MODUL 3
3.1.1. Pendahuluan
Analisisa mekanis dari tanah adalah penentuan variasi ukuran butiran yang ada
dalam tanah. Variasi tersebut dinyatakan dalam persentase dari berat kering total. Ada 2
metode untuk mendapatkan pembagian ukuran butiran tanah, yaitu :
a. Analisa ayakan
b. Analisa hidrometer
Analisisa ayakan dipakai apabila tanah yang di tes terdiri dari butiran-butiran tanah
yang besar seperti kerikil dan pasir ( diameter > 0,075 mm). Analisa hidrometer dipakai
apabila tanahnya berbutir halus seperti lanau dan lempung ( diameter < 0,075 mm)
setelah cukup waktu untuk mengayak dengan cara getaran, masa tanah yang tertahan
pada setiap ayakan ditimbang. Prosentase dari butiran yang lolos dari tiap-tiap ayakan
ditentukan seperti contoh. kemudian hasil tes tersebut digambarkan pada kertas semi
log, seperti contoh. Untuk tanah kohesif (lempung) dilakukan dengan cara basah yaitu
tanah dicampur air sampai menjadi lumpur encer, kemudian dibasuh seluruhnya
melewati ayakan-ayakan tersebut . Bagian tanah yang tertahan pada setiap ayakan
dikeringkan dalam oven lalu ditimbang.
Dari grafik pembagian ukuran butir dapat ditentukan 3 parameter tanah yang
dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tanah. Ketiga parameter tersebut adalah :
Contoh Soal.
Diketahui data hasil tes analisa ayakan dengan berat tanah kering = 500 gr adalah
sebagai berikut :
Ditanyakan : tentukan harga CU ; CC dan persentase dari kerikil, pasir, lanau + lempung
pada tanah tersebut.
Penyelesaian :
1) Buat tabel hasil tes ayakan seperti tabel contoh berikut.
2) Hitung persentase tanah tertahan pada tiap ayakan.
- Persentase tanah tertahan Ayakan # 4 adalah 50/500 x 100 % = 10 %.
- Persentse tanah tertahan ayakan # 10 adalah 60/500 x 100 % = 12 %.
- Kemudian hitung persentase tanah tertahan untuk ayakan nomer yang lain, dan
hasilnya masukkan pada Tabel di kolom 4.
3) Hitung persentase tanah yang lolos pada tiap ayakan.
- Persentase tanah yang lolos ayakan # 4 adalah 100 % - 10 % = 90 %.
- Persentase tanah yang lolos ayakan # 10 adalah 90 % - 12 % = 78 %.
- Kemudian hitung persentase tanah yang lolos untuk ayakan nomer yang lain, dan
hasilnya masukkan pada Tabel di kolom 5.
4) Gambarkan hasil analisa ayakan tersebut dalam grafik pembagian butir dengan
diameter ayakan pada sumbu X dan persentase tanah yang lolos pada sumbu Y.
5) Tentukan harga D60 , D30 dan D10.
6) Tentukan harga CU dan CC.
7) Tentukan persentase dari kerikil, pasir dan lanau + lempung pada tanah tersebut.
- Persentase kerikil = persentase tertahan ayakan # 4 = 10 %
- Persentase pasir = persentase lolos ayakan # 4 – persentase lolos ayakan # 200
= 90 % - 7 % = 83 %
- Persentase lanau + lempung = persentase lolos ayakan # 200 = 7 %
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 6
# 200
# 100
# 10
# 20
# 40
# 60
3/4"
#4
100
80
Persen butir yang lolos
60
40 D60
D10
20
D30
0
0.1
19.05
10
0.075
0.001
0.425
0.002
2
1
4.75
0.85
0.25
0.15
0.01
100
D60 1,3
CU 10,40
D10 0,125
2
D30 0,6 2
CC 2,215
D60 xD10 1,3 x0,125
Kerikil = 10 %
Pasir = 90 % - 7 % = 83 %
Lanau + Lempung = 7 %
3.1.5. Ringkasan.
Bentuk dari grafik hasil analisa ayakan dan hidrometer ada 3 kelompok yaitu :
a. Gap graded (grafik A ) : adalah tanah dimana satu atau lebih dari ukuran
butirnya tidak ada.
b. Well graded (grafik B) : adalah tanah dimana ukuran butir-butirnya terbagi
merata dalam satu batasan yang luas.
c. Poorly graded / Uniform graded (grafik C) : adalah tanah yang mempunyai
ukuran butiran hampir sama (hanya terdiri dari satu atau dua ukuran butiran).
Dari grafik hasil analisa ayakan dan hidrometer dapat ditentukan 3 parameter tanah
yaitu :
a. Ukuran efektif (effective size) :
D10 = diameter tanah dimana 10 % dari total butiran lolos ayakan.
D30 = diameter tanah dimana 30 % dari total butiran lolos ayakan.
D60 = diameter tanah dimana 60 % dari total butiran lolos ayakan.
2. Diketahui data hasil tes analisa ayakan dengan berat tanah kering = 500 gr adalah
sebagai berikut :
Diameter Berat tanah tertahan
No. Ayakan pada tiap ayakan
(mm) (gr)
4 4.75 30
10 2 25
20 0.85 145
40 0.425 150
60 0.25 70
100 0.15 30
200 0.075 25
Ditanyakan : tentukan harga CU ; CC dan persentase dari kerikil, pasir, lanau + lempung
pada tanah tersebut.
3. Diketahui data hasil tes analisa ayakan dengan berat tanah kering = 500 gr adalah
sebagai berikut :
Diameter Berat tanah tertahan
No. Ayakan pada tiap ayakan
(mm) (gr)
4 4.75 25
10 2 65
20 0.85 120
40 0.425 130
60 0.25 60
100 0.15 35
200 0.075 25
Ditanyakan : tentukan harga CU ; CC dan persentase dari kerikil, pasir, lanau + lempung
pada tanah tersebut.
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 9
4. Diketahui data hasil tes analisa ayakan dengan berat tanah kering = 500 gr adalah
sebagai berikut :
Diameter Berat tanah tertahan
No. Ayakan pada tiap ayakan
(mm) (gr)
4 4.75 20
10 2 40
20 0.85 130
40 0.425 160
60 0.25 55
100 0.15 30
200 0.075 25
Ditanyakan : tentukan harga CU ; CC dan persentase dari kerikil, pasir, lanau + lempung
pada tanah tersebut.
Soal 2 :
- CU = 5,667 Kerikil = 6 %
- CC = 1,417 Pasir = 89 %
Lanau + Lempung = 5 %
Soal 3 :
- CU = 9,000 Kerikil = 5 %
- CC = 1,778 Pasir = 87 %
Lanau + Lempung = 8 %
Soal 4 :
- CU = 8,000 Kerikil = 4 %
- CC = 2,258 Pasir = 88 %
Lanau + Lempung = 8 %
3.1.8. Referensi
A. Wajib :
1. Braja, M., Das., (Alih Bahasa Noor Endah dan Indrasurya), 1995, Mekanika
Tanah Jilid 1, Jakarta : Erlangga.
B. Anjuran :
2. Braja, M., Das., 1998, Advanced Soil Mechanics, Singapore : McGraw-Hill.
3. Joseph E. Bowles., 1996., (alih bahasa Johan Kelanaputra H),Sifat-sifat Fisis
dan Geoteknis Tanah, Jakarta : Erlangga.
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 10
No. Diameter Berat tanah tertahan Persentase tanah tertahan Persentase tanah
Ayakan pada tiap ayakan pada tiap ayakan yang lolos
(mm) (gr) (%) (%)
4 4,75
10 2
20 0,85
40 0,425
60 0,25
100 0,15
200 0,075
D60 = Kerikil =
D30 = Pasir =
D10 = Lanau + Lempung =
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 11
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengklasikasi tanah sistem USCS adalah :
1. Persentase butiran yang lolos ayakan # 200.
2. Persentase fraksi kasar yang lolos ayakan # 4
3. CU dan CC untuk tanah yang lolos ayakan # 200 = 0% sampai 12%.
4. LL dan IP untuk tanah yang lolos ayakan # 200 = 5% atau lebih.
Klasifikasi tanah dengan sistem USCS akan mudah dilakukan apabila urutan
pekerjaannya mengikuti flow chart seperti diberikan dalam Gambar 3.4. Sedang untuk
tahapan klasifikasi yang lebih rinci dapat dipakai Tabel 3.3
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 12
Contoh Soal 1.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :
D60 0,75
CU 6,250
D10 0,12
2
D30 0,425 2
CC 2,007
D60 xD10 0,75 x0,12
a. Lolos # 200 = 7% ; berarti: 7% < 50% lolos # 200, termasuk tanah berbutir kasar
Fraksi kasar lolos # 4 (pasir) = 96% - 7% = 89%; berarti 89% > (50% x 93%), berarti
SP-SM.
Contoh Soal 2.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :
Penyelesaian :
2) Karena tanah yang lolos # 200 = 16% ; berarti > 12% , maka tidak perlu menentukan CU
dan CC ; berarti tidak membuat grafik hasil analisa ayakan.
a. Lolos # 200 = 16% ; berarti: 16% < 50% lolos # 200, termasuk tanah berbutir kasar
c. Lolos # 200 = 16% ; berarti > 12%, kemungkinan : SC, SM, SC-SM.
Contoh Soal 3.
Penyelesaian :
1) Kerikil = 0%
Pasir = 100% - 62% = 38%
Lanau + Lempung = 62%
2) Karena tanah yang lolos # 200 = 62% ; berarti 62% > 12% ; berarti tidak perlu
menentukan CU dan CC ; berarti tidak membuat grafik hasil analisa ayakan.
a. Lolos # 200 = 62% ; berarti 62% > 50% lolos # 200, termasuk tanah berbutir halus
b. LL = 45% ; berarti 45% < 50%, kemungkinan : OL, CL, ML, CL-ML
c. LLR = 0,9 ; berarti 0,9 > 0,75 ; kemungkinan : CL, ML, CL-ML
Pers garis A = 0,73 x (45 – 20) = 18,25% ; berarti 15% < 18,25%,
Berarti plot dibawah garis A ; termasuk lanau, M
3.2.2.1. Ringkasan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengklasikasi tanah sistem USCS adalah :
1. Persentase butiran yang lolos ayakan # 200.
2. Persentase fraksi kasar yang lolos ayakan # 4
CU dan CC untuk tanah yang lolos
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 19
3.2.2.4. Referensi
A. Wajib :
1. Braja, M., Das., (Alih Bahasa Noor Endah dan Indrasurya), 1995, Mekanika Tanah
Jilid 1, Jakarta : Erlangga.
B. Anjuran :
2. Braja, M., Das., 1998, Advanced Soil Mechanics, Singapore : McGraw-Hill.
3. Joseph E. Bowles., 1996., (alih bahasa Johan Kelanaputra H),Sifat-sifat Fisis dan
Geoteknis Tanah, Jakarta : Erlangga.
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 21
Nama : No.Reg :
D60 = Cu = Kerikil =
D30 = Pasir =
D10 = Cc = Lanau + Lempung =
Nama : No.Reg :
D60 = Cu = Kerikil =
D30 = Pasir =
D10 = Cc = Lanau + Lempung =
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 22
Pada sistem ini ada 7 kelompok klasifikasi tanah yaitu, A-1 sampai dengan A-7.
Sistem ini juga mengelompokkan tanah kedalam 2 kelompok besar yaitu :
1. Tanah berbutir, dimana butiran tanah tersebut 35% atau kurang ( ≤ 35% ) berat total
contoh tanah lolos ayakan No. 200. Tanah yang masuk ke dalam klasifikasi ini adalah A-
1, A-2 dan A-3
2. Tanah lanau dan lempung, dimana butiran tanah lebih dari 35% ( > 35% ) berat total
contoh tanah lolos ayakan No. 200. Tanah yang masuk ke dalam klasifikasi ini adalah : A-
4, A-5, A-6 dan A-7.
a. Ukuran butir.
Kerikil : bagian tanah yang lolos ayakan dengan diameter 75 mm (3 inchi) dan yang
tertahan pada ayakan No.10 (2 mm)
Pasir : bagian tanah yang lolos ayakan No.10 (2 mm) dan yang tertahan pada ayakan
No.200 (0,075 mm)
b. Plastisitas :
Berlanau : dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai indeks
platisitas (IP) sebesar 10% atau kurang ( ≤ 10% ).
Berlempung : dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tamah mempunyai indeks
platisitas (IP) sebesar 11% atau lebih ( ≥ 11% ).
Untuk mengevaluasi mutu (kualitas) dari suatu tanah perlu ditentukan harga indeks group
(Group index, GI), dimana daya dukung tanah besarnya berbanding terbalik dengan GI, yaitu
1
DDT . Jadi semakin besar harga GI, maka semakin kecil besarnya daya dukung tanah.
GI
Indeks group dapat dihitung dengan memakai persamaan berikut ini :
GI = (F – 35) {0,2 + 0,005 . (LL – 40)} + 0,01 . (F – 15) . (IP – 10)
dimana :
F = persentase butiran yang lolos ayakan No. 200.
LL = batas cair
IP = indeks plastis
Aturan untuk menentukan harga dari indeks group (GI) adalah sebagai berikut :
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 23
Klasifikasi tanah dengan sistem AASHTO akan mudah dilakukan apabila urutan
pekerjaannya mengikuti flow chart seperti diberikan dalam Gambar 3.6. Sedang untuk
tahapan klasifikasi yang lebih rinci dapat dipakai Tabel 3.4.
Contoh Soal 1.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :
Contoh Soal 2.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :
Contoh Soal 3.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :
Penyelesaian :
1) Lolos # 200 = 62%, berarti > 35%, termasuk tanah lanau & lempung
2) IP = 45% - 25% = 20%, berarti IP ≥ 11%, kemungkinan : A-6, A-7-5 dan A-7-6
3) LL = 45%, berarti ≥ 41%, kemungkinan : A-7-5 dan A-7-6
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 27
4) LL – 30% = 45% - 30% = 15%, berarti IP (20%) > 15%, klasifikasi tanah termasuk
: A-7-6
5) GI = (F – 35) {0,2 + 0,005 (LL – 40)} + 0,01 (F – 15) (IP – 10) =
= (62 – 35) {0,2 + 0,005 (45 – 40)} + 0,01 (62 – 15) . (20 – 10) =
= ( 6,075 ) + ( 4.7 )
= 10,775 ~ 11
4.2.3.1. Ringkasan.
Pada klasifikasi tanah sistem AASHTO tanah dibagi dalam 2 kelompok yaitu :
1. Tanah berbutir, adalah tanah yang lolos ayakan # 200 ≤ 35% yaitu : A-1, A-2 dan
A-3
2. Tanah lanau dan lempung, adalah tanah yang lolos ayakan # 200 > 35% yaitu: A-4,
A-5, A-6 dan A-7.
Ukuran butir.
Kerikil adalah tanah lolos ayakan Ǿ 75 mm dan tertahan pada ayakan #10 (2 mm)
Pasir adalah tanah yang lolos ayakan #10 dan tertahan pada ayakan # 200
Plastisitas :
Berlanau apabila IP dari butiran halus dari tanah ≤ 10%
Berlempung apabila IP dari butiran halus dari tanah ≥ 11%
Tentukan klasisifikasi tanah dengan sistem AASHTO jika diketahui data dari hasil tes
analisa ayakan dan Atterberg limit adalah sebagai berikut :
2. A-6(4)
3. A-3(0)
4. A-7-5(19)
5. A-2-4(0)
6. A-4(1)
8. A-5(1)
9. A-2-5(0)
10. A-7-6(17)
12. A-2-7(0)
3.2.3.4. Referensi
A. Wajib :
1. Braja, M., Das., (Alih Bahasa Noor Endah dan Indrasurya), 1995, Mekanika
Tanah Jilid 1, Jakarta : Erlangga.
B. Anjuran :
2. Braja, M., Das., 1998, Advanced Soil Mechanics, Singapore : McGraw-Hill.
3. Joseph E. Bowles., 1996., (alih bahasa Johan Kelanaputra H),Sifat-sifat Fisis
dan Geoteknis Tanah, Jakarta : Erlangga.