Anda di halaman 1dari 16

Laboratorium Mekanika Tanah

Program Studi Teknik Sipil


Universitas Bakrie

Nama : 1. Irham Fathurahman


2. Sartika Purnamasari
3. Nina Eka Putri Yani
4. Iqbal Ramadhan
5. Gerda Mei Candra Putra
6. Alif Namira
Kelompok : Empat (3)
Modul : Lima (5)
Judul Praktikum : Kehilangan Tekanan (Energi) pada Aliran Dalam
Pipa Melalui Lengkungan, Perubahan Penampang
dan Katup.
Tanggal Praktikum : 09 Oktober 2021
Asisten Laboratorium : Aflina Jeli
Tanggal Accept : 24 Oktober 2021

MODUL 5 – Kehilangan Tekanan (Energi) pada Aliran Dalam Pipa Melalui


Lengkungan, Perubahan Penampang dan Katup.
I. PENDAHULUAN
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari praktikum modul 5 adalah untuk
menentukan koefisien kehilangan energi dari lengkungan, perubahan
penampang dan katup pada pipa

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a) Meja Hidrolika
b) Perangkat peraga kehilangan energi pada aliran melalui pipa
yang dilengkapi dengan pipa
2. Bahan
Air

C. DASAR TEORI
Untuk menyatakan kehilangan tekanan (energi), sehubungan
dengan head kecepatan (head loss) yang hilang pada bentuk
lengkungan,perubahan penampang dan katup dalam jaringan pipa dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Dimana:
k = Koefisien Kehilangan Energi
v = Kecepatan Aliran yang Tinggi
g = Percepatan Gravitasi
Head loss atau kehilangan tekanan energi mekanik persatuan
masa fluida ini adalah kerugian energi per satuan berat fluida dalam
pengaliran cairan dalam sistem perpipaan, Satuan head loss ialah satuan
panjang yang setara dengan satuan energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu satuan massa fluida setinggi satu satuan panjang
yang bersesuaian. Seperti yang kita ketahui head loss terbagi menjadi 2
yaitu major headloss dan minor headloss.
Dalam dunia sistem perpipaan pun kehilangan energi biasanya
diakibatkan dari aksesoris atau perlengkapan yang digunakan pada pipa.
Aksesoris tersebut secara umum terdiri dari berbagai jenis sambungan
(fitting) yang terdiri dari lengkung berjenjang (mitre), pembesaran
penampang (enlargement), pengecilan penampang (contraction),
lengkung panjang (long bend), lengkung pendek (short bend), lengkung
45, lengkung siku (elbow). Dibandingkan kehilangan tekanan akibat
gesekan di dalam pipa, kehilangan tekanan akibat lengkungan,
perubahan penampang dan katup jauh lebih kecil pengaruhnya dalam
jaringan atau sistem perpipaan.

D. LANGKAH KERJA
1. Persiapan
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Meletakkan alat percobaan diatas meja hidrolika.
2. Jalannya Praktikum
a) Masukkan outlet bak sirkulasi air ke inlet alat, sedangkan outlet
alat ke bak sirkulasi air.
b) Ukur suhu fluida sebelum percobaan.
c) Pastikan head dalam keadaan 0 dengan mematikan pompa,
membuka semua valve yang ada, dan membuka katup pada
manometer.
d) Tutup globe valve, buka gate valve.
e) Nyalakan pompa.
f) Buka globe valve.
g) Atur debit sesuai dengan yang ditentukan
h) Biarkan air mengalir 2-3 menit.
i) Catat pembacaan pada Manometer di setiap aksesoris saat head
telah konstan.
j) Ulangi langkah-langkah diatas dengan besar debit yang berbeda.
k) Percobaan dilakukan sebanyak 4 variasi debit.
l) Ulangi tahap nomor c-k dengan titik yang berbeda.
m) Tutup semua valve.
n) Matikan pompa.

II. ISI
A. DATA PENGAMATAN

Tabel 1 Data Pengamatan Praktikum Kehilangan Tekanan Dalam Pipa


Melalui Lengkungan, Perubahan Penampang dan Katup.
DEBIT KETINGGIAN (h1-h2) PANJANG
PIPA
(LPM) h1 (cm) h2 (cm) PIPA (cm)
5 49 46,3
10 55,8 53,6
A 149
15 59,9 57,9
17 58,6 51,2
5 59,2 46,2
10 57,6 51,8
B 147,5
15 64,2 52,9
17 66,8 53,5
5 50,2 45,3
10 63,9 43,8
C 147,5
15 72,9 42,8
16 74,4 42,1
5 51,2 44,6
10 60,3 50,6
D 43,5
15 59,2 51,1
16 69,5 50,3

B. PENGOLAHAN DATA

Tabel 2 Hasil Pengolahan Data Praktikum Kehilangan Tekanan Dalam


Pipa Melalui Lengkungan, Perubahan Penampang dan Katup.
PERCOBAAN DEBIT h1 h2 LEQIV DIAMETER
(PIPA) (LPM) (cm) (cm) (cm) PIPA (mm)
5 49 46,3
A 163,9 25,4
10 55,8 53,6
15 59,9 57,9
17 58,6 51,2
5 59,2 46,2
10 57,6 51,8
B 162,25 19,05
15 64,2 52,9
17 66,8 53,5
5 50,2 45,3
10 63,9 43,8
C 162,25 12,7
15 72,9 42,8
16 74,4 42,1
5 51,2 44,6
10 60,3 50,6
D 47,85 19,05
15 59,2 51,1
16 69,5 50,3
Leqiv = Koefisien (1,1) x Panjang Pipa
Panjang Pipa A = 149 cm
Panjang Pipa B = 147,5 cm
Panjang Pipa C = 147,5 cm
Panjang Pipa D = 43,5 cm

C. PERHITUNGAN

Tabel 3 Perhitungan Pipa A.


y=
h1 h2 x= ∆h
PIPA DEBIT xy xy2
(m) (m) (m)
(LPM)
A 0,49 0,463 0,027 5 0,135 0,000729
B 0,558 0,536 0,022 10 0,22 0,000484
C 0,599 0,579 0,02 15 0,3 0,0004
D 0,586 0,512 0,074 17 1,258 0,005476
Jumlah 1,1913 0,007089
b 0,003705698
k 0,072631678
KETERANGAN
𝑥2
𝑏=
𝑥𝑦
𝑘 = 2 × 𝑏 × 9,8

GRAFIK KEHILANGAN TEKANAN (ENERGI) PADA


PIPA A
20
Debit (LPM)

15

10

0
0,0000,0100,0200,0300,0400,0500,0600,070
Delta H (m)

Grafik 1 Tabel Pipa A


Tabel 4 Perhitungan Pipa B.
y=
h1 h2 x= ∆h
PIPA DEBIT xy xy2
(m) (m) (m)
(LPM)
A 0,592 0,462 0,13 5 0,65 0,0169
B 0,576 0,518 0,058 10 0,58 0,003364
C 0,642 0,529 0,113 15 1,695 0,012769
D 0,668 0,535 0,133 17 2,261 0,017689
Jumlah 5,186 0,050722
b 0,009780563
k 0,191699036
KETERANGAN
2
𝑏= 𝑥
𝑥𝑦
𝑘 = 2 × 𝑏 × 9,8

GRAFIK KEHILANGAN TEKANAN


(ENERGI) PADA PIPA B
Debit (LPM)

20

15

10

0
0,000
0,020 0,040 0,060 0,080 0,100 0,120 0,140
Delta H (m)

Grafik 2 Tabel Pipa B

Tabel 5 Perhitungan Pipa C.


y=
h1 h2 x= ∆h
PIPA DEBIT xy xy2
(m) (m) (m)
(LPM)
A 0,502 0,453 0,049 5 0,245 0,002401
B 0,639 0,438 0,201 10 2,01 0,040401
C 0,729 0,428 0,301 15 4,515 0,090601
D 0,744 0,421 0,323 16 5,168 0,104329
Jumlah 11,938 0,237732
b 0,019913888
k 0,390312213
KETERANGAN
𝑥2
𝑏=
𝑥𝑦
𝑘 = 2 × 𝑏 × 9,8
GRAFIK KEHILANGAN TEKANAN
(ENERGI) PADA PIPA C
20
Debit (LPM)
15

10

0
0,000
0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350
Delta H (m)

Grafik 3 Tabel Pipa C

Tabel 6 Perhitungan Pipa D.


y=
h1 h2 x= ∆h
PIPA DEBIT xy xy2
(m) (m) (m)
(LPM)
A 0,512 0,446 0,066 5 0,33 0,004356
B 0,603 0,506 0,097 10 0,97 0,009409
C 0,592 0,511 0,081 15 1,215 0,006561
D 0,695 0,503 0,192 16 3,072 0,036864
Jumlah 5,587 0,05719
b 0,010236263
k 0,20063075
KETERANGAN
𝑥2
𝑏=
𝑥𝑦
𝑘 = 2 × 𝑏 × 9,8
GRAFIK KEHILANGAN TEKANAN
(ENERGI) PADA PIPA D
20
Debit (LPM) 15

10

0
0,000
0,050 0,100 0,150 0,200
Delta H (m)

Grafik 4 Tabel Pipa D

D. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Setelah melakukan praktikum Kehilangan Tekanan (Energi) pada
Aliran dalam Pipa melalui Lengkungan, Perubahan Penampang, dan Katup
kita dapat menentukan perhitungan untuk nilai koefisien kehilangan energi
akibat adanya halangan seperti pada percobaan yang kita lakukan.
Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 9 Oktober 2021 di
Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Bakrie pada pukul 14.00 –
16.00 WIB.
Pada percobaan ini kita menggunakan perangkat peraga kehilangan
tekanan (energi) yang terdapat di laboratorium. Kami menggunakan alat ini
tanpa menggunakan meja hidrolika. Di alat peraga ini, terdapat 4 pipa yang
memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Hal ini karena kita
membutuhkan perhitungan dengan adanya perbedaan pada aliran dengan
menggunakan alat yang berbeda bentuk dan ukuran.
Alat ini terdapat pipa aliran masuk dengan katup di hulu dan
hilirnya, manometer sebagai alat pengukur tinggi, lengkungan pada pipa,
dan ada putaran untuk mengatur debit air yang akan dikeluarkan.
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah menyiapkan alat
yang digunakan. Percobaan ini dilakukan sebanyak 4 pipa dengan 4 debit,
bisa dikatakan dalam praktikum ini terdapat 16 kali pencatatan angka untuk
pembacaan manometer. Pada percobaan pertama kita menggunakan pipa
yang paling atas, yaitu pipa biasa. Di pipa biasa yang berukuran 1 inch /
25,4 mm ini kita menghitung pertama kali dengan menggunakan debit 5
LPM, kemudian 10, 15, dan 17 LPM. Sebelum kita memutar alat pengatur
debit untuk mengeluarkan air. Kita harus memutar alat tersebut sampai full
lalu membuka katup di kedua ujung pipa. Lalu, kita mengatur kembali alat
pengatur debit sesuai dengan debit yang telah ditentukan.
Percobaan yang kedua, kita menggunakan pipa yang masih sama
bentuknya namun berbeda ukuran dan letak katup pada pipa, maka dari itu
pipa ini memiliki halangan berupa katup pada pipa. Pada percobaan pipa
kedua ini kita juga menggunakan 4 debit yang berbeda. Pipa pada percobaan
ini berukuran ¾ inch/19,05 mm. Untuk percobaan ketiga kita memakai jenis
pipa yang berbentuk sama juga dengan ukuran ½ inch/12,7 mm, dan juga
masih melakukan percobaan sebanyak 4 kali dengan 4 debit yang berbeda.
Pada percobaan di pipa keempat, bentuk dari pipa yang digunakan berbeda
dengan pipa pertama sampai ketiga karena pada pipa keempat ini memiliki
lengkungan sehingga menjadi halangan bagi aliran dalam pipa. Pipa ini
memiliki diameter sebesar ¾ inch /19,05 mm dengan menggunakan debit 5,
10, 15, dan 16 LPM.
Dalam setiap debit yang dipakai, akan terjadi perubahan tinggi pada
air di manometer. Maka kita akan mencatat ketinggian awal dan ketinggian
yang berubah karena adanya aliran air yang mengalir dan juga adanya
halangan dari setiap pipa. Hal ini ternyata memengaruhi ketinggian di
manometer

2. Analisis Hasil Percobaan


Setelah melakukan percobaan dari empat pipa dengan empat debit
yang berbeda, kita dapat menemukan perbedaan ketinggian yang tercatat
pada manometer. Selain itu, kita juga mengetahui faktor yang menjadi
halangan
bagi pipa. Hal ini berpengaruh dalam perhitungan dan juga akan terlihat pada
grafik.
Pada pipa pertama kita melakukan percobaan menggunakan empat
debit yang berbeda. Namun, hal ini menjadi normal karena pada pipa ini
tidak memiliki faktor yang menjadi halangan. Grafik pada pipa A ini juga
relatif linear dibandingkan dengan grafik lain. Pada pipa kedua ada faktor,
yaitu pada katup. Hal ini akan berpengaruh pada delta h yang kita dapatkan.
Dapat dilihat juga dari grafik pipa B. Pada pipa ketiga memiliki faktor, yaitu
perubahan penampang karena adanya perbedaan ukuran pipa. Terdapat
perbedaan juga pada Grafik Pipa C. Untuk percobaan terakhir, bentuk pipa
yang dipakai memiliki lengkungan, lengkungan inilah faktor yang menjadi
penghalang bagi aliran air. Hal ini juga dapat dilihat dari Grafik Pipa D.
Untuk perhitungan, kami menggunakan faktor x dan y, di mana x
adalah delta h atau perbedaan ketinggian manometer di hulu dan hilir. Untuk
variablel y adalah debit yang digunakan saat perhitungan.

3. Analisis Kesalahan
Dalam percobaan yang dilakukan, kita melakukan percobaan pada
4 pipa dengan 4 debit yang berbeda. Dalam perhitungan dan pencatatan
bisa saja terjadi kesalahan, mulai dari angka yang berbeda, aliran pipa
yang debitnya tidak keluar secara penuh sehingga akan berbeda nantinya.
Dalam praktikum ini bisa terjadi kesalahan, salah satu contoh kesalahan
yang dapat terjadi dalam praktikum ini adalah perbedaan tinggi dari
manometer awal. Karena untuk mengatur ketinggian manometer harus
melakukan beberapa cara sehingga terkadang tinggi manometer tidak
sejajar/sama. Dikarenakan adanya perbedaan tinggi, pada saat perhitungan
harus menyesuaikan dengan angka yang didapat sehingga bisa menjadi
tepat.

E. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui
karakteristik dari perpipaan, faktor gesekan headloss pada perpipaan.
Dalam percobaan ini, ternyata ada empat jenis pipa yang memiliki
karakteristik sendiri, yang dapat ditemukan perbedaannya saat perhitungan
dari hasil percobaan.
Pipa yang awalnya tidak memiliki faktor gesekan memiliki grafik
yang lebih linear. Pada pipa kedua adanya faktor gesekan, yaitu pada katup
pipa, sehingga grafik yang muncul sedikit bengkok. Pada pipa ketiga
dikarenakan faktor perubahan penampang, pipa tersebut memiliki ukuran
yang berbeda. Dapat dilihat dari perhitungan dan hasil grafik. Untuk pipa
keempat ini, faktornya adalah lengkungan sehingga untuk bagian grafik
terlihat jelas adanya lekukan dari hasil perhitungan yang berbeda.

III. PENUTUP
A. REFERENSI
Teknik Sipil Universitas Bakrie, 2021. Modul Mata Kuliah
Praktikum Mekanika Fluida & Hidrolika. Jakarta: Universitas
Bakrie.
B. LAMPIRAN

Gambar 1 Alat Peraga Praktikum


Gambar 2 U-Tube Manometer

Gambar 3 Tsbung Air Flowmeter


Gambar 4 Proses Praktikum

Anda mungkin juga menyukai