Anda di halaman 1dari 3

KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat)

A. Sejarah Kelahiran KNIP


KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dibentuk dan dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945.
Komite ini dibentuk berdasarkan Hasil Sidang PPKI pada 18 Agustus 1945 dan Aturan Peralihan
UUD 1945 Pasal IV.
a. Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945
1. Menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD
1945) yang berisi 37 pasal.
2. Memilih dan mengangkat pimpinan tinggi negara, yaitu Soekarno sebagai Presiden RI dan
Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden RI.
3. Presiden dan Wakil Presieden dibantu oleh sebuah Komite Nasional sampai terbentuknya
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
b. Aturan Peralihan UUD 1945 Pasal IV
Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan perwakilan rakyat dan Dewan Pertimbangan
Agung dibentuk menurut Undang-undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh
Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.
B. Petinggi-petinggi KNIP
1. Mr. Kasman Singodimedjo - Ketua
2. M. Sutardjo Kartohadikusumo - Wakil Ketua I
3. Mr. J. Latuharhary - Wakil Ketua II
4. Adam Malik - Wakil Ketua III
C. Hasil Sidang KNIP 16 Oktober 1945
Dalam sidang ini Drs. Moh Hatta mengeluarkan Maklumat Nomor X Tahun
1945 yang menetapkan bahwa KNIP sebelum terbentuk MPR dan DPR
diserahi kekuasaan legislatif, ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan
Negara, serta menyetujui bahwa pekerjaan KNIP sehari-hari sehubungan
dengan gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah badan pekerja yang
diplih KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat)

A. Sejarah Kelahiran KNIP


KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dibentuk dan dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945.
Komite ini dibentuk berdasarkan Hasil Sidang PPKI pada 18 Agustus 1945 dan Aturan Peralihan
UUD 1945 Pasal IV.
a. Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945
1. Menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD
1945) yang berisi 37 pasal.
2. Memilih dan mengangkat pimpinan tinggi negara, yaitu Soekarno sebagai Presiden RI dan
Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden RI.
3. Presiden dan Wakil Presieden dibantu oleh sebuah Komite Nasional sampai terbentuknya
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
b. Aturan Peralihan UUD 1945 Pasal IV
Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan perwakilan rakyat dan Dewan Pertimbangan
Agung dibentuk menurut Undang-undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh
Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.
B. Petinggi-petinggi KNIP
1. Mr. Kasman Singodimedjo - Ketua
2. M. Sutardjo Kartohadikusumo - Wakil Ketua I
3. Mr. J. Latuharhary - Wakil Ketua II
4. Adam Malik - Wakil Ketua III
C. Hasil Sidang KNIP 16 Oktober 1945
Dalam sidang ini Drs. Moh Hatta mengeluarkan Maklumat Nomor X Tahun 1945 yang
menetapkan bahwa KNIP sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislatif, ikut
menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara, serta menyetujui bahwa pekerjaan KNIP sehari-
hari sehubungan dengan gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah badan pekerja yang diplih di
antara mereka dan bertanggungjawab kepada KNIP. Badan Pekerja KNIP (BP-KNIP) akhirnya
dibentuk dan diketuai oleh Sutan Syahrir dan wakilnya Amir Syarifuddin.
Kemudian Drs. Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Politilk 3 November 1945 atas
desakan dari Sutan Syahrir selaku Ketua BP-KNIP. Akibat dari maklumat/kebijakan itu adalan
munculnya berbagai partai politik di Indonesia dengan ideologi yang beraneka ragam.
Contohnya: Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Komunis Indonesia, Partai
Buruh Indonesia, Partai Rakyat Jakarta, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik Indonesia, Partai
Nasional Indonesia.
Tanggal 11 November 1945 BP-KNIP mengeluarkan pengumuman Nomor 5 tentang
pertanggungjawaban Materi Kepada Perwakilan Rakyat. Anehnya, Presiden Sukarno menyetujui
usul tersebut dan mengeluarkan Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945. dengan
persetujuan tersebut sistem cabinet presidensial dalam UUD 1945 telah diamandemen menjadi
sistem cabinet parlementer.
D. Maklumat Politik 3 November 1945
1. Pemerintah Republik Indonesia menghendaki munculnya partai-partai politik untuk menjadi
media dalam menyalurkan dan mempresentasikan seluruh aliran dan paham yang terdapat di
Indonesia.
2. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan bahwa pembentukan partai-partai politik telah
tersusun secara rapi sebelum dilaksanakannya pemilihan an
di antara mereka dan bertanggungjawab kepada KNIP. Badan Pekerja KNIP (BP-KNIP)
akhirnya dibentuk dan diketuai oleh Sutan Syahrir dan wakilnya Amir Syarifuddin.
Kemudian Drs. Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Politilk 3 November 1945 atas
desakan dari Sutan Syahrir selaku Ketua BP-KNIP. Akibat dari maklumat/kebijakan itu adalan
munculnya berbagai partai politik di Indonesia dengan ideologi yang beraneka ragam.
Contohnya: Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Komunis Indonesia, Partai
Buruh Indonesia, Partai Rakyat Jakarta, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik Indonesia, Partai
Nasional Indonesia.
Tanggal 11 November 1945 BP-KNIP mengeluarkan pengumuman Nomor 5 tentang
pertanggungjawaban Materi Kepada Perwakilan Rakyat. Anehnya, Presiden Sukarno menyetujui
usul tersebut dan mengeluarkan Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945. dengan
persetujuan tersebut sistem cabinet presidensial dalam UUD 1945 telah diamandemen menjadi
sistem cabinet parlementer.
D. Maklumat Politik 3 November 1945
1. Pemerintah Republik Indonesia menghendaki munculnya partai-partai politik untuk menjadi
media dalam menyalurkan dan mempresentasikan seluruh aliran dan paham yang terdapat di
Indonesia.
2. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan bahwa pembentukan partai-partai politik telah
tersusun secara rapi sebelum dilaksanakannya pemilihan an

Anda mungkin juga menyukai