BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Ilmu hidrolika tidak bisa dikembangkan hanya berdasarkan pendekatan empiris,
tetapi juga eksperimental. Sehubungan dengan itu, praktikum Hidrolika ini bertujuan
untuk lebih memahami teori yang kami dapatkan, baik dari kegiatan perkuliahan maupun
dari literatur-literatur, dan juga lebih memahami eksperimen-eksperimen yang pernah
dilakukan oleh para peneliti.
Kegiatan praktikum Hidrolika terdiri dari tujuh (7) macam percobaan, yang hasil
percobaannya termuat dalam laporan praktikum ini. Percobaan-percobaan tersebut
adalah:
1. Percobaan Hydrostatic Pressure
2. Percobaan Metacentric Height
3. Percobaan Impact of Jet
4. Percobaan Orifice and Jet
5. Percobaan Osborne Reynolds
6. Percobaan Visualisasi Aliran
Kelompok 5
1
Praktikum Hidrolika
BAB II
PERCOBAAN TEKANAN HIDROSTATIS
A. Tujuan
Untuk menentukan titik pusat tekanan pada bidang permukaan yang terendam
sebagian.
B. Peralatan
1. Hydrostatic Pressure Apparatus F1-12
2. Beban / anak timbangan
3. Air bersih
4. Serbet/kain lap
5. Alat tulis
6. Mistar
Kaki/Penyeimbang
Gambar 2.1. Hydrostatic Pressure Apparatus (F1-12)
Kelompok 5
2
Praktikum Hidrolika
tumpuan
a
1
Dimana:
L = jarak tumpuan ke titik beban a = jarak adjustable counterbalance
d = kedalaman bidang permukaan ke bidang permukaan Hydrostatic
Hydrostatic Pressure Apparatus Pressure Apparatus
m = jumlah beban b = lebar bidang permukaan
y = tinggi muka air Hydrostatic Pressure Apparatus
D. Variabel Percobaan
Percobaan dilakukan dengan 2 model, yaitu:
1. Dengan pengisian tangki yang ditambahkan beban pada alat.
2. Dengan pengosongan tangki dengan pengurangan beban pada alat.
Kelompok 5
3
Praktikum Hidrolika
E. Ringkasan Teori
1 y
m.L = gby 2 a d
2 3
m gb y
= a d
y2 2L 3
gb
a d gb y
m
=
y2 2L 6L
m gb gb
y2
= y a d
6L 2L
F. Tata Cara
1. Siapkan peralatan yang akan dipergunakan.
2. Ukur L, a, b, dan d, pada permukaan quadrant
3. Letakkan lengan neraca di atas ujung runcing (pda porosnya).
4. Gantungkan piringan neraca pada ujung lengan neraca.
5. Geser penyeimbang hingga lengan neraca menjadi horizontal.
6. Sambungkan selang dari keran pembuang ke tempat pembuangan air
7. Tutup keran pembuang (drain cock), kemudian isi air ke dalam tangki hingga
mencapai sisi terbawah quadrant.
8. Letakkan sebuah anak timbangan pada piringannya, lalu masukkan air perlahan-
lahan ke dalam tangki hingga lengan neraca menjadi setimbang.
9. Catat posisi paras muka air dalam quadrant dan berat anak timbangan pada
piringannya.
10. Ulangi langkah-langkah di atas untuk masing-masing penambahan berat.
11. Untuk pengosongan tangki, pindahkan setiap anak timbangan satu-persatu,
kemudian setimbangkan lengan neraca dengan pengurangan air secara perlahan.
12. Setelah setimbang, catat berat dan muka air untuk setiap pengurangan anak
timbangan
13. Ulangi langkah-langkah yang sama untuk tiap-tiap pengurangan anak timbangan.
Kelompok 5
4
Praktikum Hidrolika
G. Analisa Data
Pengosongan
Pengisisan Tangki Rata-rata Y2 M/Y2
Tangki
Tinggi Tinggi
q Beban q Beban M Y
Air Air (cm2) (gr/cm2)
(gr) (cm)
(mm) M (gr) y (cm) (mm) M (gr) y (cm)
200 0 0 110 180 90 90 45 2025 -
201 10 21 124 130 76 70 48.5 2352.25 0.0298
202 50 47 134 100 66 75 56.5 3192 0.0235
135 100 65 153 50 47 75 56 3136 0.0239
124 130 76 178 10 22 70 49 2401 0.0292
110 180 90 193 0 7 90 48.5 2352.25 0.0383
H. Grafik
Kelompok 5
5
Praktikum Hidrolika
2.3000
2.2500
2.2000
2.1500
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
Y y = -0,0299x + 2,4629
Sloope :
nxy xy
b
n x 2 x
2
=
( 5 ´ 70, 7990) - ( 355, 56885)
( 5 ´ 218, 6200 ) - ( 985, 96 )
= -0.0299
1
a y b x
n
1
11,3758 0,0299 31,4
5
= 2,4629
I. Kesimpulan
Kelompok 5
6
Praktikum Hidrolika
1. Hasil percobaan terjadi penyimpangan terhadap hasil dari teori,hal ini disebabkan
karena kecerobohan dan kurangnya ketelitian.
Hasil teori menunjukkan tinggi slope sebesar -0,04545 grf/cm3 sedangkan di
grafik sebesar -0,0299 grf/cm3 dan hasil teori untuk intercept sebesar 2,7272
grf/cm2 sedangkan di grafik sebesar 2,4629 grf/cm3
2. Besarnya tekanan yang ditimbulkan pada suatu titik berbanding lurus dengan
kedalaman air.
Kelompok 5
7
Praktikum Hidrolika
BAB III
A. Tujuan
Untuk menghitung stabilitas benda terapung.
B. Peralatan
1. Metacentric Height Apparatus/ponton (Armfield, Cat. Ref. FI-94, AL 6841).
2. Penggaris.
3. Bak penampungan air.
4. Benang.
5. Alat tulis.
Tiang Ponton
355 mm
Massa Sorong
(Sliding Mass)
Plumb Line
l = 350 mm b = 200 mm
M
N
C
r G
G d B
B S
' S/2 Z
b
x
Kelompok 5
8
Praktikum Hidrolika
C. Variabel Percobaan
Jarak titik berat sliding mass ke dasar ponton (OM) = 220 mm;
Jarak titik berat ponton dari dasar ponton (OG) = 81 mm;
Pergeseran adjustable mass setiap 10 mm.
E. Ringkasan Teori
I
BM =
V
1
I =
12 Lb 3
GM = BM-BG
I
GM = d
V (y )
2
Kondisi stabilitas benda terapung :
bila M berada di atas G (GM positif) benda stabil
bila M sama dengan G (GM = 0) benda netral
bila M berada di bawah G (GM negatif) benda tidak stabil.
F. Langkah Percobaan
1. Ukur dimensi ponton (L, b, dan d).
2. Posisikan massa sorong (sliding mass) setinggi 320 mm dari dasar ponton.
3. Posisikan adjustable mass pada kedudukan nol atau pada posisi netral di skala
ukur (linear scale).
Kelompok 5
9
Praktikum Hidrolika
4. Tentukan posisi titik berat ponton dari dasar (G) dengan menggunakan seutas
benang yang diikatkan pada tiang vertikal (mast) dengan cara menggeser benang
tersebut sampai diperoleh kedudukan tiang vertikal (mast) menjadi horizontal,
lalu ukur jarak benang dari dasar ponton (y).
5. Isi bak penampung air, lalu apungkan ponton dan pastikan posisi adjustable mass
tetap pada posisi netral. Kedudukan ini digunakan sebagai referensi keseimbangan
antara benang unting-unting (plumb line) dengan skalanya.
6. Ukur tinggi ponton yang tidak terendam air (r) lalu hitung tinggi ponton yang
terendam air (s) dengan mengurangi tinggi ponton (d) dengan tinggi ponton yang
tidak terendam air.
7. Geser adjustable mass ke arah kanan dari posisi netralnya untuk setiap
penggeseran 10 mm sampai ke ujung skala dan catat besar sudut yang terbentuk
().
8. Ulangi langkah pada poin 7 untuk penggeseran adjustable mass ke arah kiri.
Kelompok 5
10
Praktikum Hidrolika
I æ sö
GM = BM – BG = - çy - ÷=128, 205 - (85 - 13) =56, 205mm
V è 2ø
Keterangan:
I = momen inersia
V = volume ponton yang terendam air
GM = tinggi metasentrum
SISI KANAN SISI KIRI KEMIRINGAN TINGGI
SUDUT METACENTRIC
JARAK SUDUT TINGGI JARAK SUDUT TINGGI RATA-RATA RATA-RATA
MOVEABLE (derajat) METACENTRIC MOVEABLE (derajat) METACENTRIC (derajat) (mm)
DARI DARI
SUMBU SUMBU
(mm) (mm)
Kelompok 5
11
Praktikum Hidrolika
H. Grafik
y = 2.257x – 180
GM = 56,205 mm
I. Kesimpulan
Kelompok 5
12
Praktikum Hidrolika
BAB IV
A. Tujuan
Untuk menentukan besarnya momentum pada setiap penahan yang berbeda.
B. Peralatan
1. Hidraulics Bench
2. Impact of Jet Apparatus
3. Curat dengan diameter 8 mm
4. Beban
5. Stopwatch
6. Plat datar (sasaran 90o), sasaran 180, sasaran 120
7. Air
8. Alat tulis
Pipa Jet
8 mm
Kaki/
Penyangga
Pipa Inlet
Kelompok 5
13
Praktikum Hidrolika
D. Variabel Percobaan
- Macam penahan yang digunakan.
- Besarnya debit aliran.
- Besarnya beban yang diberikan.
E. Ringkasan Teori
Fy = Q(v-vcos ) V = Q/A
Untuk sasaran datar (90o) Fy = .Q (v v cos 90 ),
Fy = .Q 2/A
Kelompok 5
14
Praktikum Hidrolika
F. Langkah Lerja
Letakkan peralatan pada dasar bench.
1. Letakkan peralatan Impact of Jet Apparatus pada dasar bench
2. Hubungkan pipa inlet (inlet pipe) ke bench pada sambungan pengisi.
3. Buka plat atas (top plate), kemudian pasang plat sasaran (target plate) dan ukur
diameter curat
4. Tempatkan plat sasaran pada tiang yang terhubung dengan piringan pemberat
5. Pasang kembali plat atas dengan mengeratkan sekrup
6. Horizontalkan peralatan dengan cara menyetel kaki alat (adjustable feet).
7. Stel pengukur horizontal (level gauge) hingga sesuai dengan bidang referensi
pada piringan pemberat.
8. Hidupkan pompa air pada bench.
9. Tempatkan massa pemberat pada piringan pemberat.
10. Atur aliran air melalui pengoperasian keran pada bench.
11. Atur kecepatan aliran hingga piringan pemberat sesuai dengan pengukur
horizontal (level gauge).
12. Catat volume dan waktu untuk memperoleh debit dan kecepatan aliran.
13. Catat massa di atas piringan pemberat.
14. Ulangi langkah di atas dengan menggunakan semua plat sasaran.
G. Analisa Data
Diameter curat = 8 mm
Luas penampang curat = 1/4π D2 = 50,265 mm2
Q
Kecepatan (v) =
A
V
Debit (Q) =
t
Dari analisa secara teori, grafik akan mengikuti
Plat datar (90o) = 1
Sasaran (120o) = 2/3
Kelompok 5
15
Praktikum Hidrolika
MASSA DI
ATAS
VOLUME WAKTU DEBIT Q
PIRINGAN
AIR (cc) (detik) (l/detik)
PEMBERAT
(Kg)
20 2000 62 0.032
4000 131 0.031
6000 202 0.030
40 2000 21 0.095
4000 44 0.091
6000 68 0.088
100 2000 9 0.222
4000 19 0.211
6000 29 0.207
120 2000 8 0.250
4000 16 0.250
6000 23 0.261
150 2000 7 0.286
4000 15 0.267
Kelompok 5
16
Praktikum Hidrolika
MASSA DI ATAS
PIRINGAN PEMBERAT VOLUME AIR (cc) WAKTU (Detik) DEBIT Q (l/det)
(Kg)
20 2000 25 0.080
4000 53 0.075
6000 88 0.068
40 2000 18 0.111
4000 38 0.105
6000 59 0.102
100 2000 10 0.200
4000 22 0.182
6000 33 0.182
120 2000 9 0.222
4000 19 0.211
6000 30 0.200
150 2000 10 0.200
4000 20 0.200
6000 30 0.200
Slope : 0.0000002
Sasaran 180
0
Kelompok 5
17
Praktikum Hidrolika
MASSA DI ATAS
PIRINGAN PEMBERAT VOLUME AIR (cc) WAKTU (Detik) DEBIT Q (l/det)
(Kg)
20 2000 23 0.087
4000 47 0.085
6000 74 0.081
40 2000 18 0.111
4000 37 0.108
6000 58 0.103
100 2000 12 0.167
4000 23 0.174
6000 36 0.167
120 2000 11 0.182
4000 22 0.182
6000 35 0.171
150 2000 11 0.182
4000 21 0.190
6000 32 0.188
Slope : 0.1239
Kelompok 5
18
Praktikum Hidrolika
200
180
160
140
120
Massa
100
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250
Momentum
I. Kesimpulan
Slope grafik yang diperoleh dari pengukuran berbeda dengan slope teori.
Jenis Sasaran Slope Teori Slope Grafik
Sasaran 900 1 0.8670
Kelompok 5
19
Praktikum Hidrolika
BAB V
PERCOBAAN ORIFICE AND JET
A. Tujuan
Untuk menentukan hubungan antara tinggi air dengan pancaran melalui suatu
lubang kecil dan untuk menentukan kecepatan (Cv) pada lubang kecil.
B. Peralatan
1. Hydraulic Bench (Armfield LTD, F1.10-A Serial No.W 1726-7 AL 6841).
2. Orifice and Jet Apparatus.
3. Alat Tulis.
4. Kertas Milimeter.
5. Pipa Pelimpah (Overflow).
6. Stop watch.
Skala
Tangki Utama
Pipa Pelimpah yang Penjepit Kertas
dapat disesuaikan Bakcboard/Papan
550 mm
Baut Pengunci
Jarum Pengukur
Pipa Pembuangan
Air
Kelompok 5
20
Praktikum Hidrolika
D. Variable Percobaan
Digunakan diameter lubang yang berbeda yakni = 3 mm dan = 6 mm.
E. Ringkasan Teori
gx 2
V= Vth= 2 gh
2y
V
Cv=
Vth
gx 2
x2
Cv= 2y Cv= 4hyC2v=x2
4hy
2 gh
x2
4Cv 2 y
h
x2
Plot vsy
h
F. Langkah Percobaan
Kelompok 5
21
Praktikum Hidrolika
1. Hubungkan peralatan Orifice and Jet Apparatus ke bench, pastikan bahwa pipa
pembuangan air masuk ke tangki penampung air.
2. Horizontalkan peralatan dengan cara penyesuaian pada kakinya.
3. Tempatkan lembaran kertas milimeter pada papan (backboard), jepit dengan
penjepit kertas (paper clamp).
4. Naikkan pipa peluap (adjustable over flow pipe), buka keran pengontrol.
5. Atur keran sedemikian rupa sehingga air tepat meluap pada skala head h yang
telah ditentukan.
6. Sesuaikan masing-masing jarum (needle) sehingga ujung jarum tepat berada pada
lintasan pancaran air, kemudian tandai posisi puncak masing-masing jarum pada
kertas milimeter yang telah dijepit di backboard.
7. Ukur debit air dengan cara menampung pancaran air pada silinder pengukur dan
catat waktunya.
8. Ulangi langkah-langkah dari poin 3 sampai 7 untuk diameter lubang orifice yang
lain
G. Hasil Percobaan
Lubang 3 mm
Head Jarak Tinggi X2 X2/h
Cv V
h (mm) X (mm) Y (mm) (mm2) (mm)
50 4 2500 8.6207 0.7340 1.7509
100 11.5 10000 34.4828 0.8658 2.0652
150 23.5 22500 77.5862 0.9085 2.1671
200 40.5 40000 137.9310 0.9227 2.2010
290
250 62.5 62500 215.5172 0.9285 2.2147
300 89.5 90000 310.3448 0.9311 2.2209
350 118 122500 422.4138 0.9460 2.2566
400 155 160000 551.7241 0.9433 2.2502
Rata-Rata 0.8975 2.1408
Lubang 6 mm
Head Jarak Tinggi X2 X2/h Cv V
Kelompok 5
22
Praktikum Hidrolika
H. Hasil Grafik
Diameter 3 mm
Koefisien Orrifice D = 3 mm
y = 3.6067x - 7.6207
600
500
400
X2/h (mm)
300
200
100
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Tinggi (mm)
1
Cv = 2 Slope 0.2633
Diameter 6 mm
Kelompok 5
23
Praktikum Hidrolika
Koefisien Orrifice D = 6 mm
y = 3.7874x - 7.1788
600
500
400
X /h (mm)
300
2
200
100
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Tinggi (mm)
Slope = 3.7874
1
Cv = 2 Slope 0.2569
I. Kesimpulan
1. Pada ketinggian air yang sama, semakin kecil diameter lubang maka ketinggian
dan jarak pancaran air yang dihasilkan akan semakin besar.
2. Pada diameter lubang 3 mm, setelah dirata-ratakan diperoleh koefisien kecepatan
Cv sebesar 0.8975 sedangkan Cv teori sebesar 0,2633
3. Pada diameter lubang 6 mm, setelah dirata-ratakan diperoleh koefisien kecepatan
Cv sebesar 0.9156 sedangkan Cv teori sebesar 0,2569
BAB VI
PERCOBAAN OSBORNE REYNOLDS
Kelompok 5
24
Praktikum Hidrolika
A. Tujuan
Untuk mengamati kondisi aliran zat cair, laminer, transisi dan turbulen dengan
menggunakan alat Osborne Reynolds.
B. Peralatan
Reservoir
tinta
Pipa Pengamatan
(Flow Visualisation Pipe)
Kaki/Penyangga
D. Variabel Percobaan
Kekentalan kinematik air, υ = 9,055 x 10-7 m2/dt (diambil pada suhu kamar,
25 °C).
Diameter pipa pengamatan, = 1 cm
Aliran laminer Re < 2000
Aliran Transisi 2000 < Re < 4000
Aliran Turbulen Re > 4000
E. Langkah Percobaan.
1. Letakkan peralatan osborne reynold’s di atas hydraulic bench.
2. Isi tangki (reservoir) dengan Kalium Permanganat (KMnO4).
3. Hubungkan pipa inlet (inlet valve) peralatan osborne reynold’s dengan pipa
konektor bench.
4. Turunkan atau atur kedudukan jarum pengarah tinta, sehingga tepat berada di atas
inlet mulut lonceng.
5. Tutup keran pengatur air (flow control valve), hidupkan hydraulic bench dan buka
keran outlet-nya dan perlahan-perlahan penuhi tangki utama (head tank) dengan
air sampai posisi sedikit melimpah, kemudian tutup bench inlet.
6. Buka dan-atau atur bukaan keran pengatur air dan keran pengatur aliran KMnO4
sehingga air dan KMnO4 mengalir melalui pipa pengamatan, dan aliran
menunjukkan kondisi laminer (aliran KMnO4 tidak pecah).
7. Tampung air yang mengalir melalui pipa pengamatan dengan memakai gelas ukur
dan hitung waktu yang diperlukan untuk mencapai volume 1 liter dengan
menggunakan stop watch.
8. Ulangi langkah no. 6 untuk kondisi aliran yang lain.
F. Hasil Percobaan dan Perhitungan
1
A= πd2
4
Kelompok 5
26
Praktikum Hidrolika
= 7.85 10-5 m
Volume,
Kondisi Zat V Waktu Debit, Q Kecepatan
Warna ( M3 ) ( dt ) ( M3/dt ) V = Q/A Re
( m/dt )
Laminer 0.00013 30 0.000004333 0.055201699 609.290
0.00013 29.5 0.000004407 0.025500000 281.457
0.00013 30.2 0.000004305 0.023700000 261.589
Transisi 0.00013 8 0.000016250 0.207006369 2284.839
0.00013 8.9 0.000014607 0.186073141 2053.787
0.00013 9.6 0.000013542 0.172505308 1904.032
Turbulen 0.00013 4.1 0.000031707 0.403914867 4458.221
0.00013 4.3 0.000030233 0.385128129 4250.862
0.00013 4.1 0.000031707 0.403914867 4458.221
G. Kesimpulan
Dari percobaan ini, hasil pengamatan secara visual aliran KMnO4 telah sesuai
dengan teori yang ada tentang bilangan Reynold dimana:
BAB VII
PERCOBAAN VISUALISASI ALIRAN
Kelompok 5
27
Praktikum Hidrolika
7.1 Tujuan
Untuk mengamati kondisi aliran di hulu dan di hilir saluran.
7.2 Peralatan
Flume TFC
Air bersih
Penahan aliran (weir)
Kalkir 20 cm x 100 cm 5 lembar
Stopwatch
Alat tulis
Selotip
Keran pengatur
ketinggian air Pengatur
elevasi flume
Hydraulics bench
Kelompok 5
28
Praktikum Hidrolika
5. Plot pada kertas kalkir posisi dari hambatan (untuk visualisasi aliran tanpa
hambatan tidak dilakukan) dan muka air. Hasil plotting aliran dapat dilihat pada
lampiran.
6. Catat volume dan waktu untuk penghitungan debit aliran.
5 5.8 0.862069
15 17.5 0.8571429
Kesimpulan :
Pada saat air mendekati ambang lebar di bagian hulu yang berbentuk siku, muka
air menjadi turun, kemudian ketika air mengalir di atas hambatan ambang lebar, garis
muka air mendekati datar. Ketika air mencapai bagian hilir ambang lebar yang berbentuk
Kelompok 5
29
Praktikum Hidrolika
lengkungan, air mengalir dan jatuh mengikuti bentuk lengkung dari ambang lebar
tersebut.
5 5.8 0.862069
Kesimpulan :
Propil muka air di hulu dan di atas hambatan untuk ambang lebar posisi II ini
sama seperti propil muka air pada posisi I. Namun ketika air mencapai bagian hilir
ambang lebar yang berbentuk siku, air yang mengalir tidak bisa mengikuti bentuk dari
hilir ambang lebar, sehingga air mengalir membentuk parabolis yang mengakibatkan
terbentuknya rongga udara di antara hilir ambang lebar dan di daerah bawah aliran
jatuhan air.
Kelompok 5
30
Praktikum Hidrolika
Ambal Tipis :
5 6 0.83333333
15 18.5 0.81081081
Kesimpulan :
Pada aliran melalui ambang tipis, tinggi muka air di bagian hulu (di belakang
ambal tipis) relatif sama, tapi aliran menjadi berubah cepat (rapidly varied flow) sewaktu
melewati hambatan ambang tipis, karena kondisinya berupa terjunan.
Kelompok 5
31
Praktikum Hidrolika
Kesimpulan :
Pada aliran air melalui pintu sorong dengan bukaan 1 cm dapat dilihat bahwa
semakin tinggi head hulu maka semakin besar pula debit alirannya dan panjang loncat air
juga semakin besar.
Kelompok 5
32
Praktikum Hidrolika
o Plotting muka air untuk visualisasi aliran tanpa hambatan dapat dilihat pada kertas
kalkir.
Debit aliran nyata/percobaan yang diperoleh untuk visualisasi aliran tanpa hambatan
dengan tiga head hulu adalah sebagai berikut.
Head Volume Waktu Debit Debitrata-rata
Hambatan
Hulu V t Q Q
(cm)
(cm) (liter) (dt) (liter/dt) (liter/dt)
5 5.3 0.9433962
3.15 0 10 11.5 0.8695652 0.88680636
15 17.7 0.8474576
Kesimpulan :
Pada aliran bebas hambatan, tinggi head hulu maksimum yang dapat dicapai
adalah 3 cm. Setelah diambil empat kali percobaan dengan tinggi head hulu yang berbeda
dapat disimpulkan bahwa ketinggian air di hulu y1 lebih besar daripada di hilir y2. Hal ini
dikarenakan adanya kecepatan awal yang diberikan oleh alat (flume) dan terdapatnya
terjunan pada bagian hilir sehingga air tidak mengalir secara alami (tidak dipengaruhi
percepatan gravitasi) dan terjadi perbedaan tinggi muka air di hulu dan hilir, di mana
tinggi muka air di hulu lebih besar daripada di hilir (y 1>y2). Hal ini dibuktikan melalui
nilai kecepatan, di mana nilai kecepatan yang diperoleh melalui percobaan berbeda jauh
dengan kecepatan yang diperoleh pada teori.
Kelompok 5
33