Anda di halaman 1dari 29

Modul 3 (Mekanika Tanah I) 1

MODUL 3

JUDUL : KLASIFIKASI TANAH

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah membaca modul ini mahasiswa bisa memahami klasifikasi tanah untuk
keperluan teknik sipil.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan analisa mekanis dari tanah.
2. Menggambarkan grafik distribusi ukuran butir.
3. Mengklasifikasi tanah dengan sistem USCS.
4. Mengklasifikasi tanah dengan sistem AASHTO.

3.1. Analisa Mekanis Dari Tanah.

3.1.1. Pendahuluan
Analisisa mekanis dari tanah adalah penentuan variasi ukuran butiran yang ada
dalam tanah. Variasi tersebut dinyatakan dalam persentase dari berat kering total. Ada 2
metode untuk mendapatkan pembagian ukuran butiran tanah, yaitu :
a. Analisa ayakan
b. Analisa hidrometer
Analisisa ayakan dipakai apabila tanah yang di tes terdiri dari butiran-butiran tanah
yang besar seperti kerikil dan pasir ( diameter > 0,075 mm). Analisa hidrometer dipakai
apabila tanahnya berbutir halus seperti lanau dan lempung ( diameter < 0,075 mm)

3.1.2. Analisa Ayakan.


Ayakan yang dipakai adalah standart ayakan di Amerika Serikat, nomor ayakan dan
ukuran lubang diberikan pada Tabel 3.1. Analisa ayakan adalah mengayak dan
menggetarkan contoh tanah melalui satu set ayakan yang disusun dengan lubang-lubang
ayakan makin kecil. Mula-mula contoh tanah dikeringkan dulu, kemudian semua
gumpalan tanah dipisahkan menjadi butiran-butiran yang lebih kecil lalu baru diayak,
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 2

setelah cukup waktu untuk mengayak dengan cara getaran, masa tanah yang tertahan
pada setiap ayakan ditimbang. Prosentase dari butiran yang lolos dari tiap-tiap ayakan
ditentukan seperti contoh. kemudian hasil tes tersebut digambarkan pada kertas semi
log, seperti contoh. Untuk tanah kohesif (lempung) dilakukan dengan cara basah yaitu
tanah dicampur air sampai menjadi lumpur encer, kemudian dibasuh seluruhnya
melewati ayakan-ayakan tersebut . Bagian tanah yang tertahan pada setiap ayakan
dikeringkan dalam oven lalu ditimbang.

Tabel 3.1. Ayakan Standart Amerika Serikat.

Nomor Ayakan Ukuran lubang ayakan (mm)


4 4,75
6 3,35
8 2,36
10 2,00
16 1,18
20 0,85
30 0,60
40 0,425
50 0,30
60 0,25
80 0,18
100 0,15
140 0,106
170 0,088
200 0,075

Catatan : N0. 4 berarti dalam 1 inci kuadrat terdapat lubang 4 x 4 lubang

3.1.3. Analisa Hidrometer


Analisa hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan) dari
butir-butir tanah dalam air. Bila tanah dikocok di dalam air dan kemudian didiamkan,
maka butir-butir tanah akan mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda
tergantung pada bentuk, ukuran dan beratnya. Butiran tanah dengan ukuran lebih besar
akan mengendap lebih cepat dari pada butiran dengan ukuran kecil.
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 3

3.1.4. Kurva Distribusi Ukuran Butir.


Hasil dari test ayakan dan tes hidrometer digambarkan dalam grafik. Bentuk dari
grafik-grafik tersebut biasanya dapat digolongkan dalam 3 kelompok yaitu :
a. Gap graded (grafik A ) : adalah tanah dimana satu atau lebih dari ukuran butirnya
tidak ada.
b. Well graded (grafik B) : adalah tanah dimana ukuran butir-butirnya terbagi merata
dalam satu batasan yang luas.
c. Poorly graded / Uniform graded (grafik C) : adalah tanah yang mempunyai ukuran
butiran hampir sama (hanya terdiri dari satu atau dua ukuran butiran).

Kerikil Pasir Lanau dan Lempung

Gambar 3.1. Grafik Pembagian Ukuran Butir.


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 4

Dari grafik pembagian ukuran butir dapat ditentukan 3 parameter tanah yang
dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tanah. Ketiga parameter tersebut adalah :

a. Ukuran efektif (effective size) :


 D10 = diameter tanah dimana 10 % dari total butiran lolos ayakan.
 D30 = diameter tanah dimana 30 % dari total butiran lolos ayakan.
 D60 = diameter tanah dimana 60 % dari total butiran lolos ayakan.

b. Koefisien keseragaman (Uniformity coefficient), CU


D60
CU 
D10
c. Koefisien gradasi (Gradation coefficient), CC
2
D30
CC 
D60 xD10

Gambar 3.2. Cara menentukan harga D60 , D30 dan D10


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 5

Contoh Soal.
Diketahui data hasil tes analisa ayakan dengan berat tanah kering = 500 gr adalah
sebagai berikut :

Diameter Berat tanah tertahan


No. Ayakan pada tiap ayakan
(mm) (gr)
4 4.75 50
10 2 60
20 0.85 180
40 0.425 110
60 0.25 30
100 0.15 15
200 0.075 20

Ditanyakan : tentukan harga CU ; CC dan persentase dari kerikil, pasir, lanau + lempung
pada tanah tersebut.
Penyelesaian :
1) Buat tabel hasil tes ayakan seperti tabel contoh berikut.
2) Hitung persentase tanah tertahan pada tiap ayakan.
- Persentase tanah tertahan Ayakan # 4 adalah 50/500 x 100 % = 10 %.
- Persentse tanah tertahan ayakan # 10 adalah 60/500 x 100 % = 12 %.
- Kemudian hitung persentase tanah tertahan untuk ayakan nomer yang lain, dan
hasilnya masukkan pada Tabel di kolom 4.
3) Hitung persentase tanah yang lolos pada tiap ayakan.
- Persentase tanah yang lolos ayakan # 4 adalah 100 % - 10 % = 90 %.
- Persentase tanah yang lolos ayakan # 10 adalah 90 % - 12 % = 78 %.
- Kemudian hitung persentase tanah yang lolos untuk ayakan nomer yang lain, dan
hasilnya masukkan pada Tabel di kolom 5.
4) Gambarkan hasil analisa ayakan tersebut dalam grafik pembagian butir dengan
diameter ayakan pada sumbu X dan persentase tanah yang lolos pada sumbu Y.
5) Tentukan harga D60 , D30 dan D10.
6) Tentukan harga CU dan CC.
7) Tentukan persentase dari kerikil, pasir dan lanau + lempung pada tanah tersebut.
- Persentase kerikil = persentase tertahan ayakan # 4 = 10 %
- Persentase pasir = persentase lolos ayakan # 4 – persentase lolos ayakan # 200
= 90 % - 7 % = 83 %
- Persentase lanau + lempung = persentase lolos ayakan # 200 = 7 %
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 6

Tabel 3.2. Hasil Analisa Ayakan.


Berat tanah Persentase tanah
Persentase
No. Diameter tertahan pada tiap tertahan pada tiap
tanah yang lolos
Ayakan (mm) ayakan ayakan
(%)
(gr) (%)
1 2 3 4 5
4 4.76 50 10 90
10 2.00 60 12 78
20 0.84 180 36 42
40 0.42 110 22 20
60 0.25 30 6 14
100 0.149 15 3 11
200 0.074 20 4 7

Kerikil Pasir Lanau dan Lempung

# 200
# 100
# 10

# 20

# 40

# 60
3/4"

#4

100

80
Persen butir yang lolos

60

40 D60

D10
20

D30

0
0.1
19.05

10

0.075

0.001
0.425

0.002
2

1
4.75

0.85

0.25

0.15

0.01
100

Diameter Butir, D (mm)

Gambar 3.3. Grafik hasil analisa ayakan


D60 = 1,3
D30 = 0,6
D10 = 0,125
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 7

D60 1,3
CU    10,40
D10 0,125
2
D30 0,6 2
CC    2,215
D60 xD10 1,3 x0,125

Kerikil = 10 %
Pasir = 90 % - 7 % = 83 %
Lanau + Lempung = 7 %

3.1.5. Ringkasan.

 Analisa mekanis dari tanah ada 2 yaitu :


a. Analisis ayakan
b. Analis hidrometer

 Bentuk dari grafik hasil analisa ayakan dan hidrometer ada 3 kelompok yaitu :
a. Gap graded (grafik A ) : adalah tanah dimana satu atau lebih dari ukuran
butirnya tidak ada.
b. Well graded (grafik B) : adalah tanah dimana ukuran butir-butirnya terbagi
merata dalam satu batasan yang luas.
c. Poorly graded / Uniform graded (grafik C) : adalah tanah yang mempunyai
ukuran butiran hampir sama (hanya terdiri dari satu atau dua ukuran butiran).

