BAB V
CLOSE CHANNEL FLOW
5.1 Pendahuluan
Fluida adalah zat yang berubah secara kontinu (terus menerus) bila terkena
tegangan besar, betapa kecilnya tegangan kecil geser itu. Gaya geser adalah
kompenen gaya yang menyinggung permukaan, dan gaya yang dibagi luas
permukaan tersebut adalah tegangan geser rata-rata pada permukaan itu.
Tegangan geser pada suatu titik adalah nilai batas perbandingan gaya geser
terhadap luas dengan berkurangnya luas hingga menjadi titik tersebut.
Pengaruh kekentalan adalah sangat besar sehingga dapat meredam gangguan-
gangguan yang dapat menyebabkan aliran turbulen. Dengan berkurangnya
kekentalan dan bertambahnya kecepatan aliran maka daya redam terhadap
gangguan akan berkurang, yang sampai pada suatu batas tertentu akan
menyebabkan terjadinyya perubahan aliran dari laminer menjadi turbulen. Pada
aliran turbulen partikel-partikel zat cair tidak teratur. Aliran ini terjad karena
kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil.
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran, dan
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Fluida yang
dialirkan melalui kotinuitas, Q = AV dengan Q adalah debit aliran, A adalah
tampang aliran dan V adalah kecepatan aliran. Apabila kecepatan dan tampang
aliran diketahui maka debit aliran dapat dihitung. Demikian pula jika kecepatan
dan debit aliran diketahui maka dapat dihitung tampang aliran yang diperlukan
untuk melewatkan debit tersebut. Dengan kata lain dimensi pipa atau saluran
dapat ditetapkan. Biasanya debit aliran dapat ditentukan oleh kebutuhan air yang
ditentukan oleh suatu proyek dengan demikian besarnya debit aliran sudah
tertentu.
b. Hukum Bernoulli
Jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan pada setiap titik
dari suatu aliran zat cair ideal selalu mempunyai harga yang konstan.
Persamaan hukum bernoulli sebagai berikut..
P 1 V 12 P 2 V 22 Pn Vn2
Z 1+ + =Z 2+ + =Zn+ +
γ 2g γ 2g γ 2g
b. Pompa air
1. Pipa 1/2”
a. Menghitung Debit ( Q )
Q = C . π .√ HI
Q = 80,362 . π . √ HI (cm3/det)
Percobaan 1
Q = 80,362 . π . √ 0,9 = 239,388 cm3/det
Percobaan 2
Q = 80,362 . π . √ 1,2 = 276,421 cm3/det
Percobaan 3
Q = 80,362 . π . √ 1,4 = 298,569 cm3/det
Percobaan 4
Q = 80,362 . π . √ 1,6 = 319,183 cm3/det
Percobaan 5
Q = 80,362 . π . √ 1,9 = 347,822 cm3/det
Percobaan 6
Q = 80,362 . π . √ 2,4 = 390,918 cm3/det
Percobaan 7
Q = 80,362 . π . √ 2,9 = 429,714 cm3/det
Percobaan 8
Q = 80,362 . π . √ 3,4 = 465,286 cm3/det
Percobaan 9
Q = 80,362 . π . √ 3,85 = 495,120 cm3/det
Percobaan 10
Q = 80,362 . π . √ 3,9 = 498,325 cm3/det
A = 0,25 . π . d2 (cm2)
V = Q / A (cm2/det)
A = 0,25 . π . 1,272
= 1,27 cm2
Percobaan 1
239,388
V = = 188,494 cm/det
1,27
Percobaan 2
276,421
V = = 217,654 cm/det
1,27
Percobaan 3
298,569
V = = 235,094 cm/det
1,27
Percobaan 4
319,183
V = = 251,325 cm/det
1,27
Percobaan 5
347,822
V = = 273,876 cm/det
1,27
Percobaan 6
390,918
V = = 307,809 cm/det
1,27
Percobaan 7
429,714
V = = 338,357 cm/det
1,27
Percobaan 8
465,286
V = = 366,367 cm/det
1,27
Percobaan 9
495,120
V = = 389,858 cm/det
1,27
Percobaan 10
498,325
V = = 392,382 cm/det
1,27
HI .2. g . d
f=
L.V2
Percobaan 1
0,9 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²
f= 2 = 0,0451, HI = =
140 x 188,494 2. g . d
140 x 0,0451 x 188 , 494²
=0,9
2 x 98100 x 1,27
Percobaan 2
1,2 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V
2
f= = 0,0451, HI = =
140 x 217,654 2 2. g . d
140 x 0,0451 x 217,6542
=1,2
2 x 98100 x 1,27
Percobaan 3
d. Bilangan Reynold
d
Re = V x
v
Percobaan 1
1,27
Re = 188,494 x 3 = 0,0267
8,97 x 10
Percobaan 2
1,27
Re = 217,654 x = 0,0308
8,97 x 103
Percobaan 3
1,27
Re = 235,094 x = 0,0332
8,97 x 103
Percobaan 4
1,27
Re = 251,325 x = 0,0356
8,97 x 103
Percobaan 5
1,27
Re = 273,876 x 3 = 0,0388
8,97 x 10
Percobaan 6
1,27
Re = 307,809 x 3 = 0,0436
8,97 x 10
Percobaan 7
1,27
Re = 338,357 x = 0,0479
8,97 x 103
Percobaan 8
1,27
Re = 366,367 x 3 = 0,0519
8,97 x 10
Percobaan 9
1,27
Re = 389,858 x 3 = 0,0552
8,97 x 10
Percobaan 10
1,27
Re = 392,382 x = 0,0556
8,97 x 103
0,0785
F (bl) = = 1,4119
0,0556
Tabel 5.2 Data hasil perhitungan pipa 1/2"
Pipa 1/2"
Q v
Percobaa F Re F (bl)
HI (cm) (cm³/det) (cm/det)
n
1 0,9 239,388 188,494 0,0451 0,0267 2,9401
2 1,2 276,421 217,654 0,0451 0,0308 2,5487
3 1,4 298,569 235,094 0,0451 0,0332 2,3645
4 1,6 319,183 251,325 0,0451 0,0356 2,2051
5 1,9 347,822 273,876 0,0451 0,0388 2,0232
6 2,4 390,918 307,809 0,0451 0,0436 1,8005
7 2,9 429,714 338,357 0,0451 0,0479 1,6388
8 3,4 465,286 366,367 0,0451 0,0519 1,5125
9 3,85 495,120 389,858 0,0451 0,0552 1,4221
10 3,9 498,325 392,382 0,0451 0,0556 1,4119
2. Pipa 3/4”
a. Menghitung Debit ( Q )
Q = C . π .√ HI
Q = 80,362 . π . √ HI (cm3/det)
Percobaan 1
Q = 80,362 . π . √ 0 ,7 = 211,120 cm3/det
Percobaan 2
Q = 80,362 . π . √ 1,0 = 252,337 cm3/det
Percobaan 3
Q = 80,362 . π . √ 1,1 = 264,653 cm3/det
Percobaan 4
Q = 80,362 . π . √ 1,4 = 298,569 cm3/det
Percobaan 5
Q = 80,362 . π . √ 1,6 = 319,183 cm3/det
Percobaan 6
Q = 80,362 . π . √ 1,7 = 329,007 cm3/det
Percobaan 7
Percobaan 1
211,120
V = = 73,810 cm/det
2,86
Percobaan 2
252,337
V = = 88,230 cm/det
2,86
Percobaan 3
264,653
V = = 92,536 cm/det
2,86
Percobaan 4
298,569
V = = 104,395 cm/det
2,86
Percobaan 5
319,183
V = = 111,602 cm/det
2,86
Percobaan 6
329,007
V = = 115,037 cm/det
2,86
Percobaan 7
338,545
V = = 118,372 cm/det
2,86
Percobaan 8
338,545
V = = 118,372 cm/det
2,86
Percobaan 9
347,822
V = = 121,616 cm/det
2,86
Percobaan 10
356,858
V = = 124,776 cm/det
2,86
c. Faktor gesekan menurut Darcy Weisbach
L.f .V ²
Hi=
2. g . d
HI .2. g . d
f= 2
L.V
Percobaan 1
0,7 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= = 0,3883, Hi= =
124 x 73,8102 2. g . d
124 x 0,3883 x 73 , 810²
=¿ 0,7
2 x 98100 x 1,91
Percobaan 2
1,0 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= 2 = 0,3883, Hi= =
124 x 88,230 2. g . d
124 x 0,3883 x 88 , 230²
=¿ 1,0
2 x 98100 x 1,91
Percobaan 3
1,1 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= 2 = 0,3883, Hi= =
124 x 92,536 2. g . d
124 x 0,3883 x 92, 536²
=¿ 1,1
2 x 98100 x 1,91
Percobaan 4
1,4 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= 2 = 0,3883, Hi= =
124 x 104,395 2. g . d
124 x 0,3883 x 104 ,395²
=¿ 1,4
2 x 98100 x 1,91
Percobaan 5
d. Bilangan Reynold
d
Re = V x
v
Percobaan 1
1,91
Re = 73,810 x = 0,0162
8,97 x 103
Percobaan 2
1,91
Re = 88,230 x 3 = 0,0188
8,97 x 10
Percobaan 3
1,91
Re = 92,536 x 3 = 0,0197
8,97 x 10
Percobaan 4
1,91
Re = 104,395 x = 0,0222
8,97 x 103
Percobaan 5
1,91
Re = 111,602 x = 0,0238
8,97 x 103
Percobaan 6
1,91
Re = 115,037 x = 0,0245
8,97 x 103
Percobaan 7
1,91
Re = 118,372 x 3 = 0,0252
8,97 x 10
Percobaan 8
1,91
Re = 118,372 x 3 = 0,0252
8,97 x 10
Percobaan 9
1,91
Re = 121,616 x = 0,0259
8,97 x 103
Percobaan 10
1,91
Re = 124,776 x 3 = 0,0266
8,97 x 10
3. Pipa 1”
a. Menghitung Debit ( Q )
Q = C . π .√ HI
Q = 80,362 . π . √ HI (cm3/det)
Percobaan 1
Q = 80,362 . π . √ 0,4 = 159,592 cm3/det
Percobaan 2
Q = 80,362 . π . √ 0,6 = 195,459 cm3/det
Percobaan 3
Q = 80,362 . π . √ 0,65 = 203,440 cm3/det
Percobaan 4
Q = 80,362 . π . √ 0,7 = 211,120 cm3/det
Percobaan 5
Q = 80,362 . π . √ 0,75 = 218,530 cm3/det
Percobaan 6
Q = 80,362 . π . √ 0,8 = 225,697 cm3/det
Percobaan 7
Q = 80,362 . π . √ 0,9 = 239,388 cm3/det
Percobaan 8
Q = 80,362 . π . √ 1,0 = 252,337 cm3/det
Percobaan 9
Q = 80,362 . π . √ 1,05 = 258,568 cm3/det
Percobaan 10
Q = 80,362 . π . √ 1,1 = 264,653 cm3/det
Percobaan 1
159,592
V = = 31,540 cm/det
5,06
Percobaan 2
195,459
V = = 38,628 cm/det
5,06
Percobaan 3
203,440
V = = 40,206 cm/det
5,06
Percobaan 4
211,120
V = = 41,723 cm/det
5,06
Percobaan 5
218,530
V = = 43,188 cm/det
5,06
Percobaan 6
225,697
V = = 44,604 cm/det
5,06
Percobaan 7
239,388
V = = 47,310 cm/det
5,06
Percobaan 8
252,337
V = = 49,869 cm/det
5,06
Percobaan 9
258,568
V = = 51,100 cm/det
5,06
Percobaan 10
264,653
V = = 52,303 cm/det
5,06
HI .2. g . d
f=
L.V2
Percobaan 1
0,4 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= 2 = 1,7425; Hi= =
115 x 31,540 2. g . d
115 x 1,7425 x 31 ,540²
=¿ 0,4
2 x 98100 x 2,54
Percobaan 2
0,6 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= = 1,7425; Hi= =
115 x 38,6282 2. g . d
115 x 1,7425 x 38 ,628²
=¿ 0,6
2 x 98100 x 2,54
Percobaan 3
0,65 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= = 1,7425; Hi= =
115 x 40,2062 2. g . d
115 x 1,7425 x 40 , 206²
=¿ 0,65
2 x 98100 x 2,54
Percobaan 4
0,7 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= 2 = 1,7425; Hi= =
115 x 41,723 2. g . d
Percobaan 10
1,1 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= 2 = 1,7425; Hi= =
115 x 52,303 2. g . d
115 x 1,7425 x 52, 303²
=¿ 1,1
2 x 98100 x 2,54
d. Bilangan Reynold
d
Re = V x
v
Percobaan 1
2,54
Re = 31,540 x = 0,0089
8,97 x 103
Percobaan 2
2,54
Re = 38,628 x 3 = 0,0109
8,97 x 10
Percobaan 3
2,54
Re = 40,206 x 3 = 0,0114
8,97 x 10
Percobaan 4
2,54
Re = 41,723 x = 0,0118
8,97 x 103
Percobaan 5
2,54
Re = 43,188 x = 0,0122
8,97 x 103
Percobaan 6
2,54
Re = 44,604 x 3 = 0,0126
8,97 x 10
Percobaan 7
2,54
Re = 47,310 x 3 = 0,0134
8,97 x 10
Percobaan 8
2,54
Re = 49,869 x 3 = 0,0141
8,97 x 10
Percobaan 9
2,54
Re = 51,100 x = 0,0145
8,97 x 103
Percobaan 10
2,54
Re = 52,303 x 3 = 0,0148
8,97 x 10
Percobaan 1
0,0785
F (bl) = = 8,8202
0,0089
Percobaan 2
0,0785
F (bl) = = 7,2018
0,0109
Percobaan 3
0,0785
F (bl) = = 6,8860
0,0114
Percobaan 4
0,0785
F (bl) = = 6,6525
0,0118
Percobaan 5
0,0785
F (bl) = = 6,4344
0,0122
Percobaan 6
0,0785
F (bl) = = 6,2302
0,0126
Percobaan 7
0,0785
F (bl) = = 5,8582
0,0134
Percobaan 8
0,0785
F (bl) = = 5,5674
0,0141
Percobaan 9
0,0785
F (bl) = = 5,4138
0,0145
Percobaan 10
0,0785
F (bl) = = 5,3041
0,0148
650.000
550.000
450.000
Q (Debit) 350.000
cm³/det
250.000
150.000
50.000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
650.000
550.000
450.000
Q (Debit) 350.000
cm³/det
250.000
150.000
50.000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
650.000
550.000
450.000
Q (Debit) 350.000
cm³/det
250.000
150.000
50.000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berdasarkan grafik di atas, disimpulkan bahwa semakin besar nilai (HI) maka
akan semakin besar nilai (Q). Hal ini terjadi karena (HI) dan (Q) berbanding lurus.
10.0000
9.0000
8.0000
7.0000
Faktor 6.0000
gesekan 5.0000
B Lassius
(F) 4.0000
3.0000
2.0000
1.0000
0.0000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
450.000
400.000
350.000
300.000
250.000
V
(cm/det) 200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5.9 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan didapatkan data sebagai berikut :
1. Pada grafik antara setiap pipa (Q) dan diameter pipa, semakin besar diameter
pipa maka semakin kecil debit aliran air, karena debit dan diameter berbanding
terbalik.
a. Diameter pipa 1” didapat rata-rata Q = 222,878 cm3/dtk
b. Diameter pipa ¾” didapat rata-rata Q = 305,664 cm3/dtk
c. Diameter pipa ½” didapat rata-rata Q = 376,075 cm3/dtk
2. Pada grafik antara setiap pipa Q dan F (menurut Darcy weisbach), semakin besar
nilai debit aliran (Q) maka semakin kecil nilai koefisien gesekan (F), karena (Q)
dan (F) berbanding terbalik.
a. Diameter pipa 1” , f = 1,7425 didapat rata-rata Q = 222,878 cm3/dtk
b. Diameter pipa ¾” , f = 0,3883 didapat rata-rata Q = 305,664 cm3/dtk
c. Diameter pipa ½” , f = 0,0451 didapat rata-rata Q = 376,075 cm3/dtk
3. Pada grafik antara setiap pipa (HI) dan (Q), semakin besar nilai (HI) maka
semakin besar pula nilai (Q), karena (HI) dan (Q) berbanding lurus.
a. Diameter pipa 1 ” , rata-rata HI = 0,795 didapat rata-rata
Q = 222,878 cm3/dtk
b. Diameter pipa ¾” , rata-rata HI = 1,5 didapat rata-rata
Q = 305,664 cm3/dtk
c. Diameter pipa ½” , rata-rata HI = 2,345 didapat rata-rata
Q = 376,075 cm3/dtk
4. Pada grafik antara setiap diameter pipa dan F (menurut B Lassius), semakin
besar diameter pipa maka nilai koefisien gesekan semakin besar. Hal ini terjadi
karena diameter pipa dan F (menurut B Lassius) berbanding lurus.
a. Diameter pipa 1” didapat rata-rata F (B. Lassius) = 6,4369
b. Diameter pipa ¾” didapat rata-rata F (B. Lassius) = 3,5257
c. Diameter pipa ½” didapat rata-rata F (B. Lassius) = 1,9867
5. Pada grafik antara kecepatan aliran (V) dan beda tinggi (HI), semakin besar beda
tinggi (HI) maka semakin besar pula nilai kecepatan aliran (V). Hal ini terjadi
karena nilai (HI) berbanding lurus dengan (V).
a. Diameter pipa 1” , rata-rata HI = 0,795 didapat rata-rata
V = 44,047 cm/dtk
b. Diameter pipa ¾” , rata-rata HI = 1,5 didapat rata-rata
V = 106,875 cm/dtk
c. Diameter pipa ½” , rata-rata HI = 2,345 didapat rata-rata
V = 296,122 cm/dtk
DOKUMENTASI