Anda di halaman 1dari 17

TWK 1945 oleh PPKI, dan Pengesahan UUD 1945 ditetapkan oleh KNIP (Komite

- Pilar Negara ( Pembukaan UUD 1945 ) Nasional Indonesia Pusat) pada sidangnya tanggal 29 Agustus 1945.
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa Naskah rancangan UUD 1945 dibuat pada saat Sidang Ke-2 BPUPKI
dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, tanggal 10-17 Juli 1945. dan Tanggal 18-Agustus-1945, PPKI mengesahkan
karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah Berlakukannya UUD 1945 (18Agustus1945 s/d 27Desember1949)
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa Periode 1945-1950 :
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan  UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.
Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.  Kemudian pada Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16-
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan Oktober 1945 mengatakan bahwa kekuasaan legislatif diserahkan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang kepada KNIP, karena saat itu DPR dan MPR belum terbentuk.
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.  14-November-1945 dibentuk Kabinet Semi Presidensial (Semi
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Parlementer) yang pertama, dimana peristiwa tersebut adalah
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah perubahan pertama dari sistem pemerintahan Indonesia terhadap
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, UUD 1945.
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia  Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 sering terjadi
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, perubahan. Kabinet RI yang pertama terdiri dari 4 menteri negara
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu dan 12 menteri memimpin departemen. Namun kabinet ini
Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu dipimpin oleh Bung Karno.
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan Kemudian Dalam kehidupan negara demokratis terbentuk banyak
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan partai politik di Indonesia. Sehingga dikeluarkan maklumat Pemerintah.
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kemudian kabinet berubah menjadi kabinet parlementer. Perubahan
kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan, serta dengan kabinet ini dimaksud agar bangsa Indonesia mendapat dukungan dari
mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” negara barat yang menganut paham demokrassi dan kabinet parlementer
Sejarah UUD 1945 (Sultan Syahrir menjadi Perdana Mentri I di Indonesia).
 UUD 1945 atau UUD '45, merupakan hukum basic law (dasar Berlakukanya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 s/d 17 Agustus
tertulis), konstitusi pemerintahan Bangsa Indonesia. 1950)
 Diersmikan PPKI (18 Agustus 1945)  Pemerintah Indonesia menganut sistem parlementer.
 27 Desember 1949 (berlaku konstitusi RIS)  Bentuk pemerintahan dan bentuk negara yaitu federasi negara
 17 Agustus 1950 ( berlaku UUDS) yang terdiri dari negara-negara yang masing-masing negara
 5 Juli 1959 (Berlaku UUD 1945 lagi pada Dekrit mempunyai kedaulatan sendiri untuk mengelola urusan internal. Ini
Presiden)dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR (22 Juli 1959) merupakan perubahan dari tahun 1945 yang mengamanatkan
 1999-2002 (UUD 1945) mengalami 4 kali amandemen bahwa Indonesia merupakan negara kesatua
Lahirnya UUD 1945 Berlakunya UUDS 1950 (17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959)
BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945 badan ini merupakan  Demokrasi Liberal (9 th)  kabinet sering dilakukan pergantian,
badan yang merancang konstitusi 1945. Sidang pertama 28 Mei - 1 Juni akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, hal tersebut lantaran tiap
1945, Bung Karno menyampaikan gagasan "Dasar Negara", yang ia beri partai lebih mengutamakan kepentingan golongan atau partainya. (Tidak
nama Pancasila  22 Juni 1945 BPUPKI membentuk Panitia Sembilan cocok dengan jiwa pancasila).
merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD Berlakukanya kembali UUD 1945 (5 Juli 1959 sampai 1966)
1945. Pembukaan UUD 1945 yang kemudian diresmikan pada 18-Agustus- Karena situasi politik di Majelis Konstituante pada tahun 1959 yang
panas dan banyak kepentingan partai saling tarik ulur politik sehingga gagal
menghasilkan sebuah konstitusi baru, kemudian pada 5-Juli-1959, Bung
Karno mengeluarkan Keputusan Presiden yang satu itu memberlakukan
kembali UUD 1945 sebagai konstitusi, menggantikan Sementara UUDS 1950 1999-2002  terjadi 4 kali amandemen UUD 1945 dalam sidang umum dan
yang berlaku pada saat itu. Pada saat itu, ada berbagai penyimpangan 1945, tahunan MPR :
termasuk: Presiden menunjuk Ketua dan Wakil Ketua DPR/MPR dan 1. Pada Sidang Umum MPR 14-21 Oktober 1999, Amandemen Pertama.
Mahkamah Agung serta Wakil Ketua DPA sebagai Menteri Negara MPRS Menyangkut 5 persoalan pokok:
menetapkan Bung Karno menjadi presiden seumur hidup. o Perubahan tentang lembaga pemegang kekuasaan membuat UU
Periode UUD 1945 masa Orde Baru (11 Maret 1966 s/d 21 Mei 1998) o Perubahan masa jabatan presiden.
Pemerintah berjanji akan melaksanakan UUD 1945 dan Pancasila o Perubahan tentang hak prerogatif presiden.
secara konsekuen dan murni. Akibatnya Selama Orde Baru, UUD 1945 o Perubahan tentang fungsi menteri.
menjadi sangat “sakral”, di antara melalui sejumlah aturan: o Perubahan redaksional.
 UU No 5 Tahun 1985 tentang referendum, yang merupakan Perubahan  9 pasal, 16 ayat yang Ditetapkan pada tanggal 19
implementasi Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983. Oktober1999, yaitu (MAJULAN GAPATMAJULAS DUPUDUSAT):
 Keputusan No. IV / MPR / 1983 mengenai Referendum yang antara  Pasal 5 ayat 1 Hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
lain menyatakan bahwa seandainya MPR berkeinginan mengubah  Pasal 7  Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden
UUD 1945, terlebih dahulu harus meminta masukan dari rakyat  Pasal 9 ayat 1 dan 2 Sumpah Presiden dan Wakil Presiden
dengan mengadakan referendum.  Pasal 13 ayat 2 dan 3  Penempatan dan Pengangkatan Duta
 Keputusan No. I / MPR / 1983 yang menyatakan bahwa MPR  Pasal 14 ayat 1 Pemberian Grasi dan Rehabilitasi
berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak  Pasal 14 ayat 2 Pemberian abolisi dan amnesty
berkehendak akan melakukan amandemen terhadapnya  Pasal 15 Pemberian tanda jasa, gelar, serta kehormatan lain
Masa (21-Mei-1998 sampai 19-Oktober-1999)  Pasal 17 ayat 2 dan 3  Pengangkatan Menteri
Merupakan masa transisi, dimana Presiden Soeharto B.J.Habibie  Pasal 20 ayat 1-4  DPR
sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur (Sekarang Timor Leste) dari  Pasal 21 Hak DPR untuk mengajukan RUU
NKRI.
Periode Perubahan UUD 1945 (sampai Sekarang) 2. Pada Sidang Tahunan MPR 7-18 Agustus 2000, Amandemen Kedua.
Reformasi pada tahun 98 adalah adanya amendemen atau Menyangkut 9 persoalan pengaturan mengenai:
perubahan terhadap UUD 1945 zaman Orde Baru kekuasaan tertinggi oWilayah negara. oPertahanan dan keamanan.
di tangan MPR (tidak di tangan rakyat), tetapi kekuasaan yang sangat besar
oHak-hak asasi manusia. oLambang negara.
 pada Presiden, hal tersebut karena adanya pasal-pasal yang terlalu
oDPR. oLagu kebangsaan
"luwes" (yang dapat menimbulkan multitafsir), dan kenyataan rumusan
oPemerintahan Daerah.
UUD 1945 mengenai semangat penyelenggara negara yang belum didukung
Perubahan 7 Bab yang Ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000, yaitu:
cukup ketentuan konstitusi.
 Bab VI (6)  Pemerintahan Daerah
Tujuan amandemen UUD 1945  menyempurnakan aturan dasar seperti
kedaulatan rakyat, tatanan negara, pembagian kekuasaan, HAM, eksistensi  Bab VII (7) Dewan Perwakilan Daerah (DPR)
negara demokrasi dan negara hukum, dll yang sesuai dengan  Bab IX A (9)Wilayah Negara
perkembangan kebutuhan dan aspirasi bangsa.  Bab X (10)Penduduk dan Warga Negara
Amandemen UUD 1945  kesepakatan yaitu:  Bab XA (10A)Hak Asasi Manusia (HAM)
o Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945.  Bab XII (12)Pertahanan dan Keamanan
o Tetap mempertahankan bentuk nyata NKRI  Bab XV (15) Bahasa, Bendera, Lagu Kebangsaan dan Lambang Negara
o Tetap mempertahankan sistem presidensial. Pasal (PANLANLAS DUPUDUDADUMANAMJUPAN TIPUTINAM )
o Penjelasan UUD 1945 yang bersifat normatif dimasukkan ke dalam 18, 18A, 18B, 19, 20, 20A, 22A, 22B, 25E, 26, 27, 28A, 28B, 28C, 28D, 28E,
28F, 28G, 28H, 281, 28J, 30, 36B, 36C, dan 36A.
pasal-pasal.
o Perubahan dilakukan secara "addendum"
Perubahan tersebut diputuskan pada rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal
18-Agustus-2000 pada Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku sejak
3. Pada Sidang Tahunan MPR 1-9 November 2001, Amandemen Ketiga. tanggal ditetapkan. pengubahan substansi pasal 16 serta penempatannya
Berkenaan dengan 16 persoalan pokok, meliputi: ke dalam Bab III tentang "Kekuasaan Pemerintahan Negara". dan Bab IV
o Kedaulatan rakyat. o Kekosongan Wakil Presiden. tentang "Dewan Pertimbangan Agung" dihapus.
o Tugas MPR. o Perjanjian internasional. UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945 SESUDAH AMANDEMEN
- PEMBUKAAN - PEMBUKAAN
o Syarat-syarat Presiden dan o Kementerian negara.
- BATANG TUBUH - PASAL-PASAL
Wakil Presiden. o Pemilihan umum. APBN, pajak, 16 BAB 16 BAB
o Pemilihan Presiden dan Wakil dan keuangan negara. 37 PASAL 37 PASAL
Presiden secara langsung. o Komisi Yudisial. 65 AYAT ((16 ayat berasal dari 16 pasal 194 AYAT
o Pemberhentian Presiden. yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat - 3 PASAL ATURAN PERALIHAN
o Mahkamah Konstitusi.
berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 - 2 PASAL ATURAN TAMBAHAN
o Presiden berhalangan tetap. ayat atau lebih
Perubahan  7 Bab yang Ditetapkan tanggal 9-November-2001, yaitu: - 4 PASAL ATURAN PERALIHAN
 Bab I: Tentang Bentuk dan Kedaulatan - 2 AYAT ATURAN TAMBAHAN -
PENJELASAN
 Bab II: Tentang MPR
 Bab III: Tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara Hakikat Konstitusi
Konstitusi  hukum dasar yang memuat aturan pokok atau aturan-aturan
 Bab V: Tentang Kementrian Negara
dasar negara.
 Bab VII A: Tentang DPR
Macam-Macam Konstitusi
 Bab VII B: Tentang Pemilihan Umum
1. Konstitusi tertulis disebut Undang-Undang Dasar
 Bab VIII A: Tentang BPK (Badan Pemeriksa keuangan)
2. Konstitusi tidak tertulis disebut konvensi.
Pasal : (ATGANAMJUPAN LASJULAS DUDADUGADUPAT) 1, 3, 6, 6A, 7A, 78,
Sifat Konstitusi
7C, 8, 11, 17, 22C, 22D, 22E, 23, 23A, 23C, 23E, 23F, 23G, 24, 24A, 24B, dan
o Fleksibel (luwes)  pasal-pasal dalam konstitusi jumlahnya sedikit
24C
sehingga mudah diubah dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
4. Pada Sidang Tahunan MPR 1-11 Agustus 2002, Amandemen Keempat.
o Rigid (kaku) Artinya, pasal-pasal dalam konstitusi jumlahnya banyak dan
Perubahan  19 pasal yang terdiri dari 31 butir ketentuan serta 1 butir
sulit diubah-ubah.
yang dihapuskan. yang Ditetapkan pada tanggal 10-Agustus-2002.
Penyimpangan terhadap konstitusi yang pernah terjadi di Indonesia.
Berkenaan dengan 12 persoalan sebagai berikut:
1. UUD 1945 hasil amandemen
o Komposisi keanggotaan MPR. o Mata uang.
o Kekuasaan presiden tidak terbatas
o Pemilu Presiden dan Wakil o Bank sentral.
o Masa awal proklamasi dianggap sebagai masa peralihan sehingga pada
Presiden. o Badan-badan lain dalam kekuasaan
masa ini, kekuasaan presiden sangat luas.
o Presiden dan Wakil Presiden kehakiman.
o Selain menjalankan kekuasaan eksekutif, presiden juga menjalankan
tidak dapat menjalankan o Pendidikan.
kekuasaan MPR dan DPR.
kewajiban dalam masa jabatan o Kebudayaan.
o Di samping presiden, hanya ada wakil presiden dan KNIP sebagai
secara bersamaan. o Dewan Pertimbangan yang bertugas
pembantu presiden.
memberi nasihat Presiden.
o Pergantian sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer
2 bab dan 13 pasal yang diamandemen adalah: Bab XIII, dan XIV. Pasal 2,
menjadikan para menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada
6A, 8, 11, 16, 23B, 23O, 24, 31, 32, 33, 34, dan 37 (DUNAMPAN LASNAMLAS
parlemen/DPR.
DUGAPAT GATUDAGAPATJU).
2. Penyimpangan terhadap UUD RIS 1949
Pada Amandemen keempat ini ditetapkan bahwa: UUD 1945 sebagaimana
o Penyimpangan bentuk negara Bentuk negara serikat bertentangan
telah diubah merupakan UUD 1945 yang ditetapkan pada 18-Agustus-1945
dengan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia.
dan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
o Pergantian UUD 1945 menjadi UUD RIS.
o Pemerintahan parlementer tidak sesuai dengan semangat UUD 1945. peraturan negara tertinggi dan sebagai hukum dasar tertulis yang memuat
dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara
3. Penyimpangan terhadap UUDS 1950 2. Ketetapan MPR
o Persaingan tidak sehat Dengan ditetapkannya demokrasi liberal, merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR.
ditafsirkan sebagai kebebasan mutlak bagi setiap individu dan partai
politik sehingga timbulnya persaingan tidak sehat yang mengancam Terdapat dua macam putusan MPR, yaitu sebagai berikut:
persatuan dan kesatuan bangsa. o Ketetapan putusan MPR yang mengikat ke dalam dan ke luar majelis.
o lnstabilitas nasional Terjadinya instabilitas nasional akibat dari sering o Keputusan  putusan MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.
berganti-gantinya kabinet sehingga program2 yang disusun 3. Undang-Undang (UU)  produk bersama antara DPR dan presiden
sebelumnya tidak berjalan. untuk melaksanakan UUD 1945 dan Ketetapan MPR.
4. Penyimpangan terhadap UUD 1945 periode 1959-1965 (Orde Lama) 4. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) peraturan
o Presiden membubarkan DPR karena tidak menyetujui RAPBN yang yang dibuat oleh pemerintah dalam hal kepentingan yang memaksa
disusulkan pemerintah. (sumber: Pasal 22 UUD 1945).
o Penetapan pidato presiden yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Ketentuannya adalah:
Kita/Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) menjadi GBHN o Perppu harus diajukan ke DPR dalam persidangan berikut.
yang bersifat tetap oleh MPRS. o DPR dapat menerima atau menolak Perppu dengan tidak mengadakan
o Pengangkatan presiden seumur hidup Pengangkatan presiden seumur perubahan.
hidup melalui Tap MPR No.Ill/ MPRS/1963. o Jika ditolak DPR, Perppu harus dicabut.
o Rangkap jabatan Pimpinan lembaga tinggi dan tertinggi negara 5. Peraturan Pemerintah (PP) peraturan yang dibuat oleh pemerintah
diangkat sebagai menteri negara. untuk melaksanakan UU
o Kekuasaan presiden tidak terbatas 6. Keputusan presiden (Keppres)  peraturan yang dibuat oleh
o Kekuasaan presiden melebihi wewenang yang ditetapkan dalam UUD pemerintah untuk menjalankan fungsi.
1945. 7. Peraturan daerah (Perda) peraturan yang dibuat oleh Pemerintah
o Tidak berjalannya hak bujet DPR karena pemerintah tidak mengajukan Daerah (Pemda) untuk melaksanakan aturan hukum di atasnya dan
rancangan undang-undang APBN untuk mendapatkan persetujuan menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan.
DPR. Jenis-jenis Perda:
5. Penyimpangan terhadap UUD 1945 periode 1965 (Orde Baru) oPerda provinsi dibuat oleh DPRD provinsi bersama dengan gubernur.
o Munculnya Gerakan Reformasi 1998. oPerda Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD Kabupaten/Kota bersama
o Sistem demokrasi yang dijalankan bersifat feodalisme. Bupati.
o Pembatasan aspirasi oPeraturan desa dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa atau lembaga
o Kebebasan berbicara terutama yang berkaitan dengan arah kebijakan yang setingkat.
pemerintah dibungkam. Fungsi dan Kedudukan Peraturan Perundang-undangan
o Ekonomi kerakyatan  ekonomi kapitalisme, Fungsi peraturan perundang-undangan
monopoli oleh negara  monopoli oleh keluarga. o memberikan kepastian hukum.
o Supremasi hukum berubah  supremasi kekuasaan presiden. o melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara.
o Lembaga legislatif tidak mewakili rakyat bahkan tidak inspiratif karena o memberikan rasa keadilan.
hasil rekayasa politik. o menciptakan ketertiban dan ketenteraman.
o Bermunculnya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Kedudukan peraturan perundang-undangan
Tata Urutan Perundang-undangan Nasional o Sebagai hukum bagi warga negara.
1. Undang-Undang Dasar 1945 o Menjamin hak-hak dan kewajiban warga negara.
Proses Pembuatan Peraturan Perundang-undangan Nasional
1. Asas penyusunan peraturan perundang-undangan 4. Kerangka peraturan perundang- undangan
o Asas hierarki  peraturan perundang-undangan tidak boleh oJudul  jenis, nomor, tahun perundangan, dan nama peraturan
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih perundang-undangan.
tinggi tingkatannya. oPembukaan : Kata-kata "Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa':
o UU tidak dapat diganggu gugat Artinya, hanya boleh diuji oleh jabatan pembentuk peraturan perundang-undangan, konsideran, dasar
lembaga yang berwenang (DPR dan MK). hukum, dan dictum.
o UU yang bersifat khusus mengesampingkan UU yang bersifat oBatang tubuh atau isi  bab, pasal, ayat, ketentuan peralihan,
umum. ketentuan penutup, pengesahan, dan pengundangan
o Peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya dapat Sistem Tata Negara / Sistem Pemerintahan
dicabut atau diubah oleh peraturan yang sederajat atau lebih tinggi.  sebuah tatanan utuh yang terdiri dari bermacam macam komponen
o UU tidak berlaku surut  peraturan tidak berlaku di waktu sebelum pemerintahan yang bekerja saling bergantungan serta memengaruhi
diundangkannya, kecuali dinyatakan secara tegas dalam peraturan dalam mencapaian fungsi dan tujuan pemerintahan
tersebut. Tujuan :
o UU yang baru mengesampingkan UU yang lama.  menjaga kestabilan suatu negara.
o Konsistensi  tidak ada pasal-pasal yang bertentangan, baik dalam Di dunia ini terdapat beberapa macam sistem pemerintahan yang
peraturan maupun atau dengan peraturan lain. masing-masing mempunyai kelebihan, kekurangan, karakteristik, serta
2. Alur proses penyusunan peraturan perundang-undangan perbedaan masing-masing. Sehingga diterapkan sesuai dengan kondisi
Proses penyiapan Rancangan Undang-Undang (RUU) masing-masing negara, sistem ini dapat dibedakan menjadi :
o RUU yang berasal dari presiden dipersiapkan oleh presiden dan diproses  Parlementer  Komunis
serta dibahas oleh pembantunya dan staf ahli menjadi draf RUU untuk  Presidensial  Liberal
kemudian diajukan kepada DPR.  Semipresidensial  Demokrasi liberal
o RUU yang berasal dari DPR RUU yang berasal dari DPR akan diproses -cara pemerintah dalam mengatur segala yang berhubungan dengan
oleh Panitia Ad Hoc DPR yang selanjutnya dimasukkan dalam agenda pemerintahan.
pembahasan rapat DPR. Indonesia  berbentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah
Proses pengajuan RUU yang luas.
o RUU diajukan oleh presiden kepada DPR dan oleh DPR itu sendiri. DPR Negara kesatuan  bentuk negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai
berwenang untuk mengubah, baik menambah maupun mengurangi RUU satu kesatuan tunggal, menempatkan pemerintah pusat sebagai otoritas
tersebut sehingga menjadi Undang-Undang (UU). tertinggi sedangkan wilayah-wilayah administratif di bawahnya hanya
Proses pembahasan RUU menjalankan kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk
o RUU yang diajukan oleh presiden atau oleh DPR diproses melalui didelegasikan.
permusyawaratan dalam masa persidangan DPR. Wilayah administratif di dalam negara Indonesia saat ini terbagi menjadi 34
o Proses penetapan RUU menjadi UU oleh DPR dalam forum rapat pleno provinsi
DPR.
o Pengesahan dan pemberlakuan UU Setelah DPR menetapkan RUU
menjadi UU, UU tersebut disahkan oleh presiden untuk diundangkan
oleh menteri sekretaris negara dalam lembaran negara tentang
berlakunya UU tersebut.
3. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan peraturan perundang-
undangan
o Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
o Presiden
Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum didapatkan.  masa Reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk
Diamandemen menciptakan sistem pemerintahan yang lebih baik (demokratis). Untuk itu,
 UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan lembaga tinggi harus disusun pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi (Pemerintah
negara, serta hubungan antar lembaga-lembaga tersebut. konstitusional).
 UUD hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan Pemerintah konstitusional memiliki ciri bahwa konstitusi negara itu
seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). berisi :
 MPR mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power) kepada 5  Jaminan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak warga
Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu negara.
o Presiden o DPD  Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif.
o MA o MK
o DPR o BPK
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945
sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang 7
kunci pokok sistem pemerintahan negara indonesia, sebagai berikut:
oSistem Konstitusional
oIndonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum
(rechtsstaat).
Tuntutan Reformasi 1998  dilakukannya amandemen pada UUD 1945.
oKekuasaan tertinggi negara ada di tangan MPR (Majelis
Latar belakang  tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada
Permusyawaratan Rakyat).
masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (namun kenyataannya
oKekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden,
oPresiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (yang dapat menimbulkan
oPresiden merupakan penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi
mulitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat
dibawah MPR penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
oMenteri negara pembantu presiden, menteri negara tidak Tujuan perubahan UUD 1945  menyempurnakan aturan dasar Seperti :
bertanggung jawab kepada DPR  tatanan negara  pembagian kekuasaan
oMenganut sistem pemerintahan Presidensial dijalankan semasa  HAM  eksistensi negara hukum dan
pemerintahan Orde Baru  kedaulatan rakyat negara demokrasi
Ciri dari sistem pemerintahan Presidensial Perubahan UUD 1945
okekuasaan yang sangat besar pada lembaga kepresidenan.  tidak mengubah Pembukaan UUD 1945,
oHampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945  tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structur)
tersebut dilakukan tanpa melibatkan persetujuan maupun pertimbangan kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai NKRI
DPR sebagai wakil rakyat. serta mempertegas sistem pemerintahan presidensil.
o(-) kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung mudah Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat
disalahgunakan. dijelaskan sebagai berikut:
o(+) positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh  UUD  hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan
penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan rakyat dan dijalankan sepenuhnya berdasarkan UUD.
pemerintahan yang solid dan kompak serta  UUD memberikan pembagian kekuasaan kepada 6 lembaga negara
o(+) Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. dengan kedudukan yang sama dan sejajar yaitu :
Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia o MPR o DPD
pada masa itu ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih o Presiden o MK
banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang o MA o BPK
o DPR  Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi, "bahwa kemerdekaan
Pada masa sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar
masa transisi. Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat".
1945 hasil amandemen ke 4 tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia  Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi, "Negara Indonesia adalah
masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring negara kesatuan yang berbentuk republik".
dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru.  Kesimpulan  bentuk negara Indonesia ialah Negara Kesatuan,
sedangkan bentuk pemerintahannya ialah Republik.
 Selain bentuk pemerintahan republik dan bentuk negara kesatuan,
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala
 Bentuk pemerintahan adalah republik negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
 sistem pemerintahan presidensial  Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, "Presiden
 Bentuk negara kesatuan yang memiliki prinsip otonomi daerah yang Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
luas. Undang Undang Dasar". Dengan demikian, sistem pemerintahan di
 Wilayah negara terbagi menjadi beberapa provinsi. Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial.
 Kekuasaan yudikatif  Makamah Agung dan badan peradilan  Berdasarkan UUD 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan
dibawahnya. presidensial.
 Presiden  kepala negara yang sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Namun dalam praktiknya banyak elemen elemen dari sistem
 Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di
 Parlemen terdiri dari dua bagian (bikameral), Yaitu Indonesia. Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa sistem
oDewan Perwakilan Daerah (DPD) pemerintahan yang berjalan di Indonesia ialah sistem pemerintahan yang
oDewan Perwakilan Rakyat (DPR). merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan
 Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota MPR. presidensial (mayoritas) dengan sistem pemerintahan parlementer
 DPR mempunyai kekuasaan legislatif serta kekuasaan mengawasi (minoritas). Apalagi bila dirunut dari sejarahnya,
jalannya pemerintahan. Indonesia mengalami beberapa kali perubahan Periodisasi Sistem
Pemerintahan, diantaranya :
 Kabinet / menteri diangkat oleh presiden
Tahun 1945-1949  menganut Sistem Pemerintahan Presidensial
Sistem pemerintahan ini juga mengambil elemen-elemen dari sistem
Tahun 1949-1950 menganut sistem pemerintahan parlementer yang
pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk
semu Tahun 1950-1959  menganut sistem pemerintahan parlementer
menghilangkan kelemahan yang ada pada sistem presidensial.
dengan demokrasi liberal
Variasi sistem pemerintahan presidensial di Indonesia ialah:
Tahun 1959-1966 menganut sistem pemerintahan presidensial secara
 Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan
demokrasi terpimpin
atau persetujuan dari DPR.
Tahun 1966-1998 (Orde Baru)  menganut sistem pemerintahan
 Parlemen mendapat kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk
presidensial
undang-undang dan hak anggaran (budget)
Perubahan sistem pemerintah yang baru ini antara lain adanya
 Presiden sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh MPR atas usul dari
pemilihan secara langsung, mekanisme check and balance, sistem
DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun
bikameral dan pemberian kekuasaan yang lebih besar pada parlemen
tidak secara langsung.
untuk melakukan pengawasan serta fungsi anggaran
 Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu persetujuan dan
Pemerintahan Pusat Dan Pemerintahan Daerah
pertimbangan DPR
Indonesia negara kesatuan (eenheidstaat)  negara merdeka dan
Sistem Pemerintahan Indonesia Saat Ini (Setelah Diamandemen)
berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat.
Dalam konstitusi RI yaitu UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1. Melindungi masyarakat di daerahnya, menjaga persatuan dan
dalam pasal 4 ayat (1) dikatakan bahwa Presiden Republik Indonesia kesatuannya, menjaga kerukunan nasional, dan upaya menjaga
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar keutuhan NKRI.
Namun, karena luasnya daerah-daerah di Indonesia terbagi atas beberapa 2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Pemerintah Daerah wajib
provinsi, kabupaten serta kota  daerah tsbt memiliki pemerintahan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki
daerah dengan maksud guna mempermudah kinerja pemerintah pusat 3. Mengembangkan kehidupan demokrasi.
terhadap daerahnya sehingga digunakanlah suatu asas yang dinamakan 4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan  pemerataan pembangunan
asas otonomi sesuai dengan yang diatur dalam pasal 18 ayat (2). 5. Menyediakan fasilitas pelayanan pendidikan
 Pemerintahan pusat (UU No 32 tahun 2004) 6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar
 penyelenggara pemerintah NKRI di pusat, dipimpin Presiden dan Wakil 7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum untuk masyarakat
Presiden dan dibantu menteri. 8. Mengembangkan sistem jaminan sosial kepada seluruh masyarakat
 Sebagai lembaga legislatif Pemerintah Pusat adalah DPR dan MPR. 9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah dengan baik
 Pemerintahan Daerah (UU No.32 tahun 2004) 10.Mengembangkan sumber daya produktif di daerah agar meningkatkan
 adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah kualitas hidup masyarakat daerahnya dan tercapai tujuan pembangunan
dan DPRD nasional.
Penyelenggara Pemerintahan Daerah: Walikota, Bupati, Gubernur dan 11.Melestarikan lingkungan hidup.
perangkat daerah lainnya (kepala badan, kepala dinas, dan unit-unit kerja 12.Mengelola administrasi kependudukan.
lannya yang dikendalikan oleh Sekretariat Daerah) 13.Melestarikan nilai sosial budaya.
Hak Pemerintah Daerah 14.Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai
Hak  segala sesuatu yang dapat dilakukan, tidak dilakukan, dan diterima dengan kewenangannya.
oleh Pemerintah Daerah. 15.Melaksanakan kewajiban lain yang belum diatur dalam UU No 3 tahun
UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 19 tentang 8 2004 tentang Pemerintah Daerah dan diatur kemudian.
Hak Pemerintah Daerah : Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang bersifat
1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. struktural dan fungsional
2. Memilih pemimpin daerah. Pemilihan Kepala Daerah dilakukan secara Hubungan Struktural  hubungan yang didasarkan pada tingkat dan
langsung dalam Pemilu oleh rakyat daerah itu sendiri (pasal 24 ayat 5 UU jenjang dalam pemerintahan.
No 32 tahun 2004 ) Pemerintah pusat  penyelenggara urusan pemerintahan di tingkat
3. Mengelola aparatur daerah. nasional.
4. Mengelola kekayaan daerah Pemerintah daerah  penyelenggara urusan pemerintahan di daerah
5. Memungut pajak dan retribusi daerah. bersama DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam
6. Mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan semua sumber daya sistem dan prinsip NKRI
daerahnya yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun investasi Secara struktural
asing. presiden  pemegang kekuasaan tertinggi dalam penyelenggara urusan
7. Mendapatkan sumber-sumber penghasilan yang sah dan disesuaikan pemerintahan di tingkat nasional.
dengan kondisi alam dan masyarakatnya masing-masing. kepala daerah  penyelenggara urusan pemerintahan di daerah masing
8. Mendapatkan hak-hak lain yang belum terdapat dalam UU Nomor 32 masing sesuai dengan prinsip otonomi seluas luasnya.
tahun 2004 dan akan diatur kemudian. Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur
Kewajiban  segala sesuatu yang harus dilakukan Pemerintah daerah dalam PP Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah
sebagai penyelenggara pemerintah diberi kesempatan untuk membentuk lembaga-lembaga yang disesuaikan
UU Nomor 32 tahun 2004  15 kewajiban Pemerintah Daerah : dengan kebutuhan daerah.
2 Cara yang dapat menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah
daerah :
1. Sentralisasi  pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah kepada Lembaga Eksekutif  sistem pemerintahan presidensial, kekuasaan
pemerintah pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri eksekutif dipegang oleh presiden dan dibantu oleh menteri-menteri atau
berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari masyarakatnya dalam kerangka biasa disebut dengan istilah kabinet
NKRI  Di Indonesia sistem sentralisasi pernah diterapkan pada zaman Kekuasaan Eksekutif  UUD 1945 kedudukan presiden sebagai kepala
kemerdekaan sampai orde baru. Negara sekaligus menjadi kepala pemerintahan.
2. Desentralisasi  penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat Kekuasaan presiden sebagai kepala eksekutif terbagi sebagai berikut:
kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya 1. Kekuasaan Eksekutif (Pasal 4 Ayat 1)  menyatakan bahwa Presiden RI
sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari masyarakatnya dalam sebagai kepala pemerintahan, sehingga jelas bahwa presiden memiliki
NKRI kedudukan sah sebagai lembaga eksekutif.
Pelimpahan wewenang  Dekonsentrasi  melalui pendelegasian 2. Kekuasaan Administratif (Pasal 15)  presiden memberi gelar dan
wewenang kepada perangkat yang berada di bawah hirarkinya di daerah tanda-tanda jasa kehormatan secara administratif.
sedangkan pelimpahan wewenang dengan cara desentralisasi dilakukan 3. Kekuasaan Legislatif (Pasal 5, Pasal 20 ayat 2 dan 4, serta Pasal 22 ayat
melalui pendelegasian urusan kepada daerah otonom. 1)  Presiden menjadi pelaksana UU sekaligus juga merancang UU dengan
3 faktor menjadi dasar pembagian : persetujuan DPR. Untuk beberapa ketentuan, presiden juga memiliki
1. Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi wewenang untuk mengeluarkan peraturan seperti penetapan Peraturan
negara sebagai kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat. pemerintah (PP) dan penetapan Peraturan undang-undang (PERPU).
2. Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan 4. Kekuasaan Yudikatif (Pasal 14) presiden memberi grasi, amnesti,
secara beragam untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat. abolisi, dan rehabilitasi.
3. Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan ayat 1 Presiden  memberi grasi (dihapuskannya sanksi hukuman
tidak memerlukan tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh terhadap narapidana) dan rehabilitasi (pemulihan nama baik seseorang
pemerintah daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan serta yang rusak akibat putusan pengadilan) dengan memperhatikan
kemampuan daerah masing-masing. pertimbangan MA (presiden secara tidak langsung memiliki fungsi
Hubungan Fungsional  Urusan Pemerintahan yang dibagi antara kehakiman)
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kota/kabupaten. ayat 2 Presiden  memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
Prinsip utama pembagian urusan pemerintahan konkuren  harus pertimbangan DPR..
didasarkan pada efisiensi, akuntabilitas, eksternalitas serta harus 5. Kekuasaan Militer (Pasal 10, 11, 12)  presiden memegang kekuasaan
berkepentingan nasional. tertinggi atas angkatan darat, laut, dan udara.
UU no. 23 tahun 2014 lampiran matriks pembagian urusan pemerintahan Pasal 11 ayat 1  Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang,
konkuren, jika kita masuk kedalam bidang dan sub bidang, maka pusat, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
daerah provinsi dan kabupaten/kota memiliki porsi kewenangannya sendiri- Pasal 12  Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan
sendiri. akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan UU
Urusan pemerintahan absolut urusan pemerintahan yang menjadi 6. Kekuasaan Diplomatik (Pasal 11 dan 13)  wewenang untuk melakukan
sepenuhnya menjadi kewenangan pusat. perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain.
(Pemerintah Pusat) presiden dan mentri pasal 11 ayat 2  Presiden dalam membuat perjanjian internasional
Urusan pemerintahan umum urusan pemerintahan yang menjadi lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan
kewenangan Presiden sebagai kepala Pemerintah. rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau
Pelaksaan urusan pemerintahan umum  gubernur dan bupati/walikota di mengharuskan perubahan atau pembentukan UU harus dengan
daerahnya masing-masing, dibantu oleh instansi vertical. persetujuan DPR
Pasal 13 ayat 1  Presiden mengangkat duta dan konsul.
Eksekutif, Legislatif, Yudikatif Pasal 13 ayat 2  bahwa dalam mengangkat duta, Presiden
memperhatikan pertimbangan DPR.
Pasal ayat 3  Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan 3. menjalankan pemerintahannya sesuai dengan UUD dan UU. memastikan
menperhatikan pertimbangan DPR. apakah jajaran pemerintahannya temasuk kepolisian dan kejaksaan
Presiden telah patuh kepada UUD dan UU yang berlaku.
Presiden kepala Negara yang berhak membentuk suatu dewan 4. Mengajukan Rancangan Undang-undang kepada Dewan Perwakilan
pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan. Rakyat (DPR).
18 Agustus 1945 PPKI  sidang 1  mengesahkan dan menetapkan UUD 5. Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan terhadap
1945, memilih presiden dan wakil presiden dan memebentuk KNIP untuk RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
membantu Presiden 6. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
Pasal 4 Aturan Peralihan sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk  kegentingan yang memaksa)
kekuasaan dijalan oleh presiden dan di bantu KNIP 7. Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA
Nama Presiden Masa Menjabat 8. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
Soekarno 18 Agustus 1945 - 12 Maret 1967 9. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
Soeharto 12 Maret 1967 - 21 Mei 1998 10.Menyatakan perang serta membuat perjanjian dan perdamaian dengan
BJ Habibie 12 Maret 1967 - 21 Mei 1998 negara lain sesuai dengan persetujuan DPR
Abdurrahman Wahid 20 Oktober 1999 - 23 Juli 2001 11. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden
Megawati Soekarno Putri 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004 memperhatikan pertimbangan DPR
Susilo Bambang Yudhoyono 20 Oktober 2004 - 20 Oktober 2014 12.Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
Joko Widodo 20 Oktober 2014 - Sampai pertimbangan DPR.
Sekarang 13.Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur
dengan UU
14.Meresmikan anggota BPKyang dipilih oleh DPR dan memperhatikan
pertimbangan DPD.
Syarat Menjadi Presiden dan Wakil Presiden 15.Mengangkat dan memberhentikan anggota KY dengan persetujuan DPR.
a. Warga Negara Indonesia 16.Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
b. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa DPR
c. Tidak pernah mengkhianati negara, serta tidak pernah melakukan tindak 17.Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, MA
pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya. dan DPR
d. Terdaftar sebagai Pemilih. 18.Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial
e. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar dan sudah disetujui DPR
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus Kewenangan dan Kekuasaan Presiden
1945. 1. Mengangkat duta dan konsul untuk negara lain dengan pertimbangan
f. Berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun. DPR.
g. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, 2. Menerima duta dari negara lain dengan pertimbangan DPR.
termasuk organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung 3. Memberikan Amnesti dan Abolisi Rehabilitasi dengan pertimbangan dari
dalam G.30.S/PKI DPR.
h. Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan pemerintahan 4. Memberikan Grasi dan Rehabilitasi dengan pertimbangan dari MA
negara Republik Indonesia (Mahkamah Agung).
Tugas Presiden : 5. Menetapkan dan mengajukan anggota dari hakim konstintusi.
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 6. Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY / Komisi Yudisial
2. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan udara, laut dan dengan persetujuan DPR.
darat. 7. Memegang kekuasaan tertinggi atas AU / Angkatan Udara, AD /
Angkatan Darat dan AL / Angkatan Laut.
8. Menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syaratnya ditetapkan oleh 10.Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
Undang-Undang pertimbangan DPR.
9. Membuat perjanjian yang menyangkut hajat hidup orang banyak atau 11.Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
mempengaruhi beban keuangan negara. negara lain dengan persetujuan DPR.
10.Menyatakan perang dengan negara lain, damai dengan negara lain dan 12.Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas member nasehat dan
perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR. pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dengan UU
11.Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan sebagainya yang 13.Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan
diatur oleh UU. memperhatikan pertimbangan DPD.
Tanggung jawab Presiden 14.Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi. Meresmikan
1. Membangun sebuah suksesi dengan terus menjaga kontinuitas anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh DPR atas
kekuasaan, dengan memperhatikan konstitusi maupun landasan dasar pertimbangan DPD.
ideology pancasila. 15.Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan
2. Didorong untuk memperkuat konstitusi yang menjadi kontrak sosial telah mendapat persetujuan DPR untuk menjadi Hakim Agung.
seluruh lapisan masyarakat Indonesia. presiden dan kabinetnya bekerja 16.Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan
keras untuk memberi kepastian kepada masyarakat, bahwa persetujuan DPR.
pemerintahannya tunduk dibawah konstitusi UUD 1945 ( Hasil Hak dan Kewaiban Presiden :
Amandemen ). 1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD ( Pasal 4 ayat 1 )
Keputusan-keputusan presiden: 2. Pengangkatan dan pemberhentian mentri ( pasal 17 ayat 2 )
1. Undang-Undang 3. Menetapkan peraturan pemerintahan ( Pasal 5 ayat 2 )
2. Peraturan Pemerintah. 4. Membuat perjanjian internasional lainnya, dengan persetujuan DPR
3. Peraturan Presiden ( pasal 11 ayat 2 )
Fungsi presiden sebagai kepala Negara : 5. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL dan AU ( Pasal 10 )
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AU, dan AL. 6. Memberi grasi dan rehabilitas dengan memperhatikan pertimbangan
2. Menyatakan kondisi bahaya, Ketentuan dan akibat kondisi bahaya MA ( Pasal 14 ayat 1 )
ditetapkan dengan UU. 7. Menyatakan keadaan bahaya ( Pasal 12 ) Mengangkat duta dan konsul
3. Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan akibat luas dan ( Pasal 13 ayat 1 ).
mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan 8. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
negara, dan / atau mengharuskan perubahan atau pembentukan UU ( Pasal 13 ayat 2 )
harus dengan persetujuan DPR. 9. Menerima penempatan duta Negara lain dengan memperhatikan
4. Mengangkat Duta dan Konsul, Dalam mengangkat Duta, memperhatikan pertimbangan DPR ( Pasal 13 ayat 3 )
pertimbangan DPR. 10.Memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya
5. Memberi rehabilitasi dan grasi dengan memperhatikan pertimbangan dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa ( Pasal
MA. 9 ayat 1 )
6. Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan pertimbangan 11.Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
DPR. Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang DPR ( Pasal 14 ayat 2 )
diatur dengan Hukum. 12.Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
7. Dalam hal lkhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan Negara lain dengan persetujuan DPR ( Pasal 11 ayat 1 )
Peraturan Pemerintah sebagai pengganti UU. 13.Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur
8. Membahas Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan dalam UU ( pasal 15 )
persetujuan bersama DPR. 14.Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
9. Mengkonfirmasi Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui nasihat dan pertimbangan kepada presiden ( Pasal 16 )
bersama DPR untuk menjadi UU. 15.Berhak mengajukan RUU kepada DPR ( Pasal 5 ayat 1)
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Kewajiban Anggota MPR RI :
UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 MPR memiliki posisi sebagai 1. melaksanakan UUD 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan
lembaga negara tertinggi  pemegang kedaulatan rakyat wewenang 2. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila
memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden untuk jangka waktu 3. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,
5 th  memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden sebelum masa kelompok, dan golongan.
jabatannya berakhir apabila Presiden dan Wakil Presiden dianggap 4. melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah.
melanggar haluan negara 5. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan menjaga
Tugas dan wewenang: keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Melantik presiden dan wakil presiden dalam sidang paripurna MPR
2. Memilih dan melantik Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket Tugas dan Wewenang :
calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik 1. Membahas dan memberikan atau tidak memberikan persetujuan
atau gabungan partai politik yang paket calon Presiden dan Wakil terhadap Peraturan Pernerintah Pengganti UU
Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam 2. Membentuk UU yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat
pemilihan umum sebelumnya sampai habis masajabatanya. persetujuan bersama
3. Mengubah dan menetapkan UUD 3. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh
4. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan MK untuk DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,
memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat
setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan untuk dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
menyampaikan penjelasan untuk menyampaikan penjelasan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pajak,
Sidang Paripurna Majelis; pendidikan, dan agama
5. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, 4. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam UUD
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya 1945 dan UU
dalam masa jabatannya; 5. Mengundang DPD pntuk melakukan pembahasan rancangan UU yang
6. Memilih dan melantik Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan diajukan oleh DPR maupun oleh pemerintah sebagaimana dimaksud
Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa pada huruf c, pada awal pembicaraan tingkat I
jabatanya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari; 6. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan oleh DPD yang
7. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan MK untuk memberhentikan berkaitan dengan bidang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
p-residen dan wakilnya dalam masa jabatanya dan wakil presiden diberi pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan
kesempatan untuk menyampaikan alasannya didalam siding sumber daya alam dan sumber daya ekonomi Iainnya, serta yang
Fungsi Anggota MPR RI : berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah dan
1. mengubah atau mengganti Presiden yang tidak adil dalam menjalankan mengikut sertakan dalam pembahasannya dalam awal pembicaraan
tugasnya. tingkat I
2. memilih Presiden dan Wakil Presiden yang baik, jujur, dan adil. 7. Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU Anggaran Pendapatan dan
Hak-hak Anggota MPR RI : Belanja Negara dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan
1. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan agama dalam awal pembicaraan tingkat I
2. mengajukan usul pengubahan pasal UUD Tahun 1945 8. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan
3. memilih dan dipilih pertimbangan DPD
4. Protokoler 9. Mengajukan, memberikan persetujuan, pertimbangan/konsultasi, dan
5. imunitas pendapat
6. membela diri 10. Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
7. keuangan dan administratif
11.Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas 1. Fungsi Legislasi Pada Pasal 22D ayat 1 ddan 2 UUD 1945  mengajukan
pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh BPK RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
12.Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi pembentukan pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber
masyarakat daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta perimbangan keuangan
Hak-Hak Anggota DPR RI : pusat dan daerah.
1. Mengajukan rancangan undang-undang 2. Fungsi Pertimbangan Pada Pasal 22D ayat 2 UUD 1945  DPD
2. Menyampaikan usul dan pendapat memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU anggaran pendapatan
3. Memilih dan dipilih dan belanja negara dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan
4. Mengajukan pertanyaan agama.
5. Membela diri 3. Fungsi Pengawasan Pada Pasal 23E ayat 2 UUD 1945  DPD menerima
6. Protokoler hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh BPK.
7. Imunitas Tugas & Wewenang
8. Keuangan dan administrative pasal 22 dan UU No.27 tahun 2009 yang mengatur tentang MPR, DPR, DPD
Kewajiban Anggota DPR RI : dan DPRD. Tugas dan wewenang DPD disebutkan sebagai berikut:
1. Melaksanakan UUD 1945 dan mentaati segala peraturan perundang- 1. Dapat mengajukan ke DPR RUU yang terkait dengan otonomi
undangan daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerkaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
pemerintah alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan
3. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang keuangan pusat dan daerah.
terkait. 2. Ikut membahas RUU bersama dengan DPR dan Presiden yang
4. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
5. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
negara kesatuan Republik Indonesia pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
6. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
masyarakat 3. Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang
7. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, terkait dengan pajak, pendidikan dan agama.
kelompok dan golongan 4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU yang terkait otonomi
8. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran
pemilih dan daerah pemilihannya serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
9. Mentaati kode etik dan Peraturan Tata tertib DPR daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah
Fungsi Anggota DPR RI : serta menyampaikan hasil pengawasan kepada DPR.
 Legislasi  dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang 5. Menerima hasil pemeriksaan keuangan dari BPK.
kekuasaan untuk membentuk undang-undang. 6. Memberikan pertimbangan kepada DPR mengenai pemilihan anggota
 Pengawasan  dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan BPK.
undang-undang serta APBN. 7. Ikut serta dalam penyusunan program legislasi nasional, pengajuan usul
 Anggaran  dilaksanakan untuk membahas dan memberikan kepada DPR, dan ikut dalam pembahasan dengan DPR dan Presiden
persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan mengenai RUU yang berkaitanotonomi daerah, hubungan pusat dan
undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh Presiden. daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
Fungsi Dewan Perwakilan Daerah Hak Anggota (Pasal 233 UU Nomor 27 Tahun 2009)
1. Hak Bertanya, sebagaimana dimaksud dilakukan dalam sidang dan/atau 6. Menjaga etika dan norma dalam hunbungan kerja dengan lembaga lain.
rapat sesuai dengan tugas dan wewenang DPD. 7. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat.
2. Hak Menyampaikan usul dan pendapat, berhak menyampaikan usul dan 8.Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada
pendapat mengenai suatu hal, baik yang sedang dibicarakan maupun masyarakat di daerah yang diwakilinya
yang tidak dibicarakan dalam rapat dan mengenai tata caranya diatur
dalam tata tertib DPD RI. Mahkamah Agung (MA)
3. Hak Memilih dan dipilih, Anggota DPD mempunyai hak yang sama  Pengadilan Negara Tertinggi dalam arti sebagai Badan Pengadilan Kasasi
dalam memilih dan dipilih untuk menduduki jabatan tertentu pada alat (terakhir) bagi putusan-putusan yang berasal dari pengadilan di
kelengkapan DPD, tata cara pelaksanaan hak memilih dan dipilih bawahnya, yaitu pengadilan Tingkat Pertama dan Pengadilan Banding
tersebut diatur dengan peraturan DPD tentang tata tertib. yang meliputi empat lingkungan peradilan, yaitu peradilan umum,
4. Hak Membela diri, dapat digunakan apabila Anggota DPD yang diduga agama, militer, dan tata usaha Negara.
melakukan pelanggaran sumpah/janji, kode etik, dan/atau tidak Fungsi Anggota:
melaksanakan kewajiban sebagai anggota diberi kesempatan untuk  Fungsi Peradilan
membela diri dan/atau memberikan keterangan kepada Badan  Pengadilan Negara Tertinggi, MA ialah pengadilan kasasi yang bertugas
Kehormatan. membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan
5. Hak Imunitas, Anggota DPD RI tidak dapat dituntut di depan pengadilan kasasi & peninjauan kembali guna menjaga agar semua hukum dan
dan diganti antarwaktu atas pernyataan, pertanyaan, dan/atau undang-undang diseluruh wilayah Indonesia diterapkan secara tepat,
pendapat yang dikemukakannya yang berkaitan dengan fungsi serta adil dan benar.
tugas dan wewenang DPD RI. Namun demikian, ketentuan sebagaimana  Fungsi peradilan (Pasal 31 UU MA Nomor 14 Tahun 1985)  hak uji
dimaksud tidak berlaku dalam hal anggota yang bersangkutan materiil  menguji dan menilai secara materiil peraturan perundangan
mengumumkan materi yang telah disepakati dalam rapat tertutup untuk dibawah UU apakah suatu peraturan perlu ditinjau dari isinya
dirahasiakan atau hal lain yang dimaksud dalam ketentuan mengenai (materinya) dan bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih
rahasia negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- tinggi
undangan.  Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi MA berwenang
6. Hak Protokoler, Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hak memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir.
protokoler sebagaimana dimaksud diatur dalam peraturan perundang- Fungsi Mengatur  mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi
undangan. Yang dimaksud dengan “hak protokoler” adalah hak anggota kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang
DPD untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan jabatannya belum cukup diatur dalam UU tentang MA sebagai pelengkap untuk
baik dalam acara kenegaraan atau dalam acara resmi maupun dalam mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi
melaksanakan tugasnya. kelancaran penyelenggaraan peradilan (Pasal 27 UU No.14 TH 1970,
7. Keuangan dan administratif, Pimpinan dan anggota DPD mempunyai Pasal 79 UU No.14 TH 1985)
hak keuangan dan administratif, yang diatur dalam tatatertib DPD RI.  Mahkamah Agung  membuat peraturan acara sendiri bilamana
Kewajiban Anggota (Pasal 233 UU Nomor 27 Tahun 2009) dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur UU
1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila.  Fungsi Pengawasan
2. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun  menjalankan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di
1945 dan menaati segala perturan perundang-undangan. semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang
3.Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. wajar serta berpedoman pada azas peradilan yang cepat, sederhana dan
4.Mendahulukan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi, biaya rendah, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa
kelompok dan golongan. dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 UU Ketentuan Pokok
5.Mentaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970).
negara.
 melakukan pengawasan, kepada penegak pengadilan serta tingkah laku a) permohonan kasasi;
para Hakim dan para pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas yang b) sengketa tentang kewenangan mengadili;
berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan, Kehakiman, yaitu c) permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah
dalam hal Memeriksa, menerima, mengadili, dan menyelesaikan setiap memperoleh kekuatan hukum tetap.
perkara yang diajukan kepadanya dan menerima keterangan tentang 2. memberikan pertimbangan dalam bidang hukum baik diminta maupun
hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi tidak, kepada Lembaga Tinggi Negara.
teguran, peringatan serta petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi 3. menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundang-undangan
Kebebasan Hakim (Pasal 32 UU MA No 14 Tahun 1985). di bawah undang-undang.
 Fungsi Administratif 4. memberikan nasehat hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara
 Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan untuk pemberian atau penolakan grasi.
Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 5. melaksanakan tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
10 Ayat (1) UU No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative Hak (MA) :
dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah Departemen yang  Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) UU Nomor 35 Tahun perundangundangan di bawah UU terhadap UUD , dan mempunyai
1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung. wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;
 Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab,  memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan
susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (UUNo. 35 rehabilitasi
Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No.14 Tahun 1970 tentang  mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusI
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).
 Fungsi Nasehat Mahkamah Konstitusi (MK)
 Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi Pasca amandemen UUD 1945  pasal 24C ayat 1-6  pengangkatan
petunjuk kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka serta penetapan tugas dan wewenang MK .
pelaksanaan ketentuan Pasal 25 UU No.14 Tahun 1970 tentang Pembentukan MK  ganti MPR yang sebelumnya diberi kewenangan
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38 UU No.14 untuk menguji UU terhadap UUD melalui Ketetapan MPR No III/MPR/2000.
Tahun 1985 tentang MA).  Tugas & Wewenang Mahkamah Konstitusi ( MK )  Pasal 24C UUD
 Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala 1945 Pasal 10 UU No 24 Tahun 2003
Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 UU MA 1. Mahkamah Konstitusi  mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
No.14 Tahun 1985). yang putusannya bersifat final untuk:
 Mahkamah Agung memberikan nasihat dan pertimbangan dalam bidang a. Menguji undang-undang terhadap UUD 1945.
hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37UU MA No.14 b. Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya
Tahun 1985). Selanjutnya Perubahan Pertama UUD 1945 Pasal 14 Ayat diberikan oleh UUD 1945
(1), c. Memutus pembubaran partai politik.
 Mahkamah Agung  memberikan pertimbangan kepada Presiden d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
selaku Kepala Negara. 2. Mahkamah Konstitusi  wajib memberikan putusan atas pendapat DPR
 Fungsi Lain-lain bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan
 memeriksa, menerima dan mengadili serta menyelesaikan setiap pelanggaran hukum berupapengkhianatan terhadap Negara, korupsi,
perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) UU NO 14 penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela,
Tahun 1970 serta Pasal 38 UU NO 14 Tahun 1985, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil
 Mahkamah Agung juga diserahi tugas serta kewenangan lain Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945
berdasarkan Undang-undang. 3. Pasal 10 Mahkamah Konstitusi  berwenang memanggil pejabat
Kekuasaan ( MA ) : Negara, pejabat pemerintah, atau warga masyarakat untuk memberikan
1. memeriksa dan memutus keterangan.
Tanggung jawab dan Kewajiban ( MK ) : 4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman
1. Bertanggung jawab untuk mengatur organisasi, personalia, administrasi, Perilaku Hakim (KEPPH)
dan keuangan sesuai dengan prinsip pemerintahan yang bersih. 5. Melakukan pendaftaran calon hakim agung.
2. Wajib mengumumkan laporan berkala kepada masyarakat secara 6. Melakukan seleksi dan menetapkan calon hakim agung.
terbuka mengenai permohonan yang terdaftar, diperiksa, dan diputus, 7. Mengajukan calon hakim agung ke DPR
serta pengelolaan keuangan dan tugas administrasi lainnya.
Hak Mahkamah Konstitusi ( MK ) : Fungsi Komisi Yudisial (KY)  pasal 24B ayat 1
1. Kesatuan masyarakat hukum adat (untuk pengujian UU) 1. Melakukan pengawasan terhadap perilaku hakim.
2. Perorangan warga negara Indonesia (untuk pengujian UU) 2. Menerima laporan pelanggaran kode etik perilaku hakim untuk
3. Pemerintah (untuk pembubaran partai politik) kemudian melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi atas laporan
4. Peserta pemilihan umum, baik pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan tersebut secara tertutup.
DPRD, maupun pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (untuk 3. Meminta keterangan dari saksi dan hakim atas pelanggaran perilaku
perselisihan hasil pemilu) hakim.
5. Badan hukum publik atau privat (untuk pengujian UU) 4. Memutuskan benar atau tidaknya laporan pelanggaran kode etik
6. Lembaga negara (untuk pengujian UU dan sengketa antar lembaga) perilaku hakim untuk kemudian mengambil langkah hukum atas setiap
Fungsi Mahkamah Konstitusi ( MK ) : pelanggaran.
1. menjaga konstitusi guna tegaknya prinsip konstitusionalitas hukum. 5. Baik itu untuk orang atau kelompok yang merendahkan kehormatan dan
2. untuk menjamin tidak akan ada lagi produk hukum yang keluar dari keluhuran martabat hakim, ataupun kepada hakim itu sendiri yang
koridor konstitusi sehingga hak-hak konstitusional warga terjaga dan melakukan pelanggaran kode etik kehakiman.
konstitusi itu sendiri terkawal konstitusionalitasnya. 6. Mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang
3. Untuk menguji apakah suatu undang-undang bertentangan atau tidak perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan
dengan konstitusi. kehormatan dan keluhuran martabat Hakim
4. pengujian undang-undang itu tidak dapat lagi dihindari penerapannya
dalam ketatanegaraan Indonesia sebab UUD 1945 menegaskan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
anutan sistem bukan lagi supremasi parlemen melainkan supremasi  lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
konstitusi memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
 lembaga yang mandiri dan bebas  UUD 1945
 dipilih oleh DPR  diresmikan oleh Presiden
Komisi Yudisial (KY)
Terbentuk  amandemen ketiga UUD 1945 (Pasal 24B ayat 1 UUD 1945)
 menjadi lembaga pengawas eksternal yang menjalankan fungsi checks Sejarah Badan Pemeriksaan Keuangan ( BPK )
and balances terhadap lembaga kehakiman di Indonesia 23 Ayat (5) Tahun 1945  pemeriksaan tanggung jawab yang berhubungan
dengan Keuangan Negara  Badan Pemeriksa Keuangan  peraturannya
Tugas & Wewenang Komisi Yudisial (KY) ditetapkan dengan UU  disampaikan kepada DPR  Surat Penetapan
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 yang berisi tentang
Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan DPR. pembentukan BPK  bekerja pada tanggal 1 Januari 1947 dan memiliki
2. Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga kedudukan sementara di Magelang  memiliki 9 orang pegawai yang
perilaku hakim. diketuai oleh R. Soerasno
3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) Tugas Badan Pemeriksaan Keuangan ( BPK )
bersama-sama dengan Mahkamah Agung. 1. Memeriksa tanggungjawab tentang keuangan Negara. Hasil
pemeriksaan itu diberitahukan kepada DPR
2. Memeriksa tanggung jawab keuangan Negara apakah telah digunakan
sesuai yang telah disetujui DPR.
3. Memeriksa tanggungjawab pemerintah tentang keuangan Negara BPK
memeriksa semua pelaksanaan APBN Hasil pemeriksaan BPK
diberitahukan kepada DPR
4. Memeriksa semua pelaksanaan APBN Pelaksanaan pemerintah
dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan UU
Wewenang Badan Pemeriksaan Keuangan ( BPK )
1. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh
setiap orang dan atau unit organisasi yang mengelola keuangan negara.
2. Meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badan
pemerintah atau badan swasta sepanjang tidak bertentangan terhadap
undang – undang.
3. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara dan kode etik
pemeriksaan Menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian Negara
4. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta
menyajikan laporan pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai