Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

INDIKATOR ASAM BASA

Disusun oleh:
Nadhira Maharani Putri (19)
Paschalia Daeli (23)
Tiara Afifah (29)
Yoas Palma Cindy Simatupang (30)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)


KESEHATAN LETRIS INDONESIA 2
2023
A. JUDUL:
Praktikum Indikator Asam Basa

B. TUJUAN:
Mengidentifikasi beberapa jenis larutan menggunakan indikator alami dan buatan.

C. DASAR TEORI:
Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi
dengan pembentukan ion hidrogen sebagai ion positif. Sedangkan basa didefinisikan
sebagai zat yang bisa dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion
OH- sebagai ion negatif (Hardjono, 2005 : 4).
Asam memiliki sifat spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak
permukaan logam dan lantai marmer atau disebut korosif. Asam dapat bereaksi dengan
logam dan menghasilkan gas hidrogen, sebagai indikator sederhana terhadap senyawa asam
dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru
menjadi merah. (Kenaan, dkk, 1984 : 12).
Basa merupakan semua zat yang dapat menetralkan asam. Selain itu, basa memiliki
kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai
keperluan. Sebagai indikator sederhana senyawa basa dapat dipergunakan kertas lakmus,
dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru (Windarti, 2008 : 7).
Indikator adalah sesuatu yang digunakan untuk mengindikasi benda atau zat masuk
ke dalam suatu kategori, dalam hal ini adalah asam atau basa. Sifat-sifat indikator
bergantung kepada sifat benda atau zat yang diuji, dengan kata lain indikator akan memiliki
warna yang berbeda dalam keadaan asam dan basa. Beberapa indikator seperti Fenolftalein,
Methyl orange, Bromtimol biru umum digunakan untuk menentukan keasaman dalam
titrasi asam-basa (Brady, 1999 : 78).
Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang mempunyai satu warna
jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi dari pada suatu harga tertentu dan suatu warna lain
jika konsentrasi itu lebih rendah. Indikator asam basa dapat berubah warna apabila pH
lingkungan berubah. Apabila dalam suatu titrasi asam maupun basa merupakan elektrolit
kuat, larutan pada titik ekuivalen akan mempunyai pH = 7. apabila asam ataupun basa
merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalami hidrolisis pada titik
ekuivalen larutan akan mempunyai pH > 7. Harga pH yang tepat dapat dihitung dari tetapan
ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari konsentrasi larutan yang diperoleh.
(Sundari, 2016 : 2).
Indikator titrasi asam basa adalah zat-zat warna yang warnanya bergantung pada
pH larutan, atau zat yang dapat menunjukkan sifat asam, basa dan netral. Sebagai contoh
kertas lakmus merah atau biru, berwarna merah dalam larutan yang pHnya kurang dari 5,5
dan berwarna biru dalam larutan yang pHnya lebih dari 8. Dalam larutan yang pHnya 5,5 -
8 warna lakmus adalah kombinasi warna merah dan biru. Batas-batas pH saat indikator
mengalami perubahan warna disebut trayek indikator (Marwati, 2010 : 3).
Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas
lakmus merah akan menjadi berwarna biru ketika berada pada larutan yang bersifat basa,
dan tetap merah pada larutan yang bersifat asam. Kertas lakmus biru akan menjadi
berwarna merah ketika berada pada larutan yang bersifat asam, dan tetap biru pada larutan
yang bersifat basa.
Perubahan warna kertas lakmus sebenarnya karena adanya orchein (ekstrak
lichenes) warna biru dalam kertas lakmus. Lakmus biru dibuat dengan menambahkan
ekstrak lakmus berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus
dan dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas
lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan
anion, sehingga tidak bereaksi dengan anion (OH-). kertas lakmus merah dibuat dengan
proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam
sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein
pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan ke
dalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah
memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah
ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali
terbentuk (Chang, 2009 : 198).
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian
asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-
umbian, kulit buah, dan dedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis
tanamannya. Cara membuat indikator asam basa alami, yaitu:
1. Menumbuk bagian yang berwarna pada mortar.
2. Menambahkan sedikit aquades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
3. Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan diteteskan pada keramik.
4. Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak dapat
berubah warna.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya
kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan
basa akan berwarna hijau. Lalu kunyit, dari larutan ekstrak yang berwarna kuning pekat
(mendekati oranye) akan berubah menjadi kuning jernih dalam suasana asam dan berwarna
merah bata dalam suasana basa (Evans, 1998).

D. METODOLOGI:
1. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Senin, 15 Maret 2023
Tempat : Kelas XI FA 1
Pukul : 10.45 - 13.30

2. Alat dan bahan


a. Indikator alami:
- Ekstrak kunyit
- Ekstrak bunga sepatu
- Ekstrak daun puring.
b. Indikator buatan:
- Lakmus biru
- Lakmus merah
- Kertas pH universal
c. Bahan:
- Cuka
- Jeruk,
- Teh
- Sabun mandi
- Detergen
- Air mineral botol.
d. Alat
- Gelas plastik
- Pipet tetes.
3. Desain Percobaan

4. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Untuk indikator alami siapkan ekstrak yang dicampur dengan air dari tanaman bunga
sepatu, kunyit dan daun puring.
c. Siapkan keramik, tetesi dengan 2 tetes indikator alami menggunakan pipet dan tetesi lagi
dengan bahan-bahan untuk diujikan.
d. Amati perubahan warna pada keramik dan catat hasilnya di laporan praktikum.
e. Untuk indikator buatan, siapkan kertas lakmus merah, kertas lakmus biru dan kertas pH
universal.
f. Tuang semua bahan-bahan di gelas plastik yang berbeda.
g. Celupkan setengah bagian kertas lakmus merah, kertas lakmus biru, dan kertas pH
universal pada setiap gelas.
h. Tunggu hingga kering, amati perubahan warna, dan catat di laporan praktikum.
E. DATA HASIL
Ekstrak Ekstrak
Nama Lakmus Lakmus Kertas Ekstrak
Bunga Daun Asam/Basa
Bahan Merah Biru Universal Kunyit
Sepatu Puring
Air Cuka Merah Merah 2 Merah Kuning Hijau Asam
Air Jeruk Merah Merah 4 Merah Kuning Kuning Asam
Air Teh Merah Merah 5 Merah Kuning Oranye Asam
Air
Sabun Biru Biru 7 Merah Kuning Hijau Netral
Mandi
Air Merah
Biru Biru 11 Hijau Hijau Basa
Detergen Bata
Air
Biru Biru 7 Merah Kuning Hijau Netral
Mineral

F. PEMBAHASAN:
Praktik yang berjudul “Indikator Asam Basa” ini bertujuan agar siswa/siswi dapat
mengidentifikasi beberapa jenis larutan menggunakan indikator alami dan buatan.
Praktikum dilakukan pada hari Senin, 15 Mei 2023 pukul 10.45 - 13.30 di kelas XI Farmasi
1. Alat dan bahan yang digunakan adalah piring keramik sebagai wadah bahan indikator
alami, pipit tetes, bunga sepatu, kunyit dan daun puring sebagai indikator alami, kertas
lakmus merah, kertas lakmus biru dan kertas pH universal sebagai indikator buatan, dan
gelas plastik sebagai wadah bahan indikator buatan.
Indikator alami asam-basa adalah sebuah alat yang terbuat dari ekstraksi bahan alam
berwarna yang memiliki sifat berubah warna pada kondisi lingkungan asam maupun basa.
Biasanya dibuat dari berbagai ekstrak tumbuhan yang mempunyai pigmen warna yang
keras atau mencolok seperti kunyit, bunga sepatu, daun puring, kulit manggis, kayu secang,
dan masih banyak lagi. Penggunaan bahan-bahan tersebut dengan cara dihaluskan dan
diberi air, sehingga diperoleh ekstrak bahan alam sebagai indikator alami.
Proses ekstraksi sendiri bertujuan untuk mendapatkan pigmen-pigmen dari kunyit
yaitu senyawa kurkumin (berwarna kuning), dari bunga sepatu yaitu senyawa antosianin
(berwarna merah) dan dari daun puring yaitu klorofil (berwarna hijau). hal ini sangat
penting dilakukan, mengingat senyawa tersebut mempunyai sifat tertentu terhadap kondisi
lingkungan baik asam maupun basa akan menyebabkan perubahan warna. Perubahan warna
pada kondisi asam-basa inilah yang mendasari prinsip indikator.
Indikator buatan untuk mengidentifikasi asam, basa, dan garam, antara lain kertas
lakmus, kertas indikator, bahan indikator, dan pH meter. Kertas lakmus adalah indikator
buatan yang paling sering digunakan. Kertas lakmus sendiri ada 2 jenis, yaitu kertas lakmus
merah dan kertas lakmus biru. Senyawa atau zat asam umumnya akan mampu memerahkan
kertas lakmus biru dan tidak mengubah warna kertas lakmus merah. Sementara senyawa
atau zat basa umumnya akan mampu membirukan kertas lakmus merah dan tidak
mengubah warna kertas lakmus biru. Derajat keasaman disebut pH. Asam memiliki pH di
bawah 7 dan basa di atas 7, sedangkan larutan netral memiliki pH 7. pH dapat diukur
menggunakan indikator universal atau pH meter.

G. KESIMPULAN:
Berdasarkan praktikum percobaan indikator asam dan basa dapat disimpulkan bahwa :
1. Kertas indikator alami asam-basa dibuat dengan cara menghaluskan bahan (bunga sepatu,
kunyit, dan daun puring) sampai terbentuk ekstrak yang diinginkan dan diberi aquades,
kemudian diteteskan pada keramik dan ditetesi kembali dengan bahan asam atau basa yang
diujikan.
2. Zat yang mengandung basa akan merubah lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru
tetap menjadi biru. Hal ini disebabkan basa memiliki pH > 7. Sedangkan, zat yang
mengandung asam akan merubah kertas lakmus biru menjadi merah dan lakmus merah
tetap menjadi merah. Hal ini disebabkan asam memiliki pH < 7.

H. DAFTAR PUSTAKA:

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Chang, Raymond. 2009. Kimia Dasar Konsep Inti. Jakarta : Erlangga.
Djoko, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Biologi, Kimia), Jakarta : Gravindo
Media Pratama.
Hardjono, S. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM Pers.
Kenaan, dkk. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Marwati, Siti. 2010. Aplikasi Beberapa Ekstrak Bunga Berwarna sebagai Indikator Alami
pada Titrasi Asam Basa. Yogyakarta : Jurnal sains UNY.
Windarti. 2008. Kimia Analisa Kuantatif. Yogyakarta : Departemen Perindustrian.
LAMPIRAN

Indikator lakmus merah dan lakmus biru

Indikator kertas pH universal


Hasil percobaan indikator alami

Hasil percobaan indikator alami


Hasil percobaan indikator buatan

Anda mungkin juga menyukai