Anda di halaman 1dari 13

TM 2209

MODUL IV : PENGUKURAN PERMEABILITAS ABSOLUT DENGAN


GAS PERMEAMETER

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : Kevin Tamara

NIM : 12213075

SHIFT : Rabu 1

DOSEN : Prof. Ir. Pudji Permadi, M.Sc.,Ph.D.

ASISTEN : 1. I Made Artha Segara (12211018)

2. I Putu Dody Widiana (12211028)

TANGGAL PENYERAHAN : 08 April 2015

LABORATORIUM ANALISIS PETROFISIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2015
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................2

Daftar Gambar .......................................................................................................................3

Bab I Tujuan dan Prinsip Percobaan .................................................................................4

Bab II Data dan Pengolahan Data ......................................................................................6

Bab III Analisis dan Kesimpulan .......................................................................................10

Daftar Pustaka ......................................................................................................................13


DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN GRAFIK

Gambar 1.3.1 Alat PERG-200 (Gas Permeameter) ...................................................................5


Tabel 2.1.1 Ukuran Core Sample ...............................................................................................6
Tabel 2.1.2 Pup dan Qg ................................................................................................................6
Tabel 2.2.1 Pup dan Qg (lanjutan) ...............................................................................................7
Grafik 2.2.1 Qout vs Pupstream ........................................................................................................7
Tabel 2.2.2 Klinkenberg .............................................................................................................9
Grafik 2.2.2 Klinkenberg (regresi) ............................................................................................9
BAB I

TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN

1.1 Judul Praktikum


Pengukuran Permeabilitas Absolut Dengan Gas Permeameter

1.2 Tujuan Percobaan


 Memahami prinsip dan cara kerja Gas Permeameter
 Menentukan besarnya permeabilitas absolut suatu sampel core dengan Gas
Permeameter
 Memahami pengetahuan tentang permeabilitas absolut

1.3 Prinsip Percobaan


Permeabilitas merupakan ukuran kemudahan suatu media berpori untuk dapat
dilalui oleh fluida. Terdapat 3 permeabilitas, yakni permeabilitas absolut, efektif, dan
relatif. Permeabilitas absolut adalah permeabilitas yang diukur dengan mengalirkan
fluida dalam kondisi pori-pori terjenuhi 100% oleh fluida tersebut (1 fasa).
Permeabilitas dipengaruhi oleh kondisi fisik media berpori tempat mengalirnya suatu
fluida. Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas adalah distribusi ukuran butir,
packing, geometri batuan, pore network, struktur pori, sementasi, dan clay content.
Nilai permeabilitas dapat ditentukan menggunakan hukum Darcy sebagai
berikut :
𝑘𝐴∆𝑃
𝑄=
𝜇𝐿
Nilai permeabilitas dinyatakan dalam 1 Darcy dengan viskositas 1 cp
(centipoise), flowrate 1 cc/s, gradien tekanan 1 atm/cm, dan luas penampang 1 cm2.
Hukum Darcy berlaku untuk media berpori 1 fasa fluida.
Prinsip percobaan dari modul ini adalah menentukan laju alir dari suatu fluida
gas N2, dengan memasukkan suatu sampel core dan diatur tekanan awal dari gas N2
untuk dialirkan ke core. Tekanan akhir yang dipakai di modul ini yaitu 1 atm. Setelah
didapatkan laju alir dari gas tersebut, didapatkan permeabilitas dengan menggunakan
konsep hukum Darcy. Pada percobaan modul ini digunakan gas, jadi permeabilitas
yang didapatkan harus dikoreksi dengan Klinkenberg Effect.

Gambar 1.3.1 Alat PERG-200 (Gas Permeameter)

Klinkenberg Effect atau Gas Slippage Effect merupakan fenomena dimana jalur
gas mengalir (mean free path) lebih besar dari pada diameter pori/kapiler yang dilalui
oleh molekul gas sehinggga energi kinetik digunakan untuk perpindahan molekul gas
melalui pipa kapiler, dan terjadinya slip antara molekul gas dengan dinding
pori/kapiler. Slippage ini mengakibatkan molekul gas bergerak lebih cepat pada pori-
pori/kapiler pada arah perpindahannya sheingga data permeabilitas terhadap gas yang
didapat lebih besar daripada permeabilitas absolutnya.

Akibat adanya Klinkenberg Effect :

 Permeabilitas terhadap gas lebih besar dari pada permeabilitas terhadap air
 Permeabilitas terhadap gas lebih besar jika mean pressure (Pm)
1
𝑘𝑔 = 𝑘𝐿 + 𝑚
𝑃𝑚
𝑃𝑖𝑛 + 𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑚 =
2
Dimana:
kg = permeabilitas gas
Pm = tekanan rata – rata
Pin adalah tekanan dalam (upstream) dan Pout adalah tekanan luar (downstream)
kL = permeabilitas liquid ekivalen
b = kemiringan grafik
BAB II
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

2.1 Data Percobaan


a. Ukuran Core Sample

Core Sample Dimensi (cm) Panjang (cm)

1 2.58 3.305

Tabel 2.1.1 Ukuran Core Sample


b. Pdown = 0 psig = 14,7 psia
c. Pup dan Qg
Sample Core
Percobaan ke -
Pup (psig) Q (cc/min)

1 20 15.6

2 19 12.6

3 17 7.8

4 16.6 7

5 16.4 6.6

6 17.8 9.4

7 17,6 8.9

8 17.4 8.6

9 16 5.95

Tabel 2.1.2 Pup dan Qg

2.2 Pengolahan Data


a. Pup dan Qg (lanjutan)

Percobaan Sample Core

ke - Q (cc/s)
Pup (psia) Pup (atm) 𝑃̅ (𝑎𝑡𝑚)

1 34.7 2.360544 0.26


1.680272

2 33.7 2.292517 1.646259 0.21

3 31.7 2.156463 1.578232 0.13

4 31.3 2.129252 1.564626 0.116667

5 31.1 2.115646 1.557823 0.11

6 32.5 2.210884 1.605442 0.156667

7 32.3 2.197279 1.59864 0.148333

8 32.1 2.183673 1.591837 0.143333

9 30.7 2.088435 1.544218 0.099167

Tabel 2.2.1 Pup dan Qg (lanjutan)


a. Luas permukaan sampel
1 2 1
𝐴= 𝜋𝑑 = 𝜋(2.58)2 = 5,228 𝑐𝑚2
4 4
b. Plot Qout vs Pupstream

Qout VS Pup
y = 1.6734x + 1.9372
2.4
2.35
2.3
P UPSTREAM

2.25
2.2
2.15
2.1
2.05
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Q OUT

Grafik 2.2.1 Qout vs Pupstream


Didapatkan persamaan regresi dari Qout vs Pupstream diatas,
y = 1,6734x + 1,9372
c. Permeabilitas Absolut
Dengan menggunakan persamaan :

2000 𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝜇𝑔 𝐿 𝑄𝑔
𝐾𝑎 = 2 − 𝑃2
𝐴[𝑃𝑢𝑝 𝑑𝑜𝑤𝑛 ]
2 2
𝑃𝑢𝑝 − 𝑃𝑑𝑜𝑤𝑛 = (𝑃𝑢𝑝 − 𝑃𝑑𝑜𝑤𝑛 )(𝑃𝑢𝑝 + 𝑃𝑑𝑜𝑤𝑛 )

2000 𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝜇𝑔 𝐿 𝑄𝑔
𝐾𝑎 =
𝐴(𝑃𝑢𝑝 − 𝑃𝑑𝑜𝑤𝑛 )(𝑃𝑢𝑝 + 𝑃𝑑𝑜𝑤𝑛 )

(𝑃𝑢𝑝 + 𝑃𝑑𝑜𝑤𝑛 )
= 𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
2

Maka persamaan yang akan dipakai dalam perhitungan menjadi :

1000 𝜇𝑔 𝐿 𝑄𝑔
𝐾𝑎 =
𝐴(𝑃𝑢𝑝 − 𝑃𝑑𝑜𝑤𝑛 )
Pdown = 14,7 psia = 1 atm

Dengan nilai 𝜇 = 0,018352 cp dan L = panjang sampel core


Sample Core
Percobaan ke -
1 kg (mD)
(𝑎𝑡𝑚−1 )
̅
𝑃
1
0.595142 2.217073
2 0.607438 1.884961

3 0.633621 1.30416

4 0.63913 1.198606

5 0.641921 1.143893

6 0.622881 1.501047

7 0.625532 1.437347
8 0.628205 1.404862

9 0.647577 1.057022

Tabel 2.2.2 Klinkenberg

1/Prata-rata vs Ka
2.5

1.5
ka

1
y = -22.104x + 15.317
0.5 R² = 0.9891

0
0.59 0.6 0.61 0.62 0.63 0.64 0.65 0.66
1/Prata

Grafik 2.2.2 Klinkenberg (regresi)

Persamaan regresi yang didapat yaitu y = -22.104x + 15.317

d. Berdasarkan grafik Qg vs Pupstream

𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = 1,6734 (didapat dari grafik Qg vs Pupstream)


1000 𝑥 𝜇𝑔 𝑥 𝐿 1000 𝑥0.018352 𝑥 3.305
𝐾𝑎 = = = 𝟔. 𝟗𝟑 𝒎𝑫
1,6734 𝐴 1,6734 𝑥 5,228

1
e. Berdasarkan grafik 𝑃̅ 𝑣𝑠 𝑘𝑔
1
y = -22.104x + 15.317, kL dapat dihitung dengan 𝑃̅ = 0. kL yakni 15.317 mD
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN

3.1 Analisis
Pada percobaan ini, kami menggunakan PERG-200 untuk mengukur sebagai
gas permeameter. Digunakan gas N2 dalam percobaannya. Ada beberapa asumsi yang
kami gunakan saat praktikum yaitu :
1. Core yang digunakan kering
2. Tidak ada energi yang hilang saat gas mengalir dalam Fancher cup holder
3. Ukuran core yang digunakan benar-benar presisi
4. Tekanan upstream dan debit konstan
5. Gas N2 merupakan gas ideal
6. Tekanan overburden tidak mempengaruhi tekanan stabil
7. Core yang diukur berbentuk silinder sempurna
8. Gas tidak bereaksi dengan batuan
9. Tidak ada tekanan yang tersisa pada permeameter
10. Fancher core holder tertutup rapat saat percobaan
11. Tidak ada perubahan struktur selama percobaan

Persamaan Darcy digunakan dengan asumsi sebagai berikut :

 Pada waktu pengujian core hanya dialiri oleh fluida 1 fasa yaitu gas N2
 Gas berada dalam keadaan isothermal.
 fluida incompressible
 Aliran fluidanya laminar (Viscous flow)
 Fluida tersebut merupakan Newtonian fluid.
 Fluida yang mengalir tidak bereaksi dengan sampel core batuan (gas inert)
 Aliran fluida steady state

Pada percobaan kali ini, didapatkan nilai ka dari plot grafik Qg dan Pupstream.
Didapatkan bahwa ka bernilai kecil yaitu 6.93 mD. Nilai tersebut lebih kecil
dibandingkan permeabilitas liquid ekuivalen senilai 15.317 mD yang didapatkan dari
plot grafik ka dari setiap masing-masing percobaan dengan 1/Prat-rata dari masing-
masing percobaan. Seharusnya ka dari gas lebih besar dibandingkan kL (permeabilitas
liquid ekuivalen). Nilai ka lebih kecil dikarenakan flowrate (Q) yang terbaca sangat
kecil untuk gas yang nilainya dibawah 1 cc/s. Karena yang digunakan gas, seharusnya
flowratenya sangat besar karena terdapat gas slippage effect. Nilai ka yang kecil
mungkin dikarenakan terdapat kebocoran gas pada core holder saat terjadinya
pemberian gas ke core. Core holder tidak tertutup rapat sehingga terdapat kebocoran.
Jika dilihat pada grafik ka pada setiap masing-masing percobaan dengan 1/Prata-
rata dari setiap masing-masing percobaan, grafik yang terlihat berbeda dengan
seharusnya. Gradien yang didapat bernilai minus, seharusnya bernilai positif. Itu
mengindikasikan bahwa percobaan ini gagal. ka seharusnya berbanding lurus dengan
1/Prata-rata. Seperti yang dibilang bahwa terdapat kebocoran gas pada alat sehingga
mengakibatkan flowrate gas kecil, nilai flowrate akan semakin kecil seiringnya
bocornya gas. Terdapat energi yang hilang saat gas mengalir pada core. Terdapat
asumsi-asumsi yang seharusnya benar, tetapi asumsi-asumsi tersebut salah
dikarenakan percobaan ini gagal. Lalu, core tersebut mungkin mengandung clay
sehingga terjadi swelling dan deflokulsi selama percobaan yang mengakibatkan
terhambatnya gas yang mengalir karena butir-butiran dari clay mengembang dan
terlarut dalam gas. Sehingga dalam percobaan ini flowrate gas kecil yang
mengakibatkan permeabilitas gas kecil dibandingkan permeabilitas liquid ekuivalen.
Jadi, terdapat 2 kemungkinan penyebab percobaan ini gagal yaitu bocornya gas selama
percobaan belangsung dan terdapatnya clay yang mengakibatkan terjadinya swelling
dan deflokulasi.

3.2 Kesimpulan
 Prinsip percobaan dari modul ini adalah menentukan laju alir dari suatu fluida
gas N2, dengan memasukkan suatu sampel core dan diatur tekanan awal dari gas
N2 untuk dialirkan ke core. Tekanan akhir yang dipakai di modul ini yaitu 1
atm. Setelah didapatkan laju alir dari gas tersebut, didapatkan permeabilitas
dengan menggunakan konsep hukum Darcy. Pada percobaan modul ini
digunakan gas, jadi permeabilitas yang didapatkan harus dikoreksi dengan
Klinkenberg Effect.
 Didapatkan permeabilitas absolut setelah dikoreksi dengan klinkenberg effect
atau gas slippage effect, yakni
kL = 15.317 mD
 Permeabilitas absolut adalah permeabilitas yang diukur dengan mengalirkan
fluida dalam kondisi pori-pori terjenuhi 100% oleh fluida tersebut (1 fasa).
Permeabilitas dipengaruhi oleh kondisi fisik media berpori tempat mengalirnya
suatu fluida (intrinsik).
DAFTAR PUSTAKA

Amyx, James W. 1960. Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties, New York :
McGraw-Hill Book Company

Tim Penyusun Modul Praktikum. (2015). Buku Petunjuk Praktikum. Bandung : Institut
Teknologi Bandung.

Latifa, Zilva Rifanti. 2014. Catatan Kuliah Petrofisika. Bandung : Institut Teknologi Bandung

Craft, Hawkins. 1959. Applied Petroleum Reservoir Engineering. New York: Prentice Hall Inc.

Anda mungkin juga menyukai