Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

Topik 8 :
Semangat dan Dinamika Pelaksanaan UUD 1945
Semangat dan Dinamika pelaksanaan UUD 1945,
yang meliputi hal-hal berikut:
1. Masa awal kemerdekaan
2. Masa orde lama
3. Masa orde baru
4. Masa era global.
Undang-Undang Dasar 1945 berlaku di Indonesia dalam dua kurun waktu.
Pertama, sejak ditetapkannya oleh panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Kedua, adalah dalam kurun waktu sejak
diumumkannya dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 sampai sekarang.

1. Masa Awal Kemerdekaan


UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dalam gerak pelaksanaannya pada
kurun waktu 1945-1949, dan jelas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, karena
kita memang sedang dalam masa pancaroba, dalam usaha membela dan
mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan.
Pada masa ini juga terdapat berbagai penyimpangan konstitusional yang dapat
dicatat, yaitu pertama, berubahnya fungsi Komite Nasional Pusat dari pembantu
Presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislative dan ikut menentukan
GBHN berdasarkan maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945.
Kedua, berdasarkan perubahan system cabinet presidensial menjadi cabinet
parlementer.

Pada 3 November 1945 atas usul BP-KNIP, pemerintah mengeluarkan suatu


Maklumat untuk pembentukan partai-partai politik agar segala aliran paham yang
ada di masyarakat ke jalan yang teratur.
a. Sistem Presidensial
Sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945 tidak menganut system
dari Negara manapun, tetapi adalah system khas bangsa Indonesia.
Di dalam system ini, kepala pemerintahannya adalah presiden,
sehingga menurut konstitusi ketatanegaraan ini, pemerintah padaa
hakikatnya adalah presiden.System ini berlangsung untuk pertma
kalinya pada 18 Agustus-14 November 1945.
b. Penyimpangan UUD 1945
Pada tanggal 11 November 1945, Badan Pekerja KNIP mengusulkan
kepada presiden agar system pertanggungjawaban menteri kepada
parlemen dengan beberapa pertimbangan. Dan presiden menerima
usulan tersebut, sehingga pada 14 November 1945 dikeluarkannya
maklumat Pemerintah, yaitu sitem pemerintahan presidensial menjadi
parlementer. Dan disinilah letak penyimpangan yang terjadi, karena
Maklumat tersebut melanggar Pasal 4 dan 17 UUD 1945, yang
menunjukkan bahwa UUD 1945 menganut system pemerintahan
presidensial.
 UUD 1945 sebagai UUD Negara Lain
Berdasarkan hasil KMB yang menyatakan bahwa telah didirikannya Negara
Republik ndonesia Serikat (RIS), dan adanya pengakuan kedaulatan kerajaan
Belanda kepada negara RIS.
Untuk Negara RIS akan dibuat rancangan undang-undang yang baru oleh
delegasi RI dan delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg). Dan undang-
undanga dasar tersebut mulai berlaku pada 27 September 1949.Dengan berdirinya
Negara RIS ini, berarti negar RI hanya berstatus sebagai Negara bagian saja.

 UUD 1945 Sudah Tidak Berlaku Lagi


Dalam perkembangan selanjutnya, untuk merealisasikan tuntutan kembali
menjadi Negara kesatuan, satu per satu Negara bagian menggabungkan diri kepda
Negara Republik Indonesia.Dan pada tanggal 19 Mei 1950 telah tercapai kata
sepakat antara RIS dan Negara Republik Indonesia yang dituangkan dalam piagam
RI-RIS.
Pada pasal 1 UU No. 7 tahun 1950 dikatakan bahwa konstitusi RIS diubah
menjadi UUDS 1950 (Undang-Undang Dasar Sementara).UUDS 1950 ini mulai
berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950.

2. Masa Orde Lama


Pada bulan September 1955 dan Desember 1955, diadakan pemilihan umum
yang memilih anggota DPR dan anggota Konstituante. Tugas Konsituante adalah
untuk merancang UUD sebagai pengganti UUDS 1950.
Presiden dalam pidatonya pada tanggal 22 April 1959 di depan siding konstituante
yang menyarankan “marilah kembali kepada UUD 1945”. Dan, penggunaan
kembali UUD 1945 ditandai dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal
5 Juli 1959. Jadi, sejak saat itu, Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi.
Banyak terjadi penyimpangan  yang mengakibatkan memburuknya keadaan
politik dan keamanan serta kemerosotan ekonomi yang mencapai puncaknya pada
pemberontakan G30 S/PKI. Pemberontakan ini dapat digagalkan melalui kekuatan-
kekuatan yang melahirkan pemerintahan orde baru.

3. Masa Orde Baru


Gerakan G30 S/PKI yang didalangi oleh PKI telah menimbulkan banyak korban
jiwa serta banyak juga terjadi pelanggaran hukum dan UUD yang berlaku. Dan
juga, gerakan tersebut jelas memiliki tujuan untuk mengganti dasar falsafah Negara
yaitu Pancasila dengan dasar falsafah yang lain.

Keadaan semakin memburuk, keadaan ekonomi dan keamanan makin tidak


terkendalikan. Dengan dipelopori oleh pemuda/mahasiswa, rakyat menyampaikan
tiga tuntutan kepada Pemerintah, yang disebut juga dengan Tritura, yaitu:
- Bubarkan PKI
- Bersihkan cabinet dari unsure-unsur PKI
- Turunkan harga-harga / perbaiki ekonomi.
Lalu, dikeluarkanlah Surat Perintah 11 Maret (supersemar) oleh pemerintah yang
dianggap juga sebagai kelahiran pemerintah orde baru. Dan pengemban superemar,
yaitu Soeharto telah melaksanakan tugasnya, yaitu membubarkan PKI dan ormas-
ormasnya serta mengadakan koreksi terhadap berbagai penyimpangan dalam
berbagai bidang selama pemerintahan orde lama.

4. Masa Reformasi
Setelah berakhirnya Pemerintahan Soeharto, terbukalah kesempatan para pakar
untuk membicarakan perlunya UUD 1945 dilakukan amandemen. Beberapa pakar,
mengutamakannya perubahan UUD 1945. Laica Marzuki berpendapat, dalam
menuju Indonesia baru yang demokratis, UUD 1945 perlu diamandemen.
Dalam kenyataannya, selama 32 tahun pemerintahan orde baru memberikan
kekuasaan yang maha dasyat kepada Presiden. Sehingga, hasilnya justru lebih
parah daripada yang terjadi pada masa orde lama. Dan, menurut Prof. muchsan
pasti ada sesuatu yang salah dalam UUD 1945 yang mengakibatkan kerancuan
dalam kehidupan bernegara. Sehingga, UUD 1945 sebagai hukum dasar Negara
harus subjektif dan tidak menimbulkan celah interpretasi yang salah.

Sebagai usaha untuk mengembalikan kehidupan Negara yang berkedaulatan


rakyat yang berdasarkan UUD 1945, salah satu aspirasi yang terkandung dalam
semangat reformasi adalah melakukan amandemn terhadap UUD 1945.

Dengan disahkannya perubahan UUD 1945, berarti Indonesia telah melakukan


lompatan besar, karena bangsa Indonesia telah mempunyai UUD yang lebih
sempurna dari yang sebelumnya.Dengan pengesahan ini juga, berarti MPR telah
menuntaskan reformasi konstitusi sebagai suatu langkah demokrasi dalam upaya
menyempurnakan UUD 1945, menjadi konstitusi yang demokratis.

Anda mungkin juga menyukai