Anda di halaman 1dari 29

Fendy Suhartanto, S.S.

, Gr
3.8. Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan
pertama Republik Indonesia pada awal kemerdekaan dan
maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa
kini

4.8. Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan Republik


Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi
kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
1. Mendeskripsikan latar belakang sidang PPKI setelah proklamasi
kemerdekaan.
2. Menganalisis hasil sidang PPKI dan terbentuknya kelengkapan
kenegaraan.
3. Mengevaluasi kabinet pada masa awal kemerdekaan Indonesia
tahun 1945-1949.
4. Mengkaitkan kelengkapan kenegaraan pada masa awal
kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan saat ini.
5. Membuat esai tentang perubahan sistem presidensiil menjadi
sistem parlementer berdasarkan Maklumat Pemerintah 14
November 1945.
SIDANG PPKI
TANGGAL 18 AGUSTUS 1945

Rapat PPKI pertama di Gedung Cuo Sangi-In

1. Pembahasan dan
Pengesahan UUD
2. Pengangkatan
Presiden dan Wakil
3. Pembentukan Komite
Nasional
PENGESAHAN UUD
1. Sebelum rapat, Sukarno-Hatta
meminta Ki Bagus Hadikusumo,
K.H. Wachid Hasjim, Mr. Kasman
Singodimejo dan Teuku Moh.
Hassan membahas kembali
Piagam Jakarta.
2. SEBAB : pemeluk agama lain
merasa keberatan terhadap
kalimat “Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan Syari’at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
3. Rapat sepakat untuk merubah
menjadi “Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
PENGANGKATAN PRESIDEN DAN WAKIL

1. Oto Iskandardinata
mengusulkan agar pemilihan
presiden dilakukan secara
aklamasi.
2. Ia mengajukan Ir. Sukarno
sebagai presiden dan Drs.
Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden.
3. Usulan tersebut disetujui oleh
para hadirin, dilanjutkan
dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya.
PEMBENTUKAN KOMITE NASIONAL
1. Pembentukan sebuah Komite
Nasional untuk membantu
presiden selama Majelis
Permusyawaratan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Rakyat
belum terbentuk.
2. Sebelum rapat PPKI ditutup,
Presiden meminta 9 orang
anggota sebagai Panitia Kecil
untuk membahas hal-hal yang
yang meminta perhatian
mendesak.
3. Panitia Kecil ini dipimpin oleh
Oto Iskandardinata.
SIDANG PPKI
19 AGUSTUS 1945
1. Pembagian Wilayah
RI Menjadi 8
Propinsi.
2. Menetapkan 12
Kementerian.
3. Pembahasan
anggota-anggota
Komite Nasional
Indonesia Pusat
(KNIP).
12 KEMENTERIAN
AHMAD SUBARDJO mengusulkan dibentuknya 13
kementerian. Setelah diakukan pembahasan, sidang
memutuskan adanya 12 kementerian dan satu menteri
negara, yaitu :
1. Departemen Dalam Negeri;
2. Departemen Luar Negeri;
3. Departemen Kehakiman;
4. Departemen Keuangan;
5. Departemen Kemakmuran;
6. Departemen Kesehatan;
7. Departemen Pengajaran, Pendidikan dan
Kebudayaan;
8. Departemen Sosial;
9. Departemen Pertahanan;
10. Departmen Perhubungan;
11. Departemen Pekerjaan Umum.
PEMBENTUKAN KOMITE NASIONAL
Anggota KNIP berasal dari golongan
muda dan tokoh-tokoh masyarakat dari
berbagai daerah jumlahnya 137 orang.
Anggota KNIP dilantik pada tanggal 29
Agustus 1945 di Gedung Kesenian, Pasar
Baru, Jakarta.
Sidang KNIP pertama berhasil memilih
ketua dan wakil ketua.
Kasman Singodimedjo dipilih sebagai
Ketua, dengan Wakil Ketua I : M.
Sutardjo; Wakil Ketua II : Latuharhary;
Wakil Ketua III : Adam Malik.
Karena situasi keamanan yang tidak
menentu, pembentukan Komite
Nasional Daerah gagal dibentuk.
PEMBENTUKAN PNI
Pada mulanya pembentukan partai nasional
Indonesia ini bertujuan untuk menjadikannya sebagai
partai tunggal di Indonesia yang baru merdeka.
Adapun susunan pengurus Partai Nasional Indonesia
diantaranya sebagai berikut :

Pemimpin Utama : Ir. Sukarno


Pemimpin Kedua : Drs. Moh. Hatta
Dewan Pemimpin : Mr. Gatot T
Mr. Iwa K.
Mr. A.A. Maramis
Sayuti Melik
Mr. Sujono
PEMBENTUKAN BKR

Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Sukarno


dalam pidato di radio menyatakan pembentukan tiga
badan baru, yaitu :
 Komite Nasional Indonesia(KNI)
 Partai Nasional Indonesia(PNI)
 Badan Keamanan Rakyat(BKR)
BKR hanya bertugas sebagai penjaga keamanan
umum di daerah-daerah di bawah koordinasi KNI
daerah.
Pada umumnya golongan muda menyambut kecewa
pidato presiden tersebut.
Sebab mereka menghendaki agar segera dibentuk
Tentara Nasional.
Tetapi sebagian yang lain, utamanya bekas tentara
PETA, KNIL dan Heiho menanggapinya dengan
segera membentuk BKR di daerahnya sebagai wadah
perjuangan.
Di Jakarta bekas tentara PETA membentuk BKR
Pusat agar BKR-BKR daerah dapat
dikoordinasikan.
KASMAN SINGODIMEDJO, bekas daidanco
Jakarta, terpilih sebagai pimpinan BKR Pusat.
Setelah Kasman diangkat sebagai Ketua KNIP,
ketua BKR digantikan oleh Kaprawi, bekas
daidanco Sukabumi.
Dengan demikian susunan pengurus BKR Pusat
adalah sebagai berikut :
 Kaprawi (Ketua Umum),
 Sutalaksana (Ketua I),
 Latief Hendraningrat (Ketua II)
 Dibantu oleh Arifin Abdurachman,
Mahmud dan Zulkifli Lubis.
PERUBAHAN OTORITAS KNIP
1. Kebanyakan negara-negara yang baru
merdeka memilih bentuk pemerintahan
demokrasi.
2. Salah cirinya adalah adanya Dewan
Perwakilan Rakyat (Parlemen) yang
anggota-anggotanya dipilih langsung oleh
rakyat.
3. Bentuk pemerintahan dianut oleh
pemimpin Indonesia pada waktu itu adalah
demokrasi seperti di negeri Belanda yaitu
multi-partai dan parlementer.
4. SEBAB : pada masa pergerakan nasional
banyak kaum cendekiawan Indonesia yang
menuntut ilmu di negeri Belanda.
KABINET PRESIDENSIL PERTAMA
Susunan Kementerian Pertama sesuai dengan ketentuan UUD 1945 ditetapkan pada
tanggal 2 September 1945 yang dipimpin sekaligus oleh Presiden Sukarno. Susunan
kabinet pertama RI tersebut sebagai berikut :
1. Perdana Menteri : Presiden Sukarno
2. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranatakusumah
3. Menteri Luar Negeri : Mr. Akhmad Subardjo
4. Menteri Kehakiman : Prof. Dr. Soepomo, SH
5. Menteri Kemakmuran : Ir. D.P. Surakhman
6. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
7. Menteri Kesehatan : dr. R. Boentaran M.
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
10. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
11. Menteri Perhubungan : R. Abikusno Cokrosuyoso
12. Menteri Keamanan Rakyat : Suprijadi
13. Menteri Pekerjaan Umum : R. Abikusno Cokrosuyoso
14. Menteri Negara : K.H. Wachid Hasjim
15. Menteri Negara : Dr. M. Amir
16. Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
17. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
18. Menteri Negara : Mr. A.A. Maramis
PEJABAT TINGGI NEGARA

1. Ketua Mahkamah Agung : Dr. Mr. Kusumaatmadja


2. Jaksa Agung : Mr. Gatot Tarunamihardja
3. Sekretaris Negara : Mr. A.G. Pringgodigdo
4. Juru Bicara Negara : Sukardjo Wirjopranoto
MAKLUMAT PEMERINTAH
NO. X 16 OKTOBER 1945
ALASAN :
1. Adanya kesan politik bahwa kekuasaan Presiden
terlalu besar sehingga dikhawatirkan diktator
2. Adanya propaganda Belanda bahwa pemerintah
RI adalah pemerintahan yang bersifat Fasis. Oleh
karena itu Belanda menganjurkan kepada dunia
internasional agar tidak mengakui kedaulatan RI.
3. Untuk menunjukkan kepada dunia internasional
khususnya pihak sekutu bahwa Indonesia yang
baru merdeka adalah demokratis, bukan negara
fasis buatan Jepang.
MAKLUMAT PEMERINTAH
NO. X 16 OKTOBER 1945

Dalam kondisi politik yang belum stabil, usul BP-KNIP tersebut diterima
oleh pemerintah. Maka pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah
No. X tanggal 16 Oktober 1945. yang ditandatangani oleh Wakil Presiden
Moh. Hatta dalam Kongres KNIP pada tanggal 16 Oktober 1945. Isi
maklumat tersebut, yaitu :

1. KNIP sebelum terbentuknya MPR dan DPR diserahi kekuasaan


legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara.
2. Pekerjaan KNIP sehari-hari berhubung gentingnya keadaan,
dijalankan oleh suatu Badan Pekerja yang dipilih diantara mereka dan
yang bertanggungjawab kepada Komite Nasional Pusat.
MAKLUMAT PEMERINTAH
3 NOVEMBER 1945

 Tanggal 30 Oktober 1945 BP-KNIP mengusulkan agar diberi


kesempatan untuk mendirikan partai-partai politik.
 Hal itu juga sebagai persiapan bagi Pemilu DPR yang
direncanakan pada Januari 1946.
 Pemerintah menyetujui usulan tersebut, dengan batasan
bahwa : ”Partai-partai politik itu hendaknya memperkuat
perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan
menjamin keamanan masyarakat.”
MAKLUMAT PEMERINTAH TANGGAL 3
NOVEMBER 1945

Persetujuan pemerintah itu diwujudkan dengan


dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 3
November 1945 yang juga ditandatangani oleh Wakil
Presiden yang isinya antara lain :
“Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik, karena
dengan adanya partai-partai itulah dapat dipimpin ke jalan
yang teratur segala aliran paham yang ada dalam masyarakat”.
 Maka pada bulan November dan Desember 1945 para pemimpin
rakyat sibuk membentuk partai-partai politik, seolah-olah
negara sedang dalam keadaan aman.
 Padahal di beberapa tempat, terutama di Surabaya pertempuran
antara BKR dengan pasukan sekutu sedang bergelora.
 Beberapa partai politik yang muncul setelah dikeluarkannya
Maklumat 3 November 1945 adalah sebagai berikut :
PARTAI PARTAI POLITIK
1. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) berdiri 7 November 1945, dipimpin
oleh Dr. Sukiman Wirjosanjoyo
2. PKI berdiri 7 November 1945, dipimpin oleh Moh. Yusuf.
3. PBI (Partai Buruh Indonesia) berdiri 8 November 1945, dipimpin oleh Nyono
4. PRJ (Partai Rakyat Jelata) berdiri tanggal 8 November 1945, dipimpin oleh
Sutan Dewanis
5. Parkindo (Partai Kristen Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin oleh
Probowinoto
6. Parsi (Partai Sosialis Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin oleh Amir
Syarifuddin
7. Paras (Partai Rakyat Sosialis) berdiri tanggal 20 November 1945, dipimpin oleh
Sutan Syahrir. Parsi dan Paras kemudian bergabung menjadi Partai Sosialis
yang dipimpin oleh Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin dan Oei Hwee Goat, pada
bulan Desember 1945
8. PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia) berdiri 8 Desember 1945, dipimpin
oleh I.J. Kasimo.
9. Permai (Persatuan Rakyat Marhaen) berdiri 17 Desember 1945, didirikan oleh
J.B. Assa
10.PNI (Partai Nasional Indonesia) berdiri tanggal 29 Januari 1946, dipimpin oleh
Sidik Joyosukarto.
MAKLUMAT PEMERINTAH
14 NOVEMBER 1945
 Sejak permulaan bulan Oktober,
beberapa tokoh seperti Supeno,
Sukarni, Ir. Sakirman dan
Mangunsarkoro bersama anggota
KNIP lainnya, mempunyai rencana
untuk mengubah sistem
pemerintahan presidentil itu
menjadi sistem parlementer.
 Para kabinet bertanggungjawab
langsung kepada KNIP dengan
kekuasaan legislatif yang
sebenarnya.
 Untuk itu mereka merencanakan
untuk mengajukan veto tidak
percaya kepada kabinet yang ada.
 Kemudian mereka akan menunjuk
Syahrir menjadi Perdana Menteri.
MAKLUMAT PEMERINTAH
14 NOVEMBER 1945

Selanjutnya BP-KNIP secara resmi mengajukan usul


kepada pemerintah yang disiarkan dalam
pengumuman Badan Pekerja KNIP No. 5 tahun 1945
tanggal 11 November 1945. berbunyi :
“Supaya lebih tegas adanya kedaulatan rakyat dalam
susunan pemerintahan Republik Indonesia, maka
berdasarkan pasal IV Aturan Peralihan Undang-
Undang Dasar yang dirubah, badan Pekerja dalam
rapatnya telah membicarakan soal
pertanggungjawaban para Menteri kepada Badan
perwakilan Rakyat (menurut sistem sementara
kepada Komite Nasional Pusat).”
MAKLUMAT PEMERINTAH
14 NOVEMBER 1945
Pada tanggal 14 November 1945, pemerintah
menyetujui usulan BP-KNIP tersebut.
Persetujuan pemerintah tersebut diumumkan
melalui Maklumat Pemerintah tanggal 14 November
1945 yang berbunyi :
“Pemerintah Republik Indonesia setelah mengalami
ujian-ujian yang hebat dengan selamat, dalam
tingkatan pertama dari usahanya menegakkan diri,
merasa bahwa saat sekarang sudah tepat untuk
menjalankan macam-macam tindakan darurat guna
menyempurnakan tata usaha Negara kepada
susunan demokrasi. Yang terpenting dalam
perubahan-perubahan susunan kabinet baru it ialah,
tanggungjawab adalah di dalam tangan Menteri”.
KABINET-KABINET
1. Kabinet Presidentil Pertama, tanggal 2 September 1945
- 14 November 1945
2. Kabinet Syahrir I, 14 November 1945 - 12 Maret 1946
3. Kabinet Syahrir II, 12 Maret 1946 - 20 Oktober 1946
4. Kabinet Syahrir III, 20 Oktober 1946 - 27 Juni 1947
5. Kabinet Amir Syarifuddin I, 3 Juli 1947 - 11 November
1947
6. Kabinet Amir Syarifuddin II, 11 November 1947 - 29 Januari
1948
7. Kabinet Hatta I (Presidentil), 29 Januari 1948 - 4 Agustus
1948
8. Kabinet Darurat (PDRI), 19 Desember 1948 - 13 Juli 1949
9. Kabinet Hatta II (Presidentil), 4 Agustus - 20 Agustus 1949

Anda mungkin juga menyukai