Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH

TENTANG
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
DAN PEMBENTUKAN
PEMERINTAHAN INDONESIA

DISUSUN
O
L
E
H
JULISYAFIKA
SULARTI
CICI PARAMIDA

Guru Bidang Study : Bpk.Yakup, S.Pd

SMA NEGERI 03 BANTAN


DESA TELUK LANCAR
T. A : 2019 – 2020
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan
rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah
memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang
positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya.
Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan.
PEMBAHASAN

A. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Di Peringati pada hari Jumat, 17 Agustus
1945 Tahun Masehi, yang dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi oleh Drs.
Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat dengan latar
belakang Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota
Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat
tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), telah berganti nama menjadi PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) badan ini bertugas untuk lebih
menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal
9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasakisehingga
menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini
pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir
telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu.
Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan
menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.Pada tanggal
12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan
kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat
dilaksanakan dalam beberapa hari. Sementara itu, Soekarno belum yakin bahwa
Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat
menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika
para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir
tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan, karena itu adalah hak Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pada saat rapat PPKI, Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat
PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan
kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang. Setelah
Soekarno dan Hatta pulang dari maeda,mereka segera mempersiapkan pertemuan
PPKI pada tanggal 16 Agustus guna membicarakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan,namun Rapat tersebut
tidak jadi dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak
tahu bahwa telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.
B. Detik-Detik Pembacaan Teks Proklamasi
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Para
penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad
Soebarjo. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh
Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih,
yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan. Setelah bendera berkibar, hadirin
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih
disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang
Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal
sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan
Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan
dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata
dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite
Nasional.
ISI TEKS PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

C. Pembentukan Pemerintahan Indonesia


Negara RI yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya
belum sempurna sebagai suatu negara. Oleh karena itu langkah yang diambil oleh
para pemimpin negara melalui PPKI adalah menyusun konstitusi negara dan
membentuk alat kelengkapan negara. Untuk itu PPKI mengadakan sidang sebanyak
tiga kali yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, 19 Agustus 1945, dan 22 Agustus
1945.
Pembentukan pemerintahan indonesia diawali dengan mengadakan sidang
pertama PPKI, tanggal 18 Agustus 1945 di Gedung Cuo Sangi-In yang
menghasilkan:
 Pembahasan dan Pengesahan UUD
 Pengangkatan Presiden dan Wakil
 Pembentukan Komite Nasional (Daerah)

1. Pembagian Wilayah RI Menjadi 8 Provinsi


Hal pertama yang dilakukan PPKI adalah membagi Indonesia menjadi 8
Provinsi,yaitu:
 Jawa Barat
 Jawa Tengah
 Jawa Timur
 Borneo (Kalimantan)
 Sulawesi
 Maluku
 Sunda Kecil
 Sumatera

2. Membentuk 12 Kementrian
Dalam sidang memutuskan adanya 12 kementerian dan satu menteri negara,
yaitu :
1) Departemen Dalam Negeri;
2) Departemen Luar Negeri;
3) Departemen Kehakiman;
4) Departemen Keuangan;
5) Departemen Kemakmuran;
6) Departemen Kesehatan;
7) Departemen Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan;
8) Departemen Sosial;
9) Departemen Pertahanan;
10) Departmen Perhubungan;
11) Departemen Pekerjaan Umum.

3. Membahas Anggota-Anggota KNIP


Anggota KNIP berasal dari golongan muda dan tokoh-tokoh masyarakat dari
berbagai daerah jumlahnya 137 orang. Anggota KNIP dilantik pada tanggal 29
Agustus 1945 di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta.
Dalam pembentukan KNIP, diadakan sidang pertama yang berhasil memilih
ketua dan wakil ketua. Kasman Singodimedjo dipilih sebagai Ketua, dengan Wakil
Ketua I : M. Sutardjo; Wakil Ketua II : Latuharhary; Wakil Ketua III : Adam Malik.
Namun,karena situasi keamanan yang tidak menentu, pembentukan Komite
Nasional Daerah gagal dibentuk.
Kebanyakan negara-negara yang baru merdeka memilih bentuk pemerintahan
demokrasi. Salah cirinya adalah adanya Dewan Perwakilan Rakyat (Parlemen) yang
anggota-anggotanya dipilih langsung oleh rakyat. Bentuk pemerintahan dianut oleh
pemimpin Indonesia pada waktu itu adalah demokrasi seperti di negeri Belanda yaitu
multi-partai dan parlementer. Sebab pada masa pergerakan nasional banyak kaum
cendekiawan Indonesia yang menuntut ilmu di negeri Belanda. Karena hal tersebut
terjadilah perubahan Otoritas KNIP.
Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno dalam pidato di radio
menyatakan pembentukan tiga badan baru, yaitu :
1. Komite Nasional Indonesia(KNI)
2. Partai Nasional Indonesia(PNI)
3. Badan Keamanan Rakyat(BKR)

