- SEBELUM PROKLAMASI
- S A AT P R O K L A M A S I
- DAN SETELAH PROKLAMASI
SEBELUM PROKLAMASI
1. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Kota Hiroshima Jepang dijatuhi bom atom pertama oleh Amerika Serikat.
2. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
karena tugasnya dianggap selesai. Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua dan sebagai wakil ketuanya ialah
Drs. Mohammad Hatta.
3. Pada tanggal 9 Agusus 1945 Kota Nagasaki Jepang dijatuhi bom atom kedua oleh Amerika Serikat.
4. Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan nasional, yaitu Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ir.
Sukarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi undangan dari Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam).
Jenderal Terauchi merupakan Panglima tentara Jepang di Asia Tenggara.
Dalam pertemuan itu, Jenderal Terauchi menegaskan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
SEBELUM PROKLAMASI
5. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat ke Sekutu dan terjadi kekosongan
kekuasaan (vacuum of power) di Indonesia.
6. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Dr. Rajiman pulang ke tanah air dari Dallat,
Vietnam. Begitu tiba ditanah air, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta disambut oleh para pemuda
pejuang.
Sutan Syahrir meminta Ir. Soekarno dan Moh. Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ir.
Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ingin merundingkan masalah Proklamasi Kemerdekaan dalam
sidang panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) terlrbih dahulu. Namun, para pemuda tidak sabar
menantikan PPKI bersidang, dan tetap bersikeras memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya.
7. Pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari Ir. Soekarno dan Moh Hatta diculik oleh golongan muda ke
Rengasdengklok Karawang dan dipaksa segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia melalui radio.
Peristiwa rengasdengklok
8. Pada tanggal 16 Agustus sore hari, Ir Soekarnodan Moh. Hatta diantar kembali ke Jakarta.
Malam harinya, Soekarno-Hatta mengumpulkan para anggota PPKI dan para pemimpin pemuda.
Mereka bermusyawarah untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan. Mr. Ahmad Subarjo memilih
rumah Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta sebagai tempat
musyawarah. Ia adalah
.
SAAT PROKLAMASI
9. Pada tanggal 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 telah hadir,
antara lain, Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani, dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul
10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks.
Kemudian bendera Merah Putih yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan.
SETELAH PROKLAMASI
Sidang-siding PPKI
- SEBELUM PROKLAMASI
- S A AT P R O K L A M A S I
- DAN SETELAH PROKLAMASI
Jejak dalam Ranah Politik
Pawal abad 20-an, di antara pergerakan yang berjuang di ranah politik untuk membebaskan dari
kekuasaan asing adalah Sarekat Islam (Jusuf Abdullah Puar: 1962),
“Pergerakan kemerdekaan adalah pergerakan politik. Sarekat Islam adalah pergerakan politik yang
pertama yang memperjuangkan nasib rakyat. Jadi merupakan pergerakan rakyat, dari rakyat untuk
rakyat.” (Majalah Kiblat, 12/XXV: 1978) Melalui ranah ini, perjuangan untuk mencapai kemerdekaan
Indonesia sedikit banyak telah memberikan sumbangsih yang tak kecil.
Jejak dalam Ranah Diplomasi
Tokoh-tokoh muslim kenamaan yang berjuangan dalam ranah ini misalnya: H. Agus
Salim, AR. Baswedan, Rasjidi dan kawan-kawan yang diutus ke timur tengah untuk
melakukan perjuangan diplomasi sehingga Indonesia secara de jure mendapatkan
pengakuan. Para pejuang diplomasi ini mendapat sambutan hangat, bahkan orang
Mesir, sempat terkagum-kagum saat mendengar pidato Agus Salim dengan berbagai
bahasa, terutama saat menyampaikannya dengan bahasa Arab.
Jejak Ulama dan Santri