Anda di halaman 1dari 11

Maklumat pemerintah

1. Maklumat pemerintah No. X


Pada tanggal 16 Oktober 1945
2. Maklumat pemerintah 3 November 1945
Tentang pembentukan partai-partai politik
3. Maklumat pemerintah 14 November 1945
Tentang pembentukan kabinet parlementer
Alasan keluarnya maklumat pemerintah :

1.Adanya kesan politik bahwa kekuasaan Presiden


terlalu besar sehingga dikhawatirkan diktator
2.Adanya propaganda Belanda bahwa pemerintah RI
adalah pemerintahan yang bersifat Fasis, seperti yang
menganut. Oleh karena itu Belanda menganjurkan kepada
dunia internasional agar tidak mengakui kedaulatan RI.
3.Untuk menunjukkan kepada dunia internasional
khususnya pihak sekutu bahwa Indonesia yang baru
merdeka adalah demokratis, bukan negara fasis buatan
Jepang.
Maklumat pemerintah No. X
16 Oktober 1945:
Dalam sidang KNIP 16 Oktober 1945 diusulkan
1. Pemberian kekuasaan legislatif dan
menentukan garis-garis besar negara
sebelum adanya MPR dan DPR kepada KNIP.
2. Pembentukan PB-KNIP apabila terjadi
keadaan darurat dan badan PB-KNIP
bertanggungjawab kepada KNIP
Isi maklumat pemerintah NO. X 16
Oktober 1945 :
Dalam kondisi politik yang belum stabil, usul BP-KNIP tersebut
diterima oleh pemerintah. Maka pemerintah mengeluarkan
Maklumat Pemerintah No. X tanggal 16 Oktober 1945. yang
ditandatangani oleh Wakil Presiden Moh. Hatta dalam Kongres
KNIP pada tanggal 16 Oktober 1945. Isi maklumat tersebut,
yaitu :
1. KNIP sebelum terbentuknya MPR dan DPR diserahi kekuasaan
legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara.
2. Pekerjaan KNIP sehari-hari berhubung gentingnya keadaan,
dijalankan oleh suatu Badan Pekerja yang dipilih diantara mereka
dan yang bertanggungjawab kepada Komite Nasional Indonesia
Pusat.
Maklumat pemerintah 3 November
1945
Tanggal 30 Oktober 1945 BP-KNIP mengusulkan agar
diberi kesempatan untuk mendirikan partai-partai
politik.
Hal itu juga sebagai persiapan bagi Pemilu DPR yang
direncanakan pada Januari 1946.
Pemerintah menyetujui usulan tersebut, dengan
batasan bahwa : ”Partai-partai politik itu
hendaknya memperkuat perjuangan Indonesia
mempertahankan kemerdekaan dan menjamin
keamanan masyarakat.”
Partai-partai politik :
1. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) berdiri 7 November 1945,
dipimpin oleh Dr. Sukiman Wirjosanjoyo
2.PKI berdiri 7 November 1945, dipimpin oleh Moh. Yusuf.
3.PBI (Partai Buruh Indonesia) berdiri 8 November 1945, dipimpin oleh Nyono
4.PRJ (Partai Rakyat Jelata) berdiri tanggal 8 November 1945, dipimpin oleh
Sutan Dewanis
5.Parkindo (Partai Kristen Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin oleh
Probowinoto
6.Parsi (Partai Sosialis Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin oleh
Amir Syarifuddin
7.Paras (Partai Rakyat Sosialis) berdiri tanggal 20 November 1945, dipimpin
oleh Sutan Syahrir. Parsi dan Paras kemudian bergabung menjadi Partai
Sosialis yang dipimpin oleh Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin dan Oei Hwee
Goat, pada bulan Desember 1945
8.PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia) berdiri 8 Desember 1945, dipimpin
oleh I.J. Kasimo.
9.Permai (Persatuan Rakyat Marhaen) berdiri 17 Desember 1945, didirikan
oleh J.B. Assa
10. PNI (Partai Nasional Indonesia) berdiri tanggal 29 Januari 1946, dipimpin
oleh Sidik Joyosukarto.
Maklumat 14 November 1945
@.Sejak permulaan bulan Oktober, beberapa tokoh seperti
Supeno, Sukarni, Ir. Sakirman dan Mangunsarkoro
bersama anggota KNIP lainnya, mempunyai rencana
untuk mengubah sistem pemerintahan presidentil itu
menjadi sistem parlementer.
@.Para kabinet bertanggungjawab langsung kepada KNIP
dengan kekuasaan legislatif yang sebenarnya.
@.Untuk itu mereka merencanakan untuk mengajukan
veto tidak percaya kepada kabinet yang ada.
@.Kemudian mereka akan menunjuk Syahrir menjadi
Perdana Menteri
lanjutan
Selanjutnya BP-KNIP secara resmi mengajukan usul
kepada pemerintah yang disiarkan dalam
pengumuman Badan Pekerja KNIP No. 5 tahun 1945
tanggal 11 November 1945. berbunyi :
“Supaya lebih tegas adanya kedaulatan rakyat dalam
susunan pemerintahan Republik Indonesia, maka
berdasarkan pasal IV Aturan Peralihan Undang-Undang
Dasar yang dirubah, badan Pekerja dalam rapatnya
telah membicarakan soal pertanggungjawaban para
Menteri kepada Badan perwakilan Rakyat (menurut
sistem sementara kepada Komite Nasional Indonesia
Pusat).”
lanjutan
@.Pada tanggal 14 November 1945, pemerintah
menyetujui usulan BP-KNIP tersebut.
@. Persetujuan pemerintah tersebut diumumkan melalui
Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 yang
berbunyi :
@“Pemerintah Republik Indonesia setelah mengalami
ujian-ujian yang hebat dengan selamat, dalam tingkatan
pertama dari usahanya menegakkan diri, merasa bahwa
saat sekarang sudah tepat untuk menjalankan macam-
macam tindakan darurat guna menyempurnakan tata
usaha Negara kepada susunan demokrasi. Yang
terpenting dalam perubahan-perubahan susunan kabinet
baru it ialah, tanggungjawab adalah di dalam tangan
Menteri”.
Kabinet-kabinet
1.Kabinet Presidentil Pertama, taggal 2 September 1945 - 14

November 1945
2.Kabinet Syahrir I, 14 November 1945 - 12 Maret 1946
3.Kabinet Syahrir II, 12 Maret 1946 - 20 Oktober 1946
4.Kabinet Syahrir III, 20 Oktober 1946 - 27 Juni 1947
5.Kabinet Amir Syarifuddin I, 3 Juli 1947 - 11 November 1947
6.Kabinet Amir Syarifuddin II, 11 Nov 1947 - 29 Januari 1948
7.Kabinet Hatta I (Presidentil), 29 Jan 1948 - 4 Agustus 1948
8.Kabinet Darurat (PDRI), 19 Desember 1948 - 13 Juli 1949
9.Kabinet Hatta II (Presidentil), 4 Agustus - 20 Agustus 1949
Kabinet presidentil I
Susunan Kementerian Pertama sesuai dengan ketentuan UUD 1945 ditetapkan
pada tanggal 2 September 1945 yang dipimpin sekaligus oleh Presiden Sukarno.
Susunan kabinet pertama RI tersebut sebagai berikut :
1. Perdana Menteri : Presiden Sukarno
2. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranatakusumah
3. Menteri Luar Negeri : Mr. Akhmad Subardjo
4. Menteri Kehakiman : Prof. Dr. Soepomo, SH
5. Menteri Kemakmuran : Ir. D.P. Surakhman
6. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
7. Menteri Kesehatan : dr. R. Boentaran M.
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
10. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
11. Menteri Perhubungan: R. Abikusno Cokrosuyoso
12. Menteri Keamanan Rakyat : Suprijadi
13. Menteri Pekerjaan Umum : R. Abikusno Cokrosuyoso
14. Menteri Negara : K.H. Wachid Hasjim
15. Menteri Negara : Dr. M. Amir
16. Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
17. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
18. Menteri Negara : Mr. A.A. Maramis

Anda mungkin juga menyukai