Anda di halaman 1dari 14

Khairina Nursita

Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Raisya
Shinta pada masa Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 – 27 Desember
1949)
Ratih
Kelompok 2
Zahirah XII IPA 5
Persatuan dan kesatuan masa revolusi
kemerdekaan
BENTUK NEGARA SISTEM PEMERINTAHAN

PRESIDENSIA
KESATUAN L

BENTUK PEMERINTAHAN

REPUBLIK
Sidang PPKI 18 Agustus 1945 Sidang PPKI 19 Agustus 1945

Meresmikan dan
mengesahkan UUD Pembagian wilayah Indonesia
1 1945 sebagai dasar 1 menjadi 8 provinsi
negara indonesia

Menetapkan
Ir.Soekarno sebagai Pembentukan Komite
2 presiden dan Drs.Moh 2 Nasional Daerah
Hatta sebagai wakil
presiden
Menetapkan 12 departemen
Pembentukan Komite 3 dengan menterinya dan 4
menteri negara
3 Nasional Indonesia
Pusat (KNIP)
Penyebab kondisi Pasal IV Aturan
Masa itu Peralihan UUD 1945

Aturan Peralihan Undang - Pada pasal ini memberikan


Undang Dasar 1945 yang kekuasaan sementara yang
menyatakan bahwa untuk teramat luas kepada presiden
pertama kalinya presiden dan yaitu meliputi kekuasaan
wakil presiden dipilih oleh eksekutif, legislatif, serta
PPKI. menjalankan tugas DPA.
Dua ayat Aturan Tambahan yang dicantumkan
PPKI dalam Undang-Undang Dasar 1945

1 2
Dalam enam bulan
Dalam enam bulan
sesudah akhirnya
sesudah Majelis
peperangan Asia Timur
Permusyawaratan Rakyat
Raya,Presiden Indonesia
dibentuk,Majelis itu
mengatur dan
bersidang untuk
menyelenggarakan segala
menetapkan Undang -
hal yang ditetapkan dalam
Undang Dasar
Undang - Undang Dasar ini
MAKLUMAT PEMERINTAH
1) Maklumat Wakil Presiden Nomor X (eks)
16 Oktober 1945
Moh
o Menghentikan kekuasaan luar biasa dari presiden Hatt
a
sebelum masa waktunya berakhir (seharusnya 6
bulan).

2) Maklumat Pemerintah
3 November 1945

o Pembentukan partai politik yang sebanyak-banyaknya


oleh rakyat.
MAKLUMAT PEMERINTAH

3) Maklumat Pemerintah
14 November 1945

o Mengubah system pemerintahan Presidensial


menjadi system pemerintahan parlementer
Ketiga maklumat di atas memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap sistem ketatanegaraan Indonesia. Oleh karenanya, dengan
sistem tersebur Presiden tidak lagi mempunyai rangkap jabatan. Presiden
hanya sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan dipegang
oleh perdana menteri yang bertanggung kepada DPR.

Secara konseptual, perubahan ini diharapkan mampu


mengakomidasi semua kekuatan yang ada dalam negara.
Namun, kenyataannya sistem inj justru membawa bangsa
Indonesia dalam keadaan tidak stabil karena sering kali jatuhnya
kabinat akibat mosi tidak percaya dari DPR.
Sistem pemerintahan parlementer tidak
berjalan lama, hanya dari 14 November
1945 - 27 Desember 1949.

Dalam rentang waktu itu terjadi beberapa kali


pergantian kabinet yang dipimpin oleh Sutan Syahrir
dan dilanjutkan dengan kabinet Syahrir II dan III.

Sewaktu bubarnya kabinet Syahrir III sebagai akibat


meruncingnya pertikaian antara Indonesia-Belanda,
lantas dibentuklah kabinet Presidensial kembaki.

(27 Juni 1947 - 3 Juli 1947)


Akibat desakan dari beberapa partai politik, lantas dibentuk
kembaki kabinet Parlementer oleh Soekarno, seperti berikut :

1. Kabinet Amir Syarifudin I

3 Juli 1947 - 11 November 1947 4. Kabinet Darurat

2. Kabinet Amir Syarifudin II 19 Desember 1948 - 13 Juli 1949

11 November 1947 - 29 Januari 5. Kabinet Hatta II

1948 4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949.

3. Kabinet Hatta I

29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949


Periode ini juga ditandai
Periode Negara Kesatuan
dengan munculnya
Republik Indonesia berakhir
gerakan-gerakan separatis
seiring dengan hasil
dengan tujuan mendirikan
kesepakatan Konferensi Meja
negara baru yang
Bundar yang mengubah bentuk
memisahkan diri dari
negara kita menjadi negara
NKRI. Adapun gerakan-
serukat pada tanggal 27
gerakan tersebut di
Desember 1949
antaranya sebagai berikut.
A. Pemberontakan Partai
Komunis Indonesia (PKI)
Madiun 1948
Pemberontakan ini terjadi pada tanggal 18
September 1948 yang dipimpin oleh Muso.
Tujuan dari pemberontakan PKI Madiun
adalah ingin mengganti dasar negara
Pancasila dengan komunis serta ingin
mendirikan Soviet Republik Indonesia. Pada
tanggal 30 September 1948, pemberontakan
PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI yang
dibantu oleh rakyat.
B. Gerakan Darul Islam/Tentara
Islam Indonesia (DI/TII) di
Daerah Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII ini dipimpin oleh Sekarmadji
Maridjan (SM) Kartosuwiryo yang memiliki cita-cita
untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Cita-citanya
diwujudkan melalui Proklamasi yang dikumandangkan pada
tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Cisayong, Jawa Barat.
Untuk mengatasi pemberontakan ini pasukan TNI dan
rakyat menggunakan Operasi Pagar Betis di Gunung
Geber. Akhirnya, pada tanggal 4 Juni 1962 Kantosuwiryo
berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai