Kabinet Natsir mulai memerintah pada tanggal 6 September 1950 dan
berakhir pada tanggal 21 Maret 1951, dengan Mohammad Natsir dari Partai Masyumi sebagai perdana menteri. Dan terdapat tokoh-tokoh terkenal didalamnya, seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Mr.Asaat, Ir.Djuanda, dan prof Dr.Soemitro Djojohadikoesumo Kabinet Natsir merupakan koalisi yang dipimpin oleh partai masyumi bersama dengan PNI. Sebenarnya impian dari Natsir sendiri untuk kabinet nya adalah kabinet yang nasionalis yang berkoalisi dengan beberapa partai. Namun hal ini tidak bisa diwujudkan karena terjadi perebutan jabatan antara PNI dan Masyumi. Sehingga, dengan sendirinya pihak dari partai PNI tidak senang dengan keadaan seperti ini dan menjadikan sulit merekrut PNI untuk masuk ke dalam Kabinet Natsir. Pendapat yang bersebrangan diantara kedua partai adalah terkait pembagian jatah jabatan menteri. Natsir berpendapat bahwa partainya mempunyai lebih banyak hak dari pada partai lainnya. Pendapat tersebut kemudian tidak disetujui oleh PNI, karena PNI menganggap bahwa semua partai juga memiliki hak yang sama atas jabatan di Pemerintahan. PNI sendiri dari tuntutannya adalah orang-orang yang menduduki jabatan menteri dalam negeri, menteri luar negeri dan menteri pendidikan. Namun setelah dirundingkan Kabinet Natsir yang terbentuk saat itu , tidak melibatkan PNI di dalamnya. PNI menjadi oposisi bersama PKI dan Murba. B. Kebijakan-kebijakan yang Berkaitan dengan Pemerintahan.
1.Program pokok dari Kabinet Natsir adalah:
• Dalam waktu singkat, harus menyiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum dewan konstituante. • Mencapai usaha keamanan dan ketentraman rakyat. • Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan. • Menyempurnakan organisasi Angakatan Perang. • Mengembangkan dan memperkuat ekonommi rakyat. • Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat. 2.Program Ekonomi (Gerakan Benteng) adalah: • menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa indonesia. • Para pengusaha indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. • Para pengusaha indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit. • Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.
Gerakan ini direncanakan oleh Menteri Ekonomi, Sumitro
Djojohadikusumo, pada April 1950. Program ini bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia). Tujuan program ekonomi ternyata tidak dapat tercapai dengan baik meskipun anggaran yang diberikan pemerintah cukup besar.
3.kegagalan program ini disebabkan karena:
• Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal. • Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif. • Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah. • Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya. • Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah. • Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh. C. Struktut Kabinet Natsir.
No. Jabatan Nama Menteri Partai Politik
1. Perdana Mohammad Natsir Masyumi
Menteri 2. Wakil Perdana Hamengku Buwono IX Non Partai Menteri 3. Menteri Dalam Asaat Non Partai Negeri 4. Menteri Mohammad Natsir Masyumi Keamanan Rakyat 5. Menteri Wongsonegoro PIR kehakiman 6. Menteri M.A Pellaupesy Faksi Demokra Penerangan 7. Menteri Syafruddin Masyumi Keuangan Prawiranegara No. Jabatan Nama Menteri Partai Politik
8. Menteri Sumitro PSI
Perindustrian Joyohadikusumo dan perdagangan 9. Menteri Tandiono Manu PSI Pertanian 10. Menteri Herman Johannes PIR Pekerjaan Umum dan Rekonstruksi 11. Menteri Sosial F.S Haryadi Partai Katolik
12. Menteri Djuanda Kartawijaya Non Partai
Perhubungan 13. Menteri Johannes Leimena Parkindo Kesehatan No. Jabatan Nama Menteri Nama Partai
14. Menteri Agama Wahid Hasyim Masyumi
15. Menteri Tenaga Panji Suroso Parindra
Kerja 16. Menteri Bahder Djohan Non Partai Pendidikan dan Kebudayaan 17. Menteri Negara Harsono PSII Tjoakriminoto
Catatan: • Itulah Nama-Nama anggota kabinet Natsir masa bakti: 6 September 1950- April 1951 ( Didemisionerkan pada tanggal 20 Maret 1951). D. Alasan Kabinet Natsir Bubar.
Kabinet Natsir sendiri kemudian berakhir disebabkan oleh adanya
mosi tidak percaya dari PNI di parlemen Indonesia menyangkut pencabutan peraturan pemerintahan mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan pemerintahan No.39 th 1950 mengenai DPRD terlalu menguntungkan masyumi. Mosi tersebut disampaikan kepada parlemen tanggal 22 januari 1951 dan memperoleh kemenangan, sehingga pada tanggal 21 maret 1951 Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada presiden. E. Karakteristik.
ciri-ciri Kabinet Natsir:
1. Dipimpin oleh partai Masyumi. Kabinet Natsir dipimpin oleh Muhammad Natsir, politisi dari partai Masyumi, partai terbesar Indonesia saat itu yang beraliran Islam. Jabatan penting lainya juga diisi oleh Masyumi, seperti Muhammad Roem yang memegang posisi sebagai Menteri Luar Negeri, dan Syafruddin Prawiranegara yang menjabat Menteri Keuangan.
2. Menghadapi berbagai pemberontakan.
Indonesia saat itu masih belum stabil, seusai pengakuan kedaulatan oleh Belanda dalam Konferensi Meja Bundar. Diberbagai daerah terjadi pemberontakan,baik yang ingin mengganti dasar negara, atau memisahkan diri. Pemberontakan- pemberontakan yang harus dihadapi Kabinet Natsir adalah pemberontakan DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin Kartosuwiryo, pemberontakan Andi Azis di Makasar dan Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon. 3. Menggunakan dasar negara UUDS 1950. Setelah RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, Konstribusi RIS digantikan dengan Undang- Undang Dasar Sementara 1950. Undang-undang ini menentukan bentuk pemerintahan sebagai republik parlementer, dengan kekuasaan pemerintahan dipegang perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam hal ini parlemen adalah DPRS (Dewan Perwakilan Takyat Sementara), yang dibentuk menunggu hasil Pemilihan Umum. Kabinet Natsir dibentuk berdasarkan sistem parlementer ini. 4. Jatuh Karena Krisis Irian Barat. Sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar, Indonesia dan Belanda sepakat untuk membahas persoalan Irian Barat (Papua) dikemudian hari setelah pengakuan kedaulatan. Pada tanggal 4 desember 1950, kabinet Natsir ini mengadakan perundingan antara Belanda dan Indonesia tentang masalah Irian Barat. Namun, perundingan tersebut menemui jalan buntu. Dari jalan buntu tersebut menyebabkan munculnya ketidakpercayaan terhadap kabinet Natsir dari Parlemen. Ketidakpercayaani ni menghasilkan mosi tidak percaya yang menjatuhkan kabinet dan memaksa Natsirmengembalikan mandatnya. F. Referensi.
Buku Sejarah Indonesia kelas XII kurikulum 2013 Edisi Revisi