Anda di halaman 1dari 68

Partikel Tanah

(khususnya tanah berbutir kasar/ tanah pasir)


Partikel Tanah

1.Pengertian partikel tanah


2.Ukuran partikel tanah.
3.Cara mengukur ukuran partikel tanah
4.Bentuk partikel
5.Distribusi ukuran partikel tanah
Definisi Tanah (Menurut Teknik Sipil)
Bahan yang terdiri dari:
Butiran padat yang belum tersementasi atau terikat secara
kimia satu sama lain, dan tercampur dengan bahan-bahan
organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai
dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di
antara partikel-partikel padat tersebut
1. Pengertian partikel tanah
Menjelaskan/menggambarkan distribusi ukuran
butiran partikel tanah berdasarkan texture (ukuran
partikel, bentuk dan gradasi)
Secara umum, tekstur tanah dapat dibagi menjadi:
Gravel (kerikil) Tekstur kasar atau
tanah berbutir kasar
Sand (Pasir)
Silt (lanau) Tekstur halus atau
Clay (lempung) tanah berbutir halus

Untuk selanjutnya:
Gravel dan sand dapat diklasifikasikan sebagai tanah
bertekstur kasar (sedangkan silt dan clay dapat
diklasifikasikan sebagai tanah bertekstur halus)
Tanah berbutir halus

Tanah berbutir kasar


2. Batasan Ukuran Partikel Tanah
Catatan:
Ukuran butiran diameter 4,75 mm diperoleh pada saringan No. 4;
ukuran butiran diameter 2mm pada saringan No. 10; dan ukuran
butiran diameter 0,075 mm pada saringan No. 200

Batasan Ukuran Partikel tanah


3. Cara mengukur ukuran partikel tanah

Ada dua metode:


1.Metode saringan
2.Metode Hidrometer
Hasil akhir dari pengukuran partikel tanah adalah
memperoleh prosentase tanah.
Menentukan Ukuran Butiran
Sesuai tekstur tanah, ukuran butiran tanah dapat
ditentukan dengan dua metode:
1.Metode Ayakan, untuk partikel dengan ukuran >
75 μm (75 mikro meter= 75 x 10-6 meter)
2.Metode Hydrometer, digunakan untuk partikel
tanah dengan ukuran < 75 μm (75 mikrometer)
(Metode Hydrometer ini didasarkan pada hukum
Stokes, kecepatan pengendapan sebanding dengan
diameter butiran, hal ini juga berlaku pada proses
sedimentasi).
Catatan:
Metode Hydrometer tidak digunakan pada klasifikasi tanah USCS. Namun banyak
digunakan pada pekerjaan filter dam (bendungan)
Metode Ayakan (Sieve Analysis)
Metode Ayakan (sieving)

No.10 No.40 No.200


Kenapa dipakai ayakan/saringan (sieve)?

Karena ayakan/saringan (sieve) dianggap mewakili


(repesentasi) diameter butiran
No. 10 Sieve—Close-up View
No. 200 Sieve—Close-up View
Ukuran lubang =
Nama
diameter butiran
ayakan
tanah
 Cara ini cocok untuk tanah
berbutir kasar
 Pengertian nomer ayakan,
ayakan No. 10 berarti dalam 1”
(linear) mempunyai 10 lobang
Contoh hasil ayakan yaitu distribusi ukuran butiran
(dari kanan ke kiri) Ayakan 3/8” (9,5 mm); No. 10 (2,0 mm); No. 40 (0,425 mm) dan
ayakan No. 200 (0,075 mm) dan hasil yang tertahan di atasnya (sumber: FHWA, 2002)
Cara Perhitungan Ayakan
1.Tentukan total massa sampel yang diuji ayakan, (∑M)
2.Tentukan massa tanah yang tertahan pada setiap ayakan dan
pan (misal: M1, M2, M3, ......, Mn dan Mp)
3.Jumlahkan massa tanah yang tertahan di setiap ayakan dan
pan, harus sesuai dengan total massa (M1 + M2+ M3 +....+ Mn +
Mp = ∑M)
4.Hitung jumlah massa yang tertahandi atas setiap ayakan,
misal: ∑Mi = M1 + M2+ M3 +....+ Mi
5.Massa tanah yang lolos ayakan ke-i adalah:
∑M - ∑Mi = ∑M – (M1 + M2+ M3 +....+ Mi)
6.Persentase tanah lolos ayakan ke-i (persen lebih halus)
adalah:   M   Mi 
F  100%
 M 
Hasil analisa ayakan
Sampel berat 150 gram, setelah dilakukan pengayakan
diperoleh distribusi seperti di bawah ini:
tertahan lolos
Nomor size opening Berat tertahan di saringan Lolos %
saringan (mm) (gram) % akumulasi % (100 - akumulasi tertahan)
(1) (2) (3) (4) = ((3)/jumlah)*100% (5) = ? (6) =100 - ?

3/8 inch 9,520 0,0 0,00 0,00 100,00


4 4,750 30,0 20,00 20,00 80,00
20 0,850 40,0 26,67 46,67 53,33
60 0,250 50,0 33,33 80,00 20,00
100 0,150 20,0 13,33 93,33 6,67
200 0,074 10,0 6,67 100,00 0,00
Jumlah 150,0 gram

(30/150)x 100%

Selanjutnya dibuat kurva/ grafik hubungan antara size


opening (kolom 2) vs prosentase lolos (kolom 6)
1. Hasil ayakan tersebut di atas selanjutnya
digambarkan dalam bentuk kurva distribusi
ukuran butiran (particle size distribution curve)
2. Kurva distribusi ukuran butiran digambarkan
dalam skala semilogaritmik.
3. Sumbu horisontal adalah diameter partikel tanah
(butiran tanah), dinyatakan dalam satuan mm,
skala sumbu dalam logaritmik.
4. Sumbu vertikal adalah persentase lolos ayakan
dinyatakan dalam persen, skala sumbu dalam
aritmatik.
Grafik Distribusi Ukuran Butiran
(Grafik semilogaritma)

Sumbu
Aritmatik

Sumbu
logaritma
Contoh (3):

Kurva Distribusi Ukuran Butiran


97%

0% 0%

Kurva Distribusi Ukuran partikel


99%

39%

7%
Kurva Distribusi Ukuran partikel
100% 100%

68%

11%
Kurva Distribusi Ukuran partikel
Hidrometer
Metode Hidrometer
Analisa Hidrometer juga
disebut dengan Analisa
Sedimentasi
Berlaku hukum Stokes:
dirumuskan sebagai berikut:
D 2 γw  ρs  ρw 
v
18 η
Akibat gravitasi partikel tanah akan mengendap. Kecepatan
pengendapan sebanding dengan diameter butiran. Diameter besar
lebih cepat mengendap dibandingkan diameter kecil. Proses
pengendapan menyebabkan perubahan densiti air, sehingga alat
hidrometer juga mengalami penurunan
 Hukum Stokes:
Butiran (bola) jatuh bebas di dalam suatu cairan akan
mencapai kecepatan maksimum tertentu dan akan
kontinu sepanjang kondisi tetap sama
 Hubungan antara kecepatan maksimum tertentu dengan
sifat fisik butiran dan cairan digambarkan pada
Persamaan Stoke:
γw  ρs  ρw  2
v D
18 η

Dimana:
v = kecepatan pengendapan partikel
ρs = densiti partikel butiran tanah
ρw = densiti cairan
η = viskositas cairan
D = diameter partikel tanah
Sesuai persamaan Stoke, diperoleh:
18 η 18 η L
D v 
ρs  ρw ρs  ρw t

Apabila, ρs = Gs ρw, Gs = specific gravitiy tanah,maka:


18 η L
D
 Gs  1 ρw t

apabila digunakan unit SI dan dipilih gr-detik/cm2 untuk


viskositas, 1 gr/cm3 untuk densiti (kerapatan) air,
panjang, L dalam cm dan waktu dalam menit, serta D
dalam mm, diperoleh:
30 η L L (cm)
D mm  K
 Gs  1 ρw t t (menit)
Persamaan:
30 η L L (cm)
D mm  K
 Gs  1 ρw t t (menit)

karena viskositas dan specific gravity partikel tanah


dipengaruhi oleh temperatur, maka parameter K juga
dipengaruhi oleh temperatur.
Tabel di bawah ditampilkan nilai K sebagai fungsi temperatur.
Panjang, L dirumuskan sebagai:

1 V 
L  L1   L2  B 
2
L1 = panjang  hidrometer; L2 = panjang bulb hidrometer;
Astem
VB = volume bulb hidrometer
Metode Hydrometer
Tabel nilai K
Contoh 1
Contoh 1 (cont.)
Contoh 2
Contoh 2 (cont.)
Skema cara menentukan ukuran butiran sesuai dengan
diameter butiran
Ukuran butiran tanah
Gravel Pasir
Lanau dan Lempung
Cobble Medium Halus Kas Medium Halus
ar
Persentase Lolos (%)

Diameter butiran (mm)


4. Bentuk Partikel

Ini merupakan salah satu


sifat tanah berpasir
Bentuk Partikel

Bentuk partikel tanah berbutir


Bentuk Partikel

Contoh bentuk partikel tanah berbutir yang


bersudut (angular)
Bentuk Partikel

Contoh bentuk partikel tanah berbutir yang bulat


(well rounded) dan diameter seragam (uniform)
Bentuk Partikel
Berbentuk bulat
(rounded)

Apakah kedua bentuk batuan tersebut


di atas apabila saling bergesekan satu
sama lain (rounded vs rounded atau
angular vs angular) mempunyai
koefisien gesek yang sama?
Berbentuk sudut
(angular)
Antara bentuk permukaan butiran halus
(rounded) dan bersudut (angular),
Manakah yang mempunyai gaya gesek antar
butiran yang paling besar?
5. Distribusi ukuran butiran
(gradasi)

Ini merupakan salah satu


sifat tanah berpasir
Gradasi merupakan bentuk distribusi ukuran butiran partikel
tanah.
Terdapat beberapa karakteristik gradasi:
1.Gradasi lebar berarti partikel tanah mempunyai rentang ukuran
diameter butiran yang lebar (ukuran butiran bervariasi dari
diameter sangat kecil sampai diameter besar). Biasa disebut
dengan gradasi baik (well graded)
2.Gradasi sempit berarti partikel tanah mempunyai rentang
ukuran diameter butiran yang sempit (ukuran butiran hampir
seragam). Biasa disebut dengan gradasi jelek (poorly graded)
3.Gradasi gap berarti pada distribusi ukuran partikel tanah
terdapat diameter butiran yang hilang
Contoh:
Gradasi lebar atau gradasi baik (Well graded), misal: tanah endapan sungai, tanah
alluvial
Gradasi sempit atau gradasi jelek (poorly graded), misal: tanah endapan pantai, sand
dune, padang pasir.
Sifat/ karakteristik tanah, terutama tanah berbutir kasar,
sangat dipengaruhi oleh karakter gradasi.
Material gradasi baik (well graded)
Terdiri dari partikel yang besar sampai yang sangat
kecil, partikel kecil mengisi ruangan diantara partikel besar,
maka terbentuk ruang antar partikel yang kecil.
Sehingga:
1. Partikel tanah tersebut mempunyai jumlah titik kontak
antar butiran lebih banyak.
2. Karena jumlah titik kontak makin banyak, maka
kekuatan geser tanah makin meningkat, tapi ini masih
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
3. Karena ruang antar butiran kecil, kemampuan tanah
dalam mengalirkan air, juga lebih kecil
Tipe-tipe Gradasi:
Gradasi baik (well graded):

Titik kontak antar


butiran
Kurva Distribusi
Ukuran Butiran

Rentang Ukuran
diameter butiran
lebar
 Material gradasi seragam (poorly graded)
Terdiri dari partikel yang mempunyai ukuran seragam,
ruang antar butiran tidak ada pengisinya, maka terbentuk
ruang pori besar.
Sehingga:
1. jumlah titik kontak antar butiran tanah tersebut
berkurang dibandingkan yang well graded.
2. karena jumlah titik kontak sedikit, maka kekuatan
geser tanah menjadi berkurang dibandingkan well
graded
3. cenderung mudah dilalui air
Tipe-tipe Gradasi:
Gradasi Jelek (poorly graded):

Titik kontak antar


butiran

Gradasi Seragam
Rentang Ukuran
diameter butiran
sempit
 Material gradasi gap (gap graded atau poorly graded)
Terdapat satu atau beberapa ukuran partikel yang hilang
pada distribusi ukuran seragam, ruang antar butiran diisi
oleh butiran yang lebih kecil
Sehingga:
1. jumlah titik kontak antar butiran tanah tersebut
relatif banyak.
2. karena jumlah titik kontak banyak, maka kekuatan
geser tanah menjadi tinggi
3. cenderung sulit dilalui air
Tipe-tipe Gradasi:
Gradasi Jelek (poorly graded):

Gradasi Gap
Kurva Distribusi
Ukuran Butiran
Ukuran
diameter
butiran yang
hilang
Bagaimana cara menentukan
karakteristik tipe gradasi?
Gradasi baik atau gradasi jelek

Karakteristik gradasi dapat ditentukan dengan


menggunakan beberapa parameter
Terdapat tiga parameter yang digunakan untuk
menentukan tipe distribusi ukuran butiran, yaitu:
1.Ukuran efektif (efektive size), D.
2.Koefisien keseragaman (uniformity coefficient), Cu
3.Koefisien gradasi (coefficient of gradation), Cc
Ukuran efektif (efektive size), D
Ukuran efektif, D10.
Adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran
yang bersesuaian dengan 10% yang lebih halus (lolos
ayakan).
Ukuran efektif, D30
Adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran
yang bersesuaian dengan 30% yang lebih halus (lolos
ayakan).
Ukuran efektif, D60.
Adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran
yang bersesuaian dengan 60% yang lebih halus (lolos
ayakan).
60%

30%

10%

D60 D30 D10

Ukuran efektif butiran, D (mm)


 Koefisien Keseragaman, Cu
Dirumuskan sebagai:
D 60
Cu 
D10

Semakin besar nilai Cu, rentang ukuran distribusi makin


besar.
Sebaliknya nilai Cu = 1, ukuran butiran seragam, misal sand
dune.
Untuk tanah sedimen glasial, nilai Cu > 30.

 Koefisien Gradasi, Cc
Dirumuskan sebagai:
Cc 
 D30  2
D60 x D10
Gradasi baik atau gradasi jelek..?
Suatu sampel tanah dapat diklasifikasikan sebagai
tanah bergradasi baik, apabila memenuhi syarat,
yaitu:
Tanah pasir:
Nilai Cc antara 1 – 3 dan nilai Cu > 6
Tanah gravel:
Nilai Cc antara 1 – 3 dan nilai Cu > 4

65
Contoh Gradasi
Antara well graded dan poorly graded untuk kondisi
permukaan butiran yang sama (rounded atau
angular)
Manakah yang memberikan efek padat ?
Manakah yang mempunyai gaya gesek paling
besar?
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai