Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM HIDRAULIKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

JOB 5
TEKANAN HIDROSTATIS

A. DASAR TEORI
 Gaya Hidrostatis Untuk Kondisi Tercelup Sebagian

m.a. sesaat

d Yo
beban Yc
Y
F
b
Gambar 5.1. Peralatan Tekanan Hidrostatis pada Kondisi Tercelup Sebagian
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan titik pusat tekanan pada bidang datar
dalam kondisi tercelup sebagian.

Gambar 5.2 Tekanan hidrostatis pada bidang datar dalam kondisi terselup sebagian.
Gaya hidrostatis yang bekerja pada sebuah bidang adalah sebagai berikut:

Yo=0,5⋅Y ; A=b⋅Y
2
F=0,5⋅γ⋅b⋅Y
1/12⋅b⋅Y 3 Y
Yc−Yo= ⋅
0,5⋅d⋅Y 2 6

KELOMPOK 1 55
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

(
M F =0,5⋅γ⋅b⋅Y 2 a+d−
Y Y
+
2 6 )
M M =m⋅g⋅L
dimana:
F = Gaya hidrostatis (N)
MF = Momen hidrostatis
MM = Momen akibat massa pemberat
 Gaya Hidrostatis Untuk Kondisi Tercelup Penuh

Gambar 5.3. Peralatan Tekanan Hidrostatis pada Kondisi Tercelup Seluruhnya.


Percobaan ini bertujuan untuk menentukan titik pusat tekanan pada bidang datar
dalam kondisi tercelup sepenuhnya.

m.a.sesaat a

Yo
Yc
d Y
beban
F
b

Gambar 5.4. Tekanan hidrostatis pada bidang datar dalam kondisi tercelup
seluruhnya.

KELOMPOK 1 56
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gaya hidrostatis yang bekerja pada sebuah bidang adalah sebagai berikut:
F=γ⋅Y o⋅A = γ⋅Y o⋅b⋅d
3 2
1/12⋅b⋅d 1 d
Y c −Y o = ⋅
b⋅d⋅Y o = 12 Yo

M F =F⋅( a+d/2 )+(Y c−Y o )

Y o =Y −d/2
Regresi dan Korelasi

Regresi adalah suatu metode statistika yang berguna untuk memeriksa atau
memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Dengan menggunakan analisis
regresi dapat terlihat adanya pengaruh suatu karakteristik terhadap data lain.
Dengan kata lain jika terdapat dua atau lebih variabel maka kita dapat mencari
suatu cara bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Dan hubungan tersebut
secara matematika dinyatakan sebagai hubungan fungsional antara variabel-
variabel.

Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi
yaitu antara suatu variabel tidak bebas (dependent variabel) dengan variabel-
variabel bebas (independent variabel) lainnya memiliki sifat hubungan sebab
akibat (hubungan kausal), baik didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya,
maupun yang didasarkan pada penjelasan logis tertentu.

Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara
dua variabel atau lebih. Produk korelasi atau pengukuran digunakan untuk melihat
kuat lemahnya korelasi disebut koefisien korelasi yang sering disimbolkan dengan
r atau R (penggunaan r biasanya pada korelasi parsial sedangkan R digunakan
pada korelasi berganda).

KELOMPOK 1 57
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

B. ALAT DAN BAHAN


1. Bangku kerja hidrolis.
2. Alat tekanan hidrostatis dengan pemberatnya
3. Air

C. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Mengukur panjang a, b, d, dan L.
3. Menambahkan air ke tangki segi empat dalam posisi datar (seimbang) dengan
melihat nivonya.
4. Mengatur pemberat (counter balance) kemudian atur nivonya.
5. Meletakkan beban pemberat awal yaitu dengan berat 50 gram.
6. Meletakkan beban pemberat selanjutnya, dilanjutkan dengan menambahkan air
kedalam tangki segi empat hingga mencapai keseimbangan.
7. Mencatat beban pemberat (m), dan tinggi muka air Y.
8. Mengulangi langkah no. 5, 6 dan 7 dengan menambahkan beban sesuai prosedur
pembimbing. Lanjutkan sampai mencapai permukaan diatas Toroidal quadrant
(kondisi tercelup penuh dan tercelup sebagian).
9. Setelah langkah no.7 tercapai maka dilakukan pengurangan beban pemberat
secara beraturan dan air dalam tangki persegi dikurangi kemudian mencatat
tinggi muka air serta beban pembertnya.
10. Mengitung dan membuatkan tabel Yc, A, F, M, Yc-Yo, Yo, m/Y2, dan Y
11. Menghubungkan plot antara m/Y2 dan 1/Y.

KELOMPOK 1 58
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

D. DATA HASIL PERCOBAN


 Data Pada Saat Pengisian
Tabel 5.1 Data hasil percobaan pada saat pengisian
Pada Saat Pengisian
Kondisi Tercelup Sebagian Kondisi Tercelup Penuh
Massa (m) Tinggi Muka Air Massa (m) Tinggi Muka Air
No. No.
(gr) (Y) (mm) (gr) (Y) (mm)
1 50 46 1 230 104
2 70 53 2 250 109
3 90 61 3 270 113
4 110 69 4 290 119
5 130 75 5 310 124
6 150 81 6 330 129
7  170  86 7 350 134
8  190  91 8 370 138
9 210 98 9 390 144
10 410 149
11 430 154
12 450 158

 Data Pada Saat Pengosongan


Tabel 5.2 Data hasil percobaan pada saat pengosongan
Pada Saat Pengosongan
Kondisi Tercelup Penuh Kondisi Tercelup Sebagian
Massa (m) Tinggi Muka Air Massa (m) Tinggi Muka Air
No. No.
(gr) (Y) (mm) (gr) (Y) (mm)

1 450 158 1 210 98


2 430 153 2 190 93
3 410 148 3 170 88
4 390 143 4 150 82
5 370 138 5 130 75
6 350 133 6 110 69
7 330 128 7  90 62
8 310 124 8  70  55
9 290 119 9 50 46
10 270 113
11 250 109
12 230 104

E. ANALISA PERHITUNGAN

KELOMPOK 1 59
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1. Pada Kondisi Tercelup Sebagian


Gaya hidrostatis yang bekerja pada sebuah bidang adalah sebagai berikut :
Yo = 0.5 . Y
A = b.Y
F = 0.5. γ .b.Y2
3
1/12⋅b⋅Y Y
Yc−Yo= ⋅
0,5⋅d⋅Y 2 6

(
M F =0,5⋅γ⋅b⋅Y 2 a+d−
Y Y
+
2 6 )
M M =m⋅g⋅L
Dimana :
F = Gaya horizontal
MF = Momen hidrostatis
MM = Momen akibat massa pemberat
L = Jarak dari as tajam ke ujung batang gantungan balance.
Y = Tinggi muka air sesaat.
b = Lebar end face
d = Tinggi end face
a = Jarak dari sampai batang gantungan balance.
γ = Berat isi air (1000 kg/m2)
g = Gaya gravitasi bumi (9,81 m/dtk2)

Penyelesaian :
Untuk massa 50 gram
Perhitungan jarak titik berat bidang :

Yo = 0,5 x Y
= 0,5 x 0,046
= 0,023 m

Luas bidang Vertikal tercelup sebagian :

KELOMPOK 1 60
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A = bxY
= 0,075 x 0,046
= 0,003 m2

Gaya Horizontal :
2
F = 0,5 . γ .b. Y
= 0,5 . 1000 . 0,075. (0,046)2
= 0,079 kg.ms

Perhitungan gaya Hidrostatik (Yc):


3
1/12⋅b⋅Y Y
Yc= ⋅
0,5⋅d⋅Y 2 6 +Yo
1 3
.0,075. 0,046
= 12 ×
0,046
+0,023
0,5.0,1. 0,046
2
6
= 0,023 m

Perhitungan Selisih Jarak :


Y = ( Yc – Yo )
= 0,023 – 0,023
= 0,000 m

Momen gaya hidrostatis :

( Y Y
M F =F a+d − +
2 6 )
(
=0,046 × 0,01+0,100−
0,000 0,000
2
+
6 )
= 0,006

Momen akibat massa pemberat :


M M =m⋅g⋅L
= 0,05 x 9,81 x 0,28
= 0,137 kg.m/dtk2.

KELOMPOK 1 61
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2
Perhitungan m/ Y   : Perhitungan m/Y :
2
Y 0,05 0,05
m/ = 2 m/Y =
0,046 0,046

= 23,629 kg/m² = 1,087 kg/m


Perhitungan I/Y :
1
I/Y = I/Y =
0,046
= 21,739 m
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah :
a. Pada Saat Pengisian
Tabel 5.3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pada Kondisi Tercelup Sebagian
Yo A F MF Yc-Yo Mm
No. m (kg) Y (m) Yc (m)
(m) (m2) (kg.m) (kg.m2) (m) (kg.m/dtk2)
1 0.05 0.046 0.023 0.023 0.003 0.079 0.006 0.000 0.137
2 0.07 0.053 0.027 0.027 0.004 0.105 0.008 0.000 0.192
3 0.09 0.061 0.031 0.031 0.005 0.140 0.010 0.000 0.247
4 0.11 0.069 0.035 0.035 0.005 0.179 0.011 0.000 0.302
5 0.13 0.075 0.038 0.038 0.006 0.211 0.013 0.000 0.357
6 0.15 0.081 0.041 0.041 0.006 0.246 0.014 0.000 0.412
7 0.17 0.086 0.043 0.043 0.006 0.277 0.015 0.000 0.467
8 0.19 0.091 0.046 0.046 0.007 0.311 0.015 0.000 0.522
9 0.21 0.098 0.049 0.049 0.007 0.360 0.016 0.000 0.577

Persamaan Regresi Untuk Grafik Hubungan antara 1/Y dengan m/Y


Tabel 5.4. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y dalam kondisi
tercelup sebagian.
No y = m/Y x = 1/Y x2 y2 xy
1 1.087 21.739 472.590 1.181 23.62949
2 1.321 18.868 355.999 1.744 24.9199
3 1.475 16.393 268.745 2.177 24.18705
4 1.594 14.493 210.040 2.541 23.10439
5 1.733 13.333 177.778 3.004 23.11111
6 1.852 12.346 152.416 3.429 22.86237
7 1.977 11.628 135.208 3.908 22.9854
8 2.088 10.989 120.758 4.359 22.94409
9 2.143 10.204 104.123 4.592 21.86589
∑ 15.270 129.993 1997.657 26.937 209.6097
Sumber : Hasil Perhitungan

Rumus Persamaan Garis :

KELOMPOK 1 62
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

y = a.x + b
nΣ xy−Σx . Σy 2
Σ . yΣx −Σx . Σ xy
a= 2 b=
nΣx −Σ( x)2 nΣx 2−Σ( x)2
( 9× 209,6097 )− (129,993 ×15,270 )
a=
( 9 ×1997,657 )−( 129,9332 )
(15,270 ×1997,657 )−( 129,933 ×209,6097 )
b=
( 6 ×1997,657 ) −( 1997,6572 )
a = -0,0912 b = 3,0134

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y adalah :
y = a.x + b
m/Y = - -0,0912 1/Y + 3,0134

Grafik hubungan antara m/Y dengan 1/Y pada kondisi tercelup


sebagian
2.50

2.00 f(x) = − 0.0911598346355982 x + 3.01335410534834


R² = 0.970138046034482
1.50
m/Y

1.00

0.50

0.00
8 10 12 14 16 18 20 22 24
1/Y

Grafik 5.1 Grafik Hubungan antara m/ Y dengan 1/Y tercelup sebagian

KELOMPOK 1 63
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

a. Pada Saat Pengosongan


Tabel 5.5 Rekapitulasi Hasil perhitungan pada kondisi Tercelup sebagian

F MF Yc-Yo
Yo A
No. m (kg) Y (m) Yc (m) (kg.m
(m) (m2)
) (kg.m2) (m)
1 0.21 0.098 0.049 0.049 0.007 0.360 0.016 0.000
2 0.19 0.093 0.047 0.047 0.007 0.324 0.016 0.000
3 0.17 0.088 0.044 0.044 0.007 0.290 0.015 0.000
4 0.15 0.082 0.041 0.041 0.006 0.252 0.014 0.000
5 0.13 0.075 0.038 0.038 0.006 0.211 0.013 0.000
6 0.11 0.069 0.035 0.035 0.005 0.179 0.011 0.000
7 0.09 0.062 0.031 0.031 0.005 0.144 0.010 0.000
8 0.07 0.055 0.028 0.028 0.004 0.113 0.008 0.000
9 0.05 0.046 0.023 0.023 0.003 0.079 0.006 0.000

