Anda di halaman 1dari 7

Nama : Evira Bella Yustiani

No Absen : 10
Kelas : XI MIPA 5

TUGAS SEJARAH INDIVIDU


ANALISIS TERBENTUKNYA NKRI SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
17 AGUSTUS 1945

I. LATAR BELAKANG MASALAH

Setelah proklamasi, Indonesia masih belum sepenuhnya dikatakan merdeka. Karena


Indonesia harus berbenah diri mulai dari pemerintahan hingga di daerah-daerah. Hari-hari
setelah proklamasi, pemerintahanpun mulai dibangun. Presiden dan wakil presiden diangkat,
UUD ditetapkan, Komite Nasinal Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk untuk membantu presiden
sembari menunggu pelaksanaan PEMILU, struktur pemerintahan dan struktur militer mulai
disusun dan ditetapkan.
Sementara itu, kehidupan di luar pemerintahan tidak seluruhnya menggembirakan.
Banyak raja raja diluar Jawa yang memilih status quo bersama Belanda dan tidak mendukung
Proklamasi. Konflik social di pedesaan antar kelompok juga sering terjadi.
Dari latar belakang yang ada maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan?
2. Bagaimana kondisi dan keadaan politik, ekonomi, social dan budaya pasca
proklamasi kemerdekaan?
Rumusan masalah tersebut dibuat berdasarkan latar belakang masalah yang ada.
Rumusan masalah tersebut dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kondisi Indonesia pasca
pengakuan kedaulatan dan keadaan politik, ekonomi, social budaya Indonesia pasca proklamasi
kemerdekaan.

II. PEMBAHASAN

Pada saat mengakhiri pidato dalam rangka pembacaan teks proklamsi tanggal 17 Agustus 1945 itu,
Bung Karno berkata Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air
kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita! Negara merdeka, negara republik
Indonesia merdeka, kekal dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu. Beberapa
saat setelah proklamasi, rakyat bergerak tanpa dikomando untuk menasionalisasi seluruh aset-aset
tentara pendudukan Jepang. Para pemimpin melakukan konsulidasi untuk menata sistem kenegaraan
sistem demokrasi, monarki dan lain-lain.

Sehari setelah proklamasi, PPKI mengadakan sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945, meskipun
mendapat kritikan dari golongan muda seperti Sukarni, Chairul Saleh dan Wikana. Sidang dipimpin
langsung oleh Ir. Sukarno. Tidak lebih dari dua jam, sidang menyepakati beberapa keputusan terhadap
rancangan Pembukaan dan undang-undang dasar yang telah disiapkan BPUPKI, yaitu :

Pembahasan PPKI

a) Bab III Pasal 4 Presiden harus beragama Islam, mengingat sebagian besar rakyat beragama
IslamPresiden diganti menjadi presiden ialah orang Indonesia asli
b) Jumlah wakil presiden ditetapkan dua orangdirevisi menjadi Jumlah wakil presiden
ditetapkan satu orang saja
c) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan, direvisi menjadi Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan menurut undang-undang dasar
d) Negara berdasar atas ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya, direvisi menjadi Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Islam

Dengan beberapa revisi tersebut, rancangan pembukaan dan undang-undang dasar disahkan oleh PPKI
sebagai Undang-Undang Dasar RI 1945.

PPKI mengadakan pemilihan presiden dan wakil presiden. Sebelum acara pemilihan, Bung
Karno selaku ketua sidang mengusulkan agar pasal 3 dalam aturan peralihan bisa disahkan terlebih
dahulu. Pasal itu antara lain berbunyi : Untuk pertama kali presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI.
Setelah disepakati, Otto Iskandardinata mengajukan usul agar pemilihan presiden dan wakil presiden
dilakukan secar aklamsi, sedangkan calon yang ia usulkan adalah Bung Karno sebagai presiden dan Bung
Hatta sebagai wakil presiden. Tanpa adanya kesulitan semua peserta sidang secara aklamsi bisa
menerimanya. Demikian setelah menetapkan Mukadimah dan UUD 1945, PPKI menetapkan Ir. Sukarno
sebagai presiden dan Drs. Muh. Hatta sebagai wakil presiden.

Sebelum menutup sidang PPKI Bung Karno menunjuk sembilan orang sebagai Panitia Kecil
yang harus menyusun rencana mengenai masalah-masalah yang sangat mendesak seperti pembagian
wilayah negara, kepolisian, tentara kebangsaan, dan perekonomian. Sidang tanggal 19 Agustus 1945
PPKI berhasil membentuk alat kelengkapan negara dan pemerintah

Keputusan sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945:

1. Untuk sementara waktu daerah negara Indonesia dibagi dalam delapan propinsi yang masing-
masing dikepalai oleh seorang gubenur. Provinsi-provinsi tersebut :

a) Jawa Barat e) Borneo (Kalimantan)


b) Jawa Tengah f) Sulawesi
c) Jawa Timur g) Maluku
d) Sumatra h) Sunda Kecil (Nusa Tenggara)
2. Daerah propinsi dibagi dalam karesidenan yang dikepalai oleh seorang residen. Gubenur dan
residen dibantu oleh Komite Nasional daerah.
3. Pemerintah Republik Indonesia akan dibagi dalam dua belas departemen (kementrian), yaitu :

a) Departemen Dalam Negeri


b) Departemen Luar Negeri
c) Departemen Kehakiman
d) Departemen Keuangan
e) Departemen Kesehatan
f) Departemen Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan
g) Departemen Sosial
h) Departemen Pertahanan
i) Departemen Penerangan
j) Departemen Perhubungan
k) Departemen Pekerjaan Umum.

4. Mengenai Pertahanan :

a. PETA di Jawa dan Bali serta Laskar Rakyat di Sumatera dibubarkan


b. Aktivitas prajurit Heiho dihentikan
c. Tentara Kebangsaan Indonesia supaya segera dibentuk oleh presiden.
Setelah menyelewsaikan persidangan, pada malam harinya presiden dan wakil presiden berdiskusi
dengan beberapa tokoh perjuangan antara lain : Mr. Sartono, Suwiryo, Otto Iskandadinata, Sukardjo
Wirjopranoto, dr. Buntaran, Mr. A.G. Pringgodigdo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan dr. Tajuludin untuk
membahas keanggotaan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Hasil pembahasan dibawa ke sidang
PPKI tanggal 22 Agustus 1945. Dalam sidang berhasil ditetapkan :

1. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dengan kepengurusan:

a. Mr. Kasman Singodimedjo (ketua)


b. Sutardjo Kartohadikusumo (wakil ketua I)
c. Mr. Latuharhary (wakil ketua II)
d. Adam Malik (wakil ketua III)

2. Penetapan Partai Nasional.

Sidang pertama tanggal 29 Agustus 1945 KNIP mengeluarkan Mosi Rakyat antara lain :

Bangsa Indonesia menuntut pengakuan kemerdekaan dari seluruh dunia dengan


terlaksananya negara Republik Indonesia sekarang ini, sebagai salah satu syarat bagi
perdamaian internasional
Maklumat tentang kewajiban rakyat Indonesia untuk serentak mendukung pemerintah
negara Republik Indonesia merdeka, dengan mencurahkan segenap pikiran, tenaga,
harta benda, dan jiwa raga bagi keselamatan serta kemakmuran bangsa Indonesia.
Tanggal 2 September 1945 Presiden Ir. Soekarno mengumumkan pembentukan kabinet Republik
Indonesia pertama. sesuai dengan UUD 1945 maka kabinet itu dipimpin oleh presiden. Anggota
kabinetnya antara lain :

1. RAA Wiranata Kusumah (Mendagri),


2. Mr. Ahmad Subardjo (Menlu),
3. Mr. AAMaramis (Menkeu),
4. Mr Dr Soepomo (Menkeh),
5. Ir Surachman Tjokroadisuryo (Menteri Kemakmuran),
6. Suprijadi (Menteri Keamanan Rakyat),
7. Dr. Buntaran Martoatmadjo (Menkes),
8. Ki Hajar Dewantoro (Menteri pengajaran),
9. Mr Amir Syarifuddin (Menpen),
10. Mr. Iwa Kusumasumantri (Mensos),
11. Abikusno Tjokrosujoso (Men PU dan Menhub ad interim).

Selain itu presiden Ir Soekarno juga mengangkat empat menteri negara yaitu :

1. Wachid Hasjim,
2. Dr. M Amir,
3. Mr. RM Sartono, dan
4. R Otto Iskandadinata,

serta empat pejabat negara lainnya, yaitu :

1. Mr. Dr Kusumah Atmadja (Ketua MA),


2. Mr Gatot Tarunamihardja (Jaksa Agung),
3. Mr AG Pringgodigdo (Mensegneg), dan
4. Sukardjo Wirjopranoto (Juru Bicara Negara).

Tanggal 5 Oktober 1945 Ir Soekarno mengenguarkan maklumat, yang isinya :

Untuk memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Semula yang diangkat sebagai pimpinan tertinggi TKR adalah Supriyadi. Namun tokoh PETA yang
melakukan pemberontakan di Blitar tahun 1944 tidak pernah muncul, maka dalam rapat komandan-
komandan devisi seluruh Indonesia tanggal 12 Nopember 1945 di Yogyakarta, terpilihlah Sudirman
(Kepala Divisi IV yang berkedudukan di Purwokerto). Maka mulai tanggal 18 Desember 1945 Jenderal
Sudirman bertindak sebagai Panglima Besar TKR, Letnan Jenderal Urip Sumohardjo sebagai Kepala Staf
Umum TKR, dengan 10 Divisi TKR di Jawa dan 6 Devisi TKR di Sumatra.
Dukungan Daerah terhadap Pembentukan Negara dan Pemerintah Republik Indonesia.

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan, yaitu tanggal 18 Agustus 1945 keluarlah
dua maklumat penting, yaitu :

1. Berasal dari presiden dan wakil presiden yang antara lain berisi permintaan agar rakyat
Indonesia dari segenap lapisan tinggal tentram, tenang, siap sedia, dan memegang
teguh kedisiplinan.
2. Dari Komite Nasional Indonesia yang berisi agar rakyat menjaga nama dan kehormatan
bangsa dengan menjauhkan segala pikiran dan perbuatan yang jahat-jahat dengan
memegang teguh ketentraman umum.

III. KESIMPULAN

1. Bidang Ekonomi dan Bidang Keuangan

Di awal kemerdekaan ekonomi Indonesia sangat terpuruk sekali, ada beberapa hal yang
menyebabkan perekonomian Indonesia memburuk antara lain:

Mewarisi sistem ekonomi Jepang


Adanya inflasi yang disebabkan beredarnya uang Jepang yang tidak terkendali
Kas negara kosong
Tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran negara
Blokade ekonomi oleh Belanda sebab perhitungan Belanda bahwa dengan
senjata ekonomi akan dapat merobohkan RI

2. Bidang Politik

Perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia pada awal kemerdekaan sangat
dipengaruhi oleh pembentukan KNIP serta dikeluarkannya Maklumat Politik 3 November
1945 oleh wakil Presiden Moh. Hatta. Isi maklumat tersebut menekankan pentingnya
kemunculan partai-partai politik di Indonesia. Ada 4 dinamika politik yang berkembang pada
awal kemerdekaan sampai sekarang yaitu:

Periode Demokrasi Liberal


Periode Demokrasi Terpimpin
Periode Orde Baru
Periode Reformasi
DAFTAR PUSTAKA
Buku Sejarah kelas XI

http://socialonesmansaboy.blogspot.com

http://sule-epol.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai