Anda di halaman 1dari 13

OM SWASTYASTU

Nama Anggota :
1. Dirga Cahya Arbiantara Putra (05)
2. I Ketut Arjun Dinata (11)
3. I Made Darmayasa (12)
4. Putu Herry adi Saputra (30)
TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN DAN
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Penyusunan Landasan dan Lembaga Pemerintahan

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang yang pertama di


Gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon, Jakarta. Sidang tersebut membahas
mengenai kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya.” kalimat tersebut membuat agama lain merasa
keberatan, sehingga di diskusikanlah kalimat tersebut yang dipimpin oleh
Ir.Soekarno dengan 28 orang anggota pada pukul 11.30 WIB.
Hasil Keputusan Sidang I PPKI :
1. Mengesahkan rancangan undang-undang dasar negara
yang dibahas dalam sidang BPUPKI menjadi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2. Memilih serta mengangkat presiden (Ir. Soekarno) dan
wakil presiden (Moh. Hatta) sebagai pelaksana
pemerintahan yang sah dari Negara Republik Indonesia
yang baru. Pemilihan presiden dan wakil presiden
dilakukan secara aklamasi yang diusul oleh Otto
Iskandardinata dan disetujui oleh para peserta siding PPKI.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai lembaga
yang membantu presiden dalam melaksanakan tugas-
tugasnya sebelum terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melalui
pemilu.
Pembentukan Departemen dan Pemerintah
Daerah
Pada tanggal 19 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Gedung Chuo Sangi In dilakukan sidang kedua oleh PPKI.
Hasil Keputusan Sidang II PPKI :
1. Menetapkan 12 kementerian yang membantu tugas presiden dalam pemerintahan.
2. Membagi wilayah Republik Indonesia menjadi 8 Provinsi.
Adapun pembagian 8 provinsi beserta gubernurnya yang disusun oleh panita kecil beranggotakan 9
orang yang diketuai oleh Otto Iskandardinata, antara lain :
• Provinsi Sumatra dipimpin oleh Mr. Teuku Moh. Hassan.
• Provinsi Jawa Barat dipimpin oleh Sutarjo Kartohadikusumo.
• Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh R. Panji Suroso.
• Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh R.A. Surya.
• Provinsi Sunda Kecil dipimpin oleh Mr. I Gusti Ketut Puja.
• Provinsi Maluku dipimpin oleh Mr. Latuharhary.
• Provinsi Sulawesi dipimpin oleh Dr. G.S.S.J. Ratulangi.
• Provinsi Kalimantan dipimpin oleh Ir. Pangeran Mohammad Noor.
Pada tanggal 2 September 1945 dibentuk susunan Kabinet Republik Indonesia yang pertama.
Susunan cabinet tersebut terdiri dari 12 meneteri tambahan dengan 4 menteri negara.
Berikut 12 Menteri yang memimpin departemen :
1. Departemen Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
2. Departemen Luar Negeri : Mr. Ahamd Subarjo
3. Departemen Kehakiman : Prof. Dr. Supomo, S.H
4. Departemen Kemakmuran : Ir. Surakhman Cokroadisuryo
5. Departemen Keuangan : Mr. A.A. Maramis
6. Departemen Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmojo
7. Departemen Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
8. Departemen Sosial: Mr. Iwa Kusuma Sumantri
9. Departemen Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
10. Departemen Perhubungan : Abikusno Cokrosuyoso
11. Departemen Keamanan rakyat : Supriyadi
12. Departemen Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosuyoso
4 Menteri Negara tambahan :
1. Menteri Negara : Wahid Hasyim
2. Menteri Negara : Dr. M. Amir
3. Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
4. Menteri Negara : Otto Iskandardinata
Selain itu, dilantik pula para pejabat tinggi negara. Para pejabat tinggi negara
tersebut sebagai berikut :
5. Ketua Mahkamah Agung : Dr. Kusumah Atmaja
6. Jaksa Agung : Gatot Tarunamiharja
7. Sekretaris Negara : A.G Pringgodigdo
8. Juru Bicara Negara : Sukarjo Wiryopranoto
Pembentukan Badan-Badan Negara
Pada tanggal 19 Agustus 1945 di Jalan Gambir Selatan
(sekarang Merdeka Selatan) pada malam hari beberapa
tokoh seperti Presiden Soekarno, Wakil Presiden
Moh.Hatta, Mr. Sartono, Suwiryo, Otto Iskandardinata,
Sukarjo Wiryopranoto, Dr. Buntaran, Mr. A.G.
Pringgodigdo, Sutarjo Kartohadikusumo, dan Dr.
Tajuluddin berkumpul dan membahas mengenai siapa
saja yang akan diangkat sebagai anggota Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Kemudian pada tanggal 22 Agustus 1945 dilakukan
sidang PPKI yang ketiga yang menghasilkan sebuah
keputusan mengenai pembentukan Komite Nasional
seluruh Indonesia dengan pusatnya di Jakarta.
Anggota KNIP diresmikan pada tanggal 29 Agustus
1945 di Gedung Balai Muslimin Indonesia, Jakarta
dimana KNIP diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo.
Sidang KNIP pertama kali dilakukan pada tanggal 16
Oktober 1945 dimana didalam sidang mengusulkan
untuk KNIP diberi hak legislatif selama DPR dan MPR
belum terbentuk. Kemudian Syahrir dan Amir
Syarifuddin mengusulkan adanya BPKNIP (Badan
Pekerja KNIP) untuk menghadapi suasana genting dan
mengerjakan tugas-tugas operasional dari KNIP.
Berdasarkan beberapa usul tersebut, dikeluarkanlah
maklumat yang lazim disebut dengan Maklumat Wakil
Presiden Nomor X yang menyatakan bahwa Indonesia
sudah memiliki badan negara yang memiliki
kekuasaan legislatif yang berperan sebagai MPR dan
DPR, meskipun hanya bersifat sementara.
Pembentukan Berbagai Partai Politik
Pada sidang PPKI ketiga pada tanggal 22 Agustus 1945 juga diputuskan adanya pembentukan
partai politik nasional yang dibentuk dengan sebutan PNI. PNI ini diharapkan sebagai wadah
persatuan pembinaan politik bagi rakyat Indonesia. BPKNIP mengusulkan perlu dibentuknya
partai-partai politik yang kemudian ditindaklanjuti oleh wakil presiden dengan maklumat pada
tanggal 3 November 1945. Adapun partai-partai politik tersebut, antara lain :
1. Masyumi
2. PKI (Parta Komunis Indonesia)
3. PBI (Partai Buruh Indonesia)
4. Partai Rakyat Jelata
5. Parkindo (Partai Kristen Indonesia)
6. PSI (Partai Sosialis Indonesia)
7. PRS (Partai Rakyat Sosialis)
8. PKRI (Partai Katolik Republik Indonesia)
9. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia
10. PNI (Partai Nasional Indonesia)
Pembentukan Organisasi Ketentaraan
Pada tanggal 23 Agustus 1945 diumumkan
pembentukan BKR atau Badan Keamanan Rakyat
dimana organisasi ini bertujuan untuk mengindari
permusuhan dengan kekuatan-kekuatan asing dan
menjaga keamanan masing-masing daerah serta
termasuk kedalam bagian dari BPKKP atau Badan
Penolong Keluarga Korban Perang.
Selanjutnya tanggal 5 Oktober 1945, pemerintah
mengeluarkan maklumat yang meresmikan berdirinya
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan membentuk
Markas Tertinggi TKR di Yogyakarta dengan Urip
Sumoharjo sebagai Kepala Staf Umum TKR dan
Supriyadi sebagai Panglima TKR.
Pada tanggal 1 Januari 1946 diadakan rapat dengan para panglima divisi dengan
hasil keputusan mengganti nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat serta Kementerian Keamanan Rakyat menjadi Kementerian
Pertahanan. Kemudian pada tanggal 26 Januari 1946, pemerintah mengeluarkan
maklumat untuk mengganti nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara
Republik Indonesia.
Pada tanggal 5 Mei 1947 presiden mengeluarkan dekret untuk membentuk
Panitia Pembentukkan Organisasi Tentara Nasional Indonesia dengan
beranggotakan 21 orang. Dan pada tanggal 7 Juni 1947, keluar sebuah penetapan
presiden yang membentuk satu organisasi tantara bernama Tentara Nasional
Indonesia (TNI) sebagai penyempurnaan dari TRI.
Kemudian diputuskan pada tanggal 3 Juni 1947 bahwa secara resmi berdirinya
Tentara Nasional Indonesia dengan segenap anggota angkatan perang yang ada
sebagai inti kekuatan. Selain itu, anggota lascar-lascar bersenjata, baik yang sudah
bergabung maupun yang belum bergabung dalam biro perjuangan dimasukkan
serentak ke dalam Tentara Nasional Indonesia.
OM SANTIH SANTIH SANTIH
OM

Anda mungkin juga menyukai