Anda di halaman 1dari 15

PEMANFAATAN BAHAN ALAM

SEBAGAI INDIKATOR LARUTAN ASAM-BASA

Oleh
Thesa T.R.E. Mboro
XII IPA III

YAYASAN CITRA BINA INSAN MANDIRI


SMA KRISTEN CITRA BANGSA
2022
PEMANFAATAN BAHAN ALAM (JENIS BAHAN ALAM YANG
DIPAKAI) SEBAGAI INDIKATOR LARUTAN ASAM-BASA

Tujuan pembuatan template artikel ilmiah ini adalah untuk memberikan


panduan umum bagi penulis dalam menyajikan hasil penelitian dan/atau
gagasannya pada karya ilmiah. Metode penyajian pada artikel ilmiah
sebaiknya mengikuti pola umum yang biasa digunakan pada jurnal yang
bereputasi, sehingga memudahkan penulis dalam mengirimkan artikel pada
jurnal tersebut; penulisan karya ilmiah perlu disesuaikan pula pada
kebiasaan yang digunakan untuk disiplin ilmu yang menjadi kepakaran
penulis. Abstrak diharuskan mengandung unsur-unsur: tujuan, metodologi,
hasil/temuan penting dan kesimpulan. Apabila memungkinkan dapat
ditambahkan narasi/informasi mengenai batasan penelitian, implikasi
praktis dan implikasi sosial. Umumnya penyajian abstrak tidak melebihi
200 kata.

Kata Kunci: Artikel Ilmiah; Ssistematika; Sitasi (kata kunci maksimal 5


kata yang mewakili tulisan disusun urut secara alphabetic).
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada pH larutan atau zat
yang dapat menunjukkan sifat asam, basa, dan netral pada suatu larutan Pada
pembelajaran IPA di sekolah menengah khususnya pada materi klasifikasi zat, indikator
asam basa ini sangat penting keberadaannya karena digunakan siswa melakukan
praktikum untuk menguji dan mengetahui hasil berupa derajat keasaman ataupun
kebasaan suatu zat, sehingga dapat diketahui bahwa zat tersebut masuk ke dalam sifat
asam atau basa.

Untuk mengenali sifat asam atau basa tidak mungkin dengan mencicipinya secara
langsung karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang berbahaya.
Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator. Indikator
alami asam basa yang dapat memberikan warna tertentu. Indikator adalah suatu senyawa
kompleks yang dapat memberikan reaksinya dengan senyawa asam basa. Penggunaan
senyawa untuk mengetahui jenis suatu larutan. Indikator yang sering digunakan antara
lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan
memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini
biasanya dikenal sebagai indikator sintetis.

Tumbuh-tumbuhan atau jenis tanaman dapat menjadikannya sebagai indikator


alami. Seperti halnya kol ungu, kulit manggis, bunga sepatu, dan bunga bougenville.
Selain itu bunga pacar air, dan juga kunyit. Tak sedikit tumbuhan yang mempunyai
kandungan zat kimia. Zat tersebut berasal dari famili antosianin dengan warna yang
alami. Memiliki warna merah pada larutan asam, sedangkan biru pada larutan basa.

Wadkar et al. (2008), telah menguji tanaman Careya arborea Roxb yang
merupakan tanaman yang banyak mengandung antosianin anggota dari flavonoid serta
keberadaannya cukup banyak di India sebagai indikator asam basa. Indikator dari ekstrak
daun Careya arborea mengalami perubahan warna kuning pada keadaan asam kuat dan
warna coklat pada basa kuat.

Dari peneliti lainnya meneliti buah karamunting, hasilnya bahwa larutan indikator
buah karamunting memberikan warna merah pada suasana asam, akan menjadi semakin
muda dan kuning apabila keasamannya berkurang. Pada suasana 2 basa berwarna ungu
dan menjadi biru bila basanya semakin kuat.para peneliti lainnya , menggunakan bunga
Malvaviscus penduliflorus sebagai indikator kertas asam basa dan hasilnya menunjukkan
bahwa terjadi perubahan warna pink kekuningan (peach) jika dicelupkan pada larutan
asam dan hijau pada larutan basa.
Adanya penelitian mengenai cara pembuatan indikator dari bahan alami dalam
bentuk kertas, supaya dapat disimpan dalam waktu lama dan dapat digunakan kapan saja.
Potensi suatu tanaman dapat dijadikan indikator asam basa karena kandungan
antosianinnya yang berasal dari pigmen warna merah-ungu pada suatu tanaman. Stabilitas
warna antosianin dipengaruhi oleh pH.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dari karya ilmiah ini
adalah melakukan eksperimen dan menganalisa data dari pemanfaatan bahan alam
(jenis bahan alam yang dipakai) untuk indikator larutan asam-basa.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui bahan alam mana saja yang dapat digunakan sebagai
pengganti indikator universal dan kertas lakmus dalam menentukan
sifat asam dan basa dari setiap larutan uji.
2. Mengetahui cara membuat bahan alam menjadi alat uji sifat asam dan
basa pengganti kertas lakmus untuk setiap larutan uji.
3. Mengetahui bagaimana cara menentukan sifat asam dan basa dari suatu
larutan uji menggunakan bahan alam yang dihasilkan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bisa menggembangkan ilmu pengetahuan kita tentang materi asam dan
basa
2. Menambah pemahaman ilmu tentang tanaman yang dapat digunakan
sebagai indikator asam-basa selain dari bahan yang sudah banyak
digunakan.
3. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sarana penunjang untuk
mempermudah pelaksanaan praktikum asam-basa di sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asam dalam bahasa Inggris acid dan dalam bahasa Latin acidus yang berarti rasa
asam. Secara kimia asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion Hidrogen
(H+). Asam akan terionisasi menjadi ion Hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan
negatif. Sifat-sifat asam adalah sebagai berikut:

 Mempunyai rasa masam.


 Mengubah lakmus biru menjadi merah.
 Bersifat korosif. Oleh karnanya asam dapat melarutkan berbagai jenis logam,
semisal seng, dan aluminium.
 Mempunyai pH yang kurang dari 7.

Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat melepaskan ion
hidroksida (OH-). Sifat-sifat basa yaitu:

 Mempunyai rasa pahit


 Dapat mengubah lakmus merah menjadi biru.
 Dapat menetralkan asam.
 Basa kuat bersifat kaustik. Apabila terkena kulit (seperti Natrium Hidroksida)
akan terasa perih dan menyebabkan luka.
 Mempunyai pH lebih dari 7.

Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam, basa atau netral. Untuk mengetahui sifat
asam, basa, atau netral dapat dengan menggunakan suatu Indikator.

Indikator adalah zat yang dapat digunakan untuk menunjukan sifat suatu zat
melalui perubahan warnanya yang khas. Indikator ini dapat berupa Indikator buatan yang
ada di Laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan
menggunakan bahan dari alam. Indikator buatan yaitu indikator siap pakai yang sudah
dibuat dilaboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contohnya adalah kertas lakmus dan
indikator universal. Identifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan kertas Lakmus
di ciptakan oleh para Ilmuwan dari sejenis zat yang diperoleh dari jenis Lumut
kerak/Liken (Rocella tinctoria), suatu jenis simbiosis jamur dan alga. Lakmus yang
banyak digunakan dalam Laboratorium- laboratorium kimia sekarang ini tersedia dalam
bentuk kertas. Kertas lakmus jenisnya ada dua, yaitu kertas Lakmus merah dan kertas
Lakmus biru. Semua zat tergolong asam apabila:

 Lakmus Biru berubah menjadi merah, atau


 Lakmus merah tidak berubah warna

Semua zat tergolong basa apabila:

 Lakmus merah berubah menjadi biru, atau


 Lakmus biru tidak berubah warna
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal. Ada dua
macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.

a. Indikator Kertas (Indikator Stik)


Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis
ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai
indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian
dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

b. Larutan Indikator
Identifikasi sifat asam basa dengan menggunakan larutan Indikator
universal yang ada dilaboratorium menggunakan empat jenis larutan yaitu
larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Metil
jingga adalah indikator pH yang sering digunakan dalam titrasi karena
perubahan warnanya yang jelas dan kontras. Oleh karena ia berubah warna
pada Ph sedikit asam, maka biasa digunakan dalam titrasi asam. Tidak seperti
indikator universal, metil jingga tidak memiliki spektrum perubahan warna
yang lengkap, tetapi memiliki titik akhir yang lebih tajam.

Fenolftalein, adalah salah satu indikator asam basa sintentik yang memiliki
rentang pH antara 8,00-10,0. jika pada larutan asam tidak memiliki warna. Pada larutan
Basa berwarna merah. Dan pada larutan netral tidak memiliki warna. Metil merah, sama
dengan larutan metil jingga. jika pada larutan asam berwarna merah, pada larutan basa
berwarna kuning. Dan pada larutan netral berwarna kuning. Bromtimol biru jika pada
larutan asam berwarna kuning, pada larutan basa berwarna biru, dan jika pada larutan
netral berwarna biru agak kuning. Untuk mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain
menggunakan kertas lakmus dan indikator universal, kita juga dapat menggunakan
indikator alami yaitu yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan – bahan alami, dimana
cara memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang
memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa. Indikator alami yang
biasa di pakai dalam pengujian asam-basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok,
umbi-umbian, kulit buah, berupa bunga – bungaan, seperti bunga sepatu, bunga
hidrangea, kol ungu, kunyit, kembang kertas, dan beberapa jenis tumbuhan lainnya.
Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna yag memberi warna berbeda dalam
larutan asam dan larutan basa. Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman
merupakan senyawa organik bewarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu
mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat.
BAB III
METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di ?????

3.1.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan dari bulan ????
3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Tabel 3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan


Alat dan Bahan Jumlah
Neraca O-Haus
Blender
pH meter Digital
Tabung Reaksi 14 buah
Rak Tabung Reaksi (3 buah)
Gelas Kimia 300 mL
Pisau
Pipet
Spatula
Spidol
Saringan
Kertas Label
Bahan Alam (Contoh: Kol Ungu)
Aquades 200 mL
Alkohol 70%

3.3 Cara Kerja


a. Umum
Kol ungu (100 gram) dicampur dengan 50 mL aquades, kemudian
diblender sampai halus. Setelah itu dilarutkan dalam 150 mL alkohol 70 %
Aduk dan saring sehingga diperoleh filtrat sebagai larutan indikator kol
ungu yang siap digunakan.
b. Membuat Pita Warna pH Indikator Kol Ungu
1. Menyiapkan larutan standar yang akan diuji yang memiliki pH 1 – 14
dan tempatkan 100 mL masing-masing larutan tersebut ke dalam gelas
kimia, kemudian diuji pH nya dengan pH meter digital untuk
mamastikan bahwa larutan standar tersebut memiliki pH 1–14.
2. Ambil masing-masing larutan tersebut sebanyak 4 mL dan tempatkan
pada tabung reaksi
3. Berikan label dengan menuliskan besar pH pada masing -masing tabung
reaksi (pH = 1 s.d pH = 14)
4. Uji masing-masing larutan tersebut dengan menambahkan 10 tetes
indikator kol ungu, goyang setiap tetes penambahan indikator kol ungu
dan baca warna yang dihasilkan setelah penambahan indikator kol
ungu.
5. Urutkan warna keempatbelas tabung reaksi menurut kenaikan pH
6. Perhatikan warna yang terjadi dan buat pita warna indikator larutan uji
yang telah diketahui pH nya dengan bantuan komputer berdasarkan
warna larutan.
7. Mencetak pita warna indikator kol ungu dan siap dijadikan pedoman
warna pH setiap percobaan penentuan pH dengan larutan indikator kol
ungu.
8. Hasil pembuatan pita warna pH indikator kol ungu dibuatkan rentang
perubahan warna indikator kol ungu dalam suasana asam dan basa.
9. Pita warna siap digunakan sebagai pedoman untuk menentukan pH
larutan dengan indikator kol ungu.
c. Pemanfaatan Kol Ungu dalam Praktik Kimia
1. Membuat larutan indikator kol ungu: (100 gram) diblender sampai
halus, kemudian dilarutkan dalam 50 ml aquades dan etanol 70 % (150
mL). Aduk dan saring sehingga diperoleh filtrat sebagai larutan
indikator kol ungu, (larutan indikator kol ungu ini dapat bertahan
kurang lebih selama 3 bulan)
2. Tabung reaksi diletakkan pada rak tabung sejumlah larutan yang akan
diuji.
3. Larutan-larutan yang akan diuji masing-masing dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kurang lebih 4 ml.
4. Amati warna masing-masing larutan tersebut sebelum ditambahkan
indikator kol ungu dan catat.
5. Menambahkan larutan indikator kol ungu pada masing-masing larutan
uji sebanyak 10 tetes dengan menggunakan pipet tetes.
6. Mengamati dan memcatat perubahan warna larutan uji dan bandingkan
dengan pita warna pH indikator kol ungu.
7. Menentukan pH larutan uji dengan menggunakan skala pH yang ada
pada pita warna pH indikator kol ungu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan dipaparkan dengan panjang 60-70% dari panjang badan artikel.
Hasil analisis/penelitian adalah bagian inti dari artikel ilmiah. Hasil analisis/penelitian
umumnya berisikan hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis. Untuk memperjelas
memaparan hasil analisis/penelitian dilengkapi dengan bagan, tabel dan/atau grafik.

Pembahasan merupakan penjelasan dari data yang diperoleh. Pembahasan bertujuan


untuk menjawab masalah, menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan temuan dari
hasil kajian/penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada, menyusun teori
baru atau memodifikasi teori yang sudah ada.
Gambar dan Tabel

Seluruh gambar dan tabel ditempatkan di tengah badan artikel dan diberi nomor secara
berurutan. Contoh penyajian gambar disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Gambar dengan gaya kotak

Penulisan legenda dari gambar dan tabel menggunakan model penulisan Sentence Case.
Keterangan gambar ditempatkan di bagian tengah badan artikel (horizontal), sedangkan
keterangan tabel ditempatkan pada sisi kiri. Adapun contoh penulisan tabel, disajikan
pada Tabel 1.

Tabel 4.1 Data Penelitian


No Sifat Keasaman-Kebasaan
Nama Bahan
. Asam Netral Basa
1
2
3
4

PS: Bahan yang digunakan dapat ditentukan sendiri sesuai dengan


keinginan siswa/i.
Deskripsikan data diatas dengan baik dan benar. Deskripsi data tujuannya untuk
meringkas kita membaca data dengan menemukan pusat data, melihat persebaran
data dan menangkap informasi dari data lewat visualisasi. Deskripsi data dapat
membantu orang untuk memahami data kita dengan baik dan benar. Deskripsi
data juga bisa berupa penyampaian data anomaly beserta alasan yang mendasari
hal tersebut terjadi.

Gambar 4.2 Pita Warna pH Indikator Kol Ungu

Pembuatan pita warna pH indkator bertujuan menunjukan hasil kesimpulan


penelitian secara gambar sehingga dapat memudahkan orang memahami tujuan
dan hasil penelitian kita.

Deskripsikan pita warna pH indikator bahan alam diatas dengan baik dan benar.
Deskripsi pita warna bertujuan untuk meringkas kita membaca data dengan
menemukan pusat data, melihat persebaran data dan menangkap informasi dari
data lewat visualisasi. Deskripsi ini juga dapat membantu orang untuk memahami
data kita dengan baik dan benar. Deskripsi data juga bisa berupa penyampaian
data anomaly beserta alasan yang mendasari hal tersebut terjadi.
BAB V
PENUTUP

Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran pada penelitian ini. Pada bagian
kesimpulan, kamu harus menuliskan kesimpulan secara menyeluruh atas
pembahasan atau isi dari makalah. Sedangkan pada bagian saran, kamu cukup
menuliskan saran atau rekomendasi kamu terhadap tema atau persoalan yang
diangkat dalam makalah. Bagian penutup yang baik umumnya memenuhi
beberapa syarat, yakni tidak bertele-tele, fokus merangkum bagian isi makalah,
dan tidak memberikan saran atau rekomendasi yang tidak ada hubungannya
dengan pembahasan.

Bagian penutup dalam makalah lebih menonjolkan mengenai kesimpulan yang


bisa di dapat di dalam makalah yang sudah kamu buat. Untuk membuat
kesimpulan yang baik dan benar, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan.
Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Isi dalam kesimpulan harus berupa analisis dari kajian pustaka dan juga
interpretasi dari tema yang telah diangkat. Bisa berupa implikasi dan bisa
juga berupa inferensi.
2. Isi dalam kesimpulan sebaiknya mengandung saran yang ditujukan untuk
pembaca.
3. Kesimpulan makalah sebaiknya dibuat dengan menjelaskan secara singkat
isi dari karya ilmiah yang telah dijelaskan pada sebelumnya.
4. Dalam membuat kesimpulan karya tulis ilmiah, hindari menyimpulkan
materi yang tidak di ulas dalam pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber rujukan berasal dari referensi 5 (lima) tahun terakhir yang bersumber dari 80%
jurnal bereputasi dan 20% dari buku. Sitasi dari referensi menggunakan pola umum yang
digunakan oleh penerbit artikel ilmiah. Untuk template ini menggunakan gaya sitasi yang
diterbitkan oleh American Psychological Association (APA) Six Edition. Untuk
memudahkan peralihan gaya sitasi sebaiknya menggunakan meta data yang
dikembangkan oleh Mendeley, Zotero, EndNote dan model sitasi yang tersedia pada
MsWord©. Pada pengolahan kata MsWord©, manajemen sitasi dapat dilakukan pada
menu REFERENCES. Contoh daftar rujukan dengan APA Syle six editon sebagai
berikut.

Contoh:

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Panduan penulisan daftar pustaka yang ditulis menggunakan APA Style, sebagai berikut.

Buku
Penulisan secara umum
Author, A. A. (Year). Title of work. Location: Publisher.

Satu penulis
Seidman, I. (2006). Interviewing as qualitative research. New York: Teachers College
Press.

Buku multivolume
Hodgson, M. G. S. (1974). The venture of Islam: Conscience and history in a world
civilization (Vols. 1-3). Chicago: University of Chicago Press.

Mengutip buku anthology secara utuh


Lewandowski, D. (Ed.). (2012). Web search engine research. Bingley, UK: Emerald.

Mengutip bab dari buku anthology


Melucci, M. (2012). Search engines and rank correlation. In D. Lewandowski (Ed.), Web
search engine research (pp. 203–224). Bingley, UK: Emerald.

Artikel jurnal tercetak


Suparta, M. (2014). Pendidikan transformatif menuju masyarakat demokratis. Islamica:
Jurnal Studi Keislaman, 7(2), 406–425.

Artikel ejournal
Qiu, A., & Huang, J. (2012). The effects of dynamic image schema on esl students ’
systematic improvement of listening comprehension : a dynamic system theory
perspective. International Journal of Learning & Development, 2(1), 241–254.
http://doi.org/10.5296/ijld.v2i1.1320

Rohmah, N., Huda, M., & Kusmintardjo, A. Y. (2016). Strategi peningkatan kemampuan
dosen dalam penulisan karya ilmiah (studi multi kasus pada UNISDA dan
STAIDRA di Kabupaten Lamongan). Jurnal Pendidikan, 1(7), 1312-1322.
Retrieved from http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6560/2795

Artikel majalah tercetak dan online


Hidayat, K. (2011, June). Awas, kampus semakin radikal. Campus Indonesia, 1(3), 98–
99.

Artikel surat kabar tercetak dan online


Tjandra, R. (2013, January 16). Menuju era politik postmodern. Kompas, p. 6.

Febriani, D. R., & Azizati, Z. (2018). Pembuatan cuka alami buah salak dan pisang kepok
beserta kulitnya teknik fermentasi. Walisongo Journal of Chemistry, 1(2), 72-77. DOI :

Anda mungkin juga menyukai