 Dari grafik hasil analisa ayakan dan hidrometer dapat ditentukan 3 parameter tanah
yaitu :
a. Ukuran efektif (effective size) :
 D10 = diameter tanah dimana 10 % dari total butiran lolos ayakan.
 D30 = diameter tanah dimana 30 % dari total butiran lolos ayakan.
 D60 = diameter tanah dimana 60 % dari total butiran lolos ayakan.

b. Koefisien keseragaman (Uniformity coefficient), CU


D60
CU 
D10
c. Koefisien gradasi (Gradation coefficient), CC
2
D30
CC 
D60 xD10
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 8

3.1.6. Latihan Soal.


1. Diketahui data hasil tes analisa ayakan dengan berat tanah kering = 500 gr adalah
sebagai berikut :
Diameter Berat tanah tertahan
No. Ayakan pada tiap ayakan
(mm) (gr)
4 4.75 30
10 2 170
20 0.85 180
40 0.425 55
60 0.25 15
100 0.15 10
200 0.075 10
Ditanyakan : tentukan harga CU ; CC dan persentase dari kerikil, pasir, lanau + lempung
pada tanah tersebut.

2. Diketahui data hasil tes analisa ayakan dengan berat tanah kering = 500 gr adalah
sebagai berikut :
Diameter Berat tanah tertahan
No. Ayakan pada tiap ayakan
(mm) (gr)
4 4.75 30
10 2 25
20 0.85 145
40 0.425 150
60 0.25 70
100 0.15 30
200 0.075 25
Ditanyakan : tentukan harga CU ; CC dan persentase dari kerikil, pasir, lanau + lempung
pada tanah tersebut.

3. Diketahui data hasil tes analisa ayakan dengan berat tanah kering = 500 gr adalah
sebagai berikut :
Diameter Berat tanah tertahan
No. Ayakan pada tiap ayakan
(mm) (gr)
4 4.75 25
10 2 65
20 0.85 120
40 0.425 130
60 0.25 60
100 0.15 35
200 0.075 25
Ditanyakan : tentukan harga CU ; CC dan persentase dari kerikil, pasir, lanau + lempung
pada tanah tersebut.
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 9

4. Diketahui data hasil tes analisa ayakan dengan berat tanah kering = 500 gr adalah
sebagai berikut :
Diameter Berat tanah tertahan
No. Ayakan pada tiap ayakan
(mm) (gr)
4 4.75 20
10 2 40
20 0.85 130
40 0.425 160
60 0.25 55
100 0.15 30
200 0.075 25
Ditanyakan : tentukan harga CU ; CC dan persentase dari kerikil, pasir, lanau + lempung
pada tanah tersebut.

3.1.7. Kunci Jawaban.


Soal 1 :
- CU = 8,000 Kerikil = 6 %
- CC = 2,00 Pasir = 88 %
Lanau + Lempung = 6 %

Soal 2 :
- CU = 5,667 Kerikil = 6 %
- CC = 1,417 Pasir = 89 %
Lanau + Lempung = 5 %

Soal 3 :
- CU = 9,000 Kerikil = 5 %
- CC = 1,778 Pasir = 87 %
Lanau + Lempung = 8 %
Soal 4 :
- CU = 8,000 Kerikil = 4 %
- CC = 2,258 Pasir = 88 %
Lanau + Lempung = 8 %

3.1.8. Referensi
A. Wajib :
1. Braja, M., Das., (Alih Bahasa Noor Endah dan Indrasurya), 1995, Mekanika
Tanah Jilid 1, Jakarta : Erlangga.
B. Anjuran :
2. Braja, M., Das., 1998, Advanced Soil Mechanics, Singapore : McGraw-Hill.
3. Joseph E. Bowles., 1996., (alih bahasa Johan Kelanaputra H),Sifat-sifat Fisis
dan Geoteknis Tanah, Jakarta : Erlangga.
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 10

Tabel Hasil Analisa Ayakan (Berat Contoh Tanah Kering = gr)

No. Diameter Berat tanah tertahan Persentase tanah tertahan Persentase tanah
Ayakan pada tiap ayakan pada tiap ayakan yang lolos
(mm) (gr) (%) (%)
4 4,75
10 2
20 0,85
40 0,425
60 0,25
100 0,15
200 0,075

D60 = Kerikil =
D30 = Pasir =
D10 = Lanau + Lempung =
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 11

3.2. Metode Klasifikasi Tanah Untuk Teknik Sipil


3.2.1. Pendahuluan.
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang
berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-kelompok dan sub
kelompok berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi tanah yang dipakai untuk
teknik sipil adalah : Sistem Klasifikasi USCS (Unified Soil Classification System) dan
Sistem AASHTO (American Association State Highway Transportation Officials),
kedua sistem tersebut didasarkan pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti
distribusi ukuran butir dan plastisitas tanah.

3.2.2. Klasifikasi tanah sistem USCS.


Sistem ini mengelompokkan tanah kedalam 2 kelompok besar yaitu :
1. Tanah berbutir kasar (coarse grained soil, yaitu tanah kerikil (gravel) dan pasir
(sand), dimana butiran tanah kurang dari 50% (< 50%)berat total contoh tanah lolos
ayakan No. 200. Simbol dari kelompok dimulai dengan huruf G untuk gravel dan S
untuk sand.
2. Tanah berbutir halus (fine grained soil), yaitu tanah dimana butirannya 50% atau
lebih (≥ 50%) dari berat total contoh tanah lolos ayakan No. 200. Simbol dari
kelompok ini M untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay) anorganik,
dan O untuk lanau organik dan lempung organik.

Simbol-simbol lain yang digunakan dalam klasifikasi sistem USCS adalah


W = Well graded (tanah dengan gradasi baik)
P = Poorly graded (tanah dengan gradasi buruk).
L = Low plasticity (plastisitas rendah), LL < 50%.
H = High plasticity (plastisitas tinggi), LL > 50%.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengklasikasi tanah sistem USCS adalah :
1. Persentase butiran yang lolos ayakan # 200.
2. Persentase fraksi kasar yang lolos ayakan # 4
3. CU dan CC untuk tanah yang lolos ayakan # 200 = 0% sampai 12%.
4. LL dan IP untuk tanah yang lolos ayakan # 200 = 5% atau lebih.

Klasifikasi tanah dengan sistem USCS akan mudah dilakukan apabila urutan
pekerjaannya mengikuti flow chart seperti diberikan dalam Gambar 3.4. Sedang untuk
tahapan klasifikasi yang lebih rinci dapat dipakai Tabel 3.3
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 12

Gambar 3.4. Flow Chart Klasifikasi tanah Sistem USCS


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 13

Tabel 3.3. Klasifikasi Tanah System USCS

After ASTM (1982)


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 14

Contoh Soal 1.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :

# Ayakan 4 10 20 40 60 100 200


LL PL LLR
Diameter (mm) 4,75 2,00 0,85 0,425 0,25 0,15 0,075
% (lolos) 96 88 64 30 19 12 7 60 35 ----

Ditanyakan : klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem USCS.


Penyelesaian :
1) Mentukan persentase ke rikil, pasir, lanau + lempung.
Kerikil = 100% - 96% = 4%
Pasir = 96% - 7% = 89%
Lanau + Lempung = 7%
2) Membuat grafik hasil analisa ayakan, karena tanah yang lolos # 200 = 7%.(0%- 12%)

Kerikil Pasir Lanau dan Lempung

Gambar 3.5. Grafik hasil analisa ayakan Contoh Soal 1


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 15

3) Menentukan : D60 ; D30 ; D10 ; CU ; CC.


D60 = 0,75
D30 = 0,425
D10 = 0,12

D60 0,75
CU    6,250
D10 0,12

2
D30 0,425 2
CC    2,007
D60 xD10 0,75 x0,12

4) Mengklasifikasi tanah dengan sistem USCS.

a. Lolos # 200 = 7% ; berarti: 7% < 50% lolos # 200, termasuk tanah berbutir kasar

b. Fraksi kasar (kerikil + pasir) = 100% - 7% = 93%.

Fraksi kasar lolos # 4 (pasir) = 96% - 7% = 89%; berarti 89% > (50% x 93%), berarti

pasirnya lebih banyak dari kerikil, jadi termasuk pasir ( S )

c. Lolos # 200 = 7% ; berarti 7% antara 5% - 12%, kemungkinan : SW-SC, SW-SM, SP-SC,

SP-SM.

d. CU = 6,250 ; berarti 6,250 > 6


CU > 6 dan 1 ≤ CC ≤ 3
CC = 2,007 ; berarti 1 ≤ 2,007 ≤ 3 SW-S....?

kemungkinan : SW-SC, SW-SM

IP = 60% - 35% = 25%


25% < 29,2%
Pers garis A, IP = 0,73 x (LL – 20) = 29,20%

Berarti plot dibawah garis A, termasuk tanah lanau, M

Jadi tanah termasuk : SW-SM


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 16

Contoh Soal 2.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :

# Ayakan 4 10 20 40 60 100 200


LL PL LLR
Diameter (mm) 4,75 2,00 0,85 0,425 0,25 0,15 0,075
% (lolos) 97 92 77 55 41 28 16 62 28 ----

Ditanyakan : klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem USCS.

