PRAKTIKUM
FENOMENA DASAR MESIN
Oleh:
1. Agung Jaya Nugraha 2111181066
2. Arif Kurnia Ihsanudin 2111181068
3. Rifqi Al Hakim 2111181069
4. Wildan Mahmudin 2111181070
5. Sastrawan 2111181071
d. Tabel Percobaan
Sudden
Ket Ventury Orifice Union Elbow
Exp
hA - hB hC - hD hC - hE hF - hG hH - hI hI - hJ
No
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 3 63 13 47 2 7
2 5 135 21 109 0 16
3 8 224 29 199 3 22
4 7 287 41 252 3 34
5 5 355 50 310 5 45
6 9 500 60 450 5 65
1. Mencari QV
2(𝑝1 − 𝑝2 )
𝑄𝑣 = 𝐴2
√ 𝐷2 4
𝜌 [1 − ( ⁄𝐷 ) ]
1
𝑝1 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ1
𝑝2 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ2
Ket:
QV = Nilai debit ventury (m3/s)
A2 = Luas penampang ventury pada titik D (m2)
p1 = Tekanan pada titik C (Pa)
p2 = Tekanan pada titik D (Pa)
ρ = massa jenis air (1000 kg/m3)
D2 = diameter ventury pada titik D
D1 = diameter ventury pada titik C
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
h1 = head di titik C
h2 = head di titik D
2. Mencari CDV
𝑄𝐴𝑉 = 𝐶𝐷𝑉 𝑥 𝑄𝑣
𝑄𝐴𝑉
𝐶𝐷𝑉 =
𝑄𝑉
Ket:
QAV = QRot = Nilai debit sebenarnya (m3/s)
QV = Nilai debit ventury (m3/s)
CDV = Koefisien ventury
3. Mencari QO
2(𝑝1 − 𝑝2 )
𝑄𝑂 = 𝐴2
√ 𝐷2 4
𝜌 [1 − ( ⁄𝐷 ) ]
1
𝑝1 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ1
𝑝2 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ2
Ket:
QO = Nilai debit pada orifice (m3/s)
A2 = Luas penampang orifice pada titik G (m2)
p1 = Tekanan pada titik F (Pa)
p2 = Tekanan pada titik G (Pa)
ρ = massa jenis air (1000 kg/m3)
D2 = diameter ventury pada titik G
D1 = diameter ventury pada titik F
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
h1 = head di titik C
h2 = head di titik D
4. Mencari CDO
𝑄𝐴𝑉 = 𝐶𝐷𝑂 𝑥 𝑄𝑂
𝑄𝐴𝑉
𝐶𝐷𝑂 =
𝑄𝑂
Ket:
QAV = QRot = Nilai debit sebenarnya (m3/s)
QO = Nilai debit orifice (m3/s)
CDO = Koefisien orifice
KL Sudden KL Union
No QRot (m3/s) KL Venturi Ch KL Elbow 90
Exp Socket
f. Analisis Data
Dari hasil data percobaan dan hasil perhitungan yang sudah dilakukan
didapatkan analisa sebagai berikut:
0,8
Koefisien Debit
0,6
0,4
0,2
0
2 3 4 4,5 5 6
Qrot (GPM)
CDV CD0
0,060126
0,040126
0,020126
0,000126
2 3 4 4,5 5 6
Qrot (GPM)
Dari pembahasan yang sudah dilakukan kelompok dari data percobaan dan data
perhitungan didapatkan kesimpulan, sebagai berikut:
1. Pada venturi meter, semakin besar Qrot maka nilai Cdv semakin besar.
Dapat dilihat pada tabel perhitungan.
2. Begitu juga pada orifice meter, semakin besar Qrot makan nilai Cdo
semakin kecil. Dapat dilihat pada tabel perhitungan.
3. Nilai koefisien kerugian Head minor terhadap variasi nilai debit aliran.
A. Semakin besar Qrot maka KL pada saluran venturi meter semakin besar.
B. Semakin besar Qrot maka KL pada Union Socket semakin besar.
C. Semakin Besar Qrot maka KL pada Elbow Semakin besar.
4. Saluran Divergen dan Konvergen mempengaruhi nilai debit yang didapat
pada tiap-tiap saluran.
h. Daftar Pustaka
Mencari QV
2(𝑝1 − 𝑝2 )
𝑄𝑣 = 𝐴2
√ 𝐷2 4
𝜌 [1 − ( ⁄𝐷 ) ]
1
𝑝1 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ1
𝑝2 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ2
Ket:
QV = Nilai debit ventury (m3/s)
A2 = Luas penampang ventury pada titik D (m2)
p1 = Tekanan pada titik C (Pa)
p2 = Tekanan pada titik D (Pa)
ρ = massa jenis air (1000 kg/m3)
D2 = diameter ventury pada titik D
D1 = diameter ventury pada titik C
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
h1 = head di titik C
h2 = head di titik D
Mencari CDV
𝑄𝐴𝑉 = 𝐶𝐷𝑉 𝑥 𝑄𝑣
𝑄𝐴𝑉
𝐶𝐷𝑉 =
𝑄𝑉
Ket:
QAV = QRot = Nilai debit sebenarnya (m3/s)
QV = Nilai debit ventury (m3/s)
CDV = Koefisien ventury
Mencari QO
2(𝑝1 − 𝑝2 )
𝑄𝑂 = 𝐴2
√ 𝐷2 4
𝜌 [1 − ( ⁄𝐷 ) ]
1
𝑝1 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ1
𝑝2 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ2
Ket:
QO = Nilai debit pada orifice (m3/s)
A2 = Luas penampang orifice pada titik G (m2)
p1 = Tekanan pada titik F (Pa)
p2 = Tekanan pada titik G (Pa)
ρ = Massa jenis air (1000 kg/m3)
D2 = Diameter orifice pada titik G
D1 = Diameter orifice pada titik F
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
h1 = head di titik F
h2 = head di titik G
Mencari CDO
𝑄𝐴𝑉 = 𝐶𝐷𝑂 𝑥 𝑄𝑂
𝑄𝐴𝑉
𝐶𝐷𝑂 =
𝑄𝑂
Ket:
QAV = QRot = Nilai debit sebenarnya (m3/s)
QO = Nilai debit orifice (m3/s)
CDO = Koefisien orifice
Koefisien Kerugian head minor (Sudden Control, Venturi, Union Socket, Elbow
90°)
KL Sudden KL Union
No QRot (m3/s) KL Venturi Ch KL Elbow 90
Exp Socket
0,8
0,6
0,4
0,2
0
2 3 4 4,5 5 6
Qrot (GPM)
CDV CD0
Grafik koefisien kerugian head minor terhadap debit aliran (rotameter)
0,050126
0,040126
0,030126
0,020126
0,010126
0,000126
2 3 4 4,5 5 6
Qrot (GPM)
3. Apakah nilai koefisien debit dan koefisien kerugian head minor berubah
seiring adanya variasi debit aliran?
Jawab:
Nilai koefisien debit mengalami perubahan sedikit, sedangkan untuk
koefisien kerugian head minor berubah derastis.
4. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan munculnya pengurangan
tekanan dari bagian hulu ke hilir pada setiap bagian percobaan ini?
Jawab:
1. Gesekan antara fluida dengan dinding pipa.
2. Perubahan aliran kecepatan yang dialami oleh aliran fluida.
3. Karena kelengkapan perpipaan, seperti belokan, sabungan, katup
dan sebagainya.
4. Perubahan penampang.
5. Berikan kesimpulan dari hasil analisis anda dari percobaan ini!
Jawab:
1. Harga koefisien debit ventury (CDV) adalah 0,93.
2. Harga koefisien debit orifice meter (CDO) adalah 0,63.
3. Harga koefisien head minor akans semakin tinggi jika debit yang
dikeluarkan tinggi, kecuali head minor “Sudden Exp”.
4. Harga koefisien head minor Sudden Exp adalah 0,03.
6. Lengkapi laporan dengan foto percobaan! (jika ada)
Jawab:
Tidak Ada.
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM
FENOMENA DASAR MESIN
Oleh:
1. Agung Jaya Nugraha 2111181066
2. Arif Kurnia Ihsanudin 2111181068
3. Rifqi Al Hakim 2111181069
4. Wildan Mahmudin 2111181070
5. Sastrawan 2111181071
c. Prosedur Percobaan
1. Atur posisi selongsong agar sesuai dengan panjang batang uji.
2. Atur agar posisi batang pembebanan memiliki posisi horisontal, cek
dengan waterpass. Pengaturan posisi ini dilakukan dengan mengubah
besar pemberat batang pembebanan.
3. Pasang batang uji pada tumpuan (konsultasikan jenis tumpuan dan cara
pemasangannya dengan pembimbing praktikum/asisten laboratorium).
4. Pemberat batang uji diatur sesuai dengan kondisi pengujian:
a. Tanpa beban.
b. Beban sebesar 150 gr untuk ukuran panjang batang uji 650 mm.
c. Beban 300 gr untuk panjang batang uji 500 mm.
5. Pemberian beban tekan diatur melalui putaran roda pengaturan beban.
Seiring dengan hal itu, atur agar selongsong membuat batang
pembebanan tetap dalam posisi horisontal.
6. Beri pembebanan hingga jam ukur (dial indicator gauge) bergerak. Hal
tersebut menandakan batang uji mendapatkan kondisi kritis pembebanan
tekuk. Ulangi percobaan untuk beberapa batang uji dan kondisi tumpuan
yang berbeda. (konsultasikan detail percobaan dengan praktikum/asisten
laboratorium).
7. Ulangi percobaan untuk beberapa batang uji dan kondisi tumpuan yang
berbeda, (konsultasikan detail percobaan dengan praktikum/asisten
laboratorium).
d. Tabel Percobaan
f. Analisis Data
Dari hasil percobaan dan perhitungan didapat analis data sebagai berikut:
Data Aktual
Jenis Engsel – Engsel Jepit – Engsel Jepit – Jepit
Tumpuan (Aktual) (Aktual) (Aktual)
L [mm] 493 640 465 610 480 630
Pkr [kgf] 3,6 2,4 11,1 7,4 6 4,2
10
Pkr (kgf) Aktual
0
450 500 550 600 650
L (mm)
200
Pkr (kgf) Teoritik
150
100
50
0
450 500 550 600 650
L (mm)
150
100
50
0
450 500 550 600 650
L (mm)
h. Daftar Pustaka
Engsel – Engsel
(𝐸)(𝐼)
Pkr = (𝜋)2
𝑙𝑒 2
(210)(64,4)
Pkr = (𝜋)2
4932
Pkr = 0.549 kN = 549 N = 55,99 kgf
Jepit – Engsel
(𝐸)(𝐼)
Pkr = (2.045) (𝜋)2
𝑙𝑒 2
(210)(64,4)
Pkr = (2.045)(π)2 2
465
200
Pkr (kgf) Teoritik
150
100
50
0
450 500 550 600 650
L (mm)
10
8
6
4
2
0
450 500 550 600 650
L (mm)
200
150
Pkr (kgf)
100
50
0
450 500 550 600 650
L (mm)