4. Pembentukan PNI
Pada mulanya pembentukan partai nasional Indonesia ini bertujuan untuk
menjadikannya sebagai partai tunggal di Indonesia yang baru merdeka. Adapun
susunan pengurus Partai Nasional Indonesia diantaranya sebagai berikut :
Pemimpin Utama : Ir. Sukarno
Pemimpin Kedua : Drs. Moh. Hatta
Dewan Pemimpin : Mr. Gatot T
Mr. Iwa K.
Mr. A.A. Maramis
Sayuti Melik
Mr. Sujono

5. Pembentukan BKR
Pada umumnya golongan muda menyambut kecewa pidato presiden tersebut.
Karena mereka menginginkan agar segera dibentuk Tentara Nasional. Tetapi
sebagian yang lain, utamanya bekas tentara PETA, KNIL dan Heiho menanggapinya
dengan segera membentuk BKR di daerahnya sebagai wadah perjuangan. Di
Jakarta bekas tentara PETA membentuk BKR Pusat agar BKR-BKR daerah dapat
dikoordinasikan. KASMAN SINGODIMEDJO, bekas daidanco Jakarta, terpilih
sebagai pimpinan BKR Pusat. Setelah Kasman diangkat sebagai Ketua KNIP, ketua
BKR digantikan oleh Kaprawi, bekas daidanco Sukabumi.
BKR hanya bertugas sebagai penjaga keamanan umum di daerah-daerah di
bawah koordinasi KNI daerah. Susunan pengurus BKR Pusat adalah sebagai berikut:
 Kaprawi (Ketua Umum),
 Sutalaksana (Ketua I),
 Latief Hendraningrat (Ketua II)
 Dibantu oleh Arifin Abdurachman, Mahmud dan Zulkifli Lubis.

6. Kabinet Presidentil Pertama


Susunan Kementerian Pertama sesuai dengan ketentuan UUD 1945
ditetapkan pada tanggal 2 September 1945 yang dipimpin sekaligus oleh Presiden
Sukarno. Susunan kabinet pertama RI tersebut sebagai berikut :
1. Perdana Menteri -----------------: Presiden Sukarno
2. Menteri Dalam Negeri ----------: R.A.A. Wiranatakusumah
3. Menteri Luar Negeri -------------: Mr. Akhmad Subardjo
4. Menteri Kehakiman --------------: Prof. Dr. Soepomo, SH
5. Menteri Kemakmuran -----------: Ir. D.P. Surakhman
6. Menteri Keuangan ---------------: Mr. A.A. Maramis
7. Menteri Kesehatan --------------: dr. R. Boentaran M.
8. Menteri Pengajaran -------------: Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Sosial --------------------: Mr. Iwa Kusumasumantri
10.Menteri Penerangan ------------: Mr. Amir Syarifuddin
11.Menteri Perhubungan -----------: R. Abikusno Cokrosuyoso
12.Menteri Keamanan Rakyat ----: Suprijadi
13.Menteri Pekerjaan Umum -----: R. Abikusno Cokrosuyoso
14.Menteri Negara -------------------: K.H. Wachid Hasjim
15.Menteri Negara -------------------: Dr. M. Amir
16.Menteri Negara -------------------: Mr. R.M. Sartono
17.Menteri Negara -------------------: R. Otto Iskandardinata
18.Menteri Negara -------------------: Mr. A.A. Maramis

7. Pejabat Tinggi Negara


1) Ketua Mahkamah Agung : Dr. Mr. Kusumaatmadja
2) Jaksa Agung : Mr. Gatot Tarunamihardja
3) Sekretaris Negara : Mr. A.G. Pringgodigdo
4) Juru Bicara Negara : Sukardjo Wirjopranoto

8. Maklumat pemerintah No. X 16 oktober 1945


Dalam kondisi politik yang belum stabil, usul BP-KNIP tersebut diterima oleh
pemerintah. Maka pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah No. X tanggal
16 Oktober 1945. Yang ditandatangani oleh Wakil Presiden Moh. Hatta dalam
Kongres KNIP pada tanggal 16 Oktober 1945. Isi maklumat tersebut, yaitu :
1. KNIP sebelum terbentuknya MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislatif dan
ikutmenetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara.
2. Pekerjaan KNIP sehari-hari berhubung gentingnya keadaan, dijalankan oleh
suatuBadan Pekerja yang dipilih diantara mereka dan yang bertanggungjawab
kepada Komite Nasional Pusat.

Maklumat tersebut terjadi karena


 Adanya kesan politik bahwa kekuasaan Presiden terlalu besar sehingga
dikhawatirkan diktator
 Adanya propaganda Belanda bahwa pemerintah RI adalah pemerintahan yang
bersifat Fasis, seperti yang menganut. Oleh karena itu Belanda menganjurkan
kepada dunia internasional agar tidak mengakui kedaulatan RI.
 Untuk menunjukkan kepada dunia internasional khususnya pihak sekutu
bahwa Indonesia yang baru merdeka adalah demokratis, bukan negara fasis
buatan Jepang.

9. Maklumat Pemerintah 3 November 1945


Persetujuan pemerintah itu diwujudkan dengan dikeluarkannya Maklumat
Pemerintah tanggal 3 November 1945 yang juga ditandatangani oleh Wakil Presiden
yang isinya antara lain :
“Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik, karena dengan
adanya partai-partai itulah dapat dipimpin ke jalan yang teratur segala aliran
paham yang ada dalam masyarakat”.
Maka pada bulan November dan Desember 1945 para pemimpin rakyat sibuk
membentuk partai-partai politik, seolah-olah negara sedang dalam keadaan aman.
Padahal di beberapa tempat, terutama di Surabaya pertempuran antara BKR dengan
pasukan sekutu sedang bergelora. Beberapa partai politik yang muncul setelah
dikeluarkannya Maklumat 3 November 1945 adalah sebagai berikut :
1. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) berdiri 7 November 1945,
dipimpin oleh Dr. Sukiman Wirjosanjoyo
2. PKI berdiri 7 November 1945, dipimpin oleh Moh. Yusuf.
3. PBI (Partai Buruh Indonesia) berdiri 8 November 1945, dipimpin oleh Nyono
4. PRJ (Partai Rakyat Jelata) berdiri tanggal 8 November 1945, dipimpin
olehSutan Dewanis
5. Parkindo (Partai Kristen Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin
oleh Probowinoto
6. Parsi (Partai Sosialis Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin olehAmir
Syarifuddin
7. Paras (Partai Rakyat Sosialis) berdiri tanggal 20 November 1945, dipimpin
oleh Sutan Syahrir. Parsi dan Paras kemudian bergabung menjadi Partai
Sosialis yang dipimpin oleh Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin danOei Hwee
Goat, pada bulan Desember 1945
8. PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia) berdiri 8 Desember 1945, dipimpin
oleh I.J. Kasimo.
9. Permai (Persatuan Rakyat Marhaen) berdiri 17 Desember 1945, didirikan
oleh J.B. Assa
10. PNI (Partai Nasional Indonesia) berdiri tanggal 29 Januari 1946, dipimpin
oleh Sidik Joyosukarto.

10. Kabinet - Kabinet

Nama Kabinet Lamanya Berjalan

Kabinet Presidentil Pertama 2 September 1945 - 14 November 1945

Kabinet Syahrir I 14 November 1945 - 12 Maret 1946

Kabinet Syahrir II 12 Maret 1946 - 20 Oktober 1946

Kabinet Syahrir III 20 Oktober 1946 - 27 Juni 1947

Kabinet Amir Syarifuddin I 3 Juli 1947 - 11 November 1947

Kabinet Amir Syarifuddin II 11 November 1947 - 29 Januari 1948

Kabinet Hatta I (Presidentil) 29 Januari 1948 - 4 Agustus 1948

Kabinet Darurat (PDRI) 19 Desember 1948 - 13 Juli 1949

Kabinet Hatta II (Presidentil) 4 Agustus - 20 Agustus 1949

Anda mungkin juga menyukai