Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

MEMBUAT LEMBARAN KERTAS PENGUJI PH

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Praktikum Biologi
Dosen Pengampu:
Lesy Lusyawati, M.Pd.

Disusun Oleh :
Ifat Uzlifat (842050721018)
Rora Gustri Corolla (842050119003)
Zetta Maynanda (842050119023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
2021
PRAKTIKUM
MEMBUAT LEMBARAN KERTAS PENGUJI PH

A. Dasar Teori
Tingkat asam atau basa pada umumnya dinyatakan sebagai nilai pH dan dapat diukur
dengan pH meter (Bleam, 2017). Nilai pH memiliki peranan penting dalam kehidupan
sehari-hari dan perlu dipantau bagi kontrol kualitas produk farmasi, kosmetik, dan
makanan (Schaude et al., 2017). Kondisi pH pada cairan tubuh perlu dipantau untuk
mengetahui tingkat kualitas kesehatan tubuh (Rios-Mera et al., 2017).
Kondisi pH sebagai salah satu parameter kualitas air perlu dimonitor bagi
kelangsungan hidup organisme seperti konsumsi air minum, pemantauan air kolam, air
akuarium, atau air pada kolam budidaya perairan (Zhao et al., 2013). Sebelumnya telah
dikembangkan suatu metode untuk mengukur nilai pH menggunakan pH meter, namun
harganya yang relatif mahal dan penggunaannya dibutuhkan keahlian khusus. Alat ukur
pH berbentuk tes strip juga tersedia di pasaran akan tetapi harga yang ditawarkan masih
relatif mahal serta terkadang menggunakan indikator bahan kimia sintesis yang tidak
ramah lingkungan (Okoduwa et al., 2015; Yang et al., 2011).
Indonesia yang terletak di lintang garis khatulistiwa merupakan salah satu negeri
dengan potensi keanekaragaman jenis flora yang melimpah. Banyak tanaman yang
berpotensi sebagai indikator alami, diantaranya adalah tanaman bunga serta bahan jenis
rimpang. Indikator berupa perubahan warna atau indikator kolorimetrik merupakan jenis
indikator yang mudah diamati secara langsung tanpa membutuhkan instrumen atau
peralatan khusus (Wasito et al., 2016).
Adanya pigmen atau zat warna pada bunga atau rimpang dapat digunakan sebagai
indikator asam-basa dengan melihat perubahan warna yang ditimbulkan (Asen et al.,
1975; Forster, 1978). Beberapa indikator alami tersebut diantaranya adalah bunga mawar
(Catharantus roseus), bunga pukul empat (Miriabillis jalapa), bunga kana (Canna indica),
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa), bayam merah (Bisella alba), kol ungu (Brassica
oleraceae), rimpang kunyit (Curcuma domestica) dan beberapa jenis tanaman lainnya
(Chen and Gu, 2013; Izonfuo et al., 2006; Okoduwa et al., 2015; Pourjavaher et al., 2017;
Singh et al., 2011). Hampir semua tumbuhan yang menghasilkan warna dapat digunakan
sebagai indikator karena dapat berubah warna pada suasana asam dan basa, meskipun
perubahan warna yang dihasilkan masih kurang jelas untuk perubahan pH tertentu.
Masing-masing tanaman, bunga dan rimpang yang digunakan sebagai indikator alami
asam basa penggunaannya masih terbatas berupa larutan tunggal yang tidak tahan lama,
tidak stabil, kurang praktis penggunaannya dan masih mempunyai trayek pengukuran pH
yang sempit. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu prototipe alat ukur pH yang dapat
menentukan tingkat asam atau basa dalam bentuk test strip yang lebih sederhana, murah,
akurat, dan ramah lingkungan serta dapat mengukur pH 0 hingga 14 dengan lebih spesifik
dengan menggabungkan beberapa indikator alami. Alat ukur pH berbentuk test strip yang
dikembangkan juga perlu diuji performa analisis serta kemampuan terurai secara alami
dan dapat diaplikasikan untuk mengukur berbagai produk sehari-hari dengan hasil yang
baik

B. Tujuan Praktikum

Untuk membuat alat alternatif yang dapat menguji pH zat/larutan

C. Alat dan Bahan


a. Alat
 Cutter
 Alu & mortar
 Pembakar
 Pengaduk
 Korek
 Tabung reaksi
 Gunting
 Kertas HVS
 Termometer
 Gelas ukur
 Kertas saring
 Korek

b. Bahan
 Deterjen cair
 Cuka
 Air
 Buah naga
 Alkohol
 Garam

D. Cara Kerja
1. Ambil daging buah naga. Kemudian haluskan menggunakan alu dan mortar.
2. Didihkan 500 ml air. Tuang air mendidih ke blender yang buah naga agar
zat.antosianin ynag dibutuhkan dari buah naga tersebut dapat keluar.
3. Haluskan sampai berubah warna menjadi ungu tua. Perubahan warna menjadi
ungu tua merupakan tanda zat antosinain yang terkandung pada buah naga
berhasil dikeluarkan. Saring dan dinginkan .
4. Tambahkan 50 ml alkohol isopropil pada larutan. Jika terjadi perubahan warna
tambahkan cuka hingga larutan kembali berwarna ungu tua.
5. Celupkan kertas hingga Seluruhnya terendam ke dasar larutan. Kemudian
keringkan diatas handuk. Cari lokasi yang bebas dari uap asam dan basa.
6. Setelah kering. Potong kertas seukuran jari telunjuk. Simpan kertas di tempat
sejuk, kering dan kedap udara.
7. Uji coba kertas tersebut dengan berbagai larutan asam, basa dan garam.

E. Data dan Hasil Pengamatan


a. Tabel Hasil Pengamatan
No. Larutan Warna kertas pH alternatif
1 Asam pudar dan terdapat gelembung
2 Basa putih dan tidak ada gelembung
3 Garam sedikit pudar dan tidak ada gelembung.

b. Foto Hasil Pengamatan


F. Pembahasan
Berdasarkan percobaan diatas menghasilkan, Setelah kertas pH alternatif dari ekstrak
buah naga di keringkan (belum benar-benar kering) diuji coba pada larutan asam (cuka) basa
(sabun) dan netral (garam) pada larutan yg memiliki pH asam warna kertas uji pH alternatif
pudar dan terdapat gelembung-gelembung pada kertas uji coba. Pada larutan basa (sabun)
kertas uji coba menjadi putih dan tidak ada gelembung. Sedangkan pada larutan netral
(garam) warna kertas uji coba pH sedikit pudar dan tidak ada gelembung. Pada percobaan
membuat kertas uji coba pH alternatif, buah naga yang digunakan kurang banyak dan
penjemurannya kurang maksimal sehingga hasil yang didapat masih kurang maksimal.

G. Kesimpulan
Berdasarkan studi pustaka yang kami dapatkan bahwa, menurut hasil praktikum yang
dilakukan dalam menggunakan bahan alami , ditemukan bahan alternatif kertas uji pH yang
bahanya mudah ditemukan juga sangat ramah lingkungan ,Pembuatan kertas pH dari ekstrak
buah naga dinilai kurang maksimal karena perubahan warna yang di alami tidak memiliki
perubahan warna secara kontras.

H. Daftar Pustaka
 Achmad, Hiskia. 1882. Kimia Larutan. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam: ITB.
 Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
 S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. FPMIPA – IKIP Padang: ITB.
 Sutresna, Nana. 2003. Pintar Kimia Jilid 3. Jakarta :Ganeca exact
 Sutresna, Nana.2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Bandung: Grafindo
Media Pratama
I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai