Anda di halaman 1dari 23

CIVIL ENGINEERING

2020 MEKANIKA FLUIDA

BAB II
GAYA HIDROSTATIK

2.1 Tujuan Percobaan

1. Mengukur besarnya gaya hidrostatik pada suatu bidang datar vertikal.


2. Menentukan letak pusat garis kerja resultan gaya hidrostatik.

2.2 Alat-alat Percobaan dan gambar alat Percobaan

2.2.1 Alat-alat Percobaan


1. Bangku kerja hidrolik
2. Tumpuan
3. Kran pembuangan
4. Bandul penyeimbang
5. Garis penyeimbang
6. Lengan penyeimbang
7. Pemberat
8. Gantungan Beban
9. Mistar
10. Gelas Ukur
11. Wadah

2.2.2 Gambar Alat-alat Percobaan

Gambar 2.1 Bangku Kerja Hidrolik


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Gambar 2.2 Tumpuan.


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Gambar 2.3 Kran Pembuangan


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Gambar 2.4 Bandul Penyeimbang


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Gambar 2.5 Garis Penyeimbang


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Gambar 2.6 Lengan Penyeimbang


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Gambar 2.7 Pemberat


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Gambar 2.8 Gantungan Beban


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)
.

Gambar 2.9 Mistar


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Gambar 2.10 Gelas Ukur


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Gambar 2.11 Wadah


(Sumber : Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika, Teknik Sipil Universitas
Tadulako, 2020)

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Lengan
Garis penyeimbang Bandul
Penyeimbang Penyeimbang

Tumpuan

Wadah

Skala/
mistar
Gantungan Keran pembuangan
Beban

Nivo

Mistar

Kran pembuang
Kaki
Band
ul

Nivo

Gambar 2.12 Alat percobaan gaya hidrostatik

Sumber : AutoCad 2020

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

2.3 Teori Dasar

Hidrostatis adalah tekanan yang diberikan oleh air ke semua arah pada titik ukur
manapun akibat adanya gaya gravitasi. Tekanan hidrostatis akan meningkat seiring
dengan bertambahnya kedalaman diukur dari permukaan air.

Akibat gaya gravitasi, berat partikel air akan menekan partikel dibawahnya, dan
begitu pula partikel-partikel air di bawahnya akan saling menekan hingga ke dasar air
sehingga tekanan dibawah akan lebih besar dari tekanan diatas. Jadi, semakin dalam kita
menyelam dari permukaan air, maka akan semakin banyak volume air yang ada di atas
kita dengan permukaan air sehingga tekanan yang diberikan air pada tubuh kita (tekanan
hidrostatis) akan semakin besar.

Hukum utama hidrostatik berbunyi: “Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang
terletak pada bidang mendatar di dalam wadah suatu jenis zat cair sejenis dalam keadaan
seimbang adalah sama”.

Contoh penerapan hukum utama hidrostatik misalnya pada penggunaan waterpass.


Hukum utama hidrostatik tidak berlaku bila:

a. Fluida tidak setimbang


b. Bejana diisi fluida yang berbeda
c. Salah satu bejana ditutup

Apabila suatu benda berada di dalam zat cair yang diam, maka akan mengalami gaya
hidrostatik yang diakibatkan oleh tekanan zat cair. Tekanan tersebut bekerja tegak lurus
terhadap permukaan benda. Gaya hidrostatik yang bekerja pada benda tersebut,
dipengaruhi oleh bentuk permukaan benda.

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

2.3.1 Tekanan Hidrostatik pada Bidang Vertikal yang Terbenam Sebagian

L
M2 sumbu

M1
pemberat
W
Y H

d Benda Uji
F h
z
b h

Gambar 2.13 Tekanan Hidrostatik pada bidang vertikal terbenam sebagian

 Gaya hidrostatik F terhadap bidang vertikal diatas dapat dinyatakan sebagai:


1
F= . γ . h2 . b (2.1)
2

 Pada sumbu, momen M1 yang diakibatkan oleh gaya F adalah:


M1 = F. Y (2.2)

 Sedangkan momen M2 yang diakibatkan oleh berat W adalah:


M2 = W.L (2.3)

 Pada saat terjadi keseimbangan, kedua momen adalah sama:

(2.4)
 Secara teoritis nilai Y dinyatakan dengan:
1
Y=H-z dimana z= h (2.5)
3

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

2.3.2 Tekanan Hidrostatik pada Bidang Vertikal yang Terbenam Seluruhnya

L
M2 sumbu

M1
W pemberat
(h-d)
YY
H H
h
d Benda d
Uji F
z h
z
b h h

Gambar 2.14 Tekanan hidrostatik pada bidang vertikal yang terbenam seluruhnya

 Gaya hidrostatik pada F terhadap bidang vertikal di atas dapat dinyatakan


sebagai:
1
F= (γ . h+ γ ( h−d )) d . b (2.6)
2

 Pada sumbu, momen M1 yang diakibatkan oleh gaya F adalah:


M1 = F.Y (2.7)

 Sedangkan momen M2 yang diakibatkan oleh berat W adalah


M2 = W.L (2.8)

 Pada saat terjadi keseimbangan kedua momen adalah sama:

(2.9)

 Secara teoritis, nilai Y dapat dinyatakan dengan :

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

1 γ .h+ 2 γ ( h−d )
dimana z= d { } (2.10)
3 γ . h+ γ ( h−d )

2.3.3 Tabel Sifat-Sifat Fisika Air

Berat Jenis Kerapatan Viskositas


Suhu
N kg Ndt
(0C) ( 3
) ( 3
) ( 2
)
m m m

−3
20 9789 998,2 1,005.10

25 9778 997,1 0,894. 10−3

28 9769,6 996,26 0,832.10−3

30 9764 995,7 0,801. 10−3

−3
35 9749 994,1 0,723. 10

−3
40 9730 992,2 0,656. 10

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

2.4 Prosedur Percobaandan Prosedur Perhitungan

2.4.1 Prosedur Percobaan


1. Mengukur tinggi (d) dan lebar (b) dari bidang vertikal benda uji.
3. Mengukur jarak L dari as sumbu ke as gantungan pemberat.
4. Mengukur jarak (H) dari as sumbu ke as dasar bidang vertikal ke benda uji.
5. Dalam kondisi kosong, mendatar kantang kidengan menyetel sekrup
penyetel kaki dan nivo.
6. Meletakkan neraca, dan mengukur jarak L dari as sumbu ke as batang
gantungan pemberat.
7. Memutar bandul sampaike dudukan lengan neraca menjadi horizontal.
8. Memeriksa dan memastikan bahwa kran tangki dalam keadaan tertutup.
9. Meletakkan massa pemberat m (20 g) pada gantungan pemberat.
10. Memasukkan air kedalam tangki sampai kedudukan lengan neraca menjadi
horizontal kembali.
11. Membaca tinggi muka air (h) dari dasar bidang vertikal melaluikran air.
12. Menambah beban pada gantungan pemberat dengan beban 20 g setiap kali
penambahan beban.
13. Mengulangi prosedur no 9 diatas.
14. Melakukan percobaan ini hingga tinggi muka air dalam tangki maksimum
16 cm.

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

2.4.2 Prosedur Perhitungan


1. Menentukan tinggi benda uji (d)
2. Menentukan lebar benda uji (b)
3. Menentukan jarak as sumbu kedasar benda uji (H)
4. Menentukan as sumbu ke as gantungan (L)
5. Menentukan massa
6. Menentukan tinggi muka air (h) dari dasar bidang vertikal benda uji
7. Menentukan gaya hidrostatik (F)
1
F= ½ ( γ h2 .b) atau F= ( h+ ( h−d ) ) d .b
2

8. Menghitung Y eksperimen

atau
9. Menghitung Y teori
Yteori = H - z

1
h
z =3 atau

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

2.5 Perhitungan

No M ( kg) h (m) F (N) Y Eksperimen (m) Z (m) Y Teori (m)

Kondisi Terbenam Sebagian


1 0.05 0.047 0.8093 0.1667 0.0157 0.1983
2 0.07 0.055 1.1082 0.1704 0.0183 0.1957
3 0.09 0.064 1.5006 0.1618 0.0213 0.1927
4 0.11 0.071 1.8468 0.1607 0.0237 0.1903
5 0.13 0.078 2.2289 0.1573 0.0260 0.1880

No M ( kg) h (m) F (N) Y Eksperimen (m) Z (m) Y Teori (m)

Kondisi Terbenam Seluruhnya


1 0.25 0.11 4.3963 0.1534 0.03611 0.1779
2 0.27 0.116 4.8360 0.1506 0.03737 0.1766
3 0.29 0.122 5.2756 0.1483 0.03843 0.1756
4 0.31 0.127 5.6419 0.1482 0.03918 0.1748
5 0.33 0.131 5.9350 0.1500 0.03971 0.1743

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

2.6 Grafik

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

2.7 Analisa Grafik

2.7.1 Kondisi Benda Terbenam Sebagian


1. Hubunganantara (F) dan (h)
 Grafik dibentuk dengan menghubungkan titik 3, 4 dan 5 secara
langsung sedangkan titik 1 dan 2 diregresi.
 Grafik berbentuk kurva linear.
 Semakin tinggi muka air (h) maka semakin besar pula gaya hidrostatik
(F) dengan begitu dapat kita simpulkan bahwa nilai (h) sebanding
dengan nilai (F)

2. Hubungan antara (h) dan (Yteori)


 Grafik dibentuk dengan menghubungkan titik 2, 3, 4, dan 5 secara
langsung sedangkan titik 1 merupakan diregresi.
 Grafik berbentuk kurva terbuka keatas
 Semakin tinggi muka air (h) semakin besar jarak pusat garis kerja (y),
dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa nilai (h) berbanding
lurus dengan nilai (y)

3. Hubungan antara (h) dan (Yeks)


 Grafik dibentuk dengan menghubungkan titik 1, 3, 4 dan 5 sedangkan
titik 2 diabaikan
 Grafik berbentuk kurva terbuka keatas
 Semakin tinggi muka air (h) semakin besar jarak pusat garis kerja (y)
dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa nilai (h) berbanding lurus
dengan (y).

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

2.7.2 Kondisi Benda Terbenam Seluruhnya


1. Hubungan antara (F) dan (h)
 Grafik dibentuk dengan menghubungkan semua titik yaitu titik 1, 2, 3, 4
dan 5 secara langsung
 Grafik berbentuk kurva linear.
 Semakin tinggi muka air (h) maka semakin besar pula gaya hidrostatik
(F) atau dengan kata lain nilai (h) berbanding lurus dengan nilai (F)

2. Hubungan antara (h) dan (Yteori)


 Grafik dibentuk dengan menghubungkan titik 1, 2 dan 3 sedangkan titik 4
dan 5 merupakan titik diregresi.
 Grafik berbentuk kurva terbuka keatas.
 Semakin tinggi muka air (h) maka semakin besar jarak pusat garis kerja
(y) atau dengan kata lain (h) berbanding lurus dengan (y)

3. Hubungan antara (h) dan (Yeks)


 Grafik dibentuk dengan titik 1, 2, dan 3 dengan titik 4 dan 5 diregresi.
 Grafik berbentuk kurva terbuka keatas.
 Semakin besar tinggi muka air (h) semakin besar jarak pusat garis kerja
(y)

Geraldy Desandi / F 111 19 069


CIVIL ENGINEERING
2020 MEKANIKA FLUIDA

3.8 Kesimpulan dan Saran

3.8.1 Kesimpulan
1. Sebuah benda yang terbenam sebagian ke dalam fluida akan mengalami
gaya hidrostatik pada sisi-sisi samping dan permukaan bawah. Sedangkan
sebuah benda terbenam seluruhnya ke dalam fluida akan mengalami gaya
hidrostatik pada semua sisi-sisinya
2. Gaya hidrostatik pada kondisi terbenam seluruhnya lebih besar dari pada
terbenam sebagian. Hal ini dipengaruhi oleh gaya luar (massa)
3. Jarak pusat garis kerja resultan gaya (Y) juga dipengaruhi oleh besarnya
gaya hidrostatik yang bekerja dimana (F) berbanding terbalik dengan (Y).
 Untuk kondisi terbenam sebagian di dapatkan (F) berkisar (0.8093 -
2.2289) N dan (Y) berkisar (0.1573 - 0.1704) m, berbanding terbalik.
 Untuk kondisi terbenam seluruhnya di dapatkan (F) berkisar (4.3963 -
5.9350) N dan (Y) berkisar (0,1482-0,1534) m, berbanding terbalik.

3.8.2 Saran
1. Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu alat yang digunakan harus
dikalibrasi.
2. Dalam melakukan pembacaan data sangat di perlukan ketelitian agar saat
mengolah data yang telah didapatkan dari hasil praktikum sesuai dengan
teori dasar atau dengan kata lain data yang didapat akan melenceng dari
dasar teorinya jika kurang teliti.

Geraldy Desandi / F 111 19 069

Anda mungkin juga menyukai