Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA UMUM I


Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami

Disusun oleh :
Nama : Daow Putri Kusuma Darmawan
NIM : 21312244119
Kelas : Pendidikan IPA D 2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2021
1
A. Judul
Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami

B. Tujuan
Siswa terampil melakukan percobaan identifikasi sifat larutan/zat berbagai bahan yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan indikator alami.

C. Dasar Teori
Berdasarkan sifatnya, larutan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu asam, basa dan netral.
Sifat tersebut ditentukan berdasarkan nilai dari kekuatan asamnya, atau lebih sering disebut
pH (power of hydrogen). pH larutan berkisar pada skala 0 – 14. Semakin kecil nilainya,
maka larutan itu semakin asam dan sebaliknya jika nilainya semakin besar, maka larutan
tersebut bersifat basa. Untuk menentukan sifat asam dan basa suatu larutan, dapat
menggunakan indikator asam-basa, yaitu suatu senyawa kimia yang ditambahkan dalam
jumlah kecil ke dalam sampel sehingga warnanya akan berubah sesuai dengan kondisi pH
larutan tersebut. Sifat asam dan basa ditentukan oleh ada tidaknya ion H+ atau ion
OHdalam zat serta derajat ionisiasinya.
Pada tahun 1884 Svante Arhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu,
asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dan
basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion
OH- . Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih
kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatuzat yang dapat member proton(ion
H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari
suatu basa. Suatu asam bereaksidengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat(ditemukan dalam cuka) dan asam
sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Ciri-ciri asam diantaranya: rasanya asam,
dapat mengubahwarna kertas lakmus biru menjadi merah, mempunyai pH (derajat
keasaman) kurang dari 7, dapat menghantarkan listrik (termasuk larutan elektrolit),
denganlogam tertentu dapat mengahasilkan gas hydrogen dan bersifat korosif ataumerusak
bahan-bahan benda-benda yang dikenainya. Seperti halnya asam, basa juga banyak kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Para ibu rumah tangga menggunakan abu gosok
untuk mencuci piring. Basa dalam abu gosok dapat bereaksi dengan kotoran berupa lemak
atau minyak ,sehingga menjadi larut. Sedangkan, untuk mencuci piring yang sangat
berminyak perlu menggunakan sabun. Sabun dapat melarutkan lemak dan minyak. Para
penderita magh selalu minum obat berupa magnesium hidroksida atau
aluminiumhidroksida. Basa memiliki ciri-ciri seperti: pahit dan licin, mempunyai pH
lebihdari 7, mengubah warna lakmus merah menjadi biru, dapat menghantarkan listrik
(termasuk larutan elektrolit), dapat menetralkan sifat asam dan bersifat kausatik atau dapat
merusak kulit (Mulyadi, 2012).
Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang memiliki satu warna jika
konsentrasi ion hidrogennya lebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan suatu warna lain
jika konsentrasinya lebih rendah. Indikator asam basa bisa mengalami perubahan warna
jika pH lingkungan mengalami perubahan. Jika dalam suatu titrasi asam maupun basa yang
merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekuivalen akan memiliki pH=7. Jika asam
ataupun basa merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalami hidrolisis
pada titik ekivalen larutan akan memiliki pH>7. Harga pH yang tepat dapat dihitung dari
2
tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut, serta dari konsentrasi larutan yang
diperoleh (Sundari, 2016).
Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang
tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar
hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada
juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari bahasa
Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman
ini sebagai Cyperus menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak
beracun. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Cina
Selatan, Taiwan, Indonesia, dan Filipina. Beberapa penelitian membutikkan bahwa
tanaman sangat potensial sebagai obat (diuretika, tonik dan aphrodisiaka), serta arah
pengembangan obat tradisional (jamu) di Indonesia untuk menghasilkan fitofarmaka
(Anonim, 2010).
Mawar (Rosa sp.) dijuluki ratu segala bunga karena keindahannya, keanggunan dan
keharumannya. Tanaman hias ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi, diminati konsumen
dan dapat dibudayakan secara komersial dan terencana sesuai dengan permintaan pasar
(Santika, 1996). Berdasarkan kegunaannya mawar dikelompokkan kedalam bunga potong,
mawar taman, mawar tabur dan mawar bahan komestik (Marlina, dkk., 2009). Beberapa
bahan kimia yang terkandung dalam bunga mawar di antaranya tannin, geraniol, nerol,
citronellol, asam geranik, terpene, flavonoid, pektin polyphenol, vanillin, karotenoid,
stearopten, farnesol, eugenol, feniletilakohol, vitamin B, C, E,dan K. Dengan banyaknya
kandungan yang terdapat dalam bunga mawar merah, maka bunga mawar merah tersebut
dapat dijadikan sebagai bahan baku obat, antara lain sebagai pengobatan aromaterapi, anti
kejang, pengatur haid, menyembuhkan infeksi, menyembuhkan sekresi empedu, dan
menurunkan panas badan (daun dan kelopak bunga mawar) (Rukmana, 2005).
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman yang tumbuh subur
di beberapa negara seperti Indonesia yang salah satunya dapat digunakan sebagai obat
herbal. Bunga kembang sepatu berkhasiat untuk bisul, radang selaput lendir hidung,
sariawan, mimisan, gondongan (Dalimarta, 2005). Bagian bunga juga dimanfaatkan untuk
mengatasi disentri, infeksi saluan kemih, bisul, melancarkan haid (Widjayakusuma, 1994).
Tanaman kembang sepatu mempunyai kandungan flavonoid, daunnya mengandung
saponin dan polifenol, bunganya mengandung polifenol, sedangkan akarnya mengandung
tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C (Agoes, 2010). Menurut
Gajalakshmi & Ruban, (2011) senyawa yang berperan dalam aktivitas antibakteri dari
bunga kembang sepatu adalah flavonoid, alkaloid, tanin.

