Anda di halaman 1dari 8

5.3.

Pengujian Triaxial

Pengujian ini merupakan salah satu pengujian yang sangat penting dalam
mekanika batuan, karena percontoh batuan diberikan gaya secara tiga arah atau
batuan mengalami tegangan tiga sumbu x, y dan z yang saling tegak lurus
(confining pressure). Sehingga menunjukkan kondisi massa batuan yang terdapat
di alam yang mengalami gaya dari berbagai arah.
Tegangan yang diberikan pada percontoh batuan secara vertikal (sumbu y)
dilakukan dengan alat penekan piston yang terdapat pada alat kuat tekan uniaksial.
Dan tegangan horizontal (sumbu x dan z) diberikan tegangan melalui oli silinder
yang dimasukkan kedalam triaxial cell. Tegangan vertikal ini dikonotasikan
sebagai 1 dan tegangan horizontal dikonotasikan sebagai 2 dan 3 (2 = 3).
Tegangan vertikal yang diberikan selalu lebih besar dari tegangan horizontal (3
>2 = 3). Semakin besar tegangan secara horizontal yang diberikan maka
tegangan vertikal untuk membuat batuan failure akan semakin besar, karena
meningkatnya tegangan horizontal akan menaikkan kekuatan batuan.
Tegangan-tegangan yang bekerja akan mengakibatkan terjadinya regangan-
regangan. Regangan ini diukur dengan alat dial gauge dan strain gauge. Dimana
strain gauge diletakkan secara vertikal dan horizontal
Hasil pengujian triaksial akan memberikan kurva intrinsic dan lingkaran mohr

INTRINSIC CURVE
DH - 9/TX - 1

24

21

18

15

12

6

3

0C
31 32 33 11 12 13
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48
NORMAL STRESS ( MPa )

Gambar 5.5 Kurva Intrinsic dari Pengujian Triaksial

5-19
5.3.1. Maksud dan Tujuan
Maksud dari dilakukannya pengujian adalah agar dapat menentukan Selubung
kekuatan (strength envelope), Kuat geser (), Sudut geser dalam () dan Kohesi
(c).
Tujuan dari dilakukannya pengujian adalah agar dapat mengenal alat dan
mengetahui cara kerja alat untuk mendapatkan nilai – nilai Selubung kekuatan
(strength envelope), Kuat geser (), Sudut geser dalam () dan Kohesi (c). dalam
pengujian.

5.3.2. Peralatan dan Fungsinya

Peralatan yang digunakan dalam pengujian triaksial adalah


1. Mesin kuat tekan uniaksial
Berfungsi sebagai alat yang memberikan tegangan secara vertikal (sumbu Y)
2. Triaksial Cell
Berfungsi sebagai alat yang memberikan tegangan dari sumbu X dan Z
3. Mesin kuat tekan uniaksial
Berfungsi sebagai alat untuk memotong batuan yang akan diuji.
4. Sigma
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur tinggi dan diameter percontoh.
5. Gerenda, kikir dan amplas
Berfungsi sebagai alat untuk menghaluskan permukaan conto
6. Ring karet
Berfungsi sebagai alat untuk membalut percontoh dikedua ujungnya
7. Rubber Jacket
Berfungsi sebagai alat untuk membalut percontoh batuan.
8. Pompa Hidrolik
berfungsi untuk memberikan beban samping ke dalam rubber jacket.
9. Hoek Cell
Berfungsi sebagai tempat pengisian conto yang akan di uji di triaxial

5-20
Stopwath Mesin kuat tekan dan pengukur beban

Rubber Jacket Pompa Hidrolik

Sigma Rock cutter

Amplas Batu Penghalus

Hoek cell Timbangan digital

Gambar 5.5. Peralatan Pengujian Triaxial

5-21
5.3.3 Prosedur Pengujian
Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Spesimen berbentuk selinder dengan ukuran panjang 2 sampai dengan 2,5 kali
diameter nya . kedua ujungnya permukaan nya harus rata dan tegak lurus.
2. Menbran dimasukkan kedalam Hoek ceel kemudian dipasang tutupnya dan
diisi oli SAE -10 diantara membran dengan Hoek Cell. Pastikan tidak ada
udara yang menekan klep.
3. Specimen kemudian diukur diameter nya kemudian dimasukkan kedalam
menbran yang sudah terpasang .kemudian Hock Cell dihubungkan dengan
pompa hidrolik
4. Kemudian tegangan samping dipompakan kedalam ceel (10,20,30 kg/cm),
sehinggga menbran menjepit specimen.
5. Hock cell dipasang dimesin kuat tekan diantara dua piringan ( upper disc dan
lower disc).
6. Pembebanan awal adalah sebesar (σ3 x Ao ) , jarum diatur pada posisi .hal ini
dikarenakan specimen sudah diberi tegangan keliling (σ3 = P/Ao).
7. Posisi dial deformasi diatur pada posisi nol, stopwatch kemudian dihidupkan
dan pembebanan dimulai.
8. Kecepatan pembebanan disesuaikan, kemudian pembebanan dan perubahan
deformasi axial dicatat setiap 30 detik. Pembebanan dilakukan sampai dengan
specimen pecah (sekitar 5-15 menit).
9. Pekerjaan 1-8 diulangi dengan pembebanan yang bervariasi (10,20,30,) pada 3
buah specimen.

5.3.4. Rumus Perhitungan


1. σ1-σ3 = P/Ao
Dimana
σ1 = Tegangan maksimum pada saat specimen pecah (kg/ cm2)
σ3 = Tegangan keliling (kg/ cm2
P = Pembebanan (kg)
Ao= Luas permukaan specimen mula-mula cm2
2. Regangan = (pependekan Axial x 0,01)/ Lo (tinggi)
3. Luas = 3,14 x diameter

5-22
4. Beban 1 = σ3 x luas
5. Volume = luas x tinggi

Tabel .5.6. Data Pengujian Triaxial.


Spesimen 12/1
Kode contoh IDN - 08 - 15
Kedalaman (m)
Jenis Conto Batuan Sedimen  
No conto 12 Diskripsi Sandstone
Diameter (Do)
cm 6,04 Luas (Ao) cm2 28,63
Tinggi (Lo) cm 11,18 Volume (cm ) 3
320,0834
Berat (W) gr 752.2 σ3 (kg/ cm ) 2
7,5(10)

Perpendekan
No Waktu Axial Beban
(menit) ( X 0,01 mm) (kg)
0 0 0 214
1 0,5 4 640
2 1 7 1160
3 1,5 10 1700
4 2 12 2600
5 2,5 17 3680
6 3 20 4800
7 3,5 23 6040

Spesimen 12/2
Kode contoh IDN - 08 - 15 Kedalaman (m)  
Jenis Conto Batuan Sedimen    
No conto 12 Diskripsi Sandstone
Diameter (Do)
cm 6,04 Luas (Ao) cm2 28,63806
Tinggi (Lo) cm 11,65 Volume (cm ) 3
333,6334
Berat (W) gr 784,6 σ3 (kg/ cm2) 15(20)

No Waktu Perpendekan Beban

5-23
Axial
(menit) ( X 0,01 mm) (kg)
0 0 0 429
1 0,5 8 1400
2 1 16 2800
3 1,5 22 4500
4 2 29 6400
5 2,5 35 8400
6 3 42 8800

Spesimen 12/3
Kode contoh IDN - 08 - 15
Kedalaman (m)
Jenis Conto Batuan Sedimen  
No conto 12 Diskripsi Sandstone
Diameter (Do)
cm 6,04 Luas (Ao) cm2 28,63806
Tinggi (Lo) cm 11,94 Volume (cm ) 3
341,9384
Berat (W) gr 786,6 σ3 (kg/ cm2) 30(40)

Perpendekan
No Waktu Axial Beban
(menit) ( X 0,01 mm) (kg)
0 0 0 858
1 0,5 4 1300
2 1 6 2100
3 1,5 11 3200
4 2 16 4500
5 2,5 21 6100
6 3 25 7700
7 3,5 29 9400
7 4 34 11000
7 4,5 40 12800

5.3.5. Contoh Perhitungan.

5-24
Contoh perhitungan conto 12/1
1. Luas = 3,14 x diameter
= 3,14 x6,04/2 = 28,63 cm
2. Volume = luas x tinggi
= 28,63 x 11,18 = 320,08 (cm3)
3. Beban 1 = σ3 x luas
= 10 x 28,63 = 7,47 (cm2)
4. Regangan = (pependekan Axial x 0,01)/ Lo (tinggi)
= 0 x 0,01 /11,18 = 0
5. σ1-σ3 = 214 / 28,63 = 0 (kg/ cm2)

Tabel .5.7. Data Hasil Perhitungan Pengujian Triaxial σ3 10.


Perpendekaan
Tinggi Regangan  σ1 Beban Luas (σ1-σ3)/Ao
Axial
 σ3
0 11,18 0 7,473 10 214 28,638 0
4 11,18 0,0036 22,35 10 640 28,638 12,35
7 11,18 0,0063 40,51 10 1160 28,638 30,51
10 11,18 0,0089 59,36 10 1700 28,638 49,36
12 11,18 0,0107 90,79 10 2600 28,638 80,79
17 11,18 0,0152 128,5 10 3680 28,638 118,50
20 11,18 0,0179 167,6 10 4800 28,638 157,61
23 11,18 0,0206 210,9 10 6040 28,638 200,91

Data Hasil Perhitungan Pengujian Triaxial σ3 20.


Perpendekaan
Tinggi Regangan  σ1 Beban Luas (σ1-σ3)/Ao
Axial
 σ3
0 11,65 0 15,0 20 429 28,638 0
8 11,65 0,007 48,9 20 1400 28,638 28,89
16 11,65 0,014 97,8 20 2800 28,638 77,77
22 11,65 0,019 157,1 20 4500 28,638 137,13
29 11,65 0,025 223,5 20 6400 28,638 203,48
35 11,65 0,030 293,3 20 8400 28,638 273,32
42 11,65 0,036 307,3 20 8800 28,638 287,28
Data Hasil Perhitungan Pengujian Triaxial σ3 40.

5-25
Perpendekaan
Tinggi Regangan  σ1 Beban Luas (σ1-σ3)/Ao
Axial
 σ3
0 11,94 0 29,969 40 858 28,63 0
4 11,94 0,003 45,407 40 1300 28,63 5,41
6 11,94 0,005 73,35 40 2100 28,63 33,35
11 11,94 0,009 111,77 40 3200 28,63 71,77
16 11,94 0,013 157,18 40 4500 28,63 117,18
21 11,94 0,018 213,06 40 6100 28,63 173,06
25 11,94 0,021 268,95 40 7700 28,63 228,95
29 11,94 0,024 328,33 40 9400 28,63 288,33
34 11,94 0,028 384,21 40 11000 28,63 344,21
40 11,94 0,034 447,08 40 12800 28,63 407,08

Jadi angka yang di plotkan kedalam grafik adalah :


No Ao to1 to3 Kohesi Sudut Ges. Dalam
Spesimen Cm Kg/Cm2 Kg/Cm2 Kg/Cm2 Derajat
12/1 28,63 210,9 10
12/1 28,63 307,3 20
12/1 28,63 447,1 40 22  52 

5-26

Anda mungkin juga menyukai