Anda di halaman 1dari 11

46

BAB V
TRIAXIAL BATUAN

5.1 Tujuan Pengujian Triaxial Batuan


Untuk menentukan kekuatan suatu batuan dibawah tekanan triaxial yang
meghasilkan kohesi (C), kuat geser (shear strength) dan sudut geser dalam ().

5.2 Pengujian Triaxial Batuan


Salah satu metode dalam pengujian sifat mekanis batuan adalah dengan
pengujian triaxial, yaitu pengujian dengan dilakukan secara triaxial. Perconto
yang digunakan adalah perconto yang berbentuk silinder.
Dari hasil pengujian triaxial dapat ditentukan :
o Strength envelope (Kurva Intrinsic)
o Kuat geser (Shear Strength)
o Sudut geser dalam ()
o Kohesi (C)
Kuat geser biasanya dikaitkan dengan permasalahan stabilitas massa
tanah. Terdapat suatu pernyataan bahwa apabila suatu titik pada sembarang
bidang dari suatu massa tanah memiliki tegangan geser yang sama dengan
kekuatan gesernya, keruntuhan akan terjadi pada titik tersebut. Kekuatan geser
pada bidang tanah tersebut sebagai parameter kuat geser, didefinisikan sebagai
kohesi dan sudut tahanan geser.
Berdasarkan pada konsep Terzaghi, tegangan geser pada suatu bidang
tanah dapat diitahan dengan padatnya kekuatan geser tanah oleh tegangan-
tegangan partikel sebagai fungsi dari tegangan normal efektif.Oleh karenanya,
keruntuhan akan terjadi pada titik tanah yang mengalami keadaan kritis yang
penyebabnya adalah perkombinasian antara tegangan geser dan tegangan
normal efektif.
Garis Keruntuhan yang didapat dari pengujian triaxial ini kondisi alir air
teralirkan pada sampel tanah lempung terkonsolidasi lebih akan membentuk
cabang dan mempunyai sudut yang lebih kecil dan akan memotong sumbu
47

secara vertical pada suatu harga sesuai dengan kurang lebih harga dari kohesi
tanah tersebut. Pengujian triaksial dengan metode air yang teralirkan
terkonsolidasi pada tanah lempung biasanya memerlukan beberapa hari untuk
setiap benda yang diujikan.Hal ini dikarenakan kecepatan penambahan
tegangan deviator lambat dalam menghasilkan kondisi air teralirkan secara
penuh dari dalam benda uji.

5.3 Alat-alat yang Digunakan


1. Mesin Kuat Tekan
2. Bearing Plate
3. Ruber Jacket
4. Sistem hidrolik untuk memberikan tegangan keliling pada contoh saat
pengujian.

5.4 Prosedur
1. Contoh batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran
dimensi panjang minimal dua kali diameter percontoh.
2. Masukkan batuan percontoh kedalam rubber jacket, setelah dimasukkan
ke rubber jacket kemudian contoh dimasukkan kedala mesin linderbesi
yang berfungsi untuk menahan tegangan keliling untuk diberikan kepada
contoh uji, contoh uji kemudian ditutup oleh flat dan dipasangkan di mesin
uji kuat tekan.
3. Spesimen ditempatkan diantara plat baja dan diatur agar tepat dengan palt
form penekan alat, kemudian mesin dinyalakan sehingga specimen tepat
berada diantara plat baja.
4. Tegangan keliling (σ 3) diberikan kepada contoh uji dengan menggunakan
sistem hidrolik, usahakan tegangan ini konstan selama pengujian
dilakukan.
5. Skala pengukuran beban harus ditetapkan pada keadaan netral (nol).
6. Baca jarum penunjuk pembebanan pada axial dial gauge per 30 detik.
7. Pemberian pembebanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga specimen
pecah.
48

8. Pembebanan dihentikan setelah specimen mengalami pecah dan hasilnya


dibuat sketsa bentuk pecah serta catat sudut pecahnya..
5.5 Rumus Yang Digunakan

1. Regangan =
Perpendekan Axial x 0 , 01
L0

2. σ 1 = Beban + Tekanan samping (σ 3)

bebann−beban
3. σ 1- σ 3= n−1

A0

5.6 Perhitungan
1. Data Hasil Percobaan
 Sampel 1 : d = 5,25 cm , t = 10,2 cm
 Sampel 2 : d = 5,34 cm , t = 11,15 cm
 Sampel 3 : d = 5,26 cm , t = 10,24 cm

Tabel 5.6.1
Data Pengamatan
Waktu Perpendekan Axial Beban (kg)
No.
(menit) 10 20 30 10 20 30
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0,5 0,25 6,2 3,4 0 600 150
3. 1 1,03 6,7 4,83 50 1200 900
4. 1,5 1,41 7,15 5,55 225 1600 1300
5. 2 1,92 - 6,4 460 - 1400
6. 2,5 2,8 - - 490 - -
Sumber: Data Praktikum Geomekanika 2015

2. Pengolahan Data
Perpindahan axial = perpendekan axial x 0,01 (mm)
a. Sampel 1
49

 Perpendekan axial = 0,25 x 0,01 = 0,0025 mm


 Perpendekan axial = 1,03 x 0,01 = 0,0103 mm
 Perpendekan axial = 1,41 x 0,01 = 0,0141 mm
 Perpendekan axial = 1,42 x 0,01 = 0,0192 mm
 Perpendekan axial = 2,8 x 0,01 = 0,028 mm
b. Sampel 2
 Perpendekan axial = 6,2 x 0,01 = 0,062 mm
 Perpendekan axial = 6,7 x 0,01 = 0,067 mm
 Perpendekan axial = 7,15 x 0,01 = 0,0715 mm
c. Sampel 3
 Perpendekan axial = 3,4 x 0,01 = 0,034 mm
 Perpendekan axial = 4,831 x 0,01 = 0,0483 mm
 Perpendekan axial = 5,55 x 0,01 = 0,0555 mm
 Perpendekan axial = 6,4 x 0,01 = 0,064 mm

Regangan = Perpendekan axial / Lo


a. Sampel 1
Regangan = 0/102 =0
Regangan = 0,0025/102 = 0,000024
Regangan = 0,0103/102 = 0,0001
Regangan = 0,0141/102 = 0,00013
Regangan = 0,0192/102 = 0,00018
Regangan = 0,028/102 = 0,00027
b. Sampel 2
Regangan = 0/102 =0
Regangan = 0,062/102 = 0,00055
Regangan = 0,067/102 = 0,0006
Regangan = 0,0715/102 = 0,00064
c. Sampel 3
Regangan = 0/102 =0
Regangan = 0,034/102 = 0,00033
Regangan = 0,0483/102 = 0,00047
Regangan = 0,0555/102 = 0,00054
50

Regangan = 0,064/102 = 0,00062

Ao = ¼ Ԉd2
a. Sampel 1 Ao = ¼ x 3,14 x (5,25)2
Ao = 21,63 cm2
b. Sampel 2 Ao = ¼ x 3,14 x (5,34)2
Ao = 22,38 cm2
c. Sampel 3 Ao = ¼ x 3,14 x (5,26)2
Ao = 21,71 cm2

Tegangan Keliling : σ1 – σ3 = (beban n – beban n-1)/Ao


a. Sampel 1
σ1 – σ3 = 0-0/21,63 = 0 kg/cm2
σ1 – σ3 = 50-0/21,63 = 2,31 kg/cm2
σ1 – σ3 = 225-50/21,63 = 8,09 kg/cm2
σ1 – σ3 = 460-225/21,63 = 10,86 kg/cm2
σ1 – σ3 = 490-460/21,63 = 1,38 kg/cm2
b. Sampel 2
σ1 – σ3 = 600-0/22,38 = 26,80 kg/cm2
σ1 – σ3 = 1200-600/22,38 = 26,80 kg/cm2
σ1 – σ3 = 1600-1200/22,38 = 17,87 kg/cm2
c. Sampel 3
σ1 – σ3 = 150-0/21,71 = 6,90 kg/cm2
σ1 – σ3 = 900-150/21,71 = 34,54 kg/cm2
σ1 – σ3 = 1300-900/21,71 = 18,42 kg/cm2
σ1 – σ3 = 1400-1300/21,71 = 4,60 kg/cm2

σ1 = σ beban + σ3
a. Sampel 1
σ1 = 10+0 = 10 kg
σ1 = 10+2,31 = 12,31 kg
σ1 = 10+8,09 = 18,09 kg
σ1 = 10+10,86 = 20,86 kg
σ1 = 10+1,38 = 11,38 kg
51

b. Sampel 2
σ1 = 20+26,80 = 46,80 kg
σ1 = 20+26,80 = 46,80 kg
σ1 = 20+17,87 = 37,87 kg
c. Sampel 3
σ1 = 30+6,90 = 36,90 kg
σ1 = 30+34,54 = 64,54 kg
σ1 = 30+18,42 = 48,42 kg
σ1 = 30+4,60 = 34,60 kg

σn = σ1max + σ3 / 2
a. Sampel 1 : σn = 10+20,86/2 = 15,43 kg
b. Sampel 2 : σn = 20+46,80/2 = 33,40 kg
c. Sampel 3 : σn = 30+64,54/2 = 47,27 kg
52

Waktu Perputaran Axial (mm) Regangan Axial Beban (kg) σ1 σ1 – σ3


No
(menit) 10 20 30 a b c 10 20 30 10 20 30 10 20 30
26,8
1. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 46,80 36,9 0 6,9
0
12,3 26,8
2. 0,5 0,0026 0,062 0,034 24.10-4 55.10-4 33.10-4 0 600 0 46,80 64,54 2,31 34,54
1 0
120 18,0 17,8
3. 1 0,0103 0,067 0,0483 1.10-4 60.10-4 47.10-4 50 150 37,87 48,42 8,09 18,42
0 9 7
160 20,8
4. 1,5 0,0141 0,0715 0,0555 13.10-4 64.10-4 54.10-4 225 900 - 34,60 10,86 - 4,60
0 6
11,3
5. 2 0,0192 - 0,064 18.10-4 - 62.10-4 460 - 1300 - - 1,38 - -
8
6. 2,5 0,028 - - 27.10-4 - - 490 - 1400 - - - - - -
Tabel 5.6.2
Hasil Pengolahan

Sumber: Data Praktikum Geomekanika 2015


53
54

Sumber: Data Praktikum Geomekanika 2015


Grafik 5.6.1
Grafik Triaxial

Sumber: Dokumentasi Praktikum Geomekanika 2015


Foto3.3.1
55

KegiatanPengujian Triaxial
5.7 Analisa
Dari prinsipnya yang menguji batuan di seluruh permukaan batuan.
Sehingga yang didapat adalah berupa tegangan keliling. Jika dilihat dari
data pengolahan, sampel 1 memiliki nilai tegangan keliling maksimal
sebesar 10,86 kg/cm2, sampel 2 memiliki nilai tegangan keliling maksimal
sebesar 26,80 kg/cm2, dan sampel 3 memiliki nilai tegangan keliling
maksimal sebesar 34,54 kg/cm2. Oleh karena itu dapat diambil penarikan
peryataan bahwa sampel yang mengalami pembebanan yang lebih bert,
akan mendapat nilai tegangan keliling yang besar pula.

5.8 Kesimpulan
Pengujian ini prinsipnya menekan dari segala arah. Oleh karena itu,
diperlukan suatu zat fluida sebagai media pembebanan agar pembebanan
dilakukan secara merata. Aplikasi pengujian triaxial ini dalam dunia
pertambangan adalah diantaranya untuk mengetahui sifat mekanis batuan
yang nantinya suatu batuan dari lapisan batuan akan diuji kelayakannya
sebagai uji kemantapan lereng.
56

DAFTAR PUSTAKA

LaboratoriumGeomekanika, 2014, “Diktat PenuntunPraktikum”, Bandung,


Universitas Islam Bandung
R.JumikisAlfreds, 1983, “Rock Mechanics Second Edition”, University of New
Jersey, USA, 1983
Bonar, Hamonangan, 2009, ”Uji Triaxial”.http: //tambangunp .blogspot. com/
2009 /09/massa-jenis.html. Diaksestanggal23April 2014

Anda mungkin juga menyukai