Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

BAB V
CLOSE CHANNEL FLOW

5.1 Pendahuluan
Fluida adalah zat yang berubah secara kontinu (terus menerus) bila terkena
tegangan besar, betapa kecilnya tegangan kecil geser itu. Gaya geser adalah
kompenen gaya yang menyinggung permukaan, dan gaya yang dibagi luas
permukaan tersebut adalah tegangan geser rata-rata pada permukaan itu.
Tegangan geser pada suatu titik adalah nilai batas perbandingan gaya geser
terhadap luas dengan berkurangnya luas hingga menjadi titik tersebut.
Pengaruh kekentalan adalah sangat besar sehingga dapat meredam gangguan-
gangguan yang dapat menyebabkan aliran turbulen. Dengan berkurangnya
kekentalan dan bertambahnya kecepatan aliran maka daya redam terhadap
gangguan akan berkurang, yang sampai pada suatu batas tertentu akan
menyebabkan terjadinyya perubahan aliran dari laminer menjadi turbulen. Pada
aliran turbulen partikel-partikel zat cair tidak teratur. Aliran ini terjad karena
kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil.
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran, dan
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Fluida yang
dialirkan melalui kotinuitas, Q = AV dengan Q adalah debit aliran, A adalah
tampang aliran dan V adalah kecepatan aliran. Apabila kecepatan dan tampang
aliran diketahui maka debit aliran dapat dihitung. Demikian pula jika kecepatan
dan debit aliran diketahui maka dapat dihitung tampang aliran yang diperlukan
untuk melewatkan debit tersebut. Dengan kata lain dimensi pipa atau saluran
dapat ditetapkan. Biasanya debit aliran dapat ditentukan oleh kebutuhan air yang
ditentukan oleh suatu proyek dengan demikian besarnya debit aliran sudah
tertentu.

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-1


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

5.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari pratikum close channel flow ini adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui dan membuktikan adanya kehilangan energi pada aliran.
b. Menghitung besarnya kehilangan tinggi tekanan.
c. Mengitung koefisien kehilangan tinggi tekan.
d. Mengetahui hubungan antara kehilangan tinggi tekan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
e. Membandingkan hasil pengamatan dangan hasil percobaan.

5.3 Dasar Teori


a. Hukum kontinuitas :
Q = V . A = Konstan

b. Hukum Bernoulli
Jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan pada setiap titik
dari suatu aliran zat cair ideal selalu mempunyai harga yang konstan.
Persamaan hukum bernoulli sebagai berikut..

P 1 V 12 P 2 V 22 Pn Vn2
Z 1+ + =Z 2+ + =Zn+ +
γ 2g γ 2g γ 2g

5.4 Prosedur Praktikum


5.4.1 Bagian-bagian Alat
a. Bak penampung

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-2


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

b. Pompa air

c. Kran pengatur debit

d. Alat ukur tinggi muka air (manometer)

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-3


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

5.4.2 Prosedur Pelaksanaan


a. Peralatan yang diperlukan disiapkan
b. Tinggi permukaan air pada manometer diatur
c. Pompa air dihidupkan.
d. Kran air dihitung, sehingga didapatkan suatu debit tertentu (Q1) dan diperoleh
profil aliran yang mengalami beda tinggi
e. Nilai beda tinggi dicatat pada setiap manometer yang ada.
f. Kran diputar untuk mengatur debit air.
g. Hasil pengamatan dicatat yaitu tinggi air pada manometer hingga 10 x debit air
yang berbeda

5.5 Prosedur Perhitungan


a. Menghitung debit : (Q)
Q = C . π .√ HI
Q = 80,362 . π . √ HI (cm3/det)
b. Perhitungan kecepatan aliran
A = 0,25 . π . d2 (cm2)
Q
V = (cm2/det)
A
c. Faktor gesekan menurut Darcy Weisbach
4 x L x f xV²
H I=
2 x g x d
d. Bilangan Reynold
d
Re = V x
V
e. Faktor gesekan menurut B lassius
0,0785
F (bl) =
Re

5.6 Grafik dan Analisa


Dari data yang telah diolah, buatlah grafik :
a. Hubungan antara (He1) dan He2
b. Hubungan antar He1 dan C

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-4


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

c. Hubungan antara C dan Q

5.7 Hasil Dan Pembahasan


Tabel 5.1 Data percobaan
D (cm) L (cm) A (cm²)
Pipa 1/2" 1,27 140 1,266127
Pipa 3/4" 1,91 124 2,863759
Pipa 1" 2,54 115 5,064506

Pipa 1/2" 3/4" 1"


Percobaa
n HI (cm) HI (cm) HI (cm)
1 0,9 0,7 0,4
2 1,2 1,0 0,6
3 1,4 1,1 0,65
4 1,6 1,4 0,7
5 1,9 1,6 0,75
6 2,4 1,7 0,8
7 2,9 1,8 0,9
8 3,4 1,8 1,0
9 3,85 1,9 1,05
10 3,9 2,0 1,1

1. Pipa 1/2”
a. Menghitung Debit ( Q )
Q = C . π .√ HI
Q = 80,362 . π . √ HI (cm3/det)

 Percobaan 1
Q = 80,362 . π . √ 0,9 = 239,388 cm3/det
 Percobaan 2
Q = 80,362 . π . √ 1,2 = 276,421 cm3/det
 Percobaan 3
Q = 80,362 . π . √ 1,4 = 298,569 cm3/det
 Percobaan 4
Q = 80,362 . π . √ 1,6 = 319,183 cm3/det

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-5


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

 Percobaan 5
Q = 80,362 . π . √ 1,9 = 347,822 cm3/det

 Percobaan 6
Q = 80,362 . π . √ 2,4 = 390,918 cm3/det
 Percobaan 7
Q = 80,362 . π . √ 2,9 = 429,714 cm3/det
 Percobaan 8
Q = 80,362 . π . √ 3,4 = 465,286 cm3/det
 Percobaan 9
Q = 80,362 . π . √ 3,85 = 495,120 cm3/det
 Percobaan 10
Q = 80,362 . π . √ 3,9 = 498,325 cm3/det

b. Menghitung Kecepatan Aliran (v)

A = 0,25 . π . d2 (cm2)
V = Q / A (cm2/det)

A = 0,25 . π . 1,272
= 1,27 cm2
 Percobaan 1
239,388
V = = 188,494 cm/det
1,27
 Percobaan 2
276,421
V = = 217,654 cm/det
1,27
 Percobaan 3
298,569
V = = 235,094 cm/det
1,27
 Percobaan 4
319,183
V = = 251,325 cm/det
1,27
 Percobaan 5

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-6


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

347,822
V = = 273,876 cm/det
1,27
 Percobaan 6
390,918
V = = 307,809 cm/det
1,27

 Percobaan 7
429,714
V = = 338,357 cm/det
1,27
 Percobaan 8
465,286
V = = 366,367 cm/det
1,27
 Percobaan 9
495,120
V = = 389,858 cm/det
1,27
 Percobaan 10
498,325
V = = 392,382 cm/det
1,27

c. Faktor gesekan menurut Darcy Weisbach


L.f .V ²
HI =
2. g . d

HI .2. g . d
f=
L.V2

 Percobaan 1
0,9 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²
f= 2 = 0,0451, HI = =
140 x 188,494 2. g . d
140 x 0,0451 x 188 , 494²
=0,9
2 x 98100 x 1,27
 Percobaan 2
1,2 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V
2
f= = 0,0451, HI = =
140 x 217,654 2 2. g . d
140 x 0,0451 x 217,6542
=1,2
2 x 98100 x 1,27
 Percobaan 3

