Anda di halaman 1dari 22

Laboratorium Mekani

2 NAMA MAHASISWA:
LEMBAR KERJA Muh. Aenun
Fakhruddin
MAHASISWA Tanggal :
Persetujuan :

PENGUJIAN GAYA
LABORATORIUM ANGKAT (LIFT)
MEKANIKA FLUIDA
UNIV. HASANUDDIN

3.4.1 Analisa Data, Tabel, dan Grafik


a. Temperatur ruangan (T) = 31º + 273º = 304ºK
b. Kerapatan air (𝜌air) = 995 Kg/m3
c. Viskositas kinematis udara ( v ) = 1,6456 × 10-5 m2/s
d. SGoli = 0,835
e. Tekanan udara luar (P) = 94658,88 pa
f. Bentangan air foil (b) = 0,3048 m
g. Panjang chord (c) = 0,152 m
h. Konstanta udara (R) = 287,1 J/Kg.K
i. Gaya gravitasi (g) = 9,81 m2/s
j. Pstag = 81,45 N/m2
Untuk analisa diambil data no 1 dengan PK = 3% dan sudut -10º dengan
data-data sebagai berikut:
1. Kerapatan udara (𝜌ud)
P
𝜌ud = R × T
94658 ,88 pa
= 287 ,1 J / Kg . k ×304 ° K
= 1,0845 kg/m3

2. Beda tekanan statik dengan tekanan stagnasi (ΔP)


ΔP = 𝜌oli × g × Pdin
= 830,825kg/m3 × 9,81 m/s2 × 0,006
= 48,9023 N/m2

3. Kecapatan udara dalam wind tunnel (Vb)


Laboratorium Mekani
Vb =
√ 2 × ΔP
ρud

=

2 × 48,9023 N /m2
1 , 0845 kg /m
= 9,1185 m/s
3

4. Bilangan Reynold (Re)


V ×C
Re = b
v
9,1185 m/ s ×0,152 m
= −5
1,6456 ×10 m/ s
= 84225,6999

5. Gaya lift (FL)


b ×cosθ
FL = × Pstag × dx
3
0,3048 m× cos ⁡(−10° )
= × 81,5039 N/m2 × -0,08031
3
= -0,5580 N

6. Kecepatan suara (Vs)


Vs = √ K × R ×T
= √ 1 , 4 ×287 ,1 J / Kg . K ×304 K
= 349,5565 m/s

7. Mach Number (Ma)


Vb
Ma =
Vs
9,1185 m/ s
=
349,5565 m/s
= 0,0260

8. Koefisien lift (CL)


2 × FL
CL = 2
ρud ×V × b × c
2×−0,5580 N
= 3 2
1, 08 45 kg/m × ( 9,1185 m/ s ) ×0,3048 m ×0,152 m
= -0,2671
Untuk analisa diambil data no 1 dengan PK = 4% dan sudut -10º dengan
data-data sebagai berikut:
Laboratorium Mekani
1. Kerapatan udara (𝜌ud)
P
𝜌ud = R × T
94568 ,88 pa
= 287 ,1 J / Kg . k ×304 ° K
= 1,0845 kg/m3

2. Beda tekanan statik dengan tekanan stagnasi (ΔP)


ΔP = 𝜌oli × g × Pdin
= 830,825 kg/m3 × 9,81 m/s2 × 0,016
= 130,4062 N/m2

3. Kecapatan udara dalam wind tunnel (Vb)

Vb =

2 × ΔP
ρud


2
2 ×130,4062 N /m
= 3
1 , 0845 kg /m
= 15,5096 m/s

4. Bilangan Reynold (Re)


V ×C
Re = b
v
14,8905 m/s × 0,152m
= −5
1,6456 ×10 m/s
= 137539,992

5. Gaya lift (FL)


b ×cosθ
FL = × Pstag × dx
3
0,3048 m× cos ⁡(−10° )
= × 81,5039 N/m2 × -0,22024
3
= -1,5302 N

6. Kecepatan suara (Vs)


Vs = √ K × R ×T
= √ 1 , 4 ×287 ,1 J / Kg . K ×304 K
= 349,5565 m/s

7. Mach Number (Ma)


Vb
Ma =
Vs
Laboratorium Mekani
14,8905 m/s
=
349,5565 m/s
= 0,0425

8. Koefisien lift (CL)


2 × FL
CL = 2
ρud ×V × b × c
2 ×−1,5302 N
= 3 2
1, 08 45 kg/m × ( 14,8905 m/s ) × 0,3048 m× 0,152m
= -0,2747
Laboratorium Mekani

3.4.2 Tabel Data Hasil Pengamatan


a. Pembukaan Katup 3%
Tekanan (cmH2O)
No. ϴ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Stag Statis
1 -10 -0.1 2.1 -0.1 2 0.3 1.4 0.7 1.4 0.6 1.3 1 0.7 0.6 1 0.7 1 0.7 0 0.1 0.7

2 -5 0.1 0.9 0.4 1.1 0.7 1 0.8 1.1 0.4 1.1 0.9 0.8 0.8 0.9 0.8 0.9 0.8 0 0 0.7

3 0 1 0.1 1.2 0.6 1 0.6 1 0.8 0.4 0.8 0.8 1 0.9 0.7 0.8 0.7 0.8 0.1 0.1 0.6

4 5 2.1 -0.1 2.1 0.1 1.7 0.2 1.3 0.4 0.5 0.5 0.5 1.1 1 0.6 0.9 0.6 0.9 0 0 0.7

5 15 1.4 -0.1 1.3 0 1.2 0.1 1.3 0.3 0.4 0.5 0.5 1.3 1.3 0.6 1.3 0.7 1.3 0 0 0.7

b. Pembukaan Katup 4%
Tekanan (cmH2O)
No. ϴ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Stag Statis
1 -10 -0.1 4.5 -0.3 4.5 0.4 3.2 0.9 3.2 0.8 2.8 2.3 1.3 1.4 2.2 1.4 2.2 1.6 0 -0.2 1.4

2 -5 0.1 2.3 0.9 2.4 1.3 2.2 1.5 2.5 0.9 2.3 2 1.8 1.8 2 1.7 1.9 1.7 0 -0.2 1.6

3 0 1.4 0.8 2.2 1.5 2.2 1.5 2.3 1.8 0.8 1.8 1.6 2.2 2.1 1.7 2 1.7 2 0 -0.2 1.6

4 5 5.6 -0.3 5.3 0.2 4.4 0.6 3.1 1 0.7 1.2 1.2 2.7 2.5 1.3 2.1 1.4 2.1 0 -0.1 1.6

5 15 3.2 -0.3 2.9 0.1 2.6 0.5 2.6 0.8 1.1 1.2 1.3 3 3.1 1.4 3 1.5 3.2 -0.1 0 1.6

TABEL HASI PERHITUNGAN


Laboratorium Mekani
1. Pembukaan Katup 3%
Hasil
No. θ°
ρud Pdin ΔP Vb Re FL Cos θ Vs Ma CL
-10 1.0845 0.006 48.9023 9.1185 84225.6999 -0.5580 0.8390 349.5565 0.0260 -0.2671
1
-5 1.0845 0.007 57.0527 9.8491 90974.1535 0.1775 0.2836 349.5565 0.0281 0.0728
2
0 1.0845 0.005 40.7519 8.3240 76887.1929 0.5681 1 349.5565 0.0238 0.3263
3
5 1.0845 0.007 57.0527 9.8491 90974.1535 1.2267 0.8390 349.5565 0.0281 0.5033
4
15 1.0845 0.007 57.0527 9.8491 90974.1535 1.2338 0.7596 349.5565 0.0281 0.5062
5

2. Pembukaan Katup 4%

Hasil katup 4%
No. θ°
ρud Pdin ΔP Vb Re FL Cos θ Vs Ma CL
-10 1.0845 0.016 130.4062 14.8905 137539.992 -1.5302 0.8390 349.5565 0.042598301 -0.2747
1
-5 1.0845 0.018 146.7070 15.7937 145883.1915 -0.0664 0.2836 349.5565 0.0451 -0.0106
2
0 1.0845 0.018 146.7070 15.7937 145883.1915 1.2509 1 349.5565 0.0451 0.1996
3
5 1.0845 0.017 138.5566 15.3487 141772.9787 2.8705 0.8390 349.5565 0.0439 0.4849
4
15 1.0845 0.016 130.4062 14.8905 137539.992 2.9325 0.7596 349.5565 0.0426 0.5264
5

Keterangan :

Aenun Ulil Bima Ghalib Ikhsan


Laboratorium Mekani
Laboratorium Mekani

Vb terhadap ϴ
18
16
14
12
10
Vb

8
6
4
2
0
-15 -10 -5 0 5 10 15 20
ϴ

Pembukaan katup 3% Pembukaan katup 4%


Gambar 3.2 Grafik perbandingan Vb terhadap sudut serang pada pembukaan katup 3% dengan
4%

Re terhadap ϴ
160000
140000
120000
100000
Reynolds

80000
60000
40000
20000
0
-15 -10 -5 0 5 10 15 20
ϴ

Pembukaan katup 3% Pembukaan katup 4%


Gambar 3.3 Grafik perbandingan bilangan Reynold terhadap sudut serang pada
pembukaan katup 3% dengan 4%
Laboratorium Mekani

Dx terhadap ϴ
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
Dx

0
-0.1
-0.2
-0.3
-15 -10 -5 0 5 10 15 20
ϴ

Pembukaan katup 3% Pembukaan katup 4%


Gambar 3.4 Grafik perbandingan Dx terhadap sudut serang pada pembukaan katup 3% dengan
4%

FL terhadap ϴ
4
3
2
1
Fl

0
-1
-2
-15 -10 -5 0 5 10 15 20
ϴ

Pembukaan katup 3% Pembukaan katup 4%


Gambar 3.5 Grafik perbandingan FL terhadap sudut serang pada pembukaan katup 3% dengan
4%
Laboratorium Mekani

CL terhadap ϴ
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
Cl

0
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
-15 -10 -5 0 5 10 15 20
ϴ

Pembukaan katup 3% Pembukaan katup 4%

Gambar 3.6 Grafik perbandingan CL terhadap sudut serang pada pembukaan katup 3% dengan
4%

Distribusi Tekanan pada Pembukaan 3%


2
1.5
1
0.5
0
-0.5 Permukaan Atas
CP

-1 Permukaan Bawah
-1.5
-2
-2.5
-3
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
x/c

Gambar 3.7 Grafik Distribusi Tekanan pada Airfoil dengan Pembukaan Katup 3%
Laboratorium Mekani

Distribusi Tekanan pada Pembukaan 4%


1.5
1
0.5
0
-0.5 Permukaan Atas
CP

Permukaan
-1 Bawah
-1.5
-2
-2.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
x/c

Gambar 3.8 Grafik Distribusi Tekanan pada Airfoil dengan Pembukaan Katup 4%
Laboratorium Mekani
3.5 Pembahasan
3.5.1 Pembahasan Umum
1. Turbin Angin
Turbin angin atau dalam bahasa sederhana kincir angin merupakan turbin
yang digerakkan oleh angin, yaitu udara yang bergerak diatas permukaan bumi.
Sudah sejak dahulu angin berjasa bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah
para nelayan. Selain itu, turbin angin pada awalnya juga dibuat untuk mengakom
odasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irig
asi, memompa air dan menggiling jagung. Penggunaan turbin angin terus menga
lami perkembangan guna memanfaatkan energi angin secara efektif, terutama pa
da daerah - daerah dengan aliran angin yang relatif tinggi sepanjang tahun. Turbi
n angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Ero
pa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill. Sebagai pembangkit listrik, turbi
n angin telah digunakan di Denmark sejak tahun 1890.(Ikhsan dan Hipi. 2011).

Gambar 3.9 Turbin Angin


Sumber : https://fatek.umsu.ac.id/2023/07/31/apa-itu-pembangkit-listrik-tenaga-angin/
2. Cara Kerja Turbin Angin
Kincir angin merupakan sebuah alat yang digunakan dalam Sistem Konv
ersi Energi Angin (SKEA). Kincir angin berfungsi merubah energi kinetik angin
menjadi energi mekanik berupa putaran poros. Putaran poros tersebut kemudian
digunakan untuk beberapa hal sesuai dengan kebutuhan seperti memutar dinamo
atau generator untuk menghasilkan listrik. Potensi kecepatan angin yang ada pad
a pesisir pantai di Indonesia yaitu berkisar antara 3–7 m/s. Pemanfaatan angin se
Laboratorium Mekani
bagai energi alternatif pada tahun ini kurang berkembang dengan baik, dikarenak
an masyarakat belum menemukan alat yang cocok untuk memanfaatkan energi a
ngin menjadi energi listrik yang mempunyai desain minimalis namun dapat mem
anfaatkan energi angin secara optimal.(Romadhon. 2018).

Gambar 3.10 Proses Turbin Angin


Sumber : https://sdn006batamkota.sch.id/read/85/cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-angin

Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan mengguna


kan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk mengha
silkan listrik.) Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk
memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Secara umum, dit
injau dari sumbunya, terdapat dua macam kincir angin, yaitu sumbu vertikal dan
sumbu horisontal. Salah satu keunggulan kincir angin sumbu horisontal adalah k
esederhanaan mekanisme pemasangan generator. Kelemahannya adalah adanya
arah hembusan angin yang berubah-ubah. Kelemahan ini diatasi dengan pemasa
ngan sirip pada bagian ekor sedemikian, sehingga dapat berputar/bergeser mengi
kuti arah angin. Prinsip dasar kincir angin adalah mengkonversi tenaga mekanik
dari putaran kincir menjadi energi listrik dengan induksi magnetik. Putaran kinci
r dapat terjadi dengan efektif dengan mengaplikasikan dasar teori aerodinamika
pada desainbatang kincir (blade). Ketersediaan angin dengan kecepatan yang me
madai menjadi faktor utama dalam implementasi teknologi kincir angin.
(Mulyono, dkk. 2018).
3. Propeller Pada Turbin Angin
Laboratorium Mekani
Pada saat kincir angin tipe propeller, diam atau berputar sangat kencang,
kincir angin tidak menghasilkan daya sama sekali karena kincir angin bersifat pir
ingan pijal atau berhasil memblok dengan sempurna.Semakin cepat kecepatan an
gin maka torsi maksimum dan daya maksimum yang terjadi pada kincir angin tip
e propeller juga semakin besar.(Ikhsan dan Hipi. 2011).

Gambar 3.11 Propeller


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin

4. Airfoil Pada Turbin Angin


Selain pengguanaannya untuk sayap pesawat, pengaplikasian NACA airf
oil juga digunakan untuk desain dari turbin angin, karena konsep NACA airfoil
yang umumnya memanfaatkan angin sebagai pemberi gaya angkat pada turbin a
ngin dan memungkinkan turbin angin untuk berputar, karena pengaruh gaya ang
kat yang terjadi pada sudu turbin angin, yaitu lift force dan drag force. Pengguna
an turbin angin diaplikasikan dalam ruang lingkup pertanian dan energi, kuhusus
nya di bidang pembangkit listik. Parameter desain turbin angin dari tiga airfoil y
ang nilainya akan dibuat sama adalah panjang airfoil dan luas area total blade pa
da turbin angin. Variabel input dalam simulasi antara lain adalah database airfoi
l NACA 4 digit yang dipilih dalam pengujian, data range kecepatan angin yang
diuji serta pitch angle yang nantinya akan diset di perangkat desain dan simulasi
turbin angin Setelah simulasi dilakukan, maka daya output dari masing – masing
desain turbin angin dengan tipe airfoil yang dipilih dalam percobaan dapat diban
Laboratorium Mekani
dingkan, dan nilai daya output paling besar akan terbaca dengan menggunakan p
erangkat simulasi dan desain turbin angin.Dalam penelitian ini, akan dilakukan s
imulasi turbin angin untuk mengetahui daya output paling efektif yang akan diba
ngkitkan dari desain turbin angin dengan beberapa jenis airfoil, yaitu : NACA 24
14, NACA 2415, dan NACA 6409.Berdasarkan hasil simulasi, daya rata – rata d
ari masing – masing parameter pitch angle dan putaran turbin, daya turbin dikalk
ulasikan kembali dalam bentuk daya rata – rata keseluruhan yang dibangkitkan d
ari rata-rata pitch angle dari parameter input, sehingga diperoleh data daya rata –
rata keseluruhan sebagai berikut :

Gambar 3.12 Tabel hasil pengujian airfoil pada turbin angin


Sumber : Samosir, dkk. 2022
Jenis airfoil yang paling efektif dalam membangkitkan daya pada turbin
angin berdasarkan simulasi adalah jenis airfoil NACA 6409 dengan kisaran daya
89.77 Watt sampai 326.65 Watt. Hal tersebut terbukti dari tabel dan grafik daya
rata – rata hasil simulasi di mana nilai daya rata – rata turbin angin dengan jenis
airfoil NACA 6409 cenderung memiliki nilai yang meningkat secara eksponensi
al seiring dengan meningkatnya kecepatan angin. (Samosir, dkk. 2022).
5. Pengaruh Gaya Drag dan Gaya Lift pada Turbin Angin
Laboratorium Mekani
Perubahan sudut serang, gaya lift dan drag yang bekerja seiring perputar
an turbin juga mengalami perubahan. Gaya lift dan drag akan membentuk result
an yang dapat membantu putaran maupun menghambat putaran. Turbin variasi s
udut serang 0° menggunakan curveplate menunjukan hasil daya dan power coeff
icient yang lebih baik dibandingkan variasi sudut serang 0° tanpa curveplate pad
a setiap variasi kecepatan angin.(Faadhil, dkk. 2018).

3.5.2 Pembahasan Khusus

CL terhadap ϴ
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
Cl

0
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
-15 -10 -5 0 5 10 15 20
ϴ

Pembukaan katup 3% Pembukaan katup 4%

Gambar 3.13 Grafik perbandingan pembukaan katup 3% dengan 4% Cl terhadap sudut serang

Pada gambar diatas menampilkan grafik hubungan antara sudut


serang/angle of attack (ϴ) dan koefisien lift dengan pembukaan katup 3% dan
4%. Pada pembukaan katup 3%, kami menggunakan variasi sudut serang/angle
of attack yaitu, -15°, -10°, -5°, 0°, 5°, 10°, 15°.
Pada pembukaan katup 3% dengan variasi sudut serang/angle of attack
yaitu, -15°, -10°, -5°, 0°, 5°, 15°. didapatkan nilai CL yaitu -0.2671, 0.0728,
0.3263, 0.5033, dan 0.5062 berturut-turut.
Pada pembukaan katup 4% dengan variasi sudut serang/angle of attack
yaitu, -15°, -10°, -5°, 0°, 5°, 15°. didapatkan nilai CL yaitu -0.2747, -0.0106,
0.1996, 0.4849, 0.5264 berturut-turut. Kesimpulan dari grafik ini adalah bahwa
koefisien lift berbanding lurus dengan sudut serang/angle of attack. Dimana
seiring naiknya sudut serang maka, nilai koefisien liftnya juga akan semakin
Laboratorium Mekani
naik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Faadhil, dkk yang meneliti
tentang pengaruh sudut serang terhadap kinerja turbin angin heliks gorlov
dengan penambahan curveplate. Dari Hasil penelitian menunjukkan, bahwa peni
ngkatan sudut akan diikuti dengan meningkatnya koefisien gaya angkat dan gay
a hambat.(Faadhil, dkk. 2018).

3.6 Penutup
3.6.1 Kesimpulan
1. Dalam memperoleh gaya angkat perlu menggunakan bermacam-macam variasi
sudut serang, sudut serang adalah sudut antara arah aliran udara yang relatif
dan sayap atau permukaan objek yang bergerak. Jadi semakin besar sudut
serangnya maka gaya angkat yang diperoleh besar, namun bukan hanya sudut
serang yang mempengaruhi besarnya gaya angkat tetapi juga kecepatan, dan
juga bentuk sayapnya.
2. Hubungan gaya angkat (FL) dengan angle of attack (θ), semakin besar sudut
yang ditimbulkan oleh airfoil maka semakin besar juga nilai gaya angkat yang
di ditimbulkan oleh airfoil jadi hubungan antara gaya angkat dan angle of
attack berbanding lurus, hal ini juga dipengaruhi oleh nilai dx yang didapatkan
pada saat pengambilan data.

3. Hubungan koefisien angkat (CL) dengan angle of attack (θ), semakin besar
sudut yang ditimbulkan oleh airfoil maka semakin besar nilai yang diperoleh
koefisien angkat, hal ini dipengaruhi oleh besarnya gaya angkat yang
diperoleh, namun dalam katup 4% dengan sudut (0º) terjadi kenaikan yang
cukup signifikan hal ini diakibatkan oleh kecilnya nilai kecepatan fluida pada
sudut tersebut.

4. Dalam menghitung bilangan Reynold diperlukan kecepatan fluida, panjang


chord, dan viskositas kinematis. Sehingga nilai yang didapat pada bilangan
Reynold dapat menentukan apakah aliran tersebut laminar atau turbulen.
Namun data diatas bilangan Reynoldnya naik-turun hal ini dipengaruhi oleh
kecepatan fluidanya semakin besar kecepatannya maka semakin besar juga
bilangan Reynoldnya. Nilai bilangan Reynold pada aliran laminar eksternal
Laboratorium Mekani
yaitu di bawah 500000 dan nilai bilangan Reynold pada aliran turbulen yaitu di
atas 1000000.

5. Dalam konteks percobaan gaya angkat pada aerodinamika, sudut ganjil dan
genap mengacu pada sudut serangan atau angle of attack. Sudut serangan
adalah sudut antara arah aliran udara dan sumbu utama objek, seperti sayap
pesawat atau benda yang mengalami gaya angkat. Sudut Ganjil (Odd Angle)
dimana sudut ganjil yang digunakan yaitu 25º, 15º dan -9º , mengacu pada
sudut serangan yang tidak merupakan kelipatan dari sudut kritis tertentu. Pada
sudut ganjil, perilaku aliran udara mungkin lebih kompleks dan tidak
mengikuti pola yang jelas. Sudut Genap (Even Angle) dimana sudut genap
yang digunakan yaitu 6º, 0º, dan -16º, mengacu pada sudut serangan yang
merupakan kelipatan dari sudut kritis tertentu. Pada sudut genap, mungkin
terjadi perubahan yang lebih teratur dalam gaya angkat seiring peningkatan
sudut serangan.

3.6.2 Saran
3.6.2.1 Saran untuk laboratorium
1. Selalu memberikan perawatan berskala pada mesin yang digunakan
praktikum.

2. Menambahkan alat untuk membersihkan.

3. Menyediakan tempat untuk menyimpan alat dan bahan yang digunakan pada
saat prakikum.

3.6.2.2 Saran untuk asisten (Muhammad Adam Padanrangi)


1. Memberikan antrian untuk praktikan yang ingin asistensi.

2. Mempertahankan cara membawakan materi kepada para praktikan.

3. Selalu memberikan ilmu yang bermanfaat pada para praktikan baik itu
berhubungan dengan praktikum maupun tidak.

4. Mempertahankan cara mengoreksi laporan yang di asistensikan.

5. Selalu membantu praktikan yang kurang paham tentang praktikum.

6. Mempertahankan cara pendekatan kepada para praktikan yang di awasi.


Laboratorium Mekani
3.6.2.3 Saran untuk diri sendiri
1. Jangan terlalu boros hemat-hemat saja.

2. Jangan terlalu banyak tidur.

3. Jangan lupa makan.


Laboratorium Mekani
3.6.2.4 Kesan dan Pesan

Kesan saya untuk kak Muhammad Adam Padanrangi S.T.,pada Percobaa


n Koefisien Lift ini ialah bagaimana cara kak Adam memberikan kami tugas pen
dahuluan yang tidak membebani kami dan mudah untuk kami pahami, lalu pada
saat memberikan respon tulis yang dilakukan sebelum melaksanakan praktikum,
setelah itu kak Adam juga memberikan kami ilmu yang sagat bermaanfaat setela
h melakuka respuon tulis itu, juga pada saat melakukan praktikum cara menjelas
kan kak Adam yang sangat baik, jelas dan mudah untuk dipahami, pada saat pra
ktkum dimulai bagaimana cara kak Adam memberitahu kepada kami cara meng
operasikan alat yang digunakan pada saat praktikum yang jelas dan mudah untuk
dipahami. Lalu pada saat setelah selesa melakukan Praktikum Percobaan Koefisi
en Lift ini kak Adam memberikan kami arahan untuk mengisi data-data yang tel
ah kami dapatkan untuk dimasukkan ke dalam perhitungan yang dimana cara me
ngisi data ini dijelaskan oleh kak Adam dengan baik, juga pada saat melakukan a
sistensi kak Adam cara kak Adam menjelaskan dan mengoreksi bagian-bagian y
ang salah pada laporan kami yang sangat jelas dan mudah untuk dipahami, setela
h itu pada saat kami melakukan uji teori atau ujian akhir yang kami lakukan seca
ra persentasi kak Adam memberikan kami penjelasan tentang bagaimana aliran y
ang terjadi pada airfoil dan memberikan kami nilai yang baik dalam uji teori ini.

Pesan saya untuk kak Muhammad Adam Padanrangi S.T., pertama-tama


kami mengucapkan selamatatas gelar yang telah diterima oleh kak Adam semog
a dengan mendpatkan gelar tersebut kak Adam dapat dimudahkan rezekinya dan
tidak berhenti di sini untuk mencari ilmu dan memberikan ilmu kepada kami par
a praktikan, juga untuk tetap mempertahankan cara menjelaskan materi yang dib
awakan, juga bagaimana cara kak Adam mengoreksi laporan yang kami asistensi
kan, lalu cara menentukan waktu asistensi yang sangat baik dengan cara membu
atkan antrian atau jadwal untuk para praktikan yang ingin melakukan asistensi p
ada hari itu, juga untuk selalu memberikan ide yang baik pada saat ingin melaku
kan uji teori kepada para praktikan yang seperti kami seperti persentasi, juga unt
uk selalu memberikan kami ilmu baik itu yang berkaitan dengan praktikum mau
pun yang tidak berkaitan dengan praktikum yang dilakukan dan mungkin cuma i
ni kesan dan pesan yang dapat sampaikan kepada kak Muhammad Adam Padan
Laboratorium Mekani
rangi S.T., terima kasih atas ilmu yang diberrikan pada saat Praktikum Percobaa
n Koefisien Lift ini.

DAFTAR PUSTAKA

Faadhil, dkk. 2018. PENGARUH SUDUT SERANG TERHADAP KINERJA TURBIN


ANGIN HELIKS GORLOV DENGAN PENAMBAHAN CURVEPLATE .
Semarang : Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang

Ikhsan dan Hipi. 2011. ANALISIS PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KINERJA


KINCIR ANGIN TIPE PROPELLER PADA WIND TUNNEL SEDERHANA.
Makassar : Universitas Hasanuddin

Mulyono, dkk. 2018. DESAIN BALING-BALING KINCIR ANGIN SUMBU


HORISONTAL. Surabaya : Universitas Katolik Widya Mandala

Romadhon, M. 2018. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ENERGI ANGIN. Surabaya :


Universitas 17 Agustus 1945

Samosir, dkk. 2022. Simulasi Turbin Angin dengan Beberapa Tipe Airfoil
Menggunakan Software Qblade. Jakarta Timr : Universitas Kristen Indonesia
Laboratorium Mekani

Anda mungkin juga menyukai