D. Alat dan Bahan

Alat : 1. Mortar 4. Corong gelas


2. Plat tetes 5. Pipet tetes
3. Tabung reaksi

3
Bahan : 1. Akuades 7. Sabun mandi
2. Kertas saring 8. Jeruk
3. Bunga berwarna 9. Sampel minuman kemasan
4. Kunyit 10. Shampoo
5. Alkohol 70% 11. Cuka dapur
6. Antasid (obat maag)

E. Prosedur Kerja
Potong kecil-kecil bunga sepatu (atau jenis bunga lainnya)

Masukkan ke dalam mortar dan gerus sampai lembut.

Tambahkan sedikit air (akan lebih baik jika menggunakan alkohol 70%), kemudian
saring sehingga didapatkan ekstrak bunga sepatu.

Masukkan larutan yang akan di uji ke plat tetes.

Tambahkan 2 – 3 tetes ekstrak bunga sepatu.

Amati perubahan warnanya dan catat pada lembar pengamatan.

Lakukan prosedur yang sama untuk indikator kunyit (atau bunga lainnya)

F. Data Pengamatan

Warna Indikator
No. Nama Zat
Kunyit Bunga Mawar Bunga Sepatu
1. Air Kuning Ungu muda Oranye
muda
2. Air jeruk Kuning Oranye Oranye tua
jingga
1
3. Sabun mandi Kuning Hijau keabu-abuan Coklat muda
keabu-abuan
4. Shampoo Hijau muda Abu-abu Coklat tua
5. Air soda Kuning Coklat Oranye kecoklatan
kecoklatan
6. Antasid(obat Coklat tua Hijau lumut Hijau kecoklatan
maag)

7. Cuka dapur Kuning Oranye tua Oranye tua


cerah

G. Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul “Indikator Asam dan Basa” yang dilakukan pada tanggal
25 November 2021 di rumah masing-masing praktikan pada pukul 13.40 WIB. Tujuan
praktikum ini yaitu agar siswa terampil melakukan percobaan identifikasi sifat larutan/zat
berbagai bahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan indikator
alami.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu mortar, plat tetes, tabung
reaksi, corong gelas, dan pipet tetes. Dan bahan yang digunakan yaitu akuades, kertas
saring, bunga sepatu dan bunga mawar, kunyit, alkohol 70%, antasid (obat maag), sabun
mandi, shampoo, jeruk, dan cuka dapur.
Prosedur kerjanya yaitu yang pertama potong kecil-kecil bunga sepatu (atau jenis bunga
lainnya), kemudian masukkan ke dalam mortar dan gerus sampai lembut. Tambahkan sedikit air
(akan lebih baik jika menggunakan alkohol 70%), kemudian saring sehingga didapatkan ekstrak
bunga sepatu. Masukkan larutan yang akan di uji ke plat tetes. Tambahkan 2 – 3 tetes ekstrak
bunga sepatu. Amati perubahan warnanya dan catat pada lembar pengamatan. Lakukan prosedur
yang sama untuk indikator kunyit (atau bunga lainnya).
Pada percobaan kunyit diperoleh data sebagai berikut : saat diberi kedalam zat air diperoleh
warna kuning muda. Saat diberikan pada air jeruk diperoleh warna kuning jingga. Saat diberi pada
air sabun diperoleh warna kuning keabu-abuan. Saat diberi pada shampoo diperoleh warna hijau
muda. Saat diberi air soda berwarna kuning kecoklatan. Saat diberi pada antasid diperoleh warna
cokelat tua, dan saat diberi padacuka dapur diperoleh warna kuning cerah.
Pada percobaan bunga mawar diperoleh data sebagai berikut : saat diberi kedalam zat air
diperoleh warna ungu muda. Saat diberikan pada air jeruk diperoleh warna oranye. Saat diberi
pada air sabun diperoleh warna hijau keabu-abuan. Saat diberi pada shampoo diperoleh warna
abu abu. Saat diberi air soda berwarna coklat. Saat diberi pada antasid diperoleh warna hijau
lumut, dan saat diberi pada cuka dapur diperoleh warna oranye tua.
Pada percobaan bunga sepatu diperoleh data sebagai berikut : saat diberi kedalam zat air
diperoleh warna oranye. Saat diberikan pada air jeruk diperoleh warna oranye tua. Saat diberi
pada air sabun diperoleh warna coklat muda. Saat diberi pada shampoo diperoleh warna coklat
tua. Saat diberi air soda berwarna oranye kecoklatan. Saat diberi pada antasid diperoleh warna
hijau kecokelatan dan saat diberi pada cuka dapur diperoleh warna oranye tua.

H. Diskusi
1. Klasifikasikan larutan-larutan tersebut berdasarkan sifatnya!
 Cuka dan air jeruk merupakan larutan asam.
2
 Shampoo, antacid, air soda dan sabun mandi merupakan larutan basa.

2. Sebutkan beberapa bahan dari alam yang dapat digunakan sebagai indikator asam
dan basa!

 Bunga sepatu
 Kunyit
 Bunga mawar
3. Cobalah lakukan uji sifat larutan-larutan lain yang dapat kamu temukan dalam
kehidupan sehari-hari!

Nasi yang dicampuri biuret akan berwarna ungu.

4. Buatlah laporan hasil percobaan dan presentasikan hasilnya di depan kelas!


Laporan segera menyusul.

5. Larutan antasida termasuk larutan asam atau basa? Jelaskan dengan menggunakan
teori asam/basa yang kain ketahui!

Larutan antasida merupakan larutan basa karena Antasida adalah obat yang
menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri akibat asam
lambung terlalu banyak di lambung (Gunawan, 2016:529). Mekanisme kerjanya
adalah antasida yang merupakan basa lemah bereaksi dengan asam hidroklorida
lambung untuk membentuk garam dan air (menetralkan lambung) (Katzung,
2011:1048). Farmakokinetik dari obat ini adalah antasida diserap dan diekresi oleh
ginjal. Oleh karena itu, penderita insufisiensi ginjal tidak boleh menggunakan obat ini
untuk waktu yang lama (Katzung, 2011:1049).

6. Larutan cuka dapur termasuk larutan asam atau basa? Jelaskan dengan menggunakan
teori asam/basa yang kain ketahui!
Larutan cuka merupakan larutan asam dikarenakan setelah dicampurkan dengan
indicator kunyit cuka dapur akan merubah warna menjadi warna kuning muda
sesuai dengan teori Sundari (2016 : 596) bahwa kunyit akan berwarna kuning pada
kondisi asam dan saat kondisi basa akan mengalami warna merah.

I. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat adalah :
3
Larutan akan mengalami perubahan sesuai dengan indicator yang telah diuji seperti kunyit
bahwa kunyit akan berwarna kuning pada kondisi asam dan saat kondisi basa akan
mengalami warna merah.

J. Daftar Pustaka
Julina Wati. 2020. ANALISIS AKTIVITAS ANTOSIANIN DARI BUAH SENGGANI
(Melastoma candidum L.), KULIT KOPI (Coffea arabica L.), DAN UBI JALAR
UNGU
(Ipomea batatas L.) SEBAGAI INDIKATOR ASAM BASA.
Tersedia pada: https://ejurnalunsam.id/index.php/katalis/article/download/3107/2188.
Diakses pada 29 November 2021 pada 12.40 WIB.

Mulyadi, M. 2012. Asam, Basa dan Garam.


Tersedia pada: http://memetmulyadi.blogspot.com/2012/04/asam-basa-dan-garam.html.
Diakses tanggal: 30 November 2021.
Sundari, Ratna. 2016. Pemanfaatan dan Efisiensi Kurkumin Kunyit(Curcuma domesticaVal)
sebagai Indikator Titrasi Asam Basa. Teknoin, 22(8): 595-601.

4
J. Pengesahan
Lembar Pengesahan
Halaman Pengesahan
Pratikum Indikator Asam dan Basa

Yogyakarta, 30 Oktober 2021

Nama : Daow PutriKusuma Darmwan


NIM : 21312244119
Kelas : Pendidikan IPA E 2021

Diserahkan pada tanggal 02 Desember 2021 pada pukul 00.30 Wib


Mengetahui, Asisten

(Tito Kevin Sinaga)

K. Lampiran
 Dokumentasi

Gambar 1. Hasil percobaan pada bunga sepatu


Sumber. Dokumetasi pribadi

5
Gambar 1. Hasil percobaan pada bunga mawar
Sumber. Dokumentasi pribadi

Gambar 1. Hasil percobaan pada kunyit


Sumber. Dokumentasi pribadi

 Laporan Sementara
PERCOBAAN
Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator
Alami

Kelas VII
Kompetensi Inti : 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis,membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori)
Standar Kompetensi : 4.11 Melakukan penyelidikan untuk menentukan sifat larutan yang
ada di lingkungan sekitar menggunakan indikator buatan
maupun alami
Tujuan Percobaan : Siswa terampil melakukan percobaan identifikasi sifat larutan/zat
berbagai bahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
6
menggunakan indikator alami.
Dasar Teori
Berdasarkan sifatnya, larutan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu asam, basa dan
netral. Sifat tersebut ditentukan berdasarkan nilai dari kekuatan asamnya, atau lebih sering
disebut pH (power of hydrogen). pH larutan berkisar pada skala 0 – 14. Semakin kecil
nilainya, maka larutan itu semakin asam dan sebaliknya jika nilainya semakin besar, maka
larutan tersebut bersifat basa. Untuk menentukan sifat asam dan basa suatu larutan, dapat
menggunakan indikator asam-basa, yaitu suatu senyawa kimia yang ditambahkan dalam
jumlah kecil ke dalam sampel sehingga warnanya akan berubah sesuai dengan kondisi pH
larutan tersebut.
Sifat asam dan basa ditentukan oleh ada tidaknya ion H + atau ion OH- dalam zat
serta derajat ionisiasinya. Pada tahun 1884 Svante Arhenius mengemukakan teori tentang
asam dan basa yaitu, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan

menghasilkan ion H+ dan basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan

terionisasi menghasilkan ion OH-.

Alat dan Bahan

Alat : 1. Mortar 4. Corong gelas


2. Plat tetes 5. Pipet tetes
3. Tabung reaksi

7
Bahan : 1. Akuades 7. Sabun mandi
2. Kertas saring 8. Jeruk
3. Bunga berwarna 9. Sampel minuman kemasan
4. Kunyit 10. Shampoo
5. Alkohol 70% 11. Cuka dapur
6. Antasid (obat maag)

Prosedur Kerja
1. Potong kecil-kecil bunga sepatu (atau jenis bunga lainnya)
2. Masukkan ke dalam mortar dan gerus sampai lembut.
3. Tambahkan sedikit air (akan lebih baik jika menggunakan alkohol 70%),
kemudian saring sehingga didapatkan ekstrak bunga sepatu.
4. Masukkan larutan yang akan di uji ke plat tetes.
5. Tambahkan 2 – 3 tetes ekstrak bunga sepatu.
6. Amati perubahan warnanya dan catat pada lembar pengamatan.
7. Lakukan prosedur yang sama untuk indikator kunyit (atau bunga lainnya)

Data Pengamatan

Warna Indikator
No. Nama Zat
Kunyit Bunga Mawar Bunga Sepatu
1. Air Kuning Ungu muda Oranye
muda
2. Air jeruk Kuning Oranye Oranye tua
jingga
3. Sabun mandi Kuning Hijau keabu-abuan Cokelat muda
keabu-abuan
4. Shampoo Hijau muda Abu-abu Cokelat tua
5. Air soda Kuning Cokelat Oranye kecokelatan
kecoklatan
6. Antasid(obat Coklat tua Hijau lumut Hijau kecokelatan
maag)

7. Cuka dapur Kuning Oranye tua Oranye tua


cerah

Pertanyaan
1. Klasifikasikan larutan-larutan tersebut berdasarkan sifatnya!
 Cuka dan air jeruk merupakan larutan asam.
 Shampoo, antacid, air soda dan sabun mandi merupakan larutan basa.

2. Sebutkan beberapa bahan dari alam yang dapat digunakan sebagai indikator
asam dan basa!

 Bunga sepatu
 Kunyit
 Bunga mawar

3. Cobalah lakukan uji sifat larutan-larutan lain yang dapat kamu temukan dalam
kehidupan sehari-hari!

Nasi yang dicampuri biuret akan berwarna ungu.

4. Buatlah laporan hasil percobaan dan presentasikan hasilnya di depan kelas!


Laporan segera menyusul.

5. Larutan antasida termasuk larutan asam atau basa? Jelaskan dengan


menggunakan teori asam/basa yang kain ketahui!

Larutan antasida merupakan larutan basa karena Antasida adalah obat yang
menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri akibat
asam lambung terlalu banyak di lambung (Gunawan, 2016:529). Mekanisme
kerjanya adalah antasida yang merupakan basa lemah bereaksi dengan asam
hidroklorida lambung untuk membentuk garam dan air (menetralkan lambung)
(Katzung, 2011:1048). Farmakokinetik dari obat ini adalah antasida diserap dan
diekresi oleh ginjal. Oleh karena itu, penderita insufisiensi ginjal tidak boleh
menggunakan obat ini untuk waktu yang lama (Katzung, 2011:1049).

6. Larutan cuka dapur termasuk larutan asam atau basa? Jelaskan dengan
menggunakan teori asam/basa yang kain ketahui!
Larutan cuka merupakan larutan asam dikarenakan setelah dicampurkan dengan
indicator kunyit cuka dapur akan merubah warna menjadi warna kuning muda
sesuai dengan teori Sundari (2016 : 596) bahwa kunyit akan berwarna kuning
pada kondisi asam dan saat kondisi basa akan mengalami warna merah.

Anda mungkin juga menyukai