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-7


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

1,4 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²


f= = 0,0451, HI = =
140 x 235,0942 2. g . d
140 x 0,0451 x 235 , 094²
=1,4
2 x 98100 x 1,27
 Percobaan 4
1,6 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²
f= 2 = 0,0451, HI = =
140 x 251,325 2. g . d
140 x 0,0451 x 251 ,325²
=1,6
2 x 98100 x 1,27
 Percobaan 5
1,9 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²
f= 2 = 0,0451, HI = =
140 x 273,876 2. g . d
140 x 0,0451 x 273 , 876²
=1,9
2 x 98100 x 1,27
 Percobaan 6
2,4 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²
f= = 0,0451, HI = =
140 x 307,8092 2. g . d
140 x 0,0451 x 307 , 809²
=2,4
2 x 98100 x 1,27
 Percobaan 7
2,9 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²
f= 2 = 0,0451, HI = =
140 x 338,357 2. g . d
140 x 0,0451 x 338 ,357²
=2,9
2 x 98100 x 1,27
 Percobaan 8
3,4 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²
f= = 0,0451, HI = =
140 x 366,3672 2. g . d
140 x 0,0451 x 366 , 367²
=3,4
2 x 98100 x 1,27
 Percobaan 9
3,85 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²
f= 2 = 0,0451, HI = =
140 x 389,858 2. g . d
140 x 0,0451 x 389 ,858²
=3,85
2 x 98100 x 1,27
 Percobaan 10

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-8


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

3,9 x 2 x 98100 x 1,27 L.f .V ²


f= = 0,0451, HI = =
140 x 392,3822 2. g . d
140 x 0,0451 x 392 ,382²
=3,9
2 x 98100 x 1,27

d. Bilangan Reynold
d
Re = V x
v
 Percobaan 1
1,27
Re = 188,494 x 3 = 0,0267
8,97 x 10
 Percobaan 2
1,27
Re = 217,654 x = 0,0308
8,97 x 103
 Percobaan 3
1,27
Re = 235,094 x = 0,0332
8,97 x 103
 Percobaan 4
1,27
Re = 251,325 x = 0,0356
8,97 x 103
 Percobaan 5
1,27
Re = 273,876 x 3 = 0,0388
8,97 x 10
 Percobaan 6
1,27
Re = 307,809 x 3 = 0,0436
8,97 x 10
 Percobaan 7
1,27
Re = 338,357 x = 0,0479
8,97 x 103
 Percobaan 8
1,27
Re = 366,367 x 3 = 0,0519
8,97 x 10
 Percobaan 9
1,27
Re = 389,858 x 3 = 0,0552
8,97 x 10

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-9


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

 Percobaan 10
1,27
Re = 392,382 x = 0,0556
8,97 x 103

e. Faktor gesekan menurut B Lassius


0,0785
F (bl) =

 Percobaan 1
0,0785
F (bl) = = 2,9401
0,0267
 Percobaan 2
0,0785
F (bl) = = 2,5487
0,0308
 Percobaan 3
0,0785
F (bl) = = 2,3645
0,0332
 Percobaan 4
0,0785
F (bl) = = 2,2051
0,0356
 Percobaan 5
0,0785
F (bl) = = 2,0232
0,0388
 Percobaan 6
0,0785
F (bl) = = 1,8005
0,0436
 Percobaan 7
0,0785
F (bl) = = 1,6388
0,0479
 Percobaan 8
0,0785
F (bl) = = 1,5125
0,0519
 Percobaan 9
0,0785
F (bl) = = 1,4221
0,0552
 Percobaan 10

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-10


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

0,0785
F (bl) = = 1,4119
0,0556
Tabel 5.2 Data hasil perhitungan pipa 1/2"
Pipa 1/2"
Q v
Percobaa F Re F (bl)
HI (cm) (cm³/det) (cm/det)
n
1 0,9 239,388 188,494 0,0451 0,0267 2,9401
2 1,2 276,421 217,654 0,0451 0,0308 2,5487
3 1,4 298,569 235,094 0,0451 0,0332 2,3645
4 1,6 319,183 251,325 0,0451 0,0356 2,2051
5 1,9 347,822 273,876 0,0451 0,0388 2,0232
6 2,4 390,918 307,809 0,0451 0,0436 1,8005
7 2,9 429,714 338,357 0,0451 0,0479 1,6388
8 3,4 465,286 366,367 0,0451 0,0519 1,5125
9 3,85 495,120 389,858 0,0451 0,0552 1,4221
10 3,9 498,325 392,382 0,0451 0,0556 1,4119

2. Pipa 3/4”
a. Menghitung Debit ( Q )
Q = C . π .√ HI
Q = 80,362 . π . √ HI (cm3/det)

 Percobaan 1
Q = 80,362 . π . √ 0 ,7 = 211,120 cm3/det
 Percobaan 2
Q = 80,362 . π . √ 1,0 = 252,337 cm3/det
 Percobaan 3
Q = 80,362 . π . √ 1,1 = 264,653 cm3/det
 Percobaan 4
Q = 80,362 . π . √ 1,4 = 298,569 cm3/det
 Percobaan 5
Q = 80,362 . π . √ 1,6 = 319,183 cm3/det
 Percobaan 6
Q = 80,362 . π . √ 1,7 = 329,007 cm3/det
 Percobaan 7

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-11


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

Q = 80,362 . π . √ 1,8 = 338,545 cm3/det


 Percobaan 8
Q = 80,362 . π . √ 1,8 = 338,545 cm3/det
 Percobaan 9
Q = 80,362 . π . √ 1,9 = 495,120 cm3/det
 Percobaan 10
Q = 80,362 . π . √ 2,0 = 472,079 cm3/det

b. Menghitung Kecepatan Aliran (v)


A = 0,25 . π . d2 (cm2)
V = Q / A (cm2/det)

 Percobaan 1
211,120
V = = 73,810 cm/det
2,86
 Percobaan 2
252,337
V = = 88,230 cm/det
2,86
 Percobaan 3
264,653
V = = 92,536 cm/det
2,86
 Percobaan 4
298,569
V = = 104,395 cm/det
2,86
 Percobaan 5
319,183
V = = 111,602 cm/det
2,86
 Percobaan 6
329,007
V = = 115,037 cm/det
2,86
 Percobaan 7
338,545
V = = 118,372 cm/det
2,86
 Percobaan 8

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-12


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

338,545
V = = 118,372 cm/det
2,86
 Percobaan 9
347,822
V = = 121,616 cm/det
2,86
 Percobaan 10
356,858
V = = 124,776 cm/det
2,86
c. Faktor gesekan menurut Darcy Weisbach
L.f .V ²
Hi=
2. g . d

HI .2. g . d
f= 2
L.V

 Percobaan 1
0,7 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= = 0,3883, Hi= =
124 x 73,8102 2. g . d
124 x 0,3883 x 73 , 810²
=¿ 0,7
2 x 98100 x 1,91
 Percobaan 2
1,0 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= 2 = 0,3883, Hi= =
124 x 88,230 2. g . d
124 x 0,3883 x 88 , 230²
=¿ 1,0
2 x 98100 x 1,91
 Percobaan 3
1,1 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= 2 = 0,3883, Hi= =
124 x 92,536 2. g . d
124 x 0,3883 x 92, 536²
=¿ 1,1
2 x 98100 x 1,91
 Percobaan 4
1,4 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= 2 = 0,3883, Hi= =
124 x 104,395 2. g . d
124 x 0,3883 x 104 ,395²
=¿ 1,4
2 x 98100 x 1,91
 Percobaan 5

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-13


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

1,6 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²


f= = 0,3883, Hi= =
124 x 11,6022 2. g . d
124 x 0,3883 x 111 , 602²
=¿ 1,6
2 x 98100 x 1,91
 Percobaan 6
1,7 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= = 0,3883, Hi= =
124 x 115,0372 2. g . d
124 x 0,3883 x 115 , 037²
=¿ 1,7
2 x 98100 x 1,91
 Percobaan 7
1,8 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= 2 = 0,3883, Hi= =
124 x 118,372 2. g . d
124 x 0,3883 x 118 , 372²
=¿ 1,8
2 x 98100 x 1,91
 Percobaan 8
1,8 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= 2 = 0,3883, Hi= =
124 x 118,372 2. g . d
124 x 0,3883 x 118 , 372²
=¿ 1,8
2 x 98100 x 1,91
 Percobaan 9
1,9 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= 2 = 0,3883, Hi= =
124 x 121,616 2. g . d
124 x 0,3883 x 121 , 616²
=¿ 1,9
2 x 98100 x 1,91
 Percobaan 10
2,0 x 2 x 98100 x 1,91 L.f .V ²
f= = 0,3883, Hi= =
124 x 124,7762 2. g . d
124 x 0,3883 x 124 ,776²
=¿ 2,0
2 x 98100 x 1,91

d. Bilangan Reynold
d
Re = V x
v
 Percobaan 1

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-14


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

1,91
Re = 73,810 x = 0,0162
8,97 x 103
 Percobaan 2
1,91
Re = 88,230 x 3 = 0,0188
8,97 x 10
 Percobaan 3
1,91
Re = 92,536 x 3 = 0,0197
8,97 x 10
 Percobaan 4
1,91
Re = 104,395 x = 0,0222
8,97 x 103
 Percobaan 5
1,91
Re = 111,602 x = 0,0238
8,97 x 103
 Percobaan 6
1,91
Re = 115,037 x = 0,0245
8,97 x 103
 Percobaan 7
1,91
Re = 118,372 x 3 = 0,0252
8,97 x 10
 Percobaan 8
1,91
Re = 118,372 x 3 = 0,0252
8,97 x 10
 Percobaan 9
1,91
Re = 121,616 x = 0,0259
8,97 x 103
 Percobaan 10
1,91
Re = 124,776 x 3 = 0,0266
8,97 x 10

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-15


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

e. Faktor gesekan menurut B Lassius


0,0785
F (bl) =

 Percobaan 1
0,0785
F (bl) = = 4,8457
0,0162
 Percobaan 2
0,0785
F (bl) = = 4,1755
0,0188
 Percobaan 3
0,0785
F (bl) = = 3,9848
0,0197
 Percobaan 4
0,0785
F (bl) = = 3,5360
0,0222
 Percobaan 5
0,0785
F (bl) = = 3,2983
0,0238
 Percobaan 6
0,0785
F (bl) = = 3,2041
0,0245
 Percobaan 7
0,0785
F (bl) = = 3,1151
0,0252
 Percobaan 8
0,0785
F (bl) = = 3,1151
0,0252
 Percobaan 9
0,0785
F (bl) = = 3,0309
0,0259
 Percobaan 10
0,0785
F (bl) = = 2,9511
0,0266

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-16


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

Tabel 5.3 Data hasil perhitungan pipa 3/4"


Pipa 3/4" v
Q
(cm/det F Re F (bl)
Percobaan HI (cm) (cm³/det) )
1 0,7 211,120 73,810 0,3883 0,0162 4,8457
2 1,0 252,337 88,230 0,3883 0,0188 4,1755
3 1,1 264,653 92,536 0,3883 0,0197 3,9848
4 1,4 298,569 104,395 0,3883 0,0222 3,5360
5 1,6 319,183 111,602 0,3883 0,0238 3,2983
6 1,7 329,007 115,037 0,3883 0,0245 3,2041
7 1,8 338,545 118,372 0,3883 0,0252 3,1151
8 1,8 338,545 118,372 0,3883 0,0252 3,1151
9 1,9 347,822 121,616 0,3883 0,0259 3,0309
10 2,0 356,858 124,776 0,3883 0,0266 2,9511

3. Pipa 1”
a. Menghitung Debit ( Q )
Q = C . π .√ HI
Q = 80,362 . π . √ HI (cm3/det)

 Percobaan 1
Q = 80,362 . π . √ 0,4 = 159,592 cm3/det
 Percobaan 2
Q = 80,362 . π . √ 0,6 = 195,459 cm3/det
 Percobaan 3
Q = 80,362 . π . √ 0,65 = 203,440 cm3/det
 Percobaan 4
Q = 80,362 . π . √ 0,7 = 211,120 cm3/det
 Percobaan 5
Q = 80,362 . π . √ 0,75 = 218,530 cm3/det
 Percobaan 6
Q = 80,362 . π . √ 0,8 = 225,697 cm3/det

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-17


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

 Percobaan 7
Q = 80,362 . π . √ 0,9 = 239,388 cm3/det

 Percobaan 8
Q = 80,362 . π . √ 1,0 = 252,337 cm3/det
 Percobaan 9
Q = 80,362 . π . √ 1,05 = 258,568 cm3/det
 Percobaan 10
Q = 80,362 . π . √ 1,1 = 264,653 cm3/det

b. Menghitung Kecepatan Aliran (v)


A = 0,25 . π . d2 (cm2)
V = Q / A (cm2/det)

 Percobaan 1
159,592
V = = 31,540 cm/det
5,06
 Percobaan 2
195,459
V = = 38,628 cm/det
5,06
 Percobaan 3
203,440
V = = 40,206 cm/det
5,06
 Percobaan 4
211,120
V = = 41,723 cm/det
5,06
 Percobaan 5
218,530
V = = 43,188 cm/det
5,06
 Percobaan 6
225,697
V = = 44,604 cm/det
5,06
 Percobaan 7

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-18


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

239,388
V = = 47,310 cm/det
5,06
 Percobaan 8
252,337
V = = 49,869 cm/det
5,06
 Percobaan 9
258,568
V = = 51,100 cm/det
5,06
 Percobaan 10
264,653
V = = 52,303 cm/det
5,06

c. Faktor gesekan menurut Darcy Weisbach


L.f .V ²
Hi=
2. g . d

HI .2. g . d
f=
L.V2
 Percobaan 1
0,4 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= 2 = 1,7425; Hi= =
115 x 31,540 2. g . d
115 x 1,7425 x 31 ,540²
=¿ 0,4
2 x 98100 x 2,54
 Percobaan 2
0,6 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= = 1,7425; Hi= =
115 x 38,6282 2. g . d
115 x 1,7425 x 38 ,628²
=¿ 0,6
2 x 98100 x 2,54
 Percobaan 3
0,65 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= = 1,7425; Hi= =
115 x 40,2062 2. g . d
115 x 1,7425 x 40 , 206²
=¿ 0,65
2 x 98100 x 2,54
 Percobaan 4
0,7 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= 2 = 1,7425; Hi= =
115 x 41,723 2. g . d

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-19


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

115 x 1,7425 x 41 , 723²


=¿ 0,7
2 x 98100 x 2,54
 Percobaan 5
0,75 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= 2 = 1,7425; Hi= =
115 x 43,188 2. g . d
115 x 1,7425 x 43 , 188²
=¿ 0,75
2 x 98100 x 2,54
 Percobaan 6
0,8 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= 2 = 1,7425; Hi= =
115 x 44,604 2. g . d
115 x 1,7425 x 44 ,604²
=¿ 0,8
2 x 98100 x 2,54
 Percobaan 7
0,9 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= 2 = 1,7425; Hi= =
115 x 47,310 2. g . d
115 x 1,7425 x 47 , 310²
=¿ 0,9
2 x 98100 x 2,54
 Percobaan 8
1,0 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= = 1,7425; Hi= =
115 x 49,8692 2. g . d
115 x 1,7425 x 49 , 869²
=¿ 1,0
2 x 98100 x 2,54
 Percobaan 9
1,05 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= = 1,7425; Hi= =
115 x 51,1002 2. g . d
115 x 1,7425 x 51, 100²
=¿ 1,05
2 x 98100 x 2,54

 Percobaan 10
1,1 x 2 x 98100 x 2,54 L.f .V ²
f= 2 = 1,7425; Hi= =
115 x 52,303 2. g . d
115 x 1,7425 x 52, 303²
=¿ 1,1
2 x 98100 x 2,54

d. Bilangan Reynold
d
Re = V x
v

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-20


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

 Percobaan 1
2,54
Re = 31,540 x = 0,0089
8,97 x 103
 Percobaan 2
2,54
Re = 38,628 x 3 = 0,0109
8,97 x 10
 Percobaan 3
2,54
Re = 40,206 x 3 = 0,0114
8,97 x 10
 Percobaan 4
2,54
Re = 41,723 x = 0,0118
8,97 x 103
 Percobaan 5
2,54
Re = 43,188 x = 0,0122
8,97 x 103
 Percobaan 6
2,54
Re = 44,604 x 3 = 0,0126
8,97 x 10
 Percobaan 7
2,54
Re = 47,310 x 3 = 0,0134
8,97 x 10
 Percobaan 8
2,54
Re = 49,869 x 3 = 0,0141
8,97 x 10
 Percobaan 9
2,54
Re = 51,100 x = 0,0145
8,97 x 103
 Percobaan 10
2,54
Re = 52,303 x 3 = 0,0148
8,97 x 10

e. Faktor gesekan menurut B Lassius


0,0785
F (bl) =

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-21
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

 Percobaan 1
0,0785
F (bl) = = 8,8202
0,0089
 Percobaan 2
0,0785
F (bl) = = 7,2018
0,0109
 Percobaan 3
0,0785
F (bl) = = 6,8860
0,0114
 Percobaan 4
0,0785
F (bl) = = 6,6525
0,0118
 Percobaan 5
0,0785
F (bl) = = 6,4344
0,0122
 Percobaan 6
0,0785
F (bl) = = 6,2302
0,0126
 Percobaan 7
0,0785
F (bl) = = 5,8582
0,0134
 Percobaan 8
0,0785
F (bl) = = 5,5674
0,0141
 Percobaan 9
0,0785
F (bl) = = 5,4138
0,0145
 Percobaan 10
0,0785
F (bl) = = 5,3041
0,0148

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-22


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

Tabel 5.4 Data hasil perhitungan pipa 1"


Pipa 1" Q v
F Re F (bl)
Percobaan HI (cm) (cm³/det) (cm/det)
1 0,4 159,592 31,540 1,7425 0,0089 8,8202
2 0,6 195,459 38,628 1,7425 0,0109 7,2018
3 0,65 203,440 40,206 1,7425 0,0114 6,8860
4 0,7 211,120 41,723 1,7425 0,0118 6,6525
5 0,75 218,530 43,188 1,7425 0,0122 6,4344
6 0,8 225,697 44,604 1,7425 0,0126 6,2302
7 0,9 239,388 47,310 1,7425 0,0134 5,8582
8 1,0 252,337 49,869 1,7425 0,0141 5,5674
9 1,05 258,568 51,100 1,7425 0,0145 5,4138
10 1,1 264,653 52,303 1,7425 0,0148 5,3041

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-23


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

5.8 Grafik dan Analisa


a. Grafik hubungan antara setiap debit pipa dan diameter pipa

650.000

550.000

450.000

Q (Debit) 350.000
cm³/det
250.000

150.000

50.000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar diameter


pipa maka semakin kecil debit aliran air (Q). Hal ini terjadi karena nilai Q
berbanding terbalik dengan diameter pipa.

b. Grafik hubungan antara setiap debit pipa dan (F)

650.000

550.000

450.000

Q (Debit) 350.000
cm³/det
250.000

150.000

50.000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-24


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai


koefisien gesekan (F) maka semakin kecil nilai debit aliran (Q). Hal ini terjadi
karena nilai (Q) berbanding terbalik dengan (F).

c. Grafik hubungan setiap debit pipa dan (HI)

650.000

550.000

450.000

Q (Debit) 350.000
cm³/det
250.000

150.000

50.000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berdasarkan grafik di atas, disimpulkan bahwa semakin besar nilai (HI) maka
akan semakin besar nilai (Q). Hal ini terjadi karena (HI) dan (Q) berbanding lurus.

d. Grafik Antara Setiap Diameter Pipa dan F (bl)

10.0000
9.0000
8.0000
7.0000
Faktor 6.0000
gesekan 5.0000
B Lassius
(F) 4.0000
3.0000
2.0000
1.0000
0.0000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-25


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar diameter


pipa maka akan semakin besar nilai koefisien gesekan. Hal ini terjadi karena
diameter pipa dan F (bl) berbanding lurus.

e. Grafik antara V dan HI

450.000
400.000
350.000
300.000
250.000
V
(cm/det) 200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berdasarkan ketiga grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar


tinggi muka air maka akan semakin besar kecepatan aliran. Hal ini terjadi karena
nilai HI berbanding lurus dengan V.

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-26


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

5.9 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan didapatkan data sebagai berikut :
1. Pada grafik antara setiap pipa (Q) dan diameter pipa, semakin besar diameter
pipa maka semakin kecil debit aliran air, karena debit dan diameter berbanding
terbalik.
a. Diameter pipa 1” didapat rata-rata Q = 222,878 cm3/dtk
b. Diameter pipa ¾” didapat rata-rata Q = 305,664 cm3/dtk
c. Diameter pipa ½” didapat rata-rata Q = 376,075 cm3/dtk

2. Pada grafik antara setiap pipa Q dan F (menurut Darcy weisbach), semakin besar
nilai debit aliran (Q) maka semakin kecil nilai koefisien gesekan (F), karena (Q)
dan (F) berbanding terbalik.
a. Diameter pipa 1” , f = 1,7425 didapat rata-rata Q = 222,878 cm3/dtk
b. Diameter pipa ¾” , f = 0,3883 didapat rata-rata Q = 305,664 cm3/dtk
c. Diameter pipa ½” , f = 0,0451 didapat rata-rata Q = 376,075 cm3/dtk

3. Pada grafik antara setiap pipa (HI) dan (Q), semakin besar nilai (HI) maka
semakin besar pula nilai (Q), karena (HI) dan (Q) berbanding lurus.
a. Diameter pipa 1 ” , rata-rata HI = 0,795 didapat rata-rata
Q = 222,878 cm3/dtk
b. Diameter pipa ¾” , rata-rata HI = 1,5 didapat rata-rata
Q = 305,664 cm3/dtk
c. Diameter pipa ½” , rata-rata HI = 2,345 didapat rata-rata
Q = 376,075 cm3/dtk

4. Pada grafik antara setiap diameter pipa dan F (menurut B Lassius), semakin
besar diameter pipa maka nilai koefisien gesekan semakin besar. Hal ini terjadi
karena diameter pipa dan F (menurut B Lassius) berbanding lurus.
a. Diameter pipa 1” didapat rata-rata F (B. Lassius) = 6,4369
b. Diameter pipa ¾” didapat rata-rata F (B. Lassius) = 3,5257
c. Diameter pipa ½” didapat rata-rata F (B. Lassius) = 1,9867

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-27


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

5. Pada grafik antara kecepatan aliran (V) dan beda tinggi (HI), semakin besar beda
tinggi (HI) maka semakin besar pula nilai kecepatan aliran (V). Hal ini terjadi
karena nilai (HI) berbanding lurus dengan (V).
a. Diameter pipa 1” , rata-rata HI = 0,795 didapat rata-rata
V = 44,047 cm/dtk
b. Diameter pipa ¾” , rata-rata HI = 1,5 didapat rata-rata
V = 106,875 cm/dtk
c. Diameter pipa ½” , rata-rata HI = 2,345 didapat rata-rata
V = 296,122 cm/dtk

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-28


LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA Kelompok 3B

DOKUMENTASI

Gambar 1 : Pompa air Gambar 2: Perbedaan


dihidupkan tinggi manometer dibaca

Gambar 3 : Pengaturan Gambar 4 : Pengamatan


debit aliran air tinggi muka air manometer

Teknik Sipil Universitas Bengkulu V-29

Anda mungkin juga menyukai