AMBANG OGEE
Abstrak : Pada percobaan modul lima aliran diberikan perlakuan y 11 cm dan y 11.5 cm. Percobaan
bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara tinggi muka air diatas ambang lebar, ambang
tajam dan ambang ogee terhadap debit air, mengetahui pengaruh dari bentuk ambang kepada
keefektifitasan aliran debit, pola aliran yang diperoleh serta menentukan karateristik dari aliran yang
mengalir melewati ambang. Hasil percobaan menunjukkan bahwa hubungan antara Ho dan Qexp
serta Ho terhadap Cd pada ambang lebar adalah berbanding lurus. Nilai perlakuan y 11 dan y 11.5
adalah 0.757541 dan 1.065464 sehingga semakin besar perlakuan semakin besar pula nilai h1/ho
yang dihasilkan pada ambang ogee. Hubungan H terhadap nilai debit adalah berbanding lurus seperti
hubungan antara H dengan Cd pada ambang tajam, namun terdapat galat dalam pengerjaan sehingga
nilai Cd dan H adalah berbanding terbalik dimana hal ini tidak sesuai dengan teori.
Kata kunci : ambang,debit,aliran,,energy,nilai
Abstract: Experiment module five flow given treatment y 11 cm and 11.5 cm. y Experiment aims
to to know the relationship between the height of water above the threshold face width, sharp
thresholds and threshold ogee against water discharge, knowing the influence of threshold to the
efficiency of the flow of the discharge, flow pattern obtained and determine the characteristics of
the flow which flows past the threshold. The experiment results show that the relationship between
Ho and Ho as well as against Qexp Cd on the verge width is proportional. Treatment value of y and
y is 11.5 0.757541 and 1.065464 so that the larger the value the greater the treatment also h1/ho
produced on verge of ogee. The relationship H of discharge is directly proportional relationship
between the H-like with a Cd on the verge of a sharp, but there is an error in the work so that the
value of the CDs and H is inversely proportional which is incompatible with the theory.
Keywords: brink, discharge, flow, energy, values.
PENDAHULUAN
Pada kehidupan sehari-hari secara alamiah aliran air di atas permukaan
bumi mengalami perubahan bentuk saluran, lebar saluran, bahkan terjunan tinggi
dan tiba-tiba. Fenomena tersebut mempengaruhi besarnya energi aliran yang perlu
diperhitungkan.
Salah satu cara menghitung debit adalah menggunakan nilai ambang lebar.
Ambang lebar pada pengaplikasianya banyak digunakan pada saluran irigasi guna
menentukan debit air yang mengalir pada saluran tersebut.
METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum modul V
adalah Hydraulic bench, Hydraulic Flow Demonstrator, stopwatch,
penggaris, ambang lebar, ambang tajam, ambang ogee, gabus dan air.
2. Cara Kerja
a) Ambang Lebar
Pitot berada pada kondisi yang diinginkan, lalu ambang lebar pada
apparatus dipasang. Pintu kedua air dibuka agar tidak ada penghalang.
Hydraulic bench dinyalakan dan katup control ketinggian pada y dibuka
sesuai perlakuan (11 cm untuk perlakuan 1 dan 11.5 cm untuk perlakuan
2). Ketinggian y0,y1,Hw, volume dan waktu dicatat. Perlakuan dicoba
lagi untuk mendapatkan hasil yang maksimal, hasil dicatat.
2
b) Ambang Tajam
Pitot berada pada kondisi yang diinginkan, lalu ambang lebar pada
apparatus dipasang, pintu air hulu ditutup dan pintu air hilir dibuka.
Hydraulic bench dinyalakan dan katup control dibuka hingga air masuk
ke bagian hilir hingga penuh. Setelah penuh, pintu air hilir dibuka penuh
(air mengalir kencang) membentuk nappe pada ambang (harus ada
nappe). Ketinggian y0,h,P,volume dan waktu dicatat
c) Ambang Ogee
Ketiga pitot dipastikan dalam kondisi yang diinginkan. Ambang
ogee pada apparatus dipasang. Pintu air dibuka penuh pada bagian hulu
dan hilir. Hydraulic bench dinyalakan dan katup control dibuka (tinggi
y sesuai perlakuan, perlakuan 1 adalah 110 mm dan perlakuan 2 adalah
115 mm). Air ditunggu hingga steady, pintu air hilir dinaikkan 70 mm.
Ketinggian y0,y1 , volume dan waktu dicatat . Dilakukan percobaan
dengan perlakuan berbeda
b 7.5
Perlakuan to
(Y) Yo h Y1 V t Qexp do to* to** to***
4.04 3.12 3.24
11 5 7 3.5 10000 7.74 1291.99 49.5 3.466666667
2.91 2.89 2.7
11.5 5.5 7 4.2 10000 6.17 1620.746 49.5 2.833333333
t1
vo Ho d1 ti* ti** ti*** v1 H1 Qteori Cd f H1/Ho
1.91 1.93 2.09
14.27885 5.103917 53 1.976666667 26.81282 3.866426 1291.99 0.476988 1 0.757541
1.58 1.59 1.65
17.47059 5.655566 53 1.606666667 32.98755 4.754627 1620.746 0.512985 1 0.840699
y hi/ho
11 0.757541
11.5 1.065464
3
Tabel 5.3 Data Pengamatan Ambang Tajam
b 7.5
g 981
Perlakuan P yo H V t
1 7.5 9 1.5 10000 35.11
2 7.5 8.7 1.2 5000 21.05
Q H3/2 log H log Q Cd Cd teori
284.8191 1.837117 0.176091 2.454569 0.311122 0.6186
237.5297 1.314534 0.079181 2.375718 0.362614 0.61528
4
Grafik 5.4 Grafik H terhadap Q Ambang Tajam
B. Pembahasan
Melalui data yang diperoleh dari percobaan, kemudian dikorelasikan
dengan grafik yang berisikan hubungan antara Ho terhadap Qexp dan grafik Ho
terhadap nilai Cd. Grafik pertama menunjukkan hubungan berbanding lurus antara
nilai Qexp dengan Ho, yaitu semakin besar nilai dari Ho semakin besar pula niai
dari Qexp. Nilai Ho dapat dikeyahui dari 3/2 nilai y1. Nilai ho adalah total head
atau garis energy pada hulu aliran. Hal ini sesuai dengan teori dimana nilai debit
akan berbanding lurus dengan Ho. Pada grafik hubungan antara H0 dengan Cd,
diketahui nilai Cd adalah berbanding terbalik dengan nilai Ho. Semakin besar nilai
Cd maka nilai Ho akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan persamaan 5.2. maka
dapat dikatakan hasil yang didapatkan pada praktikum sesuai dengan teori yang
diajarkan.
Pada ambang ogee, dari data yang didapatkan dibuat grafik hubungan antara
h1/h0 yang menunjukkan besarnya energy aliran. Melalui grafik dapat diketahui
nilai h1/h0 berbanding lurus dengan nilai perlakuan. Semakin besar nilai perlakuan,
maka nilai h1/h0 semakin besar. Nilai h1/h0 pada perlakuan y 11 cm adalah
0.757541 dan perlakuan y 11.5 cm adalah 1.065464. hal ini sesuai dengan teori
bahwa nilai h1/h0 ≥0.7.
Pada percobaan ambang tajam didapatkan data yang kemudia di lakukan
korelasi hubungan menggunakan grafik. Grafik hubungan H terhadap nilai Q dan
5
hubungan H terhadap nilai Cd. Pada grafik pertama diketahui bahwa nilai Q akan
berbanding lurus dengan nilai H. Semakin besar nilai H maka semakin besar pula
nilai debit aliran. Pada grafik kedua menggambarkan hubungan antara nilai H
berbanding terbalik dengan nilai Cd. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
diajarkan dimana seharusnya semakin besar nilai H maka semakin besar pula nilai
Cd. Kemungkinan galat disebabkan karena kurangnya percobaan yang berulang
untuk memastikan benarnya hasil yang didapat serta ada kesalahan dalam
pengukuran nilai H.
SIMPULAN
Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Ho dan Qexp
serta Ho terhadap Cd pada ambang lebar adalah berbanding lurus. Nilai perlakuan
y 11 dan y 11.5 adalah 0.757541 dan 1.065464 sehingga semakin besar perlakuan
semakin besar pula nilai h1/ho yang dihasilkan pada ambang ogee. Hubungan H
terhadap nilai debit adalah berbanding lurus seperti hubungan antara H dengan Cd
pada ambang tajam, namun terdapat galat dalam pengerjaan sehingga nilai Cd dan
H adalah berbanding terbalik dimana hal ini tidak sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Notodarmojo, Suprihanto. (2018). 2. Hubungan Energi dan Kedalaman dalam
Materi Kuliah Mekanika Fluida II. Universitas Pertamina pada 24 Januari 2018.
Chow, Ven Te. Open-Channel Hydraulics. Tokyo: Kogakusha Company, LTD.
Winarta, Bambang et al. (2018). Modul Praktikum Mekanika Fluida II Periode I
(2018/2019). Jakarta: Universitas Pertamina.
Binilang, Alex. 2010. Karakteristik Parameter Hidrolis Aliran Melalui Ambang
Pada Saluran Terbuka. Manado : Universitas Sam Ratulanngi