Anda di halaman 1dari 6

ALIRAN DI ATAS AMBANG LEBAR, AMBANG TAJAM DAN

AMBANG OGEE

Gita Oktavia Budi Utami1*, Naillatul Fadhillah1, Ahmad Amirudin 1


1
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Perencanaan Infrakstruktur,
Universitas Pertamina
*Corresponding author: gitaokta17@gmail.com

Abstrak : Pada percobaan modul lima aliran diberikan perlakuan y 11 cm dan y 11.5 cm. Percobaan
bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara tinggi muka air diatas ambang lebar, ambang
tajam dan ambang ogee terhadap debit air, mengetahui pengaruh dari bentuk ambang kepada
keefektifitasan aliran debit, pola aliran yang diperoleh serta menentukan karateristik dari aliran yang
mengalir melewati ambang. Hasil percobaan menunjukkan bahwa hubungan antara Ho dan Qexp
serta Ho terhadap Cd pada ambang lebar adalah berbanding lurus. Nilai perlakuan y 11 dan y 11.5
adalah 0.757541 dan 1.065464 sehingga semakin besar perlakuan semakin besar pula nilai h1/ho
yang dihasilkan pada ambang ogee. Hubungan H terhadap nilai debit adalah berbanding lurus seperti
hubungan antara H dengan Cd pada ambang tajam, namun terdapat galat dalam pengerjaan sehingga
nilai Cd dan H adalah berbanding terbalik dimana hal ini tidak sesuai dengan teori.
Kata kunci : ambang,debit,aliran,,energy,nilai

Abstract: Experiment module five flow given treatment y 11 cm and 11.5 cm. y Experiment aims
to to know the relationship between the height of water above the threshold face width, sharp
thresholds and threshold ogee against water discharge, knowing the influence of threshold to the
efficiency of the flow of the discharge, flow pattern obtained and determine the characteristics of
the flow which flows past the threshold. The experiment results show that the relationship between
Ho and Ho as well as against Qexp Cd on the verge width is proportional. Treatment value of y and
y is 11.5 0.757541 and 1.065464 so that the larger the value the greater the treatment also h1/ho
produced on verge of ogee. The relationship H of discharge is directly proportional relationship
between the H-like with a Cd on the verge of a sharp, but there is an error in the work so that the
value of the CDs and H is inversely proportional which is incompatible with the theory.
Keywords: brink, discharge, flow, energy, values.

PENDAHULUAN
Pada kehidupan sehari-hari secara alamiah aliran air di atas permukaan
bumi mengalami perubahan bentuk saluran, lebar saluran, bahkan terjunan tinggi
dan tiba-tiba. Fenomena tersebut mempengaruhi besarnya energi aliran yang perlu
diperhitungkan.
Salah satu cara menghitung debit adalah menggunakan nilai ambang lebar.
Ambang lebar pada pengaplikasianya banyak digunakan pada saluran irigasi guna
menentukan debit air yang mengalir pada saluran tersebut.

Gambar 5.1 Ilustrasi aliran di Atas Ambang Lebar


Untuk menghitung debit yang melalui ambang lebar menggunakan
3
persamaan 𝑄 = 𝐶𝑑. 𝑏. 𝐻 2 atau dengan persamaan debit ideal yaitu Qideal =
4 8
√2𝑔( . 𝐻𝑜3 − . 𝐻𝑜3 ) (persamaan 5.1). Dengan nilai koefisien discharge
9 27
adalah Cd = Q/ Qideal (persamaan 5.2). Untuk ambang tajam umumnya digunakan
untuk mengukur aliran terbuka di laboratorium, pengaplikasianya jarang digunakan
karena berpotensi dalam merusak runtuhan tajam oleh puing-puing dinding. Dalam
2
2
mencari koefisien pengaliran menggunakan persamaan 𝑄 = 3 𝐶𝑑. 𝑏√2𝑔𝑦𝑐 3
(persamaan 5.3). Dengan nilai Cd = 0.602 + 0.083 yc/h (persamaan 5.4). Pada
ambang ogee, bagian dasar memiliki tekanan positif sepanjang permukaan
berbanding terbalik dengan tekanan pada atas atau bernilai negative.saat aliran hulu
melebihi puncak ambang tajam, maka akan terjadi kavasi yang membuat
permukaan bending. Nilai koefisien berada pada kisaran 1.13 < Cw< 1.59 saat 0.4
< (hw/hd) < 3.0. pada desain yang ada nilai Cw= 1.31

Gambar 5.1 Ilustrasi aliran di Atas Ambang Ogee-Non Modular


Dengan persamaan untuk aliran non-modular adalah Hi/H0 ≥ 0.70 dan Qm
1 3
= 𝐶𝑑. 𝑏. 𝑔2. 𝐻02. (persamaan 5.5).
Pada percobaan modul lima bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
tinggi muka air diatas ambang lebar, ambang tajam dan ambang ogee terhadap debit
air, mengetahui pengaruh dari bentuk ambang kepada keefektifitasan aliran debit,
pola aliran yang diperoleh serta menentukan karateristik dari aliran yang mengalir
melewati ambang.

METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum modul V
adalah Hydraulic bench, Hydraulic Flow Demonstrator, stopwatch,
penggaris, ambang lebar, ambang tajam, ambang ogee, gabus dan air.
2. Cara Kerja
a) Ambang Lebar
Pitot berada pada kondisi yang diinginkan, lalu ambang lebar pada
apparatus dipasang. Pintu kedua air dibuka agar tidak ada penghalang.
Hydraulic bench dinyalakan dan katup control ketinggian pada y dibuka
sesuai perlakuan (11 cm untuk perlakuan 1 dan 11.5 cm untuk perlakuan
2). Ketinggian y0,y1,Hw, volume dan waktu dicatat. Perlakuan dicoba
lagi untuk mendapatkan hasil yang maksimal, hasil dicatat.

2
b) Ambang Tajam
Pitot berada pada kondisi yang diinginkan, lalu ambang lebar pada
apparatus dipasang, pintu air hulu ditutup dan pintu air hilir dibuka.
Hydraulic bench dinyalakan dan katup control dibuka hingga air masuk
ke bagian hilir hingga penuh. Setelah penuh, pintu air hilir dibuka penuh
(air mengalir kencang) membentuk nappe pada ambang (harus ada
nappe). Ketinggian y0,h,P,volume dan waktu dicatat
c) Ambang Ogee
Ketiga pitot dipastikan dalam kondisi yang diinginkan. Ambang
ogee pada apparatus dipasang. Pintu air dibuka penuh pada bagian hulu
dan hilir. Hydraulic bench dinyalakan dan katup control dibuka (tinggi
y sesuai perlakuan, perlakuan 1 adalah 110 mm dan perlakuan 2 adalah
115 mm). Air ditunggu hingga steady, pintu air hilir dinaikkan 70 mm.
Ketinggian y0,y1 , volume dan waktu dicatat . Dilakukan percobaan
dengan perlakuan berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel 5.1 Data Pengamatan Ambang Lebar
Hw 7.5
b 7.5
Perlakuan
(Y) Yo Y1 V t Qexp Ho Qteori Cd
11 3.6 2 10000 12.45 803.2129 3 66.4458 1.208824
11.5 4.2 2.3 10000 9.77 1023.541 3.45 81.94346 1.249083
Tabel 5.2 Data Pengamatan Ambang Ogee

b 7.5

Perlakuan to
(Y) Yo h Y1 V t Qexp do to* to** to***
4.04 3.12 3.24
11 5 7 3.5 10000 7.74 1291.99 49.5 3.466666667
2.91 2.89 2.7
11.5 5.5 7 4.2 10000 6.17 1620.746 49.5 2.833333333

t1
vo Ho d1 ti* ti** ti*** v1 H1 Qteori Cd f H1/Ho
1.91 1.93 2.09
14.27885 5.103917 53 1.976666667 26.81282 3.866426 1291.99 0.476988 1 0.757541
1.58 1.59 1.65
17.47059 5.655566 53 1.606666667 32.98755 4.754627 1620.746 0.512985 1 0.840699
y hi/ho

11 0.757541
11.5 1.065464

3
Tabel 5.3 Data Pengamatan Ambang Tajam
b 7.5
g 981
Perlakuan P yo H V t
1 7.5 9 1.5 10000 35.11
2 7.5 8.7 1.2 5000 21.05
Q H3/2 log H log Q Cd Cd teori
284.8191 1.837117 0.176091 2.454569 0.311122 0.6186
237.5297 1.314534 0.079181 2.375718 0.362614 0.61528

Grafik 5.1 Grafik Ho terhadap nilai Qexp Ambang Lebar

Grafik 5.2 Grafik Ho terhadap nilai Cd Ambang Lebar

Grafik 5.3 Grafik y terhadap hi/h0 Ambang Ogee

4
Grafik 5.4 Grafik H terhadap Q Ambang Tajam

Grafik 5.5 Grafik H terhadap Cd Ambang Tajam

B. Pembahasan
Melalui data yang diperoleh dari percobaan, kemudian dikorelasikan
dengan grafik yang berisikan hubungan antara Ho terhadap Qexp dan grafik Ho
terhadap nilai Cd. Grafik pertama menunjukkan hubungan berbanding lurus antara
nilai Qexp dengan Ho, yaitu semakin besar nilai dari Ho semakin besar pula niai
dari Qexp. Nilai Ho dapat dikeyahui dari 3/2 nilai y1. Nilai ho adalah total head
atau garis energy pada hulu aliran. Hal ini sesuai dengan teori dimana nilai debit
akan berbanding lurus dengan Ho. Pada grafik hubungan antara H0 dengan Cd,
diketahui nilai Cd adalah berbanding terbalik dengan nilai Ho. Semakin besar nilai
Cd maka nilai Ho akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan persamaan 5.2. maka
dapat dikatakan hasil yang didapatkan pada praktikum sesuai dengan teori yang
diajarkan.
Pada ambang ogee, dari data yang didapatkan dibuat grafik hubungan antara
h1/h0 yang menunjukkan besarnya energy aliran. Melalui grafik dapat diketahui
nilai h1/h0 berbanding lurus dengan nilai perlakuan. Semakin besar nilai perlakuan,
maka nilai h1/h0 semakin besar. Nilai h1/h0 pada perlakuan y 11 cm adalah
0.757541 dan perlakuan y 11.5 cm adalah 1.065464. hal ini sesuai dengan teori
bahwa nilai h1/h0 ≥0.7.
Pada percobaan ambang tajam didapatkan data yang kemudia di lakukan
korelasi hubungan menggunakan grafik. Grafik hubungan H terhadap nilai Q dan

5
hubungan H terhadap nilai Cd. Pada grafik pertama diketahui bahwa nilai Q akan
berbanding lurus dengan nilai H. Semakin besar nilai H maka semakin besar pula
nilai debit aliran. Pada grafik kedua menggambarkan hubungan antara nilai H
berbanding terbalik dengan nilai Cd. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
diajarkan dimana seharusnya semakin besar nilai H maka semakin besar pula nilai
Cd. Kemungkinan galat disebabkan karena kurangnya percobaan yang berulang
untuk memastikan benarnya hasil yang didapat serta ada kesalahan dalam
pengukuran nilai H.

SIMPULAN
Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Ho dan Qexp
serta Ho terhadap Cd pada ambang lebar adalah berbanding lurus. Nilai perlakuan
y 11 dan y 11.5 adalah 0.757541 dan 1.065464 sehingga semakin besar perlakuan
semakin besar pula nilai h1/ho yang dihasilkan pada ambang ogee. Hubungan H
terhadap nilai debit adalah berbanding lurus seperti hubungan antara H dengan Cd
pada ambang tajam, namun terdapat galat dalam pengerjaan sehingga nilai Cd dan
H adalah berbanding terbalik dimana hal ini tidak sesuai dengan teori.

DAFTAR PUSTAKA
Notodarmojo, Suprihanto. (2018). 2. Hubungan Energi dan Kedalaman dalam
Materi Kuliah Mekanika Fluida II. Universitas Pertamina pada 24 Januari 2018.
Chow, Ven Te. Open-Channel Hydraulics. Tokyo: Kogakusha Company, LTD.
Winarta, Bambang et al. (2018). Modul Praktikum Mekanika Fluida II Periode I
(2018/2019). Jakarta: Universitas Pertamina.
Binilang, Alex. 2010. Karakteristik Parameter Hidrolis Aliran Melalui Ambang
Pada Saluran Terbuka. Manado : Universitas Sam Ratulanngi

Anda mungkin juga menyukai