Anda di halaman 1dari 47

LABORATORIUM HIDROLIKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

MODUL DAN LAPORAN


PRAKTIKUM HIDROLIKA
2020
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN


PRAKTIKUM

NAMA : Rangga Sukma Amnesty

KELAS : 2 TS 2

NIM : 1831310123

Malang, 25 Desember 2020


Dosen Pembimbing

Ikrar Hanggara ST., MT.


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

KATA PENGANTAR

Praktikum Hidrolika merupakan kegiatan yang dilakukan di dalam Laboratorium


Hidrolika Jurusan Teknik Sipil yang harus dilakukan oleh mahasiswa Teknik Sipil yang
sedang menempuh mata kuliah Hidrolika. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan
pengetahuan mahasiswa terhadap mata kuliah Hidrolika yang menitikberatkan pada saluran
tertutup dan saluran terbuka.

Buku petunjuk dan laporan praktikum ini dibuat agar dapat memperlancar mahasiswa
dalam mengikuti kegiatan praktikum maupun penyusunan laporannya. Buku ini dapat
digunakan oleh mahasiswa untuk mengumpulkan data pada saat melakukan kegiatan
praktikum sekaligus dalam penyusunan laporan.

Malang, September 2020

Penyusun,

Tim Laboratorium Hidrolika


LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Mahasiswa dapat mengukur gaya hidrostatis pada bidang rata yang tercelup dalam air dan
membandingkan dengan hasil yang diperoleh dari perhitungan teori.

II. PERALATAN
 1 (satu) set “Centre of Pressure Apparatus” 15-3 15
 1 (satu) set pemberat
 Waterpass

Spesifikasi Peralatan
R1 = 100 mm
R2 = 200 mm
B = lebar bidang = 75 mm
Lengan Momen = 250 mm

1-1
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

III. DASAR TEORI


A. TERCELUP VERTIKAL
1. Untuk X > R1 (tercelup sebagian)
Rumus umum yang digunakan adalah sebagai berikut :
Fa = 1⁄ . γ .B .ℎ2
2
Za = X + 2⁄3 h
Zs = h - 1⁄2 a
Mr = Fa .Za
2. Untuk X < R1 (tercelup seluruhnya)
Rumus umum yang digunakan adalah sebagai berikut :
Fa = γ .B .a . Za
2
Za = 𝑎
12��𝑎
+ ��𝑎

Zs = h - 1⁄2 a
Mr = Fa  (Za + X)

B. TERCELUP DENGAN KEMIRINGAN


1. Untuk X > R1cos α (tercelup sebagian)
Rumus umum yang digunakan
ℎ 2
Fa.res = 𝑎�� 2𝑎𝑎𝑎𝑎

Za = 2ℎ
3𝑎𝑎𝑎𝑎

Mr = Fa.res  Za
2. Untuk X < R1 cos α (tercelup seluruhnya)
Rumus umum yang digunakan
Fa . res = γ .B .a . Zs
Za = ((𝑎2/ 12 Zs) + Zs) + x
Zs = h – ½ sin α
Mr = Fa.res .Za / sin α

Dimana :
Fa = Fa . res = gaya resultante bidang datar

1-2
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

Zs = jarak dari pusat berat dinding ke titik 0


Za = jarak dari pusat tekanan Fa ke titik 0
α = sudut kemiringan bidang rata dengan horizontal
Mr= momen terhadap titik 0 akibat tekanan hidrostatis

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Atur alat pengatur tekanan hidrostatis dam posisi horizontal, dengan menggunakan
sekrup penggetar.
2. Pasang batang pengunci sehingga batang kesetimbangan menjadi horizontal, gunakan
juga waterpas untuk mendatarkan.
3. Pasang sekrup duga di atas pengunci, sehingga pada batang kesetimbangan horizontal,
ujung sekrup menyentuh pengunci (locking pin).
4. Lepaskan 2 buah sekrup pengukur, sehingga kemiringan bidang datar dapat diatur
sesuai dengan kehendak.
5. Atur posisi beban pengatur (jackey weight) sampai locking pin tidak menyentuh sekrup
duga, sehingga dengan mudah dilepas.
6. Pasang penggantung seberat 50 gr, kemudian isikan dengan air ke dalam alat sampai
pengukur pusat tekan hidrostatis kesetimbangan dicapai.
7. Ulangi prosedur no. 5 dan no. 6 dengan menambah beban berturut-turut 20 gr dan 30
gr secara bergantian.
8. Ukur dan catat hasil (X), untuk setiap nilai pembebanan.
9. Hitung Mr, dan Ml
10. Buat grafik hubungan antara Mr, Ml terhadap setiap pembacaan.

1-3
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

V. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


A. BIDANG DATA VERTIKAL

x
No.
(cm) Fa (gr) = Za (cm) =
TERCELUP SEBAGIAN

Beban Ml = P.e h Mr = Fa.Za


P (gr) (gr.cm). (cm) ½.γ.B.h2 X + 2/3 h (gr.cm)
1. 50 1250 17,90 2,10 16,54 19,30 319,17
2. 70 1750 17,10 2,90 31,54 19,03 600,26
3. 90 2250 16,40 3,60 48,60 18,80 913,68
4. 100 2500 16,10 3,90 57,04 18,70 1066,60
5. 120 3000 15,40 4,60 79,35 18,47 1465,33
6. 150 3750 14,60 5,40 109,35 18,20 1990,17
7. 170 4250 14,10 5,90 130,54 18,03 2354,03
8. 200 5000 13,30 6,70 168,34 17,77 2990,80
x = No.Absen / 10

x Mr =
TERCELUP SELURUHNYA

No. Za (cm) Fa.(Za+x)


(cm)
Beban Ml = P.e h Zs (cm) = 𝑎 Fa (gr) = (gr.cm)
P (gr) (gr.cm). (cm) h– ½ a = 𝑎 + 𝑎𝑎 γ.B.a.Zs
𝑎�� ��𝑎
1. 260 6500 11,90 8,10 3,10 5,79 232,50 4112,50
2. 300 7500 11,00 9,00 4,00 6,08 300,00 5125,00
3. 320 8000 10,60 9,40 4,40 6,29 330,00 5575,00
4. 350 8750 9,90 10,10 5,10 8,73 382,50 6362,50
5. 400 10000 8,80 11,20 6,20 7,54 465,00 7600,00
6.
7.
8.

B = 7,5 cm a = 10 cm
a2
e = 25 cm = 8,33 cm2
12

 = 1 gr/cm3

1-4
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

B. BIDANG RATA MIRING

x Fa (gr) = ����.��𝑎
No. Mr = 𝑎𝑎�� 𝑎
Beban Ml = P.e (cm) h ½.𝑎��. ��� Za (cm) =
TERCELUP SEBAGIAN

P (gr) (gr.cm). (cm) ����𝑎 𝑎 X + 2/3 h (gr.cm)


1. 50 1250 16,80 2,22 19,45 18,28 373,92
2. 70 1750 16,00 3,02 35,99 18,01 681,66
3. 90 2250 15,30 3,72 54,60 17,78 1020,75
4. 100 2500 15,00 4,02 63,76 17,68 1185,27
5. 120 3000 14,40 4,62 84,20 17,48 1547,66
6. 150 3750 13,60 5,42 115,88 17,21 2097,92
7. 170 4250 13,10 5,92 138,24 17,05 2477,92
8. 200 5000 12,30 6,72 178,12 16,78 3142,79

x = No.Absen / 10

Mr =
x 𝑎 𝑎 .(𝑎 𝑎 +𝑎 )
TERCELUP SELURUHNYA

No. Zs (cm) =
(cm) Za (cm) = 𝑎𝑎�� 𝑎
Beban Ml = P.e h h– ½ a. 𝑎
= 𝑎 + 𝑎𝑎 Fa (gr) = (gr.cm)
P (gr) (gr.cm). (cm) sin α 𝑎�� ��𝑎 γ.B.a.Zs
1. 250 6250 10,90 8,12 3,37 5,84 252,44 4443,74
2. 270 6750 10,50 8,52 3,77 5,98 282,44 4893,74
3. 300 7500 9,70 9,32 4,57 6,39 342,44 5793,74
4. 350 8750 8,60 10,42 5,67 7,14 432,44 7031,24
5. 400 10000 7,40 11,62 6,87 8,08 514,94 8381,24
6. 500 12500 5,00 14,02 9,27 10,17 694,94 11081,24
7.
8.
CATATAN :
B = 7,5 cm
a = 10 cm

e = 25 cm
𝑎𝑎
= 8,33 cm2
𝑎𝑎

γ = 1 gr/cm2
h = 20 sin α – x

α = 72˚

1-5
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

LANGKAH PERHITUNGAN :

A. Bidang Data Vertikal

 Tercelup Sebagian :

Beban (P) 50 gram

MI = P x e = 50 x 25 = 1250 gr.cm

��.����� 22
X = 15.7 + ( 10
) = 15.7 +10( ) = 17,90 cm

H = 20 – x = 20 - 17,90 = 2,10 cm

Fa = ½.γ.B.h2 = ½(1)(7.5)(2,102) = 16,54 gram

Za = X + 2/3 h = 17,90 + 2/3 (2,2) = 19.26 cm

Mr = Fa.Za = 16,54 x 19.26 = 349.549 gr.cm

 Tercelup Sepenuhnya :

Beban (P) 260 gram

MI = P x e = 260 x 25 = 6500 gr.cm

��. ����� 22
X = 9.7 + ( ) = 9.7 +10( ) = 11,90 cm
10

H = 20 – x = 20 - 11,90 = 8,10 cm

Zs = h–½a = 8,10 - ½ (10) = 3,10 cm

�2 2
10
Za = 12 �
+ 𝑍�� = 12 (3,10) + 3,10 = 5,79 cm
𝑠

Fa = γ.B.a.Zs = (1)(7.5)(10)(3,10) = 232,50 gram

Mr = Fa.(Za+x) = 232,50(5,79+11,90) = 4112,50 gr.cm

1-6
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

GRAFIK : KONDISI TANPA KEMIRINGAN

GRAFIK : KONDISI DENGAN KEMIRINGAN

1-7
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

KESIMPULAN:

1. Pada bidang vertical dapat disimpulkan momen relatif lebih kecil dari pada momen beban pemberat
hal itu karena berat air jauh lebih rinngan dari beban yang diberikan. Sehingga momen bebanlah yang
lebih besar. Maka dapat disimpulkn teori ini menunjukkan kesesuaian.
2. Gaya hidrostatis memiliki gaya momen lebih besar paada kondisi miring dibanding bidang vertical

SETYA ANDRIANA JUM’AT, 25


Nama Mahasiswa LEICA Hari/Tanggal DESEMBER 2020
IKRAR HANGGARA.,
Nama Instruktur ST., MT. Tanda Tangan
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat menentukan faktor gesekan (f) dan kekasaran relatif (ks/d)
menurut Darcy-Weisbach, serta koefisien kekasaran (Kst) menurut Stickler
untuk:

a. Pipa Galvanis ∅ 3⁄4"

b. Pipa Standart ∅ 3⁄4"

c. Pipa Standart ∅ 1⁄2"

d. Pipa PVC ∅ 1⁄2 "


2. Mahasiwa dapat menentukan sifat pengaliran dengan bilangan Reynold (Re).
3. Mahasiwa dapat membandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan dengan
nilai-nilai yang terdapat dalam literatur.

II. PERALATAN

1. Fluid Friction Apparatus


2. Stop Watch
3. Thermometer
4. Roll meter (± 3 meter)

2-1
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

III. DASAR TEORI

Terjadinya pengaliran dalam pipa dari titