Anda di halaman 1dari 13

PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN AWAL INDONESIA

AH. KHOIRUL YASKHUDI, M.PD


NIP. 19830423 200902 1001
3. 8. Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama
Republik Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi
kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini
4.8. Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan Republik Indonesia
pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan
Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah

Kompetensi Dasar
Satu hari setelah proklamasi didengungkan oleh Sukarno-
Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepatnya pada tanggal
18 Agustus 1945, para pendiri bangsa sudah dihadapkan
pada tuntutan agar segera Membentuk pemerintahan
diatas Negara yang baru berdaulat. Tanggung jawab ini
dijalankan secara kolektif melalui PPKI yang dibentuk pada
tanggal 7 Agustus 1945 dengan diketuai oleh Sukarno dan
Mohammad Hatta sebagai wakilnya

KONDISI AWAL
Suasana pembentukan pemerintahan awal masih dibawah
bayang-bayang tentara Jepang yang masih berjaga-jaga di
Indonesia. Ironis, pasca Jepang kalah dari Sekutu, Kolonel
Nishimura, ajudan Gunseikan menerangkan kepada Sukarno
bahwa Jepang sudah tidak lagi memiliki kekuasaan, posisi
Jepang hanyalah sebagai petugas polisi dari Sekutu. Jepang
yang semula berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia justru menjadi berbalik arah tunduk kepada Sekutu
untuk menyerahkan Indonesia kepada Sekutu dalam keadaan
status quo. Seketika itu juga Gunseikan mengeluarkan perintah
yang melarang bangsa Indonesia mengganti pejabat-pejabat
sipil atau mengadakan perubahan dalam bentuk apapun juga di
pemerintahan, seandainya ada kekacauan terutama dari
pemuda, maka Jepang menyatakan tidak segan untuk
menembak mereka.

KONDISI AWAL
SIDANG PPKI 1 TANGGAL 18 AGUSTUS 1945
1. Mengesahkan UUD 1945 UUD 1945 sebagai konstitusi negara dan menjadi acuan
dalam peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Sebelumnya, rancangan
UUD 1945 sudah dibuat oleh BPUPKI. Selain itu juga dilakukan revisi dari Piagam
Jakarta. Revisi dilakukan untuk kalimat "Ketuhanan dengan Kewajiban
menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya". Karena masyarakat
Indonesia tidak semuanya memeluk Islam, maka diubah menjadi "Ketuhanan Yang
Maha Esa". Baca juga: Hasil Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)
2. Pembentukan Komite Nasional Komite Nasional dibentuk untuk membantu
presiden dan wakil presiden, karena belum ada DPR dan MPR.
3. Memilih Ir Sekarno dan Drs Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden RI Secara sah memilih Ir Soekarno dan Drs Mohammad Hatta sebagai
presiden dan wakil presiden RI.
Hasil sidang kedua PPKI yang dilakukan pada tanggal 19
Agustus 1945, yakni:
1. Pembagian wilayah Indonesia yang terdiri dari delapan
provinsi Berikut ini nama delapan provinsi Indonesia,
yaitu: Sunda Kecil, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera, Kalimantan, Maluku, Sulawesi
2. Membentuk Komite Nasional (daerah) Komite nasional
(daerah) akan terdapat di setiap daerah yang tugasnya
membantu presiden.
3. Menetapkan 12 departemen serta menterinya
Hasil sidang ketiga PPKI yang dilakukan pada tanggal 22 Agustus 1945, yakni:
1. Pembentukan Komite Nasional Pusat Komite Nasional Pusat dibentuk dengan
tujuan pemilu yang akan dilakukan mendatang. Fungsinya adalah sebagai pusat
dari Dewan Perwakilan Rakyat. Jumlah anggota KNIP adalah 137 orang yang
terdiri golongan muda serta masyarakat Indonesia. Hasil sidang Komite Nasional
Pusat menunjuk Kasman Singodimedjo sebagai ketua. Sementara, wakil Komite
Nasional Pusat ada tiga, yakni M Sutardjo (wakil ketua satu), Latuharhary (wakil
ketua dua), dan Adam Malik (wakil ketua tiga).
2. Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) PNI dirancang guna membantu
negara Indonesia menjadi adil, makmur, dan berdaulat yang berdasarkan
kedaulatan rakyat. PNI akan diketuai Ir soekarno Semula, PNI merupakan partai
tunggal Negara Indonesia, pembentukannya akan dibatalkan pada akhir Agustus
1945. Yang akhirnya, rancangan ini tidak jadi dilaksanakan.
3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) atau Tentara Nasional Indonesia
(TNI) Setelah BKR dibentuk maka organisasi lain, seperti Heiho, Laskar Rakyat, dan
PETA dibubarkan.
Kondisi Ekonomi diawal kemerdekaan:
1. Sistem ekonomi masih bercorak kolonial
2. Blokade ekonomi oleh Belanda
3. Hiper inflasi
4. Kas negara kosong
Solusi di bidang Ekonomi:
1. Mengganti ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, caranya:
a. Menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing, diantaranya De
Javasche Bank
b. Mendirikan BNI 1946
c. Program ekonomi Benteng dan program ekonomi Ali Baba
2. Membentuk Banking and Trading Corporation (BTC)
3. Sanering (Gunting Sjafruddin)
4. Mengeluarkan mata uang tunggal yaitu “Oeang Roepoeblik Indonesia”-
ORI
5. Pinjaman nasional
Kondisi politik awal kemerdekaan:
1. Kondisi politik Indonesia pasca proklamasi diwarnai dengan krisis, perang, serta
kekacauan, ditandai dengan
kekuatan-kekuatan politik di Indonesia pada masa awal kemerdekaan juga tidak
sepenuhnya bersatu

2. Sistem perhubungan yang buruk,


Mendadaknya proklamasi membuat informasi atas kemerdekaan Indonesia tidak
tersebar secara luas dan merata di penjuru daerah Indonesia. Minimnya sarana
persebaran informasi yang dapat menjangkau secara luas membuat kabar
kemerdekaan Indonesia tersebar di kota-kota besar Jawa saja pada 17 Agustus.
Kesenjangan informasi ini menghambat proses pembentukan pemerintahan
Republik Indonesia yang waktu itu masih lemah dan baru dibentuk.
3. Perpecahan-perpecahan internal,
4. Lemahnya kepemimpinan pusat, dan
5. Perbedaan kesukuan.“
6. Kedatangan Kembali Belanda
Saat konsolidasi nasional masih rapuh, dan pergolakan di internal gerakan
kemerdekaan Indonesia belum tuntas, militer Belanda datang untuk
merebut kembali kekuasaan di Indonesia. Dua kali agresi militer Belanda
ke Indonesia pada 1947 dan 1948
Thank you..

Anda mungkin juga menyukai