C. DASAR TEORI
Untuk menyatakan kehilangan tekanan (energi), sehubungan
dengan head kecepatan (head loss) yang hilang pada bentuk
lengkungan,perubahan penampang dan katup dalam jaringan pipa dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Dimana:
k = Koefisien Kehilangan Energi
v = Kecepatan Aliran yang Tinggi
g = Percepatan Gravitasi
Head loss atau kehilangan tekanan energi mekanik persatuan
masa fluida ini adalah kerugian energi per satuan berat fluida dalam
pengaliran cairan dalam sistem perpipaan, Satuan head loss ialah satuan
panjang yang setara dengan satuan energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu satuan massa fluida setinggi satu satuan panjang
yang bersesuaian. Seperti yang kita ketahui head loss terbagi menjadi 2
yaitu major headloss dan minor headloss.
Dalam dunia sistem perpipaan pun kehilangan energi biasanya
diakibatkan dari aksesoris atau perlengkapan yang digunakan pada pipa.
Aksesoris tersebut secara umum terdiri dari berbagai jenis sambungan
(fitting) yang terdiri dari lengkung berjenjang (mitre), pembesaran
penampang (enlargement), pengecilan penampang (contraction),
lengkung panjang (long bend), lengkung pendek (short bend), lengkung
45, lengkung siku (elbow). Dibandingkan kehilangan tekanan akibat
gesekan di dalam pipa, kehilangan tekanan akibat lengkungan,
perubahan penampang dan katup jauh lebih kecil pengaruhnya dalam
jaringan atau sistem perpipaan.
D. LANGKAH KERJA
1. Persiapan
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Meletakkan alat percobaan diatas meja hidrolika.
2. Jalannya Praktikum
a) Masukkan outlet bak sirkulasi air ke inlet alat, sedangkan outlet
alat ke bak sirkulasi air.
b) Ukur suhu fluida sebelum percobaan.
c) Pastikan head dalam keadaan 0 dengan mematikan pompa,
membuka semua valve yang ada, dan membuka katup pada
manometer.
d) Tutup globe valve, buka gate valve.
e) Nyalakan pompa.
f) Buka globe valve.
g) Atur debit sesuai dengan yang ditentukan
h) Biarkan air mengalir 2-3 menit.
i) Catat pembacaan pada Manometer di setiap aksesoris saat head
telah konstan.
j) Ulangi langkah-langkah diatas dengan besar debit yang berbeda.
k) Percobaan dilakukan sebanyak 4 variasi debit.
l) Ulangi tahap nomor c-k dengan titik yang berbeda.
m) Tutup semua valve.
n) Matikan pompa.
II. ISI
A. DATA PENGAMATAN
B. PENGOLAHAN DATA
C. PERHITUNGAN
15
10
0
0,0000,0100,0200,0300,0400,0500,0600,070
Delta H (m)
20
15
10
0
0,000
0,020 0,040 0,060 0,080 0,100 0,120 0,140
Delta H (m)
10
0
0,000
0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350
Delta H (m)
10
0
0,000
0,050 0,100 0,150 0,200
Delta H (m)
D. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Setelah melakukan praktikum Kehilangan Tekanan (Energi) pada
Aliran dalam Pipa melalui Lengkungan, Perubahan Penampang, dan Katup
kita dapat menentukan perhitungan untuk nilai koefisien kehilangan energi
akibat adanya halangan seperti pada percobaan yang kita lakukan.
Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 9 Oktober 2021 di
Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Bakrie pada pukul 14.00 –
16.00 WIB.
Pada percobaan ini kita menggunakan perangkat peraga kehilangan
tekanan (energi) yang terdapat di laboratorium. Kami menggunakan alat ini
tanpa menggunakan meja hidrolika. Di alat peraga ini, terdapat 4 pipa yang
memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Hal ini karena kita
membutuhkan perhitungan dengan adanya perbedaan pada aliran dengan
menggunakan alat yang berbeda bentuk dan ukuran.
Alat ini terdapat pipa aliran masuk dengan katup di hulu dan
hilirnya, manometer sebagai alat pengukur tinggi, lengkungan pada pipa,
dan ada putaran untuk mengatur debit air yang akan dikeluarkan.
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah menyiapkan alat
yang digunakan. Percobaan ini dilakukan sebanyak 4 pipa dengan 4 debit,
bisa dikatakan dalam praktikum ini terdapat 16 kali pencatatan angka untuk
pembacaan manometer. Pada percobaan pertama kita menggunakan pipa
yang paling atas, yaitu pipa biasa. Di pipa biasa yang berukuran 1 inch /
25,4 mm ini kita menghitung pertama kali dengan menggunakan debit 5
LPM, kemudian 10, 15, dan 17 LPM. Sebelum kita memutar alat pengatur
debit untuk mengeluarkan air. Kita harus memutar alat tersebut sampai full
lalu membuka katup di kedua ujung pipa. Lalu, kita mengatur kembali alat
pengatur debit sesuai dengan debit yang telah ditentukan.
Percobaan yang kedua, kita menggunakan pipa yang masih sama
bentuknya namun berbeda ukuran dan letak katup pada pipa, maka dari itu
pipa ini memiliki halangan berupa katup pada pipa. Pada percobaan pipa
kedua ini kita juga menggunakan 4 debit yang berbeda. Pipa pada percobaan
ini berukuran ¾ inch/19,05 mm. Untuk percobaan ketiga kita memakai jenis
pipa yang berbentuk sama juga dengan ukuran ½ inch/12,7 mm, dan juga
masih melakukan percobaan sebanyak 4 kali dengan 4 debit yang berbeda.
Pada percobaan di pipa keempat, bentuk dari pipa yang digunakan berbeda
dengan pipa pertama sampai ketiga karena pada pipa keempat ini memiliki
lengkungan sehingga menjadi halangan bagi aliran dalam pipa. Pipa ini
memiliki diameter sebesar ¾ inch /19,05 mm dengan menggunakan debit 5,
10, 15, dan 16 LPM.
Dalam setiap debit yang dipakai, akan terjadi perubahan tinggi pada
air di manometer. Maka kita akan mencatat ketinggian awal dan ketinggian
yang berubah karena adanya aliran air yang mengalir dan juga adanya
halangan dari setiap pipa. Hal ini ternyata memengaruhi ketinggian di
manometer
3. Analisis Kesalahan
Dalam percobaan yang dilakukan, kita melakukan percobaan pada
4 pipa dengan 4 debit yang berbeda. Dalam perhitungan dan pencatatan
bisa saja terjadi kesalahan, mulai dari angka yang berbeda, aliran pipa
yang debitnya tidak keluar secara penuh sehingga akan berbeda nantinya.
Dalam praktikum ini bisa terjadi kesalahan, salah satu contoh kesalahan
yang dapat terjadi dalam praktikum ini adalah perbedaan tinggi dari
manometer awal. Karena untuk mengatur ketinggian manometer harus
melakukan beberapa cara sehingga terkadang tinggi manometer tidak
sejajar/sama. Dikarenakan adanya perbedaan tinggi, pada saat perhitungan
harus menyesuaikan dengan angka yang didapat sehingga bisa menjadi
tepat.
E. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui
karakteristik dari perpipaan, faktor gesekan headloss pada perpipaan.
Dalam percobaan ini, ternyata ada empat jenis pipa yang memiliki
karakteristik sendiri, yang dapat ditemukan perbedaannya saat perhitungan
dari hasil percobaan.
Pipa yang awalnya tidak memiliki faktor gesekan memiliki grafik
yang lebih linear. Pada pipa kedua adanya faktor gesekan, yaitu pada katup
pipa, sehingga grafik yang muncul sedikit bengkok. Pada pipa ketiga
dikarenakan faktor perubahan penampang, pipa tersebut memiliki ukuran
yang berbeda. Dapat dilihat dari perhitungan dan hasil grafik. Untuk pipa
keempat ini, faktornya adalah lengkungan sehingga untuk bagian grafik
terlihat jelas adanya lekukan dari hasil perhitungan yang berbeda.
III. PENUTUP
A. REFERENSI
Teknik Sipil Universitas Bakrie, 2021. Modul Mata Kuliah
Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika. Jakarta: Universitas
Bakrie.
B. LAMPIRAN