Anda di halaman 1dari 14

ILMU KONSTITUSI


◈DINAMIKA PERUBAHAN
KONSTITUSI DI INDONESIA

2
Kelompok 4
Tyas Ayu Candraning Budiyanti G.Y (211102030019)
Nadiyatrul Mukarromah (211102030020)
Fahmi Idris Mubarok (211102030021)
Muhammad Riskiy Surya Pratama (211102030022)
Ikrimah Khoirun Nisaa’ (211102030024)

3
Sejarah Konstitusi
4
Ø Pada tanggal 1 Maret 1945, panglima tentara Nippon di jawa
bernama Saikoo Sikikan, mengummkan adanya pembentukan
badan yang menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan.
Ø Terbentuklah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dipimpin oleh
Radjiman Wediodingrat.
Ø Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 BPUPKI melaksanakan sidang
pertama membahas dasar negara Indonesia, dan menghasilkan
pembentukan panitia kecil (panitia sembilan) diketuai oleh
Soekarno ini merumuskan naskah Pembukaan atau Preambule
UUD.
Lanjutan
5 ,
Ø Setelah itu BPUPKI dibubarkan.
Ø Dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
yang bertugas menyelesaikan segala permasalahan yang terkait
dengan kemerdekaan, terutama persoalan undang-undang dasar
Ø Setelah melalui berbagai banyak sidang dan pertemuan anggota
PPKI, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkanlah undang-
undang dasar negara hasil rumusan dari BPUPKI dengan adanya
penambahan dan perubahan isi dari undang-undang tersebut.
Konstitusi UUD 1945
6
Ø Pada periode 18 Agustus 1945 hingga 27 Desember 1949, lembaga-
lembaga negara seperti MPR, DPR, dan DPA belum terbentuk.
Ø PPKI kemudian menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) sebagai pembantu presiden sesuai pasal 4 aturan peralihan
UUD 1945. Situasi tersebut membuat pelaksanaan UUD 1945 belum
berjalan optimal saat itu.
Ø Di sisi lain, bangsa Indonesia juga sedang dihadapkan pada masa
revolusi fisik untuk mempertahankan negara dari rongrongan
penjajah yang tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia, semisal
dengan melancarkan Agresi Militer I pada 1947 dan Agresi Militer II
pada 1948.
Konstitusi RIS 1949
7
Ø Tindakan bangsa Belanda yang hendak menguasai bangsa Indonesia
dengan adanya agresi militer tersebut mengundang campur tangan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sehingga kemudian Belanda dan
Indonesia diundang pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Kota
Den Haag yang diselenggarakan pada 23 Agustus sampai 2
November 1949.
Ø Setelah penyerahan kedaulatan Pemerintah Belanda pada 27
Desember 1949 (KMB) UUD 1945 diganti dengan UUD RIS.
Republik Indonesia berubah menjadi negara federal atau serikat
dengan sistem politik parlementer.
Lanjutan
Isi dari Konstitusi RIS 1949
1)Negara Indonesia Serikat merupakan negara hukum yang berlandaskan demokrasi dan
berbentuk federasi (pasal 1a), yang kedaulatannya dilaksanakan oleh Pemerintah bersama-sama
dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat (pasal 1b).
2)Negara Indonesia Serikat meliputi Negara Republik Indonesia berdasarkan Perjanjian Renville,
Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Distrik Federal Jakarta, Negara Jawa Timur, Negara
Madura dan Negara Sumatra Timur dan Daerah-Daerah Otonom (Jawa Tengah, Bangka,
Belitung, Riau, Kalimantan Barat (Daerah istimewa), Dajak Besar; Daerah Bandjar, Kalimantan
Tenggara, dan Kalimantan Timur) (pasal 2).
3)Bendera kebangsaan Republik Indonesia Serikat adalah bendera Sang Merah Putih (pasal 3
ayat 1), Lagu kebangsaan adalah lagu "Indonesia Raya" (pasal 3, ayat 2) dan Bahasa resmi
Negara Republik Indonesia Serikat adalah Bahasa Indonesia (pasal 4).
4)Pemerintah menetapkan meterai dan lambang negara (pasal 3 ayat 3). Kewarganegaraan dan
pewarganegaraan (naturalisasi) serta Penduduk diatur oleh undang-undang federal (pasal 5, ayat
1 dan 2 dan pasal 6).
.
UUDS 1950
9
Ø Latar belakang terbentuknya UUDS 1950 karena dibubarkannya RIS. RIS
dibubarkan karena adanya demo besar-besaran dari rakyat yang menuntut
kembalinya Indonesia menjadi negara kesatuan republik Indonesia.
Ø Konstitusi ini dinamakan sementara karena hanya bersifat sementara, karena
menunggu terpilihnya konstituante hasil pemilihan umum yang akan
menyusun konstitusi baru. Akan tetapi Konstituante tidak berhasil untuk
membentuk Undang-undang baru, hal ini dikarenakan mereka sibuk dengan
pergantian kabinet.
Ø Ketidakberhasilan konstituante dalam menjalankan tugasnya mendorong
pemerintah untuk segera bertindak agar kekacauan politik segera diatasi.
Ø Presiden Soekarno berpidato di depan konstituante pada tanggal 22 April 1959
yang berisikan menganjurkan untuk kembali menggunakan undang-undang
dasar 1945.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
10 Ø Dekrit Presiden 1959 dilatar Isi Dekrit Presiden 1959 secara
belakangi oleh kegagalan Badan ringkas ialah sebagai berikut:
Konstituante untuk menetapkan UUD 1. Dibubarkannya Konstituante.
baru sebagai pengganti UUDS 1950.
2. Diberlakukannya kembali UUD
Gagalnya konstituante melaksanakan
1945.
tugasnya dan rentetan mencapai
klimaksnya pada bulan Juni 1959. 3.Tidak berlakunya lagi UUD
1950.
Ø pada hari Minggu tanggal 5 Juli 1959 ,
Presiden Soekarno mengeluarkan 4. Dibentuknya Majelis
dekret yang diumumkan dalam Permusyawaratan Rakyat
upacara resmi di Istana Merdeka. Sementara (MPRS) dan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara
(DPAS)
UUD 1945 (Amandemen)
11
◈ Salah satu capaian bangsa Indonesia pada masa
reformasi adalah reformasi konstitusi. Reformasi
konstitusi dipandang sebagai agenda yang perlu dan
mendesak, karena UUD 1945 sebelum amandemen
dianggap tidak cukup untuk mengatur dan mengarahkan
penyelenggaraan negara sesuai dengan harapan rakyat,
mendorong tata pemerintahan yang baik, dan
mendukung terpeliharanya demokrasi dan hak asasi
manusia. Amandemen UUD 1945 terjadi sebanyak 4
kali sejak tahun 1999-2002
Tahapan Amandemen
v Amandemen pertama, dibuat di Kongres Rakyat pada tahun 1999. Arah
Perubahan Pertama UUD 1945 adalah membatasi kekuasaan Presiden
dan memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga
legislatif.
v Amandemen kedua, dilakukan pada pertemuan tahunan Kongres Rakyat
pada tahun 2000. Sebagai hasil dari Amandemen Kedua, dirumuskan
amandemen yang berkaitan dengan pembagian wilayah nasional dan
badan-badan administratif lokal, dan Amandemen Pertama diperbaiki
dalam hal penguatan status Kongres Rakyat, serta ketentuan-ketentuan
rinci tentang hak asasi manusia.

12
Lanjutan
v Amandemen ketiga, diundangkan pada Sidang Tahunan Kongres Rakyat
2001, dan perubahan pada tahap ini mengubah dan/atau menambahkan
ketentuan tentang prinsip-prinsip dasar negara, lembaga negara dan
hubungan antar lembaga negara, dan ketentuan tentang pemilihan umum.
Amandemen keempat dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2002.
v Amandemen keempat, dilakukan pada Rapat Tahunan MPR tahun 2002.
Amandemen Keempat memuat ketentuan tentang lembaga negara dan
hubungan antar lembaga negara, penghapusan Dewan Pertimbangan
Agung (DPA), pendidikan dan kebudayaan, ekonomi dan kesejahteraan
sosial, serta aturan peralihan dan tambahan.

13
Thanks!

14

Anda mungkin juga menyukai