinya akan dikonsumsi
oleh manusia, tentunya kondisi ini harus sesuai dengan syarat yang harus dikonsumsi
oleh manusia. Oleh karena itu sangat penting sekali mempelajari kandungan pH suatu
larutan. Pada kegiatan ini mahasiswa dituntut mampu melakukan pengukuran pH
pada air limbah.
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun
terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan karena menghasilkan zat beracun. Selain itu, dampak
lainnya adalah menciptakan media untuk tumbuhnya kuman penyakit yang dapat
merugikan kesehatan manusia. Bila dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya
menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini mengakibatkan sakit
pernapasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam tanah yang dekat dengan
sumur maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan diadakannya praktikum ini adalah:
1. Mengukur pH air limbah domestik.
2.  Mahasiswa mengetahui cara pengukuran pH air limbah domesik.
3.  Mahasiswa mengetahui pengaruh perubahan suhu pada pH air limbah
domestic
BAB II
METODE / PELAKSANAAN

2.1 Metode Praktikum


A. Waktu Praktikum
Praktikum uji pH air limbah domestik menggunakan kertas indicator universal
dilakukan dalam satu tahap yakni uji pengukuran kadar pH yang dilaksanakan pada
hari Sabtu, 26 Januari 2019 pukul 11.30 WIB sampai dengan selesai dengan
menjelaskan prosedur pelaksanaan uji pengukuran kadar pH dengan menggunakan
kertas indicator universal.

B. Tempat
Praktikum pengujian kadar pH air limbah dengan menggunakan kertas lakmus
indicator universal dilaksanan di gedung A Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Sari Mutiara Medan.

C. Alat dan Bahan


1. Botol kaca bening
2. Kertas Indikator
3. Air limbah domestic (air bekas cuci piring)

D. Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam praktikum uji pH air limbah domestik kali ini
adalah pengukuran dengan kertas lakmus indicator universal.

E. Langkah Kerja
1. Siapkan kertas indicator universal.
2. Celupkan satu kertas lakmus tersebut ke dalam larutan limbah bekas cuci
piring, lalu angkat dan cocokkan dengan indikator universal.
3. Ulangi kembali percobaan untuk memastikan hasil.
4. Catat hasil pengamaatan.

F. Hasil
Hasil pengamatan yang telah diperoleh pada praktikum pengukuran ph yaitu
pada pH pada air limbah domestic bekas pencucian piring terlihat pada kertas
indicator PH menunjukkan angka 6 bahwa dinyatakan air limbah domestic dapat
dikatakan memiliki PH normal. Menurut PERMEN LHK no 68 tahun 2016 kadar PH
air limbah domestic adalah 6-9.

G. Pembahasan

Limbah domestik merupakan air bekas dari kegiatan manusia sehari-hari


seperti mandi, mencuci, memasak, dan lain-lain. Limbah domestik yang dikeluarkan
sehari-hari tidak hanya mengandung air saja, tetapi juga hasil bilasan kotoran yang
melekat. Selain kotoran, limbah domestik juga mengandung sabun dan deterjen jika
aktivitas tersebut juga menggunakan sabun dan deterjen. Limbah domestik banyak
dihasilkan di rumah tangga. Oleh karena itu, banyak limbah domestik yang dibuang
di parit depan rumah dan tidak diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air.
pH (Power of Hydrogen) adalah keberadaan ion hidrogen di dalam perairan y
ang menggambarkan derajat keasaman suatu perairan. Klasifikasi nilai pH adalah seb
agai berikut: pH = 7 : netral, 7 < pH < 14 : basa dan 0 < pH < 7: asam. Banyak orang 
mengatakan bahwa pH sama dengan keasaman, padahal tidak. Keasaman (asiditas) m
elibatkan dua komponen yaitu jumlah asam dan konsentrasi ion Hidrogen. Pada dasar
nya, asiditas menggambarkan kapasitas kuantitatif air untuk menetralkan basa hingga 
pH tertentu, yang dikenal dengan sebutan base-neutralizing capacity (NBC), sedangk
an pH hanya menggambarkan konsentrasi ion Hidrogen. Nilai pH berkaitan erat deng
an karbondioksida dan alkalinitas. Pada pH < 5, alkalinitas dapat mencapai nol. Sema
kin tinggi nilai pH makin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbo
ndioksida bebas (Mackereth, 1989 dalam Effendi, 2004).

Untuk memenuhi syarat suatu kehidupan, air harus mempunyai pH sekitar 6,5
7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH < 6,5 ma
ka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH > 7,5 maka bersifat 
basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya ak
an mengganggu kehidupan biota akuatik yang sensitif terhadap perubahan pH (Wardh
ana, 2004).

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
Kadar PH air pada air bekas pencucian piring tersebut masih dikatakan normal, dan
tidak berbahaya jika harus dialirkan atau dibuang kebadan air.

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H. 2004. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkung

an Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Wardhana, 2004. Metode Pengambilan Contoh Air dan Pemeriksaan Bakteriologi Air

, Laboratorium Kesehatan Teknik, Yogyakarta.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai