Ambarawa
Latar Belakang
Latar Belakang
Peristiwa Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di
Magelang.
Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer
Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.
Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland
gencatan senjata.
Melalui perundingan tersebut tercapai sebuah kesepakatan, antara
lain:
APW.
2. Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia
dan Inggris.
3. Inggris tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan
/
Puncak Pertempuran
Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di
bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar.
Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang
berkedudukan di Desa Pingit. Pasukan Imam pun berhasil
menduduki Pingit. Sementara itu, kekuatan di Ambarawa
semakin bertambah dengan datangnya tiga batalion yang berasal
dari Yogyakarta.Mereka adalah Batalio 10 Divisi X di bawah
pimpinan Mayor Soeharto, Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor
Sardjono, dan Batalion Sugeng. Meskipun tentara Inggris sudah
dikepung, mereka tetap mencoba menghancurkan kepungan
tersebut.
Kota Ambarawa dihujani dengan tembakan meriam. Untuk mencegah
jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke Bedono oleh
masing-masing komandannya. Bala bantuan dari Resimen 2 dipimpin
M. Sarbini dan Batalion Polisi Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo
serta Batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di
Desa Jambu. Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh
Kolonel Holand Iskandar. Rapat ini menghasilkan terbentuknya suatu
komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran bertempat di
Magelang. Pada 26 November 1945, salah satu pimpinan pasukan
harus gugur. Ia adalah Letnan Kolonel Isdiman, pemimpin pasukan
asal Purwokerto. Posisinya pun digantikan oleh Kolonel Soedirman.
Sejak saat itu, situasi pertempuran berubah semakin menguntungkan
pihak TKR. Pada 5 Desember 1945, musuh berhasil terusir dari Desa
Banyubiru.
Akhir Pertempuran
Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan
perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor.
Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel
Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit.
Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir, yaitu:
Akhir Pertempuran
1. Serangan pendadakan dilakukan serentak dari
semua sektor. Tiap-tiap komandan sektor memimpin
serangan.
2. Para pasukan badan-badan perjuangan (laskar)
disiapkan sebagai tenaga cadangan.
3. Serangan akan dimulai pada 12 Desember pukul
04.30.
Akhir Pertempuran
Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak
menuju target masing-masing. Dalam kurun waktu
1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung
kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa
dikepung selama empat hari empat malam. Pasukan
Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk
memutus pertempuran. Pada 15 Desember 1945,
pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan
mundur ke Semarang.
Tokoh Pertempuran
Ambarawa
• Letkol Isdiman
Ambarawa
• Kapten Surono Reksodimedjo
• Sarbini Martodihardjo
• Kolonel G.P.H. Jati Kusumo
TERIMA KASIH