Anda di halaman 1dari 4

PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI

A. Persiapan Proklamasi KemerdekaanRI


1. Pembentukan BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). BPUPKI (Dokuritsu Zumbi Cosakai ) dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945.
Ketuanya Dr. Rajiman Wedyodiningrat yang dilantik tanggal 28 Mei 1945 oleh
pemerintah Jepang. Jumlah anggota 63 orang.

Sidang pertama pada tanggal 29 Mei s.d. 1 Juni 1945. Dalam sidang tersebut 3 orang
tokoh yang menyampaikan konsep dasar negara yaitu Mr. Moh. Yamin, Ir. Sukarno,
dan Mr. Supomo. Mr. Moh. Yamin mengemukakan kelima azas dasar negara meliputi :
Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan
Kesejahteraan Rakyat. Sedangkan azas dasar negara Ir. Sukarno diberi judul Pancasila
yang berisi antara lain : Kebangsaan Indonesia, Internasional dan Kemanusiaan,
Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.
      Pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuklah Panitia Sembilan, karena terdiri dari
sembilan orang, meliputi : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. Ahmad
Subarjo, Mr. AA. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wachid Hasyim, H. Agus Salim, dan
Abikusno Cokrosuyoso. Panitia Sembilan berhasil menyusun “Piagam Jakarta” atau
Jakarta Charter. Rumusan Piagam Jakarta memuat rumusan 5 azas, yaitu :
    1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya
    2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
    3. Persatuan Indonesia
    4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran
perwakilan
    5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
      Piagam Jakarta sekarang dijadikan sebagai Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari
4 alinea. Sidang yang kedua diselenggaraka pada tanggal 10 s.d. 17 Juli 1945, BPUPKI
berhasil menyusun Rancangan Undang Undang Dasar ( UUD ) yang terdiri dari 16 bab
dan 37 pasal ditambah 4 aturan peralihan dan 2 aturan tambahan. Rancangan tersebut
sekarang disebut UUD 1945.

2. Pembentukan PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia


Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dianggap telah menyelesaikan tugas maka
dibubarkan dan diganti dengan PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ).
Ketuanya Ir. Sukarno dan sebagai wakil ketua adalah Drs. Moh. Hatta. Sedangkan Mr.
Ahmad Subarjo ditunjuk sebagai penasehat. Pada tanggal 6 Agustus 1945 kota
Hirosima dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat, ratusan ribu jiwa menjadi korban.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom kembali di kota
Nagasaki. Jepang benar-benar lumpuh setelah dijatuhi 2 buah bom atom yang menelah
korban sekitar 250 ribu jiwa.. Pada tanggal 9 Agustus 1945 Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta
dan Dr.Rajiman Wediodiningrat dipanggil ke Dalath, Saigon oleh Jend. Terauchi untuk
membahas masalah kemerdekaan Indonesia karena Jepang mengalami kekalahan
dalam Perang Dunia II. Setelah ketiga tokoh sampai di Dalath, Jendral Terauchi
menyampaikan tentang keadaan negeri Jepang, dan masalah kemerdekaan Indonesia
diserahkan sepenuhnya kepada bangsa Indonesia sendiri.

B. Peristiwa Rengas Dengklok


     Ketika Jepang dijatuhi 2 buah bom atom oleh Amerika Serikat, maka tidak
memungkinkan lagi untuk melanjutkan pertempuran mengingat banyak sekali korban
yang berjatuha. Pada tanggal 9 Agustus 1945 Tiga orang tokoh , yaitu : Ir. Sukarno,
Drs. Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Wedyodiningrat dipanggil ke Dallath, Saigon, Vietnam
oleh Jendral Terauchi untuk membicarakan kemerdekaan yang pernah dijanjikan oleh
Jepang. Mengingat Jepang kalah dalam perang dunia maka tidak bisa memberikan
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Sebelum Jepang mengumumkan
kekalahannya terhadap Sekutu, maka ketiga tokoh tersebut diminta untuk bisa
menyelenggarakan kemerdekaan.
     Pada tanggal 14 Agustus 1945 Kaisar Hirohito mengumumkan kekalahan Jepang
terhadap Sekutu, berita tersebut didengar oleh para pemuda Indonesia yang bekerja
pada instansi Jepang. Pada saat itu ketiga orang tokoh yang dipanggil ke Dalath
sedang dalam perjalanan pulang dari Dalath. Setiba di tanah air pada tanggal 15
Agustus 1945 mereka langsung diminta memproklamasikan kemerdekaan oleh para
pemuda. Ketiga tokoh tersebut tidak langsung menanggapi permintaan para pemuda
mengingat tokoh-tokoh tersebut belum mendengar sendiri.
     Pada saat itu terdapat dua kelompok pejuang yang sedang memperjuangkan
proklamasi, yaitu golongan pemuda ( Sukarni, Wikana, Yusuf Kunto, Sutan Syahrir,
Amir Syarifudin , Adam Malik, dan lainnya ) dan golongan tua ( Ir. Sukarno, Dr. Rajiman
Wedyodiningrat, Drs. Moh. Hatta , Mr. Ahmad Subarjo, dan lainnya ). Dalam upaya
merencanakan proklamasi terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dengan
pemuda. Golongan tua menghendaki agar proklamasi dilaksanakan melalui PPKI dan
dengan perhitungan yang matang, sedangkan golongan pemuda menghendaki
proklamasi dilaksanakan diluar PPKI dan secepatnya sebelum Sekutu dan Belanda
datang ke Indonesia. Para pemuda tidak mau menggunakan PPKI untuk
memproklamasikan kemerdekaan karena Jepang telah kalah perang, sehingga
kedudukannya menjadi lemah. Sebaliknya golongan tua menghendaki proklamasi
dilaksanakan melalui PPKI , karena PPKI merupakan satu-satunya badan yang memiliki
kewenangan untuk memproklamasikan kemerdekaan. Dengan perbedaan tersebut
maka timbullah ketegangan, pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari Ir. Sukarno dan
Drs. Moh. Hatta diasingkan ke Rengas Dengklok, sebuah desa di daerah Bekasi,
sebelah timur Jakarta. Alasan para pemuda menculik mereka adalah agar mereka tidak
mendapat pengaruh dan tekanan dari tentara Jepang. Para pemuda yang melakukan
penculikan antara lain : Sukarni, Wikana, dan Yusuf Kunto. Mereka memilih Rengas
Dengklok karena dianggap yang paling aman dari tentara Jepang untuk merencanakan
Proklamasi kemerdekaan.

C. Penyusunan Naskah Proklamasi dan Detik-detik Proklamasi


     Pada sore harinya Laksamana Maeda mencari Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta
untuk segera menyusun proklamasi kemerdekaan, namun tidak ada di Jakarta,
sehingga ia menghubungi Ahmad Subarjo, dan Ahmad Subarjo menghubungi Yusuf
Kunto. Akhirnya pada malam hari kedua orang tokoh tersebut dikembalikan ke Jakarta
dan membahas penyusunan naskah proklamasi di kediaman L. Maeda, Jl. Imam Bonjol
, Jakarta.
     Tidak luput dari ketegangan-ketegangan, dan perselisihan pendapat akhirnya pada
dini hari berhasil menyusun naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik. Ada dua
naskah proklamasi saat itu, yaitu naskah konsep, yang ditulis tangan dan ditanda
tangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta , dan naskah yang kedua yaitu naskah
otentik, yaitu naskah yang diketik dan ditanda tangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Moh.
Hatta.
     Semula pembacaan naskah proklamasi hendak dilaksanakan di Lapangan Ikada,
namun telah diketahui tentara Jepang, dan dijaga tentara Jepang. Agar tidak banyak
mengalami hambatan maka pembacaan naskah proklamasi dialihkan ke halaman
rumah , Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta ( sekarang = Jl. Proklalmasi ) pada
tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 WIB. Naskah proklamasi dibacakan oleh Ir.
Sukarno dengan didampingi oleh Drs. Moh. Hatta dilanjutkan denganpengibaran sang
merah putih yang dipimpin oleh Latif Hendraningrat dan Suhud, dengan diiringi lagu
kebanngaan Indonesia Raya. Peristiwa ini merupakan peristwa yang sangat bersejarah
bagi bangsa Indonesia, yaitu menjadi hari kelahiran bangsa Indonesia sebagai bangsa
merdeka. Peristiwa tersebut tidak berlangsung lama, karena tidak lama kemudian
tentara Jepang mendatangi tempat tersebut dan berupaya merampas semua dokumen
tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.

D. Menyusun Kelengkapan Pemerintahan RI


Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain :
1. Menetapkan dan mengesahkan UUD RI yang telah dirancang oleh Dokuritsu
Zumbi Cosakai  atau BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia )
2. Memilih dan menetapkan presidan RI ( Ir. Sukarno ) dan wakil presiden RI ( Drs.
Moh. Hatta )
3. Sebelum terbentuknya MPR, dalam melaksanakan pekerjaan presiden dibantu
oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain :
1. Menetapkan 12 orang menteri dalam lingkungan pemerintahan dan 4 menteri negara
yang akan dilaksanakan pelantikannya pada tanggal 2 September 1945. Susunan
menteri (kabinet Indonesia pertama kali adalah sebagai berikut :
1. Menteri Dalam Negeri : MAA Wiranata Kusumah
2. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Subardjo
3. Menteri Keuangan : Mr. AA Maramis
4. Menteri Kehakiman : Prof.Dr.Mr. Supomo
5. Menteri Kemakmuran : Ir. Ahmad Cokrodisuryo
6. Menteri Keamanan Rakyat: Supriyadi
7. Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmojo
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifudin
10. Menteri Ment Sosial : Mr. Iwa Kusuma S.
11. Menteri Perhubungan : Mr. Abikusno Cokro.
12. Menteri Pekerjaan Umum : Mr. Abikusno Cokro.
13. Menteri negara : Wachid Hasyim
14. Menteri negara : MR. Amir
15. Menteri negara : Mr. RM Sartono
16. Menteri negara : Otto Iskandardinata
2. Wilayah RI terbagi menjadi 8 provinsi, dan sebagai gubernurnya adalah sebagai
berikut :
1. Provinsi Sumatera : Tengku Moh Hasan
2. Provinsi Jawa Barat : Sutarjo Kartohadikusuma
3. Provinsi Jawa Tengah : R. Panji Suroso
4. Provinsi Jawa Timur : RA Suryo Sumpeno
5. Provinsi Sunda Kecil : I Gusti Ketut Puja
6. Provinsi Maluku : Mr. J. Latuharhari
7. Provinsi Sulawesi : Ratulangi
8. Provinsi Kalimantan : Ir. Pangeran Moh. Rum
3. Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 menghasilkan keputusan , antara lain :
 Membentuk Komite Nasional Indonesa, Pembentukan Badan KNIP (Komite
Nasional Indonesia Pusat ), yang baru dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945, sebagai
ketuanya adalah Mr. Kasman Singadimeja.
 Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI)
 Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR), bertugas sebagai badan
penolong keluarga korban perang. Keanggotaanya terhimpun dari bekas anggota
PETA, Heiho, Keibodan, Seinendan, dll. Belum dibentuknya tentara dikandung maksud
agar tidak memancing kemarahan tentara Jepang. Dan Tentara Indonesia baru
dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945, karena situasi mendesak yaitu dengan
datangnya pasukan Sekutu yang diboncengi oleh tentara Belanda.

Anda mungkin juga menyukai