Anda di halaman 1dari 13

PEMANFAATAN TISU SEBAGAI UJI INDIKATOR

ASAM BASA DARI BUNGA TELANG

Pembimbing: Anggraini Maulidiana, S. Pd.

Nama Anggota Kelompok:


Alvanya Keisha/05
Azizur Romadhoni/07
Dava Putra Pratama/10
Joan Dee Naila Ilmi/19
Nadia Mukaromah/26
Wistomo Nur Ramadhan/34

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 MALANG


2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam-basa adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke

dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan

kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral

adalah 7,0. Gilbert Newton Lewis seorang ahli kimia dari UC Berkeley mengusulkan teori

alternative untuk menggambarkan asam dan basa. Teorinya menjelaskan tentang asam dan

basa berdasarkan struktur dan ikatan. Asam menurut Lewis adalah suatu zat yang

mempunyai kecenderungan menerima pasangan electron dari basa. Contoh beberapa asam

Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3. Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat

memberikan pasangan elektron. Basa lewis memiliki pasangan electron bebas, contohnya

adalah NH3, Cl–, maupuan ROH.

Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan-bahan alami yang telah

diekstrak yang digunakan untuk mengetahui tingkat asam basa atau pH suatu larutan.

Larutan asam dan basa akan memberikan warna tertentu apabila direaksikan dengan

indikator. Indikator adalah zat yang warnanya berbeda dalam lingkungan asam dan

lingkungan basa (Tim Abdi Guru, 2014 : 140). Dengan indikator, kita dapat mengetahui

tingkat kekuatan suatu asam atau basa.

Indikator alami yang biasa dipakai dalam pengujian asam-basa adalah tumbuhan yang

berwarna mencolok seperti, umbi-umbian, kulit buah, bunga–bungaan, sayuran dan


beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator alami yang digunakan biasanya dalam bentuk

larutan yang kemudian diteteskan pada cairan atau larutan yang akan diuji. Jika pada larutan

terjadi perubahan warna maka larutan yang diuji tersebut bersifat asam atau basa. Namun

indikator semacam ini tidak tahan lama dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Berbeda

dengan indikator lakmus yang dapat tahan hingga bertahun-tahun. Biasa dalam percobaan

sehari-hari, indikator yang digunakan adalah kertas lakmus berwarna merah dan biru, tetapi

bisakah kita membuat kertas lakmus sendiri?

Maka pada penelitian ini dicoba membuat kertas indikator dari bahan alami yaitu dari

bunga telang dengan menggunakan kertas tisu yang dibentuk menyerupai indikator kertas

lakmus. Bunga telang merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh dan hidup bertahun-

tahun (perennial), tingginya dapat mencapai 5 meter, berambut halus, dan bagian pangkal

berkayu. Daunnya majemuk menyirip trifoleat (seperti daun kacang-kacangan pada

umumnya), bunganya tunggal seperti kupu-kupu yang keluar dari ketiak daun, warna

bungannya biru terang dengan warna putih kekuningan di bagian tengah, tetapi ada juga

bunga yang berwarna putih.

Peneliti mengambil judul penelitian “PEMANFAATAN TISU SEBAGAI UJI

INDIKATOR ASAM BASA DARI BUNGA TELANG” karena pemilihan bunga telang ini telah

dipikirkan karena selain khasiat bunga telang bagi manusia bermacam-macam seperti;

sebagai pewarna makanan, mengurangi peradangan, dan lainnya. Bunga ini juga mudah

ditemukan. Sehingga diharapkan kertas indikator bunga telang ini lebih praktis

penggunaannya dan lebih tahan lama dibanding indikator alami dalam bentuk larutan. Selain

itu harganya relatif murah karena hanya memerlukan bahan kertas tisu saja.
1.2 Rumusan Masalah

Untuk menjawab permasalahan yang diteliti, peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai

berikut ini.

1.2.1 Bagaimana pemanfaatan tisu sebagai uji indikator asam basa dari bunga telang?

1.2.2 Bagaimana proses perubahan warna pada tisu setelah diberi larutan asam basa ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut ini.

1.3.1 Untuk menjelaskan pemanfaatan tisu sebagai uji indikator asam basa dari bunga telang.

1.3.2 Untuk mengetahui hasil perubahan warna pada tisu setelah diberi larutan asam basa.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan penelitian secara

optimal, mampu menghasilkan laporan yang sistematis dan bermanfaat secara umum.

1.4.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini mampu diajukan sebagai bandingan untuk peneliti lainnya yang akan

melakukan penelitian tentang indikator alami asam basa. Selain itu, juga bisa dijadikan

referensi oleh penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi Pelajar

Penelitian ini nantinya diharapkan bisa menjadi rujukan untuk para pelajar mengetahui

tingkat asam basa bunga telang. Juga membantu pembelajaran di sekolah tentang asam

basa.

1.4.3 Bagi Masyarakat


Penelitian ini berguna bagi masyarakat luas untuk memberikan informasi mengenai

kandungan asam basa pada bunga telang yang nantinya berguna untuk membantu

mengetahui khasiat bunga telang bagi kesehatan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Asam Basa

Asam basa merupakan senyawa kompleks yang mampu bereaksi dengan asam atau basa yang

disertai dengan perubahan warna. Indikator asam basa memiliki trayek pH yang ditunjukkan oleh

perubahan warnanya pada kondisi asam dan basa. Penggunaan indikator asam basa sintesis

membutuhkan biaya dan dapat mencemari lingkungan sehingga dibutuhkan suatu indikator

pengganti yang lebih murah dan ramah lingkungan. Indikator sintesis dapat diganti dengan

indikator alami yang dapat dibuat dengan mengekstrak bagian dari tanaman, seperti batang,

daun, bunga dan buah. Beberapa jenis dan bagian tanaman seperti buah karamunting, bunga

dadap merah, bunga kembang merak, bunga kembang sepatu, bunga rosella, bunga telang, bunga

waru, daun adam hawa, kayu secang, ketan hitam, kubis ungu, kulit buah naga, pucuk daun

pucuk merah, dan ubi jalar ungu berpotensi sebagai indikator asam basa. Hal ini dapat dilihat

dari trayek pHnya, perubahan warnanya, dan aplikasinya pada titrasi asam basa. Indikator asam-

basa alami dapat dijadikan laternatif sebagai pengganti indikator asam basa sisntesis.
Menurut Arrhenius, Asam merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat

menghasilkan ion H+. Basa merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat

menghasilkan ion OH-. Sedang menurut Bronsted-lowry, Asam adalah senyawa yang dapat

memberikan proton kepada senyawa lain atau disebut donor proton. Lewis ahli kimia dari

Amerika mendefinisikan asam sebagai suatu zat yang dapat menerima sepasang elektron, dan

basa adalah zat yang dapat memberikan sepasang elektron.

Dari teori di atas peneliti bisa menyimpulkan bahwa asam basa adalah senyawa yang mampu

bereaksi dengan asam atau basa lewat perubahan warna. Suatu larutan disebut asam jika pHnya

ada di bawah angka 7 dan dikatakan basa jika pHnya di atas angka 7.

2.2 Indikator Alami

Indikator alami, yaitu indikator yang dibuat dari bahan tanaman yang biasanya berasal dari

tanaman yang berwarna. Untuk keperluan titrasi asam-basa, diperlukan indikator alami yang

memiliki perubahan warna yang tajam ketika berada dalam suasana asam ke basa atau

sebaliknya. Menurut Yulfriansyah dan Novitriani (2016) indikator adalah zat yang warnanya

berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa. Dengan indikator, kita dapat mengetahui

tingkat kekuatan suatu asam atau basa. Prinsip kerja dari indikator asam basa yaitu berdasarkan

prinsip reaksi asam basa. Jika suatu indikator bersifat asam lemah, maka larutan asam dan basa

konjugasinya akan menghasilkan warna yang berbeda. Jika indikator adalah basa lemah, maka

basa dan asam konjugasinya akan menghasilkan warna berbeda.

Dari teori di atas peneliti bisa menyimpulkan bahwa indikator alami adalah zat yang dapat

mengetahui tingkat suatu asam atau basa dengan menggunakan tanaman alami di sekitar seperti

bunga atau rimpang-rimpangan.


2.3 Bunga Telang

Bunga telang secara ilmiah dikenal sebagai Clitoria ternatea. Tanaman ini bunga berwarna biru

cerah dan ungu yang khas, kelopak berbentuk corong, serta mahkota berbentuk kupu-kupu.

Bunga telang sendiri merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai

minuman fungsional berupa teh yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Bunga

Telang (Clitoria ternatea) mengandung pigmen antosianin yang memiliki potensi dikembangkan

sebagai pewarna alami lokal pada berbagai produk pangan. Pewarna alami lokal pada berbagai

produk pangan selain meningkatkan atribut mutu warna juga dapat memberikan efek

antioksidan, antikanker, maupun anti-inflamasi.

Dari paragraf diatas dapat disimpulkan bunga telang adalah tanaman herbal berwarna biru cerah

dan ungu yang biasa dijadikan minuman fungsional berupa teh yang memiliki banyak manfaat

untuk kesehatan jika dikonsumsi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai peneliti kualitatif. Dikategorikan penelitian kualitatif

karena data dalam penlitian ini berupa data kata, kalimat, dan menggunakan metode yang fokus

pada pengamatan yang mendalam. Penelitian ini menjelaskan secara umum mengenai asam basa
dan menjabarkan mengenai fungsi bunga telang sebagai indikator alami asam basa dalam bentuk

data hasill penelitian berupa kata dan kalimat.

3.2 Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian

yang dilakukan dengan pendekatan saintifik dengan menggunakan dua set variabel. Sesuai

dengan pengertiannya penelitian yang dilaksanakan ini juga membandingkan dua variabel yang

dimana variabel pertama yaitu perubahan warna pada larutan asam dan variabel kedua

merupakan perubahan warna pada larutan basa.

3.3 Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh, dalam hal ini sumber data

pada penelitian ini didapatkan dari teori yang terdapat pada buku-buku dan website, sedangkan

data dari penelitian ini adalah hasil praktikum yang sudah dilakukan.

3.4 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Februari 2023 saat jam pelajaran Kimia pukul 12.15-

12.45. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia SMAN 2 Malang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, seharusnya peneliti terlebih dahulu mengetahui tentang prosedur

yang digunakan untuk mengumpulkan data. Tahap-tahapnya yakni, sebagai berikut ini:

A.) Dokumentasi
Pada saat peneliti lain sedang melakukan uji coba pada ekstrak bunga tumbuhan tersebut

hendaknya ada peniliti lain yang menulis serta mengambil foto yang nantinya bisa

digunakan sebagai pembanding apakah ada perubahan yang terjadi.

B.) Observasi

Pada saat peneletian dilaksanakan hendaknya peneliti melakukan pengamatan dengan

teliti dan secara seksama dalam membandingkan perubahan yang terjadi terhadap subjek

peneletian yang dimana mengalami perubahan pH dari pH 1-14, dengan begitu nantinya

peneliti dapat menyimpulkan sampai pH berapakah yang menunjukkan larutan asam dan

sampai pH berapakah yang menunjukkan larutan basa.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

(Berisi jawaban dari rumusan masalah/ hasil penelitian)

4.1

4.2
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

5.2 Saran
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

(JIKA ADA)

Anda mungkin juga menyukai