Anda di halaman 1dari 4

DEVI TIKA RAHMASARI

NIM 027132201022
D3 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (KELAS TRANSFER)
NIM 027132201022

1. Bagaimana jalannya proses perumusan Pancasila dan UUD 1945?


Proses Perumusan Pancasila :
Langkah kongkrit Jepang mewujudkan Indonesia merdeka, dengan dibentuknya
“Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai” (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) pada 29 April 1945. Tujuannya untuk menyelidiki hal yang penting sebelum
merdeka tentang politik, ekonomi tata pemerintahan dll, dalam rangka pembentukan
Indonesia merdeka.Badan ini mulai kerja hanya 3 hari saja mulai 29 Mei sd 1 Juni 1945.

Yang mengusulkan dasar kebagsaan Negara Indonesia ada 3 orang :


1. Moh. Yamin;
2. Soepomo;
3. Soekarno.

Setelah sidang pertama selesai, Indonesia belum mencapai kesepakatan akhir. Karena hal itu,
BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, di bawah pimpinan Soekarno,
Panitia yang diberi nama Panitia Sembilan ini, dibentuk dengan tujuan merumuskan rumusan-
rumusan yang telah dibicarakan agar menjadi kesepakatan yang lebih jelas. Untuk
mewujudkan hal tersebut, diadakan sidang kedua pada 10 Juni sampai dengan 16 Juni 1945.
Setelah melewati pelbagai pertimbangan dan diskusi, pada 22 Juni 1945 berhasil
merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka yang diberi nama Piagam Jakarta oleh M.
Yamin yang didalamnya berbunyi:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi para pemeluk-
pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
4) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Walaupun sudah dirumuskan, bukan berarti rumusan Pancasila mendapatkan kesepakatan


final. Karena, belum adanya perwakilan yang representatif yang mewakili dari berbagai unsur.
Berakhirnya kerja BPUPKI pada 7 Agustus 1945, dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada 9 Agustus 1945. Diketuai Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta, PPKI
bertujuan untuk mempercepat persiapan kemerdekaan Indonesia. Panitia ini beranggotakan
21 orang yang semua anggotanya terdiri 12 orang Jawa, 3 orang Sumatera, 2 orang Sulawesi,
1 orang Kalimantan, 1 orang Nusa Tenggara, 1 orang Maluku, dan 1 orang peranakan
Tionghoa. Namun tanpa sepengetahuan Jepang, Soekarno menambah 6 orang lagi, sehingga
total ada 27 anggota. Setelah Jepang menyerah terhadap Sekutu, disitulah Indonesia
mengambil kesempatan untuk mendeklarasikan kemerdekaan yang sebelumnya dijanjikan
DEVI TIKA RAHMASARI
NIM 027132201022
D3 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (KELAS TRANSFER)
NIM 027132201022
oleh Jepang pada 24 Agustus 1945. Dengan merdekanya Indonesia pada 17 Agustus 1945,
PPKI berhasil merumuskan dan mengesahkan dasar negara Indonesia yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 pada 18 Agustus 1945, bunyinya:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia
3) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaran/perwakilan
4) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Proses Perumusan UUD 1945


Proses penyusunan UUD 1945 dilakukan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sidang II BPUPKI (10 -16 Juni 1945) membahas UUD
negara Indonesia menetapkan :
a) Menerima dan menetapkan Piagam Jakarta sebagai Rancangan Pembukaan UUD
(hasil sidang 14 Juni 1945).
b) Menetapkan Rancangan Batang Tubuh UUD atau Naskah Rancangan Hukum Dasar
(hasil sidang 16 Juni 1945).

Menurut rancangan pemerintahan Jepang, penyusun UUD adalah Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dalam perkembangannya para anggota BPUPKI
menyepakati untuk menyusun rancangan UUD bagi negara Indonesia merdeka yang
kemudian setelah selesai tugas BPUPKI (atas usul bangsa Indonesia) yang dibubarkan 7
Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapam Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi
linkai). PPKI (27 orang) dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 dengan Ketua Soekarno dan
Wakil Ketua Mohammad Hatta. PPKI berkedudukan sebagai badan perwakilan rakyat.
Menurut teori hukum peralihan, PPKI yang berwenang menetapkan dan mengesahkan
dasar negara dan legitimasi UUD. UUD Negara Republik Indonesia atau dikenal sebagai
UUD 1945 ditetapkan oleh PPKI, sehari setelah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia atau pada 18 Agustus 1945.

4. Bagaimana jalannya proses proklamasi Kemerdekaan RI?


a. Proses Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
Setelah jatuhnya Bom atom di Hirosima dan Nagasaki. Pihak pemuda mengusulkan bahwa
kemedekaan tidak perlu melalui PPKI, dan mendesak agar secepatnya dapat dilaksanakan.
Awal Soekarno tidak setuju, akhirnya golongan muda menculik Soekarno ke
Rengasdengklok untuk mendesak agar proklamasi dapat dilaksanakan di masa kekosongan
kekuasaan saat itu, akhirnya Soekarno setuju dan proklamasi dilaksanakan di Jakarta pada
DEVI TIKA RAHMASARI
NIM 027132201022
D3 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (KELAS TRANSFER)
NIM 027132201022
hari Jumat 17 Agustus 1945, jam 10.00 pagi. Teks Proklamasi dibuat oleh Soekarno dan
diketik oleh Sayuti Melik, tak tulisan tangan/ konsep di simpan ole BM Diah.

5. Tantangan apa saja bagi bangsa Indonesia dalam perjuangannya mempertahankan


Kemerdekaannya?
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dan negara
Indonesia, harus banyak menghadapi tantangan baik internal maupun eksternal yang
sangat kompleks. Tantangan eksternal terutama dari pihak Jepang, sebab Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya saat keadaan vacuum of power atau kekosongan
kekuasaan setelah Jepang menyerah kepada sekutu. Selanjutnya pasukan sekutu akan
mengambil alih wilayah bekas jajahan Jepang, termasuk Indonesia. Inilah alasan mengapa
kondisi keamanan dan pertahanan Indonesia belum benar-benar stabil di masa-masa awal
seteleh kemerdekaan. Pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan pun meletus
di berbagai daerah. Jepang dipengaruhi oleh Amerika agar tidak merubah status Quo di
Indonesia agar tetap menjadi jajahan Jepang.

Tantangan kedua dari pihak sekutu dan Belanda. Belanda membonceng sekutu agar
Indonesia tetap menjadi negara jajahannya. Belanda melakukan agresi militer ke Indonesia
setelah proklamasi. Agresi militer ke I dilakukan 21 Juli 1947 dan Agresi ke II dilakukan 19
Desember 1948.

Tantangan dari internal muncul di saat Indonesia masih berjuang melawan Belanda,
muncullah Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ingin mendirikan negara komunis di
Indonesia dengan memproklamasikan berdirinya Republik Sovyet Indonesia.

6. Apa yang saudara ketahui tentang Dekrit 5 Juli 1959?


Sejarah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tidak terlepas dari Pemilu pertama yang dilakukan pada
tahun 1955. Pada pemilu yang dilakukan untuk pertama kalinya, rakyat tidak hanya
dipersilahkan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat saja. Dalam hal ini, rakyat
juga diharuskan untuk memilih Badan Konstituante.

Badan Konstituante adalah sebuah badan yang bertugas melakukan penyusunan Undang-
undan Dasar. Undang-undang Dasar ini dibuat karena pada hari kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia tercatat masih menggunakan Undang-Undang
Dasar Sementara atau UUDS 1950.

Sejak saat itu, Indonesia dikenal sebagai negara yang menganut Demokrasi Liberal. Sistem
kabinet yang digunakan di Indonesia adalah sistem Kabinet Parlementer. Kondisi tersebut
DEVI TIKA RAHMASARI
NIM 027132201022
D3 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (KELAS TRANSFER)
NIM 027132201022
nyatanya membuat pertentangan antar partai politik justru seringkali terjadi. Terdapat tiga
blok dalam Badan Konstituante. Blok terbesar yakni Blok Pancasila terdiri dari PNI, PKI,
PSI, dua partai Nasrani, dan beberapa partai nasionalis kecil lain seperti IPKI. Pertentangan
yang terjadi antar partai politik membuat situasi politik di Indonesia menjadi tidak stabil.

Selain itu terjadi kegoncangan di berbagai daerah. Contohnya, muncul Dewan Manguni di
Sulawesi Utara, Dewan Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan, serta Dewan Gajah di
Sumatera. Munculnya dewan-dewan tersebut kemudian membuat sebuah gerakan untuk
memisahkan diri dari Indonesia. Kondisi politik yang tidak stabil disebabkan karna
ketidakberhasilan atau gagalnya Badan Konstituante dalam menetapkan UUD baru untuk
menggantikan UUD’s atau Undang-Undang Dasar Sementara. Terjadinya hal tersebut
lantas membuat masyarakat Indonesia memiliki harapan untuk kembali pada UUD 1945.
Kemudian, tepat pada tanggal 22 April 1959, Presiden Republik Indonesia Ir Soekarno pun
menyampaikan amanat di hadapan sidang konstituante untuk menganjurkan agar
Indonesia kembali pada UUD 1945.

Mengikuti usulan Soekarno tersebut, Dewan Konstituante akhirnya mengadakan


pemungutan suara sebanyak tiga kali, masing-masing pada 30 Mei, 1 Juni, dan 2 Juni
1959. Namun, sidang yang dilakukan kembali menemukan hambatan, yaitu jumlah suara
tidak mencapai 2/3 dari jumlah suara yang masuk atau tidak mencapai kuorum atau suara
yang memenuhi persyaratan.

Hingga pada akhirnya, pihak militer terutama Angkatan Darat mengetahui bahwa sidang
Konstituante tidak kunjung berhasil dalam merumuskan Undang-Undang Dasar. Hal ini
dikhawatirkan dapat membawa perpecahan bangsa. Pimpinan Angkatan Darat Letjen A.
H. Nasution kala itu pun langsung memberlakukan larangan kegiatan politik per tanggal 3
Juni 1959. Larangan ini dikeluarkan atas nama pemerintah atau peperpu (penguasa
perang pusat) sebagaimana yang tertuang dalam peraturan Nomor
PRT/PEPERPU/040/1959. Konstituante selanjutnya mengadakan reses (istirahat) yang
ternyata untuk selama-lamanya. Kegagalan dari Dewan Konstituante tersebut membuat
situasi politik dalam negeri semakin kacau, hal ini menjadi latar belakang dikeluarkannya
Dekrit Presiden. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dikeluarkan dalam rangka menjaga keamanan
sosial-politik dalam negeri. Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden di dalam
upacara resmi di Istana Merdeka.

Isi dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 secara singkat adalah meliputi ketiga hal yang
paling pokok dari isi dekrit presiden 5 juli 1959:

1. Pembubaran Konstituante
2. Pemberlakuan UUD 1945 untuk menggantikan UUDS 1950
3. Pembentukan MPRS serta DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Anda mungkin juga menyukai