Anda di halaman 1dari 3

Hasil Sidang PPKI I,II dan III

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai


dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 merupakan organisasi yang dibentuk oleh
Jepang untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan. Hal ini terkait dengan
perkembangan perang Asia Timur Raya yang mana tanda-tanda kekalahan Jepang
semakin nampak. Sebab khusus dari pembentukan PPKI adalah jatuhnya bom atom di
Kota Hirosima.

Sebagai ketua PPKI ditunjuk Soekarno dengan Hatta sebagai wakil ketua dan Ahmad
Soebarjo sebagai penasehat. Adapun semua anggota PPKI berasal dari Jawa yakni 12
orang, Kalimantan 1 orang, Sulawesi 2 orang, Sumatera 3 orang, Maluku 1 orang,
Nusa Tenggara 1 orang dan perwakilan dari etnis Tionghoa 1 orang. Dan kemudian
tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 anggota, hal ini menandakan bahwa PPKI
bukan murni begitu saja bentukan Jepang.

Dalam keberlangsungannya, PPKI melakukan sidang sebanyak 3 kali yakni:

Hasil Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945)

Pada pelaksanaanya sebelum menggelar sidang PPKI pertama Ir.Soekarno


menambahkan 9 anggota PPKI baru yang sebagian terdiri dari golongan muda, yaitu
Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana. Namun ketiga golongan muda tersebut kurang
berkenan, mereka masih menganggap bahwa PPKI merupakan badan yang di bentuk
oleh Jepang. Oleh sebab itu, Ir.Soekarno hanya mengumumkan 6 orang sebagai
anggota baru PPKI yaitu Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Wiranata
Kusumah, Sayuti Melik, Mr. Iwa Kusuma Sumantri, dan Mr. Ahmad Subarjo. Hasil
siding PPKI I yaitu:

1. Pengesahan UUD 1945. Sidang PPKI pertama dilaksanakan di sebuah Gedung


Cuo Sangi In di Jalan Pejambon. Pada rapat ini Soekarno-Hatta meminta
sejumlah tokoh untuk merevisi ulang kembali piagam Jakarta, khusunya pada
kalimat Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya . Hal tersebut memicu rasa keberatan bagi pemeluk
agama lain (selain agama Islam). Akhirnya setelah melakukan perundingan
yang dilakukan kurang lebih selama 15 menit yang dipimpin oleh Bung Hatta
semua tokoh mencapai kesepakatan untuk merubahnyamenjadi Ketuhanan
Yang Maha Esa.
2. Penetapan Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden. Penetapan Soekarno-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden
diusulkan oleh Otto Iskandardinata secara aklamasi.
3. Pembentukan Komite Nasional. Pembentukan Komite Nasional ditujukan
untuk membantu tugas presiden selama Majelis Permusyawaratan Rakyat
belum terbentuk.

Hasil Sidang PPKI II (19 Agustus 1945)

Setelah sebelumnya PPKI melakukan sidang pertamanya pada tanggal 18 Agustus


1945, PPKI melakukan sidang keduanya pada tanggal 19 Agustus 1945. Hasil sidang
PPKI II yaitu:

1. Dibaginya wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi meliputi wilayah Sumatra,


Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan
Kalimantan. Berikut di bawah ini rincian setiap wilayah provinsi dan gubernur
yang ditetapkan sebagai pemimpinnya: (a) Sumatra dengan Teuku Mohammad
Hassan sebagai gubernurnya. (b) Jawa Barat dengan Sutarjo Kartohadikusumo
sebagai gubernurnya. (c) Jawa Tengah dengan R. Panji Suroso sebagai
gubernurnya. (d) Jawa Timur dengan R.A Suryo sebagai gubernurnya . (e)
Sunda Kecil dengan Mr. I Gusti Ketut Puja Suroso sebagai gubernurnya. (f)
Maluku dengan Mr. J. Latuharhary sebagai gubernurnya. (g) Sulawesi dengan
Dr.G.S.S.J. Ratulangi sebagai gubernurnya. (h) Kalimantan dengan Ir.
Pangeran Mohammad Nor sebagai gubernurnya.
2. Menetapkan 12 Kementrian Kabinet Dalam Lingkungan Pemerintahan.
departemen yang dibentuk yaitu: (a) Departemen dalam negeri : RRA
Wiranata Kusumah (b) Departemen luar negeri : Mr. Achmad Soebardjo (c)
Departemen kehakiman : Prof. Dr. Mr Soepomo (d) Departemen pengajaran :
Ki Hajar Dewantoro (e) Departemen pekerjaan umum : Abukusno
Cokrosuyoso (f) Departemen perhubungan : Abikusno Cokrisuyoso (g)
Departemen keuangan : AA maramis (h) Departemen Kemakmuran : Ir.
Surachman (i) Departemen kesehatan : dr. Buntaran Martoatmojo (j)
Departemen sosial : Mr. Iwa Kusuma Sumantri (k) Departemen keamanan
rakyat : Supriyadi (l) Departemen Penerangan : Mr. Amir syamsudin
Hasil Sidang PPKI III (22 Agustus 1945)

Pada sidang yang ketiga ini PPKI memiliki agenda utama yaitu membicarakan
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).

1. Pembentukan Komite Nasional. Pada tanggal 29 Agustus 1945 137 orang


anggota KNIP secara resmi dilantik di Gedung Kesenian Pasar Baru, Jakarta.
KNIP terdiri dari golongan muda dan masyarakat dari berbagai daerah serta
anggota PPKI sebagai intinya. Dalam sidang pertama KNIP berhasil menunjuk
Kasman singodimejo sebagai ketua dan M. Sutarjo sebagai wakil ketua
pertama, Latuharhary sebagai wakil ketua kedua, dan Adam malik sebagai
wakil ketua ketiga.
2. Pembentukan PNI. PNI diketuai oleh Ir.Soekarno. Pembentukan PNI pada
awalnya ditujukan sebagai satu-satunya partai diIndonesia dengan tujuan yang
seperti disebutkan dalam risalah sidang PPKU yaitu mewujudkan negara
Republik Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan
rakyat. Namun dalam perkembangannya muncul maklumat pada tanggal 31
Agustus 1945 yang berisikan penundaan segala kegiatan yang dilakukan PNI
yang akhirnya dilimpahkan kepada KNIP. Sejak saat itu gagasan yang hanya
ada satu partai di Indonesia tidak pernah lagi dimunculkan.
3. Pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat). Pembentukan BKR merupakan
perubahan dari hasil sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 yang
sebelumnya merencanakan pembentukan tentara kebangsaan. Perubahan
tersebut akhirnya diputuskan pada tanggal 22 Agustus 1945 untuk tidak
membentuk tentara kebangsaan. Keputusan ini dilandasi oleh berbagai
pertimbangan politik. Para pemimpin pada waktu itu memilih untuk lebih
menempuh cara diplomasi untuk memperoleh pengakuan terhadap
kemerdakaan yang baru saja diproklamasikan. Tentara pendudukan Jepang
yang masih bersenjata lengkap dengan mental yang sedang jatuh karena kalah
perang, menjadi salah satu pertimbangan juga, untuk menghindari bentrokan
apabila langsung dibentuk sebuah tentara kebangsaan.

Anda mungkin juga menyukai