TENTANG
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
DAN PEMBENTUKAN
PEMERINTAHAN INDONESIA
DISUSUN
O
L
E
H
JULISYAFIKA
SULARTI
CICI PARAMIDA
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan
rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah
memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan.
PEMBAHASAN
2. Membentuk 12 Kementrian
Dalam sidang memutuskan adanya 12 kementerian dan satu menteri negara,
yaitu :
1) Departemen Dalam Negeri;
2) Departemen Luar Negeri;
3) Departemen Kehakiman;
4) Departemen Keuangan;
5) Departemen Kemakmuran;
6) Departemen Kesehatan;
7) Departemen Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan;
8) Departemen Sosial;
9) Departemen Pertahanan;
10) Departmen Perhubungan;
11) Departemen Pekerjaan Umum.
4. Pembentukan PNI
Pada mulanya pembentukan partai nasional Indonesia ini bertujuan untuk
menjadikannya sebagai partai tunggal di Indonesia yang baru merdeka. Adapun
susunan pengurus Partai Nasional Indonesia diantaranya sebagai berikut :
Pemimpin Utama : Ir. Sukarno
Pemimpin Kedua : Drs. Moh. Hatta
Dewan Pemimpin : Mr. Gatot T
Mr. Iwa K.
Mr. A.A. Maramis
Sayuti Melik
Mr. Sujono
5. Pembentukan BKR
Pada umumnya golongan muda menyambut kecewa pidato presiden tersebut.
Karena mereka menginginkan agar segera dibentuk Tentara Nasional. Tetapi
sebagian yang lain, utamanya bekas tentara PETA, KNIL dan Heiho menanggapinya
dengan segera membentuk BKR di daerahnya sebagai wadah perjuangan. Di
Jakarta bekas tentara PETA membentuk BKR Pusat agar BKR-BKR daerah dapat
dikoordinasikan. KASMAN SINGODIMEDJO, bekas daidanco Jakarta, terpilih
sebagai pimpinan BKR Pusat. Setelah Kasman diangkat sebagai Ketua KNIP, ketua
BKR digantikan oleh Kaprawi, bekas daidanco Sukabumi.
BKR hanya bertugas sebagai penjaga keamanan umum di daerah-daerah di
bawah koordinasi KNI daerah. Susunan pengurus BKR Pusat adalah sebagai berikut:
Kaprawi (Ketua Umum),
Sutalaksana (Ketua I),
Latief Hendraningrat (Ketua II)
Dibantu oleh Arifin Abdurachman, Mahmud dan Zulkifli Lubis.