Penyelesaian :

1) Mentukan persentase ke rikil, pasir, lanau + lempung.


Kerikil = 100% - 97% = 3%
Pasir = 97% - 16% = 81%
Lanau + Lempung = 16%

2) Karena tanah yang lolos # 200 = 16% ; berarti > 12% , maka tidak perlu menentukan CU
dan CC ; berarti tidak membuat grafik hasil analisa ayakan.

3) Mengklasifikasi tanah dengan sistem USCS.

a. Lolos # 200 = 16% ; berarti: 16% < 50% lolos # 200, termasuk tanah berbutir kasar

b. Fraksi kasar (kerikil + pasir) = 100% - 16% = 84%.


Fraksi kasar lolos # 4 (pasir) = 97% - 16 % = 81% ; berarti 81% > 50% x 84%, Berarti
termasuk pasir ( S )

c. Lolos # 200 = 16% ; berarti > 12%, kemungkinan : SC, SM, SC-SM.

d. IP = 62% - 28% = 34%


34% > 30,66%
Pers garis A, IP = 0,73 x (62 – 20) = 30,66%
Berarti plot di atas grs A ; termasuk tanah clay, C

Jadi tanah termasuk : SC


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 17

Contoh Soal 3.

Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :

# Ayakan 4 10 20 40 60 100 200


LL PL LLR
Diameter (mm) 4,75 2,00 0,85 0,425 0,25 0,15 0,075
% 100 92 ---- 75 ---- ---- 62 45 30 0,9

Ditanyakan : klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem USCS.

Penyelesaian :
1) Kerikil = 0%
Pasir = 100% - 62% = 38%
Lanau + Lempung = 62%

2) Karena tanah yang lolos # 200 = 62% ; berarti 62% > 12% ; berarti tidak perlu
menentukan CU dan CC ; berarti tidak membuat grafik hasil analisa ayakan.

3) Mengklasifikasi tanah dengan sistem USCS.

a. Lolos # 200 = 62% ; berarti 62% > 50% lolos # 200, termasuk tanah berbutir halus

b. LL = 45% ; berarti 45% < 50%, kemungkinan : OL, CL, ML, CL-ML

c. LLR = 0,9 ; berarti 0,9 > 0,75 ; kemungkinan : CL, ML, CL-ML

d. IP = 45% - 30% = 15% ; berarti 15% > 7% ; berarti IP > 7

Pers garis A = 0,73 x (45 – 20) = 18,25% ; berarti 15% < 18,25%,
Berarti plot dibawah garis A ; termasuk lanau, M

Jadi tanah termasuk : ML


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 18

3.2.2.1. Ringkasan.

Sistem USCS 2 kelompok besar yaitu :


1. Tanah berbutir kasar ( < 50% lolos # 200 ) :
a. Kerikil / Gravel ( G )
b. Pasir / Sand ( S )
2. Tanah berbutir halus ( ≥ 50% lolos #. 200 ) :
a. Lanau / Silt ( M )
b. Lempung / Clay ( C )
c. Lanau organik dan lempung organik ( O ).

Simbol-simbol lain dalam klasifikasi sistem USCS adalah :


W = Well graded (tanah dengan gradasi baik)
P = Poorly graded (tanah dengan gradasi buruk).
L = Low plasticity (plastisitas rendah), LL < 50%.
H = High plasticity (plastisitas tinggi), LL > 50%.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengklasikasi tanah sistem USCS adalah :
1. Persentase butiran yang lolos ayakan # 200.
2. Persentase fraksi kasar yang lolos ayakan # 4
CU dan CC untuk tanah yang lolos
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 19

3.2.2.2. Latihan Soal.


Tentukan klasisifikasi tanah dengan sistem USCS jika diketahui data dari hasil tes analisa
ayakan dan Atterberg limit adalah sebagai berikut :