Persamaan Regresi Untuk Grafik Hubungan antara 1/Y dengan m/Y


Tabel 5.6. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y
dalam kondisi tercelup sebagian.
No y = m/Y x = 1/Y x2 y2 xy
1 2,143 10,204 104,123 4,592 21,86589
2 2,043 10,753 115,620 4,174 21,96786
3 1,932 11,364 129,132 3,732 21,95248
4 1,829 12,195 148,721 3,346 22,30815
5 1,733 13,333 177,778 3,004 23,11111
6 1,594 14,493 210,040 2,541 23,10439
7 1,452 16,129 260,146 2,107 23,41311
8 1,273 18,182 330,579 1,620 23,1405
9 1,087 21,739 472,590 1,181 23,62949
∑ 15,086 128,392 1948,728 26,298 204,493
Sumber : Hasil Perhitungan

Rumus Persamaan Garis :

y = a.x + b
nΣ xy−Σx. Σy 2
a= 2 b=
Σ . yΣx −Σx . Σ xy
nΣx −Σ( x)2 nΣx 2−Σ( x )2
( 6 ×204,493 )− (128,392 ×15,086 )
a=
( 6 ×1948,728 ) −( 1948,7282 )
(15,086 × 1948,728 )−( 128,392× 204,493 )
b=
( 6 ×1948,728 )− ( 1948,7282 )
a = - 0,0915 b = 2,9815

KELOMPOK 1 64
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y adalah :
y = a.x + b
m/Y = -0,0915 1/Y + 2,9815

Grafik hubungan antara m/Y dengan 1/Y pada kondisi tercelup


sebagian

2.5

2.0
f(x) = − 0.0914965937555255 x + 2.98146455510567
R² = 0.969391836638666
1.5

1.0

0.5

0.0
0 5 10 15 20 25

Grafik 5.2 Grafik Hubungan antara m/ Y dengan 1/Y tercelup sebagian

1. Pada Kondisi Tercelup Seluruhnya


Gaya hidrostatis yang bekerja pada sebuah bidang adalah sebagai berikut :
Y o =Y −d/2
A = b.d
F=γ⋅Y o⋅A
3 2
1/12⋅b⋅d 1 d
Y c −Y o = ⋅
b⋅d⋅Y o = 12 Yo

M F =F⋅( a+d/2 )+(Y c−Y o )

M M =m⋅g⋅L
Dimana :
F = Gaya horizontal
MF = Momen hidrostatis
MM = Momen akibat massa pemberat
L = Jarak dari as tajam ke ujung batang gantungan balance.

KELOMPOK 1 65
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Y = Tinggi muka air sesaat.

b = Lebar end face


d = Tinggi end face
a = Jarak dari sampai batang gantungan balance.
γ = Berat isi air (1000 kg/m2)
g = Gaya gravitasi bumi (9,81 m/dtk2)
Penyelesaian :
Untuk massa 210 gram
Perhitungan jarak titik berat bidang :
d
Yo = Y -
2
0,1
= 0,098 –
2
= 0,049 m

Luas bidang Vertikal tercelup sepenuhnya :


A = bxd
= 0,075 x 0,1
= 0,007 m2

Gaya Horizontal :
F=γ⋅Y o⋅A
= 1000 . 0,049. 0,007
= 0,360 kg.m

Perhitungan gaya Hidrostatik (Yc):


2
1 d
Yc= ×
12 Y 0
1 0,12
= ×
12 0,049
= 0,049 m

Perhitungan Selisih Jarak :.

KELOMPOK 1 66
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Y = ( Yc – Yo )
= 0,049– 0,049
= 0,000 m
Momen gaya hidrostatis :
MF = F (a + d/2) - ( Yc-Yo)
= 0,016 (0,01 + 0,1/2) + 0,000
= 0,016 kg.m

Momen akibat massa pemberat :


M M =m⋅g⋅L
= 0,210 x 9,81 x 0,28
= 0,577 kg.m/dtk2

2
Perhitungan m/ Y   : Perhitungan m/Y :
2
Y 0,210 0,210
m/ = 2 m/Y =
0,098 0,098

= 21,866 kg/m² = 2,143 kg/m

Perhitungan I/Y :
1
I/Y =
0,098
= 10,204 m-1

KELOMPOK 1 67
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah :


a. Pada Saat Pengisian
Tabel 5.7. Rekapitulasi Hasil perhitungan pada kondisi Tercelup Sepenuhnya

F MF
No. m (kg) Yc (m) Y (m) Yo (m) A (m2)
(kg.m) (kg.m2)
1 0.230 0.015 0.104 0.054 0.0075 0.405 -0.014
2 0.250 0.014 0.109 0.059 0.0075 0.443 -0.018
3 0.270 0.013 0.113 0.063 0.0075 0.473 -0.021
4 0.290 0.012 0.119 0.069 0.0075 0.518 -0.026
5 0.310 0.011 0.124 0.074 0.0075 0.555 -0.029
6 0.330 0.011 0.129 0.079 0.0075 0.593 -0.033
7 0.350 0.010 0.134 0.084 0.0075 0.630 -0.036
8 0.370 0.009 0.138 0.088 0.0075 0.660 -0.039
9 0.390 0.009 0.144 0.094 0.0075 0.705 -0.043
10 0.410 0.008 0.149 0.099 0.0075 0.743 -0.046
11 0.430 0.008 0.154 0.104 0.0075 0.780 -0.049
12 0.450 0.008 0.158 0.108 0.0075 0.810 -0.052

Persamaan Regresi Untuk Grafik Hubungan antara 1/Y dengan m/Y.


Tabel 5.8. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y dalam kondisi
tercelup seluruhnya
No y = m/Y x = 1/Y x2 y2 xy
1 2.212 9.615 92.456 4.891 21.264793
2 2.294 9.174 84.168 5.260 21.042
3 2.389 8.850 78.315 5.709 21.14496
4 2.437 8.403 70.616 5.939 20.47878
5 2.500 8.065 65.036 6.250 20.16129
6 2.558 7.752 60.093 6.544 19.830539
7 2.612 7.463 55.692 6.822 19.492092
8 2.681 7.246 52.510 7.189 19.428691
9 2.708 6.944 48.225 7.335 18.80787
10 2.752 6.711 45.043 7.572 18.467637
11 2.792 6.494 42.166 7.796 18.131219

KELOMPOK 1 68
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

12 2.848 6.329 40.058 8.112 18.025957


∑ 30.783 93.047 734.377 79.419 236.27583

Rumus Persamaan Garis :

y = a.x + b
nΣ xy−Σx. Σy 2
Σ . yΣx −Σx . Σ xy
a= b=
nΣx2−Σ( x)2 nΣx 2−Σ( x )2
( 8× 236,2758 )−( 93,047× 30,783 ) (30,783 ×734,377 )−( 93,047 × 236,2758 )
a= b=
( 8 ×734,377 )−( 734,377 )
2
( 8 ×734,377 ) −( 93,0472 )

a = -0,1869 b = 4,0147

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y adalah :
y = a.x + b
m/Y = -0,1869 1/Y + 4,0147

Grafik hubungan antara m/Y dengan 1/Y pada kondisi


tercelup penuh
3.00
2.90
2.80 f(x) = − 0.186929569085815 x + 4.01468278688216
2.70 R² = 0.995468872622726

2.60
2.50
m/Y

2.40
2.30
2.20
2.10
2.00
5 6 7 8 9 10
1/Y

Grafik 5.3 Grafik Hubungan antara m/ Y dengan 1/Y tercelup seluruhnya

KELOMPOK 1 69
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b. Pada Saat Pengosongan


Tabel 5.9. Rekapitulasi Hasil perhitungan pada kondisi Tercelup Sepenuhnya

MF
No. m (kg) Yc (m) Y (m) Yo (m) A (m2) F (kg.m)
(kg.m2)
1 0.450 0.008 0.158 0.108 0.0075 0.810 -0.052
2 0.430 0.008 0.153 0.103 0.0075 0.773 -0.049
3 0.410 0.009 0.148 0.098 0.0075 0.735 -0.045
4 0.390 0.009 0.143 0.093 0.0075 0.698 -0.042
5 0.370 0.009 0.138 0.088 0.0075 0.660 -0.039
6 0.350 0.010 0.133 0.083 0.0075 0.623 -0.036
7 0.330 0.011 0.128 0.078 0.0075 0.585 -0.032
8 0.310 0.011 0.124 0.074 0.0075 0.555 -0.029
9 0.290 0.012 0.119 0.069 0.0075 0.518 -0.026
10 0.270 0.013 0.113 0.063 0.0075 0.473 -0.021
11 0.250 0.014 0.109 0.059 0.0075 0.443 -0.018
12 0.230 0.015 0.104 0.054 0.0075 0.405 -0.014
Sumber : Hasil Perhitungan

Persamaan Regresi Untuk Grafik Hubungan antara 1/Y dengan m/Y.

Tabel 5.10. Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y dalam kondisi
tercelup seluruhnya
No y = m/Y x = 1/Y x2 y2 xy
1 2.848 6.329 40.058 8.112 18.02596
2 2.810 6.536 42.719 7.899 18.369
3 2.770 6.757 45.654 7.674 18.71804
4 2.727 6.993 48.902 7.438 19.07184
5 2.681 7.246 52.510 7.189 19.42869
6 2.632 7.519 56.532 6.925 19.78631
7 2.578 7.813 61.035 6.647 20.1416
8 2.500 8.065 65.036 6.250 20.16129
9 2.437 8.403 70.616 5.939 20.47878
10 2.389 8.850 78.315 5.709 21.14496
11 2.294 9.174 84.168 5.260 21.042
12 2.212 9.615 92.456 4.891 21.26479
∑ 30.878 93.300 738.001 79.933 237.6333
. Sumber : Hasil Perhitungan

Rumus Persamaan Garis :

KELOMPOK 1 70
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

y = a.x + b
nΣ xy−Σx . Σy 2
Σ . yΣx −Σx . Σ xy
a= b=
nΣx2−Σ( x)2 nΣx 2−Σ( x )2
( 8× 237,6333 )−( 93,300× 30,878 ) (30,878 × 738,001) −( 93,300 ×237,6333 )
a= b=
( 8 ×738,001 ) −( 93,300 )
2
( 8 ×738,001 )−( 93,30072 )

a= -0,1941 b = 4,0824

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara 1/Y dengan m/Y adalah :
y = a.x + b
m/Y = -0,1941 1/Y + 4,0824

Grafik hubungan antara m/Y dengan 1/Y pada kondisi


tercelup penuh

3.0
2.9
2.8 f(x) = − 0.19411198687409 x + 4.08241780055605
R² = 0.996869759100175
2.7
2.6
2.5
2.4
2.3
2.2
2.1
2.0
5 6 7 8 9 10

Grafik 5.4. Grafik Hubungan antara m/ Y dengan 1/Y tercelup seluruhnya

F. KESIMPULAN

KELOMPOK 1 71
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Dari hasil pengolahan data di ketahui bahwa :


1. Kondisi tercelup sebagian
1. Jika tinggi muka air (Y) makin naik maka jarak dari titik berat bidang (Yo)
juga akan semakin bertambah dari Yo sebelumnya,dan massa akan
bertambah besar.
2. Jika tinggi muka air (Y) makin naik maka luas bidang (A) yang mengalami
gaya hidrostatis (F), tekanan (P) yang bekerja akan makin kecil.
3. Jika tinggi muka air (Y) semakin naik maka gaya horizontal yang bekerja
pada bidang (F) juga akan semakin besar. Nilai terbesar dari F yaitu 0,338
kg.m
4. Jika beban semakin bertambah (m) maka A dan F juga akan semakin
bertambah hal ini dikarenakan m dan Y berbanding lurus.
5. Berdasarkan grafik kondisi tercelup sebagian hubungan antara 1/Y & m/Y
adalah semakin bertambah nilai 1/Y maka m/Y semakin menurun.

2. Kondisi tercelup Penuh


1. Jika tinggi muka air (Y) makin naik maka jarak dari titik berat bidang (Yo)
juga akan semakin bertambah dari Yo sebelumnya,dan massa akan
bertambah besar.
2. Jika tinggi muka air (Y) semakin naik maka gaya horizontal yang bekerja
pada bidang(F) juga akan semakin besar. Nilai terbesar dari F yaitu 0,795
kg.m
3. Jika beban (m) semakin bertambah maka A dan F juga akan semakin
bertambah hal ini di karenakan beban (m) dan tinggi muka air (Y)
berbanding lurus.
4. Berdasarkan grafik kondisi tercelup penuh hubungan antara 1/Y & m/Y
adalah semakin bertambah nilai 1/Y maka m/Y semakin menurun

KELOMPOK 1 72
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

G. GAMBAR ALAT

Alat Tekan Hidrostatis Air

Beban Pemberat

KELOMPOK 1 73
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

H. FOTO DOKUMENTASI

Menaruh Beban Pemberat Menambahkan air ke dalam


tangki

Mengatur Nivo. Membaca tinggi muka air


sesaat

KELOMPOK 1 74
3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai