Anda di halaman 1dari 19

AGAMA ISLAM

AKHLAK DAN TASSAWUF

DOSEN

ABDUL KADIR JAILANI


Kelompok 9 :
1.Riski Afdhal Saputra
2.Resmi Arianti
3.Alfindra Fajar Ramdhan

KELAS A TEKNIK SIPIL S1


Latar belakang

Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan


perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat
menimbulkan akhlak mulia. Pembersihan aspek rohani atau batin ini
selanjutnya dikenal sebagai dimensi esoterik dari diri manusia. Hal ini berbeda
dengan aspek Fiqih, khususnya bab thaharah yang memusatkan perhatian pada
pembersihan aspek jasmaniah atau lahiriah yang selanjutnya disebut sebagai
dimensi eksoterik. Islam sebagai agama yang bersifat universal dan mencaku
berbagai jawaban atas berbagai kebutuhan manusia,
Akhlak dilihat dari sudut bahasa (etimologi) adalah bentuk jamak dari kata
khulk, dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai maupun tabiat.Di
dalam Da`iratul Ma`arif, akhlak ialah sifat – sifat manusia yang terdidik. Selain
itu, pengertian akhlak adalah sifat – sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang
tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa
perbuatan baik, yang disebut akhlak yang mulia, sedangkan akhlak yang buruk
disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya
A. Pengertian Tasawuf
` Tasawuf berasal dari kata sufi. Yaitu kata-kata yang sering dipakai oleh orang Zahid bernama
Abu Hasyim Al-Kufi di Irak

Adapun asal usul kata sufi adalah sebagai berikut :

1. Ahl al-Suffah (‫سفة‬::‫هل لا‬:‫ ( ا‬orang yang ikut pindah Nabi dari Mekkah ke Madinah dalam keadaan
miskin, karena kehabisan bekal. Mereka hidup diemperan masjid Nabi dengan menggunakan pelana
sebagai bantal ( suffah atau sofa “pelana”, baik dan mulia).

2. Shaff (‫ف‬:‫ ) ص‬barisan, karena kaum sufi mempunyai iman yang kuat, jiwa yang bersih, ikhlas dan
senantiasa memilih barisan yang paling depan dalam shalat berjamaah

3. Sufi (‫وفى‬:‫ ) ص‬dari su‫افى‬:‫ ص‬dan fi‫فى‬:‫ ص‬yaitu suci. Seorang sufi adalah orang yang disucikan dan
kaum sufi adalah orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui latihan-latihan yang berat
(mujahadah).

4. Shopos dari kata Yunani yang berarti hikmah . Orang sufi berarti orang yang mempunyai
hubungan dengan hikmah.

5. Suf (‫وفى‬:‫ ) س‬kain wol. Orang sufi berarti orang-orang yang sering memakai wol, yang merupakan
simbol kesederhanaan dan kemiskinan.

6. Sufi menunjuk pada kata safwah yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik. Dikatakan
demikian karena seorang sufi biasa memandang diri mereka sebagai orang pilihan atau baik.

7. Tasawuf merujuk pada kata safa atau safw yang artinya bersih atau suci. Maksudnya
Karakteristik dan Maqamat Tasawuf

1. Karakteristik Tasawuf
Menyajikan pengertian yang lengkap tentang makna tasawuf ini adalah hal
yang sulit, walau demikian ahli berusaha mengkaji tasawuf dari karakter yang
paling menonjol. Pertama tasawuf diartikan sebagai pengalaman mistik. Dalam
pemahaman ini tasawuf diartikan sebagai suatu kondisi pemahaman yang dapat
memungkinkan tersingkapnya realitas mutlak. Pemahaman tersebut bukan
berasal dari pengetahuan yang bersifat demonstrative, tetapi ilham yang
menusup kedalam lubuk hati, karena itu tasawuf mustahil dapat diekspresikan
atau dijabarkan, karena tasawuf itu berupa kondisi perasaan yang sulit
dijabarkan kepada orang lain dengan kata-kata biasa. Ciri-ciri umum dari
tasawuf ialah memiliki nilai-nilai moral yang tujuannya membersihkan jiwa
yang hanya dapat diperoleh melalui latihan fisik-psikis serta pengekangan diri
dari pengaruh materialism duniawi.

Berdasarkan objek dan sasarannya tasawuf diklasifikasikan menjadi


tiga macam yaitu:
A.Tasawuf Akhlaki
kata “tasawuf” dengan kata “akhlak” disatukan, akan terbentuk sebuah frase yaitu tasawuf akhlaki. Secara
etimologi, tasawuf akhlaki ini bermakna membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku

Dalam tasawuf akhlaki, sistem pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:

1..Takhalli

Merupakan langkah pertama yang harus dijalani seseorang, yaitu usaha mengosongkan diri dari
perilaku atau akhlak tercela. Hal ini dapat tercapai dengan menjatuhkan diri dari kemaksiatan
dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu.
2.Tahalli

Adalah upaya mengisi atau menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap,
perilaku, dan akhlak terpuji. Tahapan tahalli ini dilakukan setelah jiwa dikosongkan dari akhlak-
akhlak jelek.
3..Tajalli

Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, rangkaian
pendidikan akhlak disempurnakan pada fase tajalli. Tahap ini termasuk penyempurnaan kesucian
jiwa. Para sufi sependapat bahwa tingkat kesempurnaan kesucian jiwa hanya dapat ditempuh
dengan satu jalan, yaitu cinta kepada Allah dan memperdalam rasa kecintaan itu.
Tokoh-tokoh Tasawuf akhlaki
1.      Hasan Al-Bashri

Bernama lengkap Abu Sa’id Al-Hasan bin Yasar. Adalah seorang zahid yang amat mashyur di kalangan tabi’in. Ia lahir
di Madinah pada tahun 21 H (632 M) dan wafat pada 110 H (728 H).

Ajaran-Ajaran Tasawufnya

Hamka mengemukakan sebagian ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri sebagai berikut:

Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tenteram lebih baik daripada rasa tenteram yang menimbulkan perasaan
takut.
Dunia adalah negeri tempat beramal. Barangsiapa bertemu dunia dengan perasaan benci dan zuhud, ia akan berbahagia
dan memperoleh faedah darinya. Barangsiapa bertemu dunia dengan perasaan rindu dan hatinya tertambal dengan
dunia, ia akan sengsara dan akan berhadapan dengan penderitaan yang tidak dapat ditanggungnya.
Tafakur membawa kita pada kebaikan dan berusaha mengerjakannya.
Dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa kali ditinggal mati suaminya.
Orang yang beriman akan senantiasa berdukacita pada pagi dan sore hari karena berada diantara dua perasaan takut,
yaitu takut mengenang dosa yang telah lampau dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal serta bahaya yang akan
mengancam.
Hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa mengancamnya, hari kiamat yang akan menagih janjinya.
Banyak dukacita di dunia memperteguh semangat amal saleh.
Berkaitan dengan ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri, Muhammad Mustafa, guru besar filsafat Islam menyatakan bahwa
tasawuf Hasan Al-Bashri didasari oleh rasa takut siksa Tuhan di dalam neraka. Setelah di teliti, ternyata bukan perasaan
takut yang mendasari tasawufnya tetapi kebesaran jiwanya akan kekurangan dan kelalaian dirinya yang mendasari
tasawufnya.
2.      Al-Muhasibi
Bernama lengkap Abu ‘Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Bashri Al-Baghdadi Al-Muhasibi.
Beliau lahir di Bashrah, Irak, tahun 165 H (781 M) dan meninggal tahun 243 H (857 M).

Ajaran-Ajaran Tasawufnya

A.Makrifat
Al-Muhasibi menjelaskan tahapan-tahapan makrifat sebagai berikut:
1.Taat.
2. Aktivitas anggota tubuh yang telah disinari oleh cahaya yang memenuhi hati.
3.Khazanah-khazanah keilmuan dan keghaiban kepda setiap orang yang telah menempuh
kedua tahap di atas.
4.Tahap keempat adalah apa yang dikatakan oleh sementara sufi dengan fana’ yang
menyebabkan baqa’.

B.Khauf dan Raja’


Dalam pandangan Al-Muhasibi, khauf (rasa takut) dan raja’ (pengharapan) menempati
posisi penting dalam perjalanan seseorang membersihkan jiwa. Kahuf dan raja’ dapat
dilakukan dengan sempurna hanya dengan berpegang teguh pada Al-Quran dan As-
Sunnah.
B.Tasawuf Amali
Tasawuf amali adalah tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara
mendekatkan diri kepada Allah SWTTasawuf amali adalah seperti yang dipraktekan di
dalam kelompok tarekat, dimana dalam kelompok ini terdapat sejumlah sufi yang
mendapat bimbingan dan petujuk dari seorang guru tentang bacaan dan amalan yang
harus di tempuh oleh seorang sufi dalam mencapai kesempurnaan rohani agar dapat
berhubungan langsung dengan Allah. Berikut macam-macam maqom yang harus dilalui
seorang sufi, yaitu:
Al-Maqamat
Untuk mencapai tujuan tasawuf seseorang harus menempuh jalan yang panjang dan
berat, perjalanan panjang dan berat tersebut dapat di pelajari melalui tahapan-tahapan
tertentu atau yang biasa disebut dengan istilah al-Maqamat (stasiun=tahap-tahap).
Perjalanan panjang itu dibagi kepada 7 macam, yaitu: Al-Taubah, Al-Wara’, Al-Zuhd, Al-
Shabr, Al-Tawakkal dan Al-Ridho.
Al-Ahwal
Al-Ahwal adalah situasi kejiwaan yang diperoleh seseorang sebagai karunia Allah,
bukan dari usahanya.
Tokoh-Tokoh Tasawuf Amali
1)      Rabiah Al-Adawiah

Bernama lengkap Rabi’ah bin Ismail Al-Adawiah Al-Bashriyah Al-Qaisiyah.


Lahir tahun 95 H (713 H) di suatu perkampungan dekat kota Bashrah (Irak)
dan wafat tahun 185 H (801 M).Rabiah Al-Adawiah dalam perkembangan
mistisisme dalam Islam tercatat sebagai peletak dasar tasawuf berasaskan cinta
kepada Allah SWT.

2)      Dzu Al-Nun Al-Mishri

Bernama lengkap Abu Al-Faidh Tsauban bin Ibrahim. Lahir di Ikhkim, daratan
tinggi Mesir tahun 180 H (796 M) dan wafat tahun 246 H (856 M)..Al-Mishri
membedakan ma’rifat  menjadi dua yaitu ma’rifat sufiah adalah pendekatan
menggunakan pendekatan qalb dan ma’rifat aqliyah adalah pendekatan yang
menggunakan akal. Ma’rifat menurutnya sebenarnya adalah musyahadah
qalbiyah (penyaksian hati), sebab maa’rifat merupakan fitrah dalam hati
manusia.
C.Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis
dan visi rasional pengasasnya. Berbeda dengan tasawuf akhlaqi, tasawuf falsafi
menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya. Ciri umum tasawuf falsafi
menurut At-Taftazani adalah ajarannya yang samara-samar akibat banyaknya istilah
khusus yang hanya dapat difahami oleh siapa aja yang memahami ajaran tasawuf jenis
ini. Tasawuf falsafi tidak hanya dipandang sebagai filsafat karena ajaran dan metodenya
didasarkan pada rasa(dzauq), tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam
pengertian yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan
lebih berorientasi pada panteisme.
Objek yang menjadi perhatian para tasawuf filosof adalah
1.latihan rohaniyah dengan rasa, intuisi, serta instroprksi diri yang timbul darinya.
Mengenai latihan rohaniah dengan tahapan Maqam maupun keadaan (hal), rohani serta
rasa(dhauq)
2.Iluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib.Bisa dikatakan seperti sifat-
sifat robbani, ‘arty,malaikat, wahyu, kenabian, roh, hakikat realitas segala yang wujud,
yang gaib, maupun yang tampak, dan susunan kosmos, terutama tentang penciptaannya.
Mengenai iluminasi ini para sufi dan juga filosof tersebut melakukan latihan rohaniah
dengan mematikan kekuatan syhwat serta menggairahkan roh dengan jalan menggiatkan
Dzikir, dengan dzikir menurut mereka, jiwa dapat memahami hakikat realitas-realitas.
1.Ibnu Arabi
Tokoh-tokoh Tasawuf falsafi
       Bernama lengkap Muhammad bin ‘Ali bin Ahmad bin ‘Abdullah Ath-Tha’i Al-Haitami.
Lahir di Murcia, Andalusia Tenggara, Spanyol tahun 560 M. Di antara karya monumentalnya
adalah Al-Futuhat Al-Makiyyah yang di tulis tahun 1201, dan masih banyak karya lainnya.

Ajaran-Ajaran Tasawufnya
a.Wahdat Al Wujud
Ajaran sentral Ibnu Arabi adalah tentang wahdat al-wujusd (kesatuan wujud). Menurut Ibnu
Arabi wujud semua yang ada ini hanya satu dan wujud makhluk pada hakikatnya adalah wujud
Khaliq.
b.Haqiqah Muhammadiyyah
Ibnu Arabi menjelaskan bahwa terjadinya alam ini tidak bisa dipisahkan dari ajaran Haqiqah
Muhammadiyyah atau Nur Muhammad. Menurutnya, tahapan-tahapan kejadian proses
penciptaan alam dan hubungannya dengan kedua ajaran itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, wujud tuhan sebagai wujud mutlak yaitu dzat yang mandiri dan tidak berhajat kepada
suatu apapun.
Kedua, wujud Haqiqah Muhammadiyyah sebagai emansi (pelimpahan) pertama dari wujud
Tuhan dan dari sini muncul segala yang wujud dengan proses tahapan-tahapannya.
c.Wahdatul Adyan
Adapun yang berkenaan dengan konsepnya wahdat al-adyan (kesamaan agama), Ibnu Arabi
memandang bahwa sumber agama adalah satu, yaitu hakikat Muhammadiyyah.
Konsekuensinya, semua agama adalah tunggal dan semua itu kepunyaan Allah.
2.Al-Jili
Bernama lengkap ‘Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili. Lahir pada tahun 1365
M di Jilan (Gilan) sebuah provinsi di sebelah selatan Kaspi dan wafat tahun
1417 M.

Ajaran-Ajaran Tasawufnya

A.Insan Kamil
Ajaran tasawuf Al-Jili yang terpenting adalah paham insan kamil (manusia
sempurna). Menurut Al-Jili, insan kamil adalah nuskhah atau copy Tuhan.
Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa perumpamaan hubungan Tuhan
dengan insan kamil adalah bagaikan cermin di mana seseorang tidak akan
dapat melihat bentuk dirinya sendiri, kecuali melalui cermin itu.
B.Maqamat (Al-Martabah)
Al-Jili merumuskan beberapa maqam yang harus dilalui seorang sufi, yang
menurut istilahnya ia sebut al-martabah (jenjang atau tingkat). Tingkat-
tingkat itu adalah: islam, iman, shalah, ihsan, syahadah, shiddiqiyah, dan
qurbah
Makamat dalam tasawuf
a. Tobat, yaitu memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan serta berjanji
dengan sungguh-sungguh untuk tidak akan mengulangi perbuatan dosa yang telah dilakukan.

b. Wara’, yaitu menghindari diri dari perbuatan dosa atau menjauhi hal-hal yang tidak baik atau
subhat. Dalam pengertian sufi wara’ adalah menghindari jauh-jauh segala yang didalamnya
terdapat keragu-raguan antara halal dan haram (syubhat).

c. Zuhud, yaitu menjauhi dari perkara yang bersifat keduniawian.

d. Fakir, yaitu tidak meminta lebih dari pada yang menjadi haknya, tidak banyak mengharap dan
memohon rizqi, kecuali hanya untuk menjalankan kewajiban-kewajiban dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

e. Sabar, yaitu menghindari diri dari hal-hal yang bertentangan dengan apa yang dilarang Allah
SWT, tenang ketika mendapat cobaan, dan menampakkan sikap perwira walaupun sebenarnya
berada dalam kafakiran dalam bidang ekonomi.

f. Tawakal, yaitu penyerahan diri seorang hamba kepada Allah SWT setelah ada usaha maksimal.

g. Ridha, yaitu menerima qadha’ dan qadar Allah SWT dengan hati senang, mengeluarkan
perasaan benci dari hati sehingga yang tinggal didalamnya hanya perasaan senang dan gembira.[9]
Pengertian AKhlak

Secara Etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk yang artinya
budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabi’at. Yang mempunyai sinonim
dengan moral dan etika, moral dan etika berasal dari bahasa latin yang artinya
kabiasaan
Sedangkan secara terminologi akhlak adalah:

1. Menurut Imam Ghozali:

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran atau
pertimbangan.

2. Ibnu maskawih :

Ahklak adalah gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan
tidak membutuhkan pikiran.
Pembagian akhlak ada dua yaitu akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.

1. Akhlak Mahmudah artinya: akhlak yang terpuji, contoh akhlak mahmudah


adalah:

a. Sabar, adalah mampu menahan diri atau mampu mengendalikan amarah.

b. Ikhlas, adalah mengejakan sesuatu amal hanya semata-mata karena Allah, yakni harus
mengharap ridhoNya.

c. Jujur, adalah mengatakan sesuatu itu dengan apa adanya dan harus dengan hati yang
lurus.

d. Pemaaf, adalah orang yang memberikan maaf kepada peminta maaf yang menyadari
kesalahannya.

e. Pemurah, adalah sikap seseorang yang ringan untuk mengeluarkan sebagian hartanya
untuk kepentingan orang lain,

f. Menepati janji, adalah orang yang datang ketempat yang sudah disepakati sebelumnya
2. Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang buruk atau tercela, contoh akhlak
madzmumah adalah:
a. Ujub dan Takabur, Ujub adalah mengagumi kemampuan dirinya sendiri. Sedangkan takabur, adalah
membanggakan diri karena dirinya merasa lebih dari pada yang lain.

b. Ria dan Sum’ah, Ria adalah beramal baik dan bermaksud ingin memperoleh pujian orang lain. Sedangkan
sum’ah, adalah berbuat atau berkata agar didengar orang lain sehingga namanya jadi terkenal.

c. Malas dan Tamak, Malas adalah enggan atau tidak mau melakukan sesuatu, dan Tamak( serakah) adalah
terlalu bernafsu untuk memiliki sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri.

d. Dendam dan Iri hati, Dendam adalah keinginan untuk membalas kejahatan yang dilakukan orang lain atas
dirinya. Dan Iri hati adalah perasaan tidak senang apabila melihat orang lain mendapat kesenangan.

e. Fitnah dan Penipuan, Fitnah adalah berita bohong atau desas- desus tentang seseorang dengan maksud yang
tidak baik. Sedangkan penipuan adalah perkataan atau perbuatan tidak jujur dengan maksud menyesatkan
seseorang dan mencari untung dari perbuatannya tersebut.

f. Bohong dan Khianat, Bohong adalah dusta, berarti tidak sesuaidengan keadaan yang sebenarnya.,
sedangkan Khianat adalah perbuatan tidak setia terhadap pihak lain.

g. Bakhil dan Takut miskin, Bakhil adalah perasaan tidak rela memberikan sesuatu kepada orang lain atau
untuk kepentingan agama. Dan Takut miskin adalah rasa cemas akan menderita hidupnya karena kekurangan
harta.
Hubungan Tasawuf dan Akhlak
Sebenarnya, tiga macam tasawwuf tadi punya tujuan yang sama, yaitu sama sama
mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang
tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah),
karena itu untuk menuju wilayah tasawwuf, seseorang harus mempunyai akhlak yang
mulia berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertasawwuf pada hakekatnya adalah
melakukan serangkaian ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Ibadah itu
sendiri sangat berkaitan erat dengan akhlak. Menurut Harun Nasution, mempelajari
tasawwuf sangat erat kaitannya dengan Al-Quran dan Al-Sunnah yang mementingkan
akhlak. Cara beribadah kaum sufi biasanya berimplikasi kepada pembinaan akhlak
yang mulia, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Di kalangan kaum sufi dikenal
istilah altakhalluq bi akhlaqillah, yaitu berbudi pekerti dengan budi pekerti Allah, atau
juga istilah al-ittishaf bi sifatillah, yaitu mensifati diri dengan sifat – sifat yang dimiliki
oleh Allah.
Jadi akhlak merupakan bagian dari tasawwuf akhlaqi, yang merupakan salah satu
ajaran dari tasawwuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawwuf akhlaki adalah mengisi
kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir terhadap siksaan Allah.
Kemudian, dilihat dari amalan serta jenis ilmu yang dipelajari dalam tasawwuf amali,
ada dua macam hal yang disebut ilmu lahir dan ilmu batin yang terdiri dari empat
kelompok, yaitu syariat, tharikat, hakikat, dan ma`rifat.

Anda mungkin juga menyukai