# Ayakan 4 10 20 40 60 100 200


LL PL LLR
Diameter (mm) 4,75 2,00 0,85 0,425 0,25 0,15 0,075
Soal No. % Lolos %
1. 95 84 54 30 20 14 7 75 30 0.8
2. 94 91 84 64 25 13 8 60 35 0.8
3. 90 77 51 31 20 12 4 --- --- ---
4. 92 57 48 47 46 40 7 55 29 0.85
5. 92 40 28 27 26 20 7 55 35 0.85
6. 88 77 51 31 20 13 8 45 30 0,8
7. 97 84 60 37 22 11 4 ---- ---- ----
8. 91 78 58 41 30 20 8 65 30 0.85
9. 92 25 14 11 10 9 8 65 40 0,9
10 90 89 87 84 78 62 7 65 30 0.85
11. 98 93 87 80 73 65 50 55 28 0.9
12. 100 96 90 84 79 73 63 45 25 0.9
13. 98 95 89 81 74 67 56 68 35 0.8
14. 100 96 91 86 81 76 68 25 19 0.85
15. 97 87 70 52 38 29 23 48 36 0.9
16. 95 85 70 50 36 27 20 28 22 0.9
17. 98 87 75 66 60 57 55 36 30 0,85
18. 95 88 79 70 61 52 40 55 28 0.9
19. 90 83 72 60 48 35 15 28 22 0.85
20. 93 90 86 80 70 60 52 27 20 0,8
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 20

3.2.2.3. Kunci Jawaban.


1. SW-SC
2. SP-SM
3. SW
4. SP-SC
5. SP-SM
6. SW-SM
7. SP
8. SP-SC
9. SP-SM
10. SP-SC
11. CH
12. CL
13. MH
14. CL-ML
15. SM
16. CS-SM
17. ML
18. SC
19. SC-SM
20. CL-ML

3.2.2.4. Referensi
A. Wajib :
1. Braja, M., Das., (Alih Bahasa Noor Endah dan Indrasurya), 1995, Mekanika Tanah
Jilid 1, Jakarta : Erlangga.
B. Anjuran :
2. Braja, M., Das., 1998, Advanced Soil Mechanics, Singapore : McGraw-Hill.
3. Joseph E. Bowles., 1996., (alih bahasa Johan Kelanaputra H),Sifat-sifat Fisis dan
Geoteknis Tanah, Jakarta : Erlangga.
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 21

Nama : No.Reg :

D60 = Cu = Kerikil =
D30 = Pasir =
D10 = Cc = Lanau + Lempung =

Nama : No.Reg :

D60 = Cu = Kerikil =
D30 = Pasir =
D10 = Cc = Lanau + Lempung =
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 22

3.2.3. Klasifikasi tanah sistem AASHTO.

Pada sistem ini ada 7 kelompok klasifikasi tanah yaitu, A-1 sampai dengan A-7.
Sistem ini juga mengelompokkan tanah kedalam 2 kelompok besar yaitu :

1. Tanah berbutir, dimana butiran tanah tersebut 35% atau kurang ( ≤ 35% ) berat total
contoh tanah lolos ayakan No. 200. Tanah yang masuk ke dalam klasifikasi ini adalah A-
1, A-2 dan A-3

2. Tanah lanau dan lempung, dimana butiran tanah lebih dari 35% ( > 35% ) berat total
contoh tanah lolos ayakan No. 200. Tanah yang masuk ke dalam klasifikasi ini adalah : A-
4, A-5, A-6 dan A-7.

Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria sebagai berikut :

a. Ukuran butir.
Kerikil : bagian tanah yang lolos ayakan dengan diameter 75 mm (3 inchi) dan yang
tertahan pada ayakan No.10 (2 mm)
Pasir : bagian tanah yang lolos ayakan No.10 (2 mm) dan yang tertahan pada ayakan
No.200 (0,075 mm)

b. Plastisitas :
Berlanau : dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai indeks
platisitas (IP) sebesar 10% atau kurang ( ≤ 10% ).
Berlempung : dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tamah mempunyai indeks
platisitas (IP) sebesar 11% atau lebih ( ≥ 11% ).

Untuk mengevaluasi mutu (kualitas) dari suatu tanah perlu ditentukan harga indeks group
(Group index, GI), dimana daya dukung tanah besarnya berbanding terbalik dengan GI, yaitu
1
DDT  . Jadi semakin besar harga GI, maka semakin kecil besarnya daya dukung tanah.
GI
Indeks group dapat dihitung dengan memakai persamaan berikut ini :
GI = (F – 35) {0,2 + 0,005 . (LL – 40)} + 0,01 . (F – 15) . (IP – 10)
dimana :
F = persentase butiran yang lolos ayakan No. 200.
LL = batas cair
IP = indeks plastis
Aturan untuk menentukan harga dari indeks group (GI) adalah sebagai berikut :
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 23

a. Bila harga GI negatif, maka GI dianggap nol (0).


b. Harga GI dibulatkan ke angka paling dekat, contoh GI = 3,4 dibulatkan menjadi 3 (GI =
3,4 ~ GI = 3); GI = 3,5 dibulatkan menjadi 4 (GI = 3,5 ~ Gi = 4).
c. Tidak ada batas atas untuk harga indeks group.
d. Indeks group untuk tanah yang masuk dalam kelompok : A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5, dan A-
3 selalu sama dengan nol (GI = 0).
e. Untuk tanah kelompok A-2-6 dan A-2-7, harga GI ditentukan dengan persamaan bagian
belakang saja yaitu : GI = 0,01 . (F – 15) .(IP – 10)

Klasifikasi tanah dengan sistem AASHTO akan mudah dilakukan apabila urutan
pekerjaannya mengikuti flow chart seperti diberikan dalam Gambar 3.6. Sedang untuk
tahapan klasifikasi yang lebih rinci dapat dipakai Tabel 3.4.

Contoh Soal 1.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :

# Ayakan 4 10 20 40 60 100 200


LL PL
Diameter (mm) 4,75 2,00 0,85 0,425 0,25 0,15 0,075
% 96 88 64 30 19 12 7 60 35

Ditanyakan : klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem AASHTO.


Penyelesaian :
1) Lolos # 200 = 7%, berarti ≤ 35% lolos # 200, termasuk tanah berbutir kemungkinan : A-1,
A-2, dan A-3.
2) Lolos # 200 = 7%, berarti ≤ 25% lolos # 200, kemungkinan : A-1-a, A-1-b, dan A-3
3) Lolos # 40 = 30%, berarti ≤ 30% & ≤ 50% lolos # 40,kemungkinan: A-1-a dan A-1-b
4) IP = 60% - 35% = 25%, berarti IP > 6%, artinya tidak termasuk: A-1-a atau A-1-b
5) Lolos # 200 = 7%, Berarti ≤ 35% lolos # 200, kemungkinan : A-2-4, A-2-5, A-2-6 dan A-2-
7
6) IP = 25%, berarti IP ≥ 11%, kemungkinan : A-2-6 dan A-2-7.
7) LL = 60%, berarti LL ≥ 41%, klasifikasi tanah termasuk : A-2-7
8) GI = 0,01. (F – 15) . (IP – 10) = 0,01 . (7 – 15) . (25 – 10)
= 0,01 . (-8) . (15) = -1,2 ~ 0

Jadi klasifikasi tanah termasuk ; A-2-7(0)


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 24

Gambar 3.6. Flow Chart Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO.


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 25

Tabel 3.4. Tabel Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO

Plasticity index of A-7-5 subgroup is equal to less than LL minus 30 ( IP ≤ LL - 30 )


Plasticity index of A-7-6 subgroup is greater than LL minus 30 ( IP > LL - 30 )
GI = (F – 35) {0,2 + 0,005 . (LL – 40)} + 0,01 . (F – 15) . (IP – 10)
GI = 0,01 . (F – 15) .(IP – 10) untuk A-2-6 dan A-2-7
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 26

Contoh Soal 2.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :

# Ayakan 4 10 20 40 60 100 200


LL PL
Diameter (mm) 4,75 2,00 0,85 0,425 0,25 0,15 0,075
% 97 92 77 55 41 28 16 43 35

Ditanyakan : klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem AASHTO.


Penyelesaian :
1) Lolos # 200 = 16%, berarti ≤ 35% lolos # 200, termasuk tanah berbutir kemungkinan
: A-1, A-2, dan A-3.
2) Lolos # 200 = 16%, berarti ≤ 25% lolos # 200, kemungkinan : A-1-a, A-1-b, dan A-3
3) Lolos # 40 = 55%, berarti ≥ 51% lolos # 40, kemungkinan : A-3.
4) Lolos # 200 = 16%, berarti > 10% lolos # 200, artinya tidak termasuk : A-3.
5) Lolos # 200 = 16%, Berarti ≤ 35%, kemungkinan : A-2-4, A-2-5, A-2-6 dan A-2-7
6) IP = 43% - 35% = 8%, berarti ≤ 10%, kemungkinan : A-2-4 dan A-2-5.
7) LL = 43%, berarti ≥ 41%, klasifikasi tanah termasuk : A-2-5
8) GI = (F – 35) {0,2 + 0,005 (LL – 40)} + 0,01 (F – 15) (IP – 10) =
= (16 – 35) {0,2 + 0,005 (43 – 40)} + 0,01 (16 – 15) . (8 – 10) =
= ( -4,085 ) + ( -0,02 )
= -4,11 ~ 0

Jadi klasifikasi tanah termasuk ; A-2-5(0)

Contoh Soal 3.
Diketahui : data hasil tes analisa ayakan adalah sebagai berikut :

# Ayakan 4 10 20 40 60 100 200


LL PL LLR
Diameter (mm) 4,75 2,00 0,85 0,425 0,25 0,15 0,075
% 100 92 ---- 75 ---- ---- 62 45 25 0,9

Ditanyakan : klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem AASHTO

Penyelesaian :

1) Lolos # 200 = 62%, berarti > 35%, termasuk tanah lanau & lempung
2) IP = 45% - 25% = 20%, berarti IP ≥ 11%, kemungkinan : A-6, A-7-5 dan A-7-6
3) LL = 45%, berarti ≥ 41%, kemungkinan : A-7-5 dan A-7-6
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 27

4) LL – 30% = 45% - 30% = 15%, berarti IP (20%) > 15%, klasifikasi tanah termasuk
: A-7-6
5) GI = (F – 35) {0,2 + 0,005 (LL – 40)} + 0,01 (F – 15) (IP – 10) =
= (62 – 35) {0,2 + 0,005 (45 – 40)} + 0,01 (62 – 15) . (20 – 10) =
= ( 6,075 ) + ( 4.7 )
= 10,775 ~ 11

Jadi klasifikasi tanah termasuk ; A-7-6(11)

4.2.3.1. Ringkasan.

Pada klasifikasi tanah sistem AASHTO tanah dibagi dalam 2 kelompok yaitu :

1. Tanah berbutir, adalah tanah yang lolos ayakan # 200 ≤ 35% yaitu : A-1, A-2 dan
A-3

2. Tanah lanau dan lempung, adalah tanah yang lolos ayakan # 200 > 35% yaitu: A-4,
A-5, A-6 dan A-7.

Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria sebagai berikut :

Ukuran butir.
Kerikil adalah tanah lolos ayakan Ǿ 75 mm dan tertahan pada ayakan #10 (2 mm)
Pasir adalah tanah yang lolos ayakan #10 dan tertahan pada ayakan # 200

Plastisitas :
Berlanau apabila IP dari butiran halus dari tanah ≤ 10%
Berlempung apabila IP dari butiran halus dari tanah ≥ 11%

Daya dukung tanah (DDT) = 1/GI

GI = (F – 35) {0,2 + 0,005 . (LL – 40)} + 0,01 . (F – 15) . (IP – 10)

Tanah A-2-6 dan A-2-7, harga GI = 0,01 . (F – 15) .(IP – 10)

Harga GI dibulatkan ke angka paling dekat, contoh GI = 3,4 ~ GI = 3; GI = 3,5 ~ Gi = 4

Harga GI negatif, maka GI dianggap nol (0).


Modul 3 (Mekanika Tanah I) 28

3.2.3.2. Latihan Soal.

Tentukan klasisifikasi tanah dengan sistem AASHTO jika diketahui data dari hasil tes
analisa ayakan dan Atterberg limit adalah sebagai berikut :

# Ayakan 4 10 20 40 60 100 200


LL PL
Diameter (mm) 4,75 2,00 0,85 0,425 0,25 0,15 0,075
Soal No. % Lolos %
1. 98 90 68 45 33 27 20 36 31
2. 96 92 84 69 61 56 52 38 25
3. 95 91 85 72 30 14 8 NP ---
4. 100 98 86 75 69 65 62 65 34
5. 100 91 81 58 42 35 30 37 28
6. 100 96 90 66 52 47 42 38 30
7. 100 45 25 18 15 13 11 33 28
8. 100 94 78 58 50 45 40 45 36
9. 100 97 90 58 44 38 32 42 34
10 100 98 86 75 69 65 62 55 25
11. 90 89 87 84 78 62 7 39 25
12. 92 25 14 11 10 9 8 65 40
Modul 3 (Mekanika Tanah I) 29

3.2.3.3. Kunci Jawaban.


1. A-1-b(0) dan A-2-4 (0)

2. A-6(4)

3. A-3(0)

4. A-7-5(19)

5. A-2-4(0)

6. A-4(1)

7. A-1-a(0) dan A-2-4(0)

8. A-5(1)

9. A-2-5(0)

10. A-7-6(17)

11. A-2-6(0) dan A-3

12. A-2-7(0)

3.2.3.4. Referensi
A. Wajib :
1. Braja, M., Das., (Alih Bahasa Noor Endah dan Indrasurya), 1995, Mekanika
Tanah Jilid 1, Jakarta : Erlangga.
B. Anjuran :
2. Braja, M., Das., 1998, Advanced Soil Mechanics, Singapore : McGraw-Hill.
3. Joseph E. Bowles., 1996., (alih bahasa Johan Kelanaputra H),Sifat-sifat Fisis
dan Geoteknis Tanah, Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai