Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

MODUL H-05
PENGUKURAN DEBIT ALIRAN

KELOMPOK 6
Aldy Gustinara 0906511662
Anandita Sancoyo Murti 0906511675
Arief Fadliansyah 0906488621
Cipta Adhi Prakasa 0906630235
Srisadewo Fauzi Adiprakoso 0906511920

Waktu Praktikum : 16 Maret 2011


Asisten Praktikum : Irawan Yudha
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2011

0
H.05 PENGUKURAN DEBIT ALIRAN

5.1 TUJUAN PERCOBAAN


- Memperagakan prinsip kerja dari beberapa tipe dasar pengukuran aliran yang
berbeda dan dirakit dalam satu seri konfigurasi dengan cara membandingkannya
- Mengetahui karakteristik – karakterisitiknya

5.2 ALAT – ALAT


a. Meja hidrolika
b. Seperangkat alat pengukur aliran

Gambar 5.2.1. Seperangkat alat pengukur aliran

Keterangan gambar:

1. Venturi meter 5. Variable area flow meter


2. Orifice 6. Pompa tangan
3. Pipa pitot 7. Katup pengatur aliran
4. Manometer set

1
8. Lubang untuk suplai meja 9. Katup udara manometer
hidrolika 10. Lubang untuk pompa tangan

5.3 TEORI
Sebagai akibat dari beberapa keperluan yang berbeda, banyak variasi metode yang
telah banyak dikembangkan untuk mengukur aliran fluida.
Venturi meter, lempengan lubang aliran (orifice) dan pipa pitot adalah alat-alat yang
sesuai untuk mengukur debit dalam pipa.
Dengan menggunakan persamaan energi (Bernoully) dapat diturunkan debit:
Untuk venturi meter dan orifice
1
1
𝐴2 2 2
𝑄 = 𝐶𝑑. 𝐴2 [2𝑔(ℎ1 − ℎ2)] [1 − (𝐴1) ]
2

Dimana:
Q = debit yang mengalir melalui pipa
Cd = koefisien debit empiris yang didapat dari hasil percobaan
A1 = luas penampang pipa bagian hulu
A2 = luas penampang leher pipa venturi meter atau luas penampang lubang (orifice)
untuk lempeng lubang aliran
H1 = tinggi tekanan pada lubang masuk (hulu)

5.4 CARA KERJA


1. Meletakkan alat percobaan pada saluran tepi meja Hidrolika.
2. Menghubungkan pipa aliran masuk dengan suplai dari meja hidrolika dan
memasukkan pipa aliran keluar ke dalam tangki pengukur volume.membuka
katup udara pada manometer, membiarkan manometer terisi penuh, dan tunggu
hingga gelembung udara sudah tidak terlihat lagi manometer.
3. Membuka katup pengatur aliran suplai sepenuhnya, demikian juga katup
pengatur aliran pada alat percobaan.
4. Membuka katup udara pada manometer, membiarkan manometer terisi penuh,
dan tunggu hingga gelembung sudah tidak lagi pada manometer.
5. Mengatur katup aliran dan pengatur aliran pada alat percobaan, hingga
didapatkan pembacaan manometer yang jelas.

1
6. Mencatat pembacaan pada manometer, pembacaan debit pada alat ukur
penampnag berubah kemudian menghitung debit aliran dengan menghitung
jumlah volume yang keluar dari alat percobaan dalam waktu tertentu,
menggunakan gelas ukur dan stopwatch
7. Mengulangi langkah 1-6 untuk berbagai variasi debit serta langkah arah berpikir.

5.5 PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA


Data Pengamatan

Manometer Reading (cm) Variable Volume Time


No.
1 2 3 4 5 6 7 8 Area (ml) (s)
1 35 15.2 15.2 14.5 14.6 13.9 13 14.6 5 450 5
2 37 15.5 15.6 14.4 14.4 12.9 12 13.2 7.5 615 5
3 30.5 30.5 29 29 28.7 26.4 26.5 10 732 5
4 21.2 18.1 16.8 13.2 9.8 13 12.5 635 3
5 43.3 37.2 33 29.4 24.9 24.3 15 705 3
6 34.9 33.5 24.7 22.2 16.4 11 11.9 17.5 840 3
7 39.5 34.6 22.4 21.5 12.8 6.8 9 20 680 2
Tabel 5.5.1 Data Pengamatan

Pengolahan Data

Manometer Reading (cm)


Volume Time
No. O V P
(ml) (s)
h1 h2 h1 h2 h1 h2
1 450 5 15.2 14.5 14.6 13.9 13 14.6
2 615 5 15.6 14.4 14.4 12.9 12 13.2
3 732 5 30.5 29 29 28.7 26.4 26.5
4 635 3 21.2 18.1 16.8 13.2 9.8 13
5 705 3 43.3 37.2 33 29.4 24.9 24.3
6 840 3 33.5 24.7 22.2 16.4 11 11.9
7 680 2 34.6 22.4 21.5 12.8 6.8 9
Tabel 5.5.2 Pengolahan data berdasarkan alat ukur

Data teknis d1 (cm) d2 (cm) A1 (cm) A2 (cm) A2/A1


Orifice 2.9 2.0 6.6 3.14 0.48
Venturimeter 2.9 1.7 6.6 2.27 0.34
Pitot - 1.9 - 2.83 -
Tabel 5.5.3 Data teknis

1
Dimana: d1 = diameter pipa bagian hulu (venturimeter dan orifice)
d2 = diameter lubang (orifice), diameter leher pipa (venturimeter),
diameter pipa (pitot)
A1 = luas penampang terhadap d1
A2 = luas penampang terhadap d2

Tugas
1. Membuat tabulasi data pembacaan manometer dan menghitung selisih
pembacaan manometer pada bagian hulu dan hilir (h1-h2) untuk masing-masing
alat ukur.
Menghitung debit aliran (Q) dengan data pengamatan tanpa memasukkan nilai
Cd.

Orifice
Q =V/t
Volume (ml) Time (s) h1 h2 h1-h2 (cm) (ml/s)
450 5 15.2 14.5 0.7 90
615 5 15.6 14.4 1.2 123
732 5 30.5 29 1.5 146.4
635 3 21.2 18.1 3.1 211.6667
705 3 43.3 37.2 6.1 235
840 3 33.5 24.7 8.8 280
680 2 34.6 22.4 12.2 340
Tabel 5.5.4 Data selisih pembacaan manometer dan debit tanpa nilai Cd (Orifice)

Venturimeter
Q =V/t
Volume (ml) Time (s) h1 h2 h1-h2 (cm) (ml/s)
450 5 14.6 13.9 0.7 90
615 5 14.4 12.9 1.5 123
732 5 29 28.7 0.3 146.4
635 3 16.8 13.2 3.6 211.6667
705 3 33 29.4 3.6 235
840 3 22.2 16.4 5.8 280
680 2 21.5 12.8 8.7 340
Tabel 5.5.5 Data selisih pembacaan manometer dan debit tanpa nilai Cd (Venturimeter)

2
Pipa pitot
Q =V/t
Volume (ml) Time (s) h1 h2 h1-h2 (cm) (ml/s)
450 5 13 14.6 1.6 90
615 5 12 13.2 1.2 123
732 5 26.4 26.5 0.1 146.4
635 3 9.8 13 3.2 211.6667
705 3 24.9 24.3 0.6 235
840 3 11 11.9 0.9 280
680 2 6.8 9 2.2 340
Tabel 5.5.6 Data selisih pembacaan manometer dan debit tanpa nilai Cd (Pipa pitot)

2. Nilai kelengkungan grafik yang didapat adalah nilai Cd untuk masing-masing


alat ukur
1
1 𝐴2 2 2
𝑄 = 𝐶𝑑. 𝐴2 [2𝑔(ℎ1 − ℎ2)]2 [1 −( ) ]
𝐴1

y b x

- Orifice

Orifice
Time h1-h2
Volume (ml) (s) h1 h2 (cm) y [Q =V/t] x
450 5 15.2 14.5 0.7 90 132.531
615 5 15.6 14.4 1.2 123 173.5238
732 5 30.5 29 1.5 146.4 194.0055
635 3 21.2 18.1 3.1 211.6667 278.9005
705 3 43.3 37.2 6.1 235 391.231
840 3 33.5 24.7 8.8 280 469.9046
680 2 34.6 22.4 12.2 340 553.2842
Tabel 5.5.7 Data alat ukur Orifice

x y x2 y2 xy
132.53 90.00 17564.46 8100.00 11927.79
173.52 123.00 30110.50 15129.00 21343.42
194.01 146.40 37638.13 21432.96 28402.40
278.90 211.67 77785.46 44802.78 59033.93

3
391.23 235.00 153061.72 55225.00 91939.29
469.90 280.00 220810.34 78400.00 131573.29
553.28 340.00 306123.43 115600.00 188116.64
2193.38 1426.07 843094.04 338689.74 532336.76
Tabel 5.5.8 Data x dan y untuk mendapatkan nilai Cd pada Orifice

∑𝑥𝑖. ∑𝑦𝑖 − ∑(𝑥𝑖𝑦𝑖)


𝑏=
(∑𝑥𝑖)2 − 𝑛∑𝑥𝑖 2

−598450
𝑏= = 0.5487
−1090740

Nilai b = Nilai Cd (Orifice) = 0.5487

- Venturimeter

Venturi
Time h1-h2
Volume (ml) (s) h1 h2 (cm) y [Q =V/t] x
450 5 14.6 13.9 0.7 90 89.60101
615 5 14.4 12.9 1.5 123 131.1625
732 5 29 28.7 0.3 146.4 58.65763
635 3 16.8 13.2 3.6 211.6667 203.196
705 3 33 29.4 3.6 235 203.196
840 3 22.2 16.4 5.8 280 257.9158
680 2 21.5 12.8 8.7 340 315.881
Tabel 5.5.9 Data alat ukur Venturimeter

x y x2 y2 xy
89.60 90.00 8028.34 8100.00 8064.09
131.16 123.00 17203.59 15129.00 16132.98
58.66 146.40 3440.72 21432.96 8587.48
203.20 211.67 41288.61 44802.78 43009.82
203.20 235.00 41288.61 55225.00 47751.06
257.92 280.00 66520.55 78400.00 72216.42
315.88 340.00 99780.82 115600.00 107399.55
1259.61 1426.07 277551.24 338689.74 303161.39
Tabel 5.5.10 Data x dan y untuk mendapatkan nilai Cd pada Venturimeter

∑𝑥𝑖. ∑𝑦𝑖 − ∑(𝑥𝑖𝑦𝑖)


𝑏=
(∑𝑥𝑖)2 − 𝑛∑𝑥𝑖 2

4
−325842
𝑏= = 0.9147
−356242

Nilai b = Nilai Cd (Venturimeter) = 0.9147

- Pipa pitot

Q  Cd . A2 2 g h1  h2 
1 2

Pitot
Time h1-h2
Volume (ml) (s) h1 h2 (cm) y [Q =V/t] x
450 5 13 14.6 1.6 90 158.48
615 5 12 13.2 1.2 123 137.2477
732 5 26.4 26.5 0.1 146.4 39.62
635 3 9.8 13 3.2 211.6667 224.1246
705 3 24.9 24.3 0.6 235 97.04878
840 3 11 11.9 0.9 280 118.86
680 2 6.8 9 2.2 340 185.8343
Tabel 5.5.11 Data alat ukur Pipa Pitot

x y x2 y2 xy
158.48 90.00 25115.91 8100.00 14263.20
137.25 123.00 18836.93 15129.00 16881.47
39.62 146.40 1569.74 21432.96 5800.37
224.12 211.67 50231.82 44802.78 47439.70
97.05 235.00 9418.47 55225.00 22806.46
118.86 280.00 14127.70 78400.00 33280.80
185.83 340.00 34534.38 115600.00 63183.65
961.22 1426.07 153834.95 338689.74 203655.65
Tabel 5.5.12 Data x dan y untuk mendapatkan nilai Cd pada Pipa Pitot

∑𝑥𝑖. ∑𝑦𝑖 − ∑(𝑥𝑖𝑦𝑖)


𝑏=
(∑𝑥𝑖)2 − 𝑛∑𝑥𝑖 2

−54832.4
𝑏= = 0.3586
−152910

Nilai b = Nilai Cd (Pipa pitot) = 0.3586

5
3. Mencari nilai k untuk masing-masing alat ukur

𝛥ℎ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = 𝑘. 𝛥ℎ𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
𝑉2 𝑄2
𝛥ℎ 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = =
2𝑔 2𝑔𝐴2 2

- Orifice

Orifice
2
Volume (ml) A (cm ) ∆h teori (x) ∆h praktikum (y)
450 3.14 0.42 0.7
615 3.14 0.78 1.2
732 3.14 1.11 1.5
635 3.14 2.32 3.1
705 3.14 2.86 6.1
840 3.14 4.06 8.8
680 3.14 5.98 12.2
Tabel 5.5.13 Data kehilangan tinggi tekanan pada Orifice

Orifice
14.0
12.0 y = 2.1767x - 0.6499
R² = 0.9771
10.0
∆h praktikum

8.0
6.0 Series1
4.0 Linear (Series1)
2.0
0.0
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00
∆h teori

Grafik 5.5.1 Hubungan ∆h teori vs ∆h praktikum pada pipa Orifice

6
Y = 2.1767 x – 0.6499
Nilai k = 2.1767

- Venturimeter

Venturimeter
Volume (ml) A h teori (x) h praktikum (y)
450 2.27 0.80 0.7
615 2.27 1.50 1.5
732 2.27 2.12 0.3
635 2.27 4.44 3.6
705 2.27 5.47 3.6
840 2.27 7.77 5.8
680 2.27 11.46 8.7
Tabel 5.5.14 Data kehilangan tinggi tekanan pada Venturimeter

Venturimeter
10.0
9.0 y = 0.7728x - 0.2497
8.0 R² = 0.9636
7.0
∆h praktikum

6.0
5.0
4.0 Series1
3.0
Linear (Series1)
2.0
1.0
0.0
0.00 5.00 10.00 15.00
∆h teori

Grafik 5.5.2 Hubungan ∆h teori vs ∆h praktikum pada pipa Venturimeter

Y = 0.7728 x – 0.2497
Nilai k = 0.7728

7
- Pipa pitot

Pipa Pitot
Volume (ml) A h teori (x) h praktikum (y)
450 2.83 0.51 1.6
615 2.83 0.96 1.2
732 2.83 1.36 0.1
635 2.83 2.85 3.2
705 2.83 3.51 0.6
840 2.83 4.98 0.9
680 2.83 7.34 2.2
Tabel 5.5.15 Data kehilangan tinggi tekanan pada Pipa Pitot

Pipa Pitot
3.5
3
2.5
∆h praktikum

2 y = 0.1066x + 1.0725
R² = 0.0626
1.5 Series1
1 Linear (Series1)
0.5
0
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00
∆h teori

Grafik 5.5.3 Hubungan ∆h teori vs ∆h praktikum pada pipa Pitot

Y = 0.1066 x +1.0725
Nilai k = 0.1066

5.6 ANALISA
a. Analisa Percobaan
Praktikum Pengukuran Debit Aliran ini bertujuan untuk memperagakan
prinsip kerja dari berbagai tipe dasar pengukuran aliran yang berbeda dan dirakit

8
dalam satu seri konfigurasi dengan cara membandingkannya serta bertujuan
unutk mengetahui karakteristik dari debit aliran.
Praktikum ini dimulai dengan mempersiapkan alat percobaan pada meja
hidrolika. Menghubungkan pipa aliran masuk dengan suplai air dari meja
hidrolika dan memasukkan pipa aliran keluar ke dalam tangki pengukur volume.
Selanjutnya membuka penutup pengatur aliran suplai hingga penuh dan
membuka katup pengatur aliran pada alat percobaan. Selanjutnya membuka
katup udara pada manometer agar tidak ada lagi udara yang terperangkap dalam
manometer. Kemudian mengatur katup suplai aliran dan pengatur aliran hingga
manometer dapat dibaca dengan skala.
Data yang diperlukan untuk praktikum ini yaitu tekanan bernilai 5, 7.5,
10, 12.5, 15, 17.5, dan 20. Dari perubahan tekanan tersebut akan didapat data
manometer dari selang pipa ke-1 hingga selang pipa ke-8, namun dalam
pengolahan nantinya data yang akan digunakan dimulai dari pembacaan
manometer selang pipa ke-3 hingga selang pipa ke-8. Selang pipa ke-3 dan
selang pipa ke-4 merupakan pipa orifice, selang pipa ke-5 dan ke-6 merupakan
pipa venturimeter, dan selang pipa ke-7 dan ke-8 merupakan pipa pitot.
Data yang juga didapat dari perubahan tekanan yang diberikan yaitu
volume dengan waktu tertentu. Pengambilan sampel volume ini tergantung
kebutuhan praktikan dalam pengolahan data. Waktu yang dilakukan dalam
mengambil sampel volume dapat sama ataupun berbeda, karena dalam tiap
detiknya debit yang dihasilkan akan bernilai sama.
Di saat membaca skala menometer harus memperhatikan kestabilannya
perubahannya. Skala manometer akan benar di saat perubahan air telah stabil.
Untuk pengambilan debit harus memperhatikan kestabilan dari manometernya
pula. Karena debit yang terjadi akan berubah di saat terjadi perubahan tekanan.

b. Analisa Hasil
Data dari praktikum Pengukuran Debit Aliran ini yaitu variable area,
manometer reading, volume, dan waktu. Manometer reading dalam satuan cm
volume dalam satuan ml, dan waktu dalam satuan detik (second). Untuk data

9
teknis selebihnya yaitu diameter dari pipa orifice, pipa venturimeter, dan pipa
pitot.
Dari seluruh data tersebut akan digunakan untuk pengolahan data dalam
mendapatkan nilai koefisien debit empiris (Cd) dan koefisien kehilangan empiris
(k).
Secara teoritis pancaran air akan sama tinggi dengan dengan bidang
energi, tetapi dalam praktek hal tersebut tidak mungkin terjadi dikarenakan
adanya beberapa hal yang berhubungan dengan sifat-sifat zat cair. Supaya sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya maka rumus-rumus yang didapatkan secara
teoritis harus diberi koefisien koreksi. Koefisien koreksi untuk debit adalah
koefisien debit (Cd) yaitu nilai banding antara debit yang sebenarnya dengan
debit teoritis. Koefisien debit empiris ini didapat dari rumus debit yaitu
1
1 𝐴2 2 2
𝑄 = 𝐶𝑑. 𝐴2 [2𝑔(ℎ1 − ℎ2)]2 [1 −( ) ]
𝐴1

Q merupakan nilai debit yang didapat dari percobaan dan dijadikan


sebagai y, Cd sebagai variabel b yang akan dicari, dan variabel x didapat dari
perhitungan rumus di belakangnya (yang berwarna hijau). Nilai Q dari
percobaan didapat dengan membagi antara volume dengan waktu.

Koefisien kehilangan tinggi tekanan (k) didapat dari rumus:

𝛥ℎ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 = 𝑘. 𝛥ℎ𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
𝑉2 𝑄2
𝛥ℎ 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = =
2𝑔 2𝑔𝐴2 2

Nilai k dipengaruhi oleh V yang merupakan volume yang diukur dari


debit dimana V = Q/A, g yang merupakan percepatan gravitasi (980 cm/s2).

Data hasil yang didapat seperti tertera dalam tabel di bawah ini:

Alat Ukur Nilai Cd Nilai k


Orifice 0.5487 2.1767
Venturimeter 0.9147 0.7728
Pipa pitot 0.3586 0.1066
Tabel 5.6.1. Data nilai Cd dan nilai k

10
Nilai koefisien debit empiris (Cd) terbesar dialami oleh pipa
venturimeter, orifice, dan pipa pitot. Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa
nilai banding debit pada pipa orifice dengan nilai debit sebenarnya yaitu 0.5487,
demikian juga terhadap venturimeter dan pipa pitot dengan nilai banding (nilai
koreksi) 0.9147 pada venturimeter dan 0.3586 untuk pipa pitot.

Urutan besarnya nilai koefisien kehilangan tinggi tekanan (k) terbesar


dialami oleh pipa orifice, pipa venturimeter, dan pipa pitot. Nilai k yang besar
pada pipa orifice menunjukkan bahwa banyak energi yang hilang saat melalui
pipa orifice dibandingkan kedua pipa lainnya.

c. Analisa Kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan yang terjadi dalam percobaan Pengukuran
Debit Aliran ini, yaitu:
- Kesalahan praktikan
Kesalahan praktikan terjadi saat tidak teliti dalam pengambilan debit
aliran dimana waktu yang terjadi lebih atau terlalu cepat.
Kesalahan juga terjadi saat mengatur variable area yang kurang tepat
sehingga data yang diinginkan tidak tepat.
- Kesalahan pembacaan
Kesalahan pembacaan terjadi saat membaca skala manometer. Hal ini
juga dipengaruhi oleh pencapaian keadaan stabil cukup lama.

5.7 KESIMPULAN
1. Pengukuran debit aliran menggunakan rumus
𝑉 (𝑚𝑙)
𝑄=
𝑡 (𝑠)
2. Nilai koefisien debit aliran (Cd) adalah nilai banding antara debit yang
sebenarnya dengan debit teoritis. Nilai Cd didapat dari rumus debit
1
1
𝐴2 2 2
𝑄= 𝐶𝑑. 𝐴2 [2𝑔(ℎ1 − ℎ2)] [1 − (𝐴1) ] (untuk orifice dan venturimeter)
2

Q  Cd . A2 2 g h1  h2 
1 2
(untuk pipa pitot)

11
3. Nilai koefisien debit aliran (Cd) pada pipa orifice sebesar 0.5487, venturimeter
sebesar 0.9147, dan pipa pitot sebesar 0.3586.
4. Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa nilai banding debit pada pipa orifice
dengan nilai debit sebenarnya yaitu 0.5487, demikian juga terhadap venturimeter
dan pipa pitot dengan nilai banding (nilai koreksi) 0.9147 pada venturimeter dan
0.3586 untuk pipa pitot.
5. Nilai koefisien kehilangan tinggi tekanan (k) pada pipa orifice sebesar 2.1767,
venturimeter sebesar 0.7728, dan pipa pitot sebesar 0.1066.
6. Urutan besarnya nilai koefisien kehilangan tinggi tekanan (k) terbesar dialami
oleh pipa orifice, pipa venturimeter, dan pipa pitot.

5.8 REFERENSI
Pedoman Praktikum Mekanika Fluida. Laboratorium Hidrologi, Hidrolika, dan
Sungai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
http://rac.uii.ac.id/server/document/Public/20080525021536Dedi%20Affandi%2002
%20511%20165.txt

5.9 LAMPIRAN

Gambar 5.9.1 Seperangkat alat pengukur aliran

12
A2 2 g h1  h2 
1. Membuktikan persamaan Q  Cd *
 A2 2 
1  2 
 A1 

2 2
v1 p v2 p
 1  z1   2  z2
2g g 2g g
2 2
v1 p v p
 1 0  2  2 0
2g g 2g g
v1 gh1
2
v2
2
gh2
  
2g g 2g g
1
2g
v2  v1
2 2
   h1  h2 

v 2
2
 v1
2
  2 g h1  h2 
 Q2 Q2 

A2    2 g h1  h2 
A1 
2
 2 
 A12  A2 2 
Q2 
 A 2A 2

  2 g h1  h2 
 1 2 
A1 A2 2 g h1  h2 
2 2
Q2 
 2  A1 

2

A1  A2  2 
2

 A1 
A2 2 g h1  h2 
2
Q2 
 A 
2
1  22 
 A1 
 
A2 2 g h1  h2 
Q 
 A
2

1  22 
 
 A1 

Karena Q  Cd * Qideal

A2 2 g h1  h2 
maka Q  Cd * (terbukti)
 A 
2
1  2 2 
 A1 

13
2. Membuktikan persamaan Q  Cd * A2 2 g h2  h1 
2 2
v1 p v2 p
 1  z1   2  z2
2g g 2g g
2 2
v1 p v2 p
 1 0   2 0
2g g 2g g
v1 gh1
2
v gh2
2
  2 
2g g 2g g

Pada pipa pitot , v2  0, maka :


2
v1
 h1  0  h2
2g
2
 h2  h1 
v1
2g
 2 g h2  h1 
2
v1
Q2
2
 2 g h2  h1 
A1
 A1 2 g h2  h1 
2
Q2
Q  A1 2 g h2  h1 

Pada pipa pitot ,A1  A2 maka :


Q  A2 2 g h2  h1 

Karena Q  Cd * Qideal

maka Q  Cd * A2 2 g h2  h1  (terbukti)

14

Anda mungkin juga menyukai