Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan Keragaman Ideologi & Partai Politik

Setelah proklamasi kemerdekaan para pemimpin Indonesia berusaha membenahi tatatan


kehidupan berbangsa. Ketika pemerintah RI yang baru terbentuk merencanakan penetapan PNI sebagai
partai tunggal banyak reaksi keras bermunculan. Akibatnya adalah dikeluarkanya maklumat Wapres No
10 tgl 3 Nopember 1945 yang berisi pembentukan partai-partai politik.

Partai politik adalah organisasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang yang
mempunyai pandangan ideologi, nilai-nilai dan tujuan yang sama, dengan cara merebut atau
mempertahankan kekuasaan politik dalam suatu negara sehingga memberikan manfaat bagi para anggota
partainya yang bersifat ideal ataupun material.

Setelah dikeluarkan maklumat pemreintah No 10 tgl 3 november 1945 banyak bermunculan


partai- partai politik baru. Partai - partai politik tersebut memiliki ideologi yang berbeda-beda. Secara
umum ideologi partai politik yang muncul bisa dikelompokkan menjadi :

a. Ideologi partai politik yang bersifat nasionalis.


b. Ideologi partai politik yang bersifat agamis.
c. Ideologi partai politik yang bersifat sosialis/komunis.

 Partai politik berideologi nasionalis mengutamakan tercapainya kesatuan bangsa. Oleh karena itu
partai yang berideologi nasionalis mengutamakan terwujudnya kebebasan nasional, karena kebebasan
nasional merupakan pintu gerbang terwujudnya kemakmura suatu bangsa.

 Partai politik berideologi agamis perjuangan yang dilakukan mengutamakan penyebaran dan
penerapan kaidah-kaidah atau hukum-hukum yang berlaku pada agama yang bersangkutan. Cotoh
partai berideologi agama adalah : Parati Nahdatul Ulama, patai Katolik dan partai kristen.

 Partai politik yang berideologi sosialis-komunis dasar perjuangannya adalah Internasionalisme. Partai
yang berhaluan sosialis-komunis menjunjung tinggi doktrin komunis dan tunduk kepada Moskow
sebagai kiblat komunis dunia.

A. Perkembangan Keragaman Ideologi dan Partai Politik dengan Perubahan Otoritas KNIP dan
Lembaga Kepresidenan pada awal kemerdekaan

Komite Nasional Indonesia (KNI) sesuai hasil sidang PPKI pada tanggal 18 dan 19 Agustus 1945
akan berfungsi sebagai pembantu presiden sampai Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) terbentuk. Komite Nasional Indonesia disusun dari tingkat pusat yang disebut
Komite Nasional Indonesia disusun dari tingkat pusat yang disebut Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) sampai tingkat kawedanan yang disebut Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID). Pemerintah
Republik Indonesia pun telah berjalan sesuai UUD 1945 kareana presiden dalam menjalankan tugasnya
sebagai pemimpin negara tertinggi telah ddibantu dan Komite Nasional Indonesia. Itulah perwujudan dari
Aturan Peralihan Pasal IV UUD 1945.

B. Perubahan Otoritas KNIP dan Hubungannya dengan Lembaga Kepresidenan pada awal
Kemerdekaan.

Syahrir merasa tidak puas terhadap sistem cabinet presidensial berusaha mempengaruhi anggota
KNIP lainnya untuk mengajukan petisi kepada Sukarno-Hatta yang berisi tuntutan pemberian status
Majelis Permusyawaratan Rakyat kepada KNIp. Karena petisi, KNIP mengadakan rapat pleno pada
tanggal 16 Oktober 1945 dan Drs. Moh Hatta mengeluarkan Maklumat Nomor X Tahun 1945 yang
menetapkan bahwa Komite Nasional Pusat sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan
legislative, ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara, serta menyetujui bahwa pekerjaan KNIP
sehari-hari sehubungan dengan gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah badan pekerja yang diplih
diantara mereka dan bertanggungjawab kepada Komite Nasional Indonesia Pusat. Badan pekerja KNIP
(BP-KNIP) akhirnya dibentuknya dan diketuai oleh Sutan dan wakilnya Amir Syarifuddin.

 Maklumat Pemerintah 3 November 1945

Akibat desakan BP-KNIP itu, Wakil Presiden RI mengeluarkan Maklumat Pemerintah Tanggal 3
November 1945. dampak dari keluarnya kebijakan pemerintah itu, di Indonesia akhirnya muncul banyak
partai politik, seperti berikut: Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi); Partai Komunis Indonesia,
Partai Buruh Indonesia; Partai Rakyat Jakarta; Partai Kristen Indonesia; partai sosialis Indonesia; Partai
Rakyat Sosialis; Partai Katolik Indonesia; Persatuan rakyat Marhaen Indonesia; Partai Nasional Indonesia

 Maklumat Presiden 14 November 1945

Tanggal 11 November 1945 BP-KNIP mengeluarkan pengumuman Nomor 5 tentang


pertanggungjawaban Materi Kepada Perwakilan Rakyat. Dalam pemikiran saat itu, KNIP diartikan
sebagai MPR. Sementara itu, BP-KNIP disamakan dengan DPR. Jika demikian, secara tidak langsung
BP-KNIP dengan mengeluarkan Pengumuman Nomor 5 telah meminta peralihan pertanggungjawaban
menteri-menteri dan Presiden BP-KNIP Anehnya, Presiden Sukarno menyetujui usul tersebut dan
mengeluarkan Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945. dengan persetujuan tersebut sistem
cabinet presidensial dalam UUD 1945 telah diamandemen menjadi sistem cabinet parlementer. Ini
terbukti setelah BP-KNIP mencalonkan Sutan Syahrir sebagai perdana menteri. Akhirnya, cabinet
presidensial Sukarno-Hatta jatuh dan digantikan oleh kabinet parlementer dengan Sutan Syahrir sebagai
perdana menteri pertama. Kejadian ini adalah awal penyimpangan UUd 1945 dalam Negara Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai