Anda di halaman 1dari 4

BAB II

INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL

A. Sistem Politik Demokrasi Liberal


Pada sistem Demokrasi Liberal berlaku UUDS 1950 di Indonesia. Indonesia
menjalankan sistem pemerintahan parlementer. Pada masa demokrasi liberal telah terjadi
pergantian kabinet. kabinet- kabinet tersebut sebagai berikut.

1. Kabinet Natsir
kabinet Natsir adalah kabinet koalisi yang berintikan partai Masyumi. program-program
dalam kabinet Natsir adalah sebagai berikut.
a. menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman.
b. mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan.
c. menyempurnakan organisasi angkatan perang dan pemulihan bekas anggota-anggota
tentara dan gerilya dalam masyarakat.
d. memperjuangkan organisasi angkatan perang dan pemulihan bekas anggota-anggota
tentara dan gerilya dalam masyarakat.
e. mengembangkan dan memperkuat kekuatan ekonomi rakyat sebagai dasar bagi
melaksanakan ekonomi nasional yang sehat.

2. Kabinet Soekiman
pada tanggal 26 April 1951 diumumkan susunan kabinet baru di bawah pimpinan Dr.
Soekiman wirjosandjojo (masyumi) dan Soewirjo (PNI). program dari kabinet ini antara
lain sebagai berikut.
a. keamanan, yaitu akan menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara
hukum.
b. sosial ekonomi, yaitu mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbarui hukum
agraria agar sesuai dengan kepentingan petani.
c. mempercepat persiapan persiapan pemilihan umum.
d. politik luar negeri yaitu menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta
memasukkan irian Barat ke dalam wilayah RI.

3. Kabinet Wilopo
Program kabinet wilopo sebagai berikut.
a. menyelenggarakan pemilihan umum (konstituante, DPR dan DPRD).
b. meningkatkan kemakmuran dan pendidikan rakyat.
c. memulihkan keamanan nasional.
d. menyelesaikan masalah hubungan indonesia-belanda.
e. menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif.

4. Kabinet Ali Sastroamidjojo


kabinet Ali Sastroamidjojo I sebagai berikut.
a. meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera menyelenggarakan pemilihan
umum.
b. membebaskan Irian Barat secepatnya.
c. melaksanakan politik bebas aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB.
d. menyelesaikan pertikaian politik.

5. Kabinet Boerhanoeddin Harahap


program kabinet Boerhanoeddin Harahap sebagai berikut.
a. mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan kepercayaan angkatan
darat dan masyarakat kepada pemerintah.
b. melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan
mempercepat terbentuknya parlemen baru.
c. menyelesaikan masalah desentralisasi, inflasi dan pemberantasan korupsi.
d. memperjuangkan penyelesaian Irian Barat ke pangkuan Indonesia.
e. politik kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas aktif.

6. Kabinet Ali Sastroamidjojo II


program kabinet ini disebut rencana pembangunan lima tahun, programnya sebagai
berikut.
a. perjuangan pengembalian Irian Barat.
b. pembentukan daerah-daerah otonom dan mempercepat terbentuknya anggota anggota
DPRD.
c. mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
d. menyehatkan perimbangan keuangan negara.
e. mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional berdasarkan
kepentingan rakyat.

7. Kabinet Djoeanda
Program kabinet Djoeanda sebagai berikut.
a. membentuk dewan nasional.
b. normalisasi keadaan republik.
c. melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB.
d. perjuangan Irian Barat.
e. menggiatkan pembangunan.

B. Sistem Ekonomi Demokrasi Liberal


Indonesia kondisi ekonomi bangsa masih buruk. Banyak uang dari Jepang, VOC dan de
javasche Bank yang beredar di masyarakat. Hal inilah yang kemudian menyebabkan
terjadi inflasi tinggi di Indonesia masa itu.

1. Menembus Blokade Laut Belanda


alasan pemerintah Belanda melakukan blokade laut yaitu sebagai berikut.
a. mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
b. mencegah dikeluarkannya hasil perkebunan milik Belanda dan negara asing lainnya.
c. melindungi bangsa Indonesia dari tindakan dan perbuatan bangsa lain.
Adanya blokade laut itu, Belanda mengharapkan akan menciptakan kondisi sebagai
berikut.
a. timbul kondisi sosial ekonomi yang buruk karena kekurangan barang impor yang
dibutuhkan penduduknya.
b. barang-barang milik pemerintah dapat dihancurkan atau dibumihanguskan.
c. terjadi inflasi tinggi sehingga akan menciptakan kegelisahan dan keresahan sosial dan
hal itu akan menciptakan rasa kebencian rakyat terhadap pemerintah.
Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia berusaha untuk dapat menembus blokade laut
Belanda tersebut.
a. Diplomasi beras
b. mengadakan hubungan dagang langsung luar negeri
c. membentuk perwakilan resmi di Singapura.
d. membentuk kementerian pertahanan usaha luar negeri (KPULN)

2. Mengeluarkan Oeang Republik Indonesia (ORI)


Pada tanggal 6 Maret 1946 Belanda memperbolehkan berlakunya uang NICA dan
berlaku di wilayah serikat. uang NICA tersebut menggantikan uang Jepang dengan
perhitungan 3% setiap Golden atau dengan kata lain rp1 uang Jepang = 3 sen uang NICA.

3. Pembentukan Bank Negara Indonesia


Bank negara Indonesia diresmikan pada tanggal 1 November 1946. Bank negara
Indonesia adalah yayasan pusat bank yang didirikan pada bulan Juli 1946 dan dipimpin
oleh Margono Djojohadikoesoemo.

4. Ketahanan Ekonomi Nasional


Pada tanggal 6 Mei 1946 diadakan konferensi ekonomi kedua di Solo. Pembahasan
ekonomi di konferensi ekonomi kedua lebih luas dibandingkan dengan konferensi
pertama. Pembahasan ekonomi tersebut antara lain mengenai masalah program ekonomi
pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga distribusi dan alokasi tenaga
manusia.
Konferensi ekonomi yang diselenggarakan pemerintah belum berhasil memperbaiki
keadaan ekonomi bangsa Indonesia. Atas inisiatif menteri kemakmuran A.K.Gani
(kabinet Sjahrir II), mendirikan planning board (Badan Perancang Ekonomi) pada tanggal
19 Januari 1947.

5. Sanering (Pengguntingan Uang)


Kebijakan sanering dilaksanakan pada masa menteri keuangan Syafrudin prawiranegara.
Kebijakan ini adalah memotong uang yang bernilai Rp2,50 keatas sehingga dinilai
menjadi setengahnya.

6. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng


Sistem ekonomi gerakan benteng diprakarsai oleh Dr. Soemitro Djojohadikusumo.
sistem ini bertujuan untuk memberikan bantuan kredit kepada pengusaha pribumi.

7. Nasionalisasi de Javasche Bank


Nasionalisasi de Javasche Bank dilakukan pada masa pemerintahan kabinet Soekiman.
pada tanggal 17 Juni 1951 dibentuk panitia nasionalisasi de javasche Bank.
8. Sistem Ekonomi Ali-Baba
Sistem ekonomi Ali baba merupakan sistem yang menggambarkan pengusaha pribumi
sebagai ahli dan pengusaha nonpribumi sebagai baba. Sistem ini dikenal oleh kabinet Ali
Sastroamidjojo. sistem ekonomi Alibaba bertujuan untuk melindungi dan memajukan
pengusaha pribumi dengan menyediakan bantuan kredit.

9. Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)


Pada tanggal 7 Januari 1957 dicapai kesepakatan sebagai berikut.
a. persetujuan finek hasil KMB dibubarkan.
b. hubungan finek indonesia-belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
c. hubungan finek didasarkan pada undang-undang Nasional, tidak dapat diikat oleh
perjanjian lain antara kedua belah pihak.

10. Pembentukan Biro Perancang Negara


Pada masa pemerintahan kabinet Ali Sastroamidjojo II dibentuk biro perancang negara.
biro ini dipimpin oleh menteri perancang nasional Ir. Djoeanda. biro perancang negara
bertugas merencanakan pembangunan jangka panjang.

11. Musyawarah Pembangunan Nasional (Munap)


Munap dilaksanakan pada masa pemerintahan kabinet Djoeanda. penyelenggaraan
munap bertujuan untuk mencari solusi cepat dan tepat di tengah keadaan ekonomi bangsa
Indonesia yang buruk akibat munculnya dewan-dewan pendukung gerakan PRRI/
permesta.

Anda mungkin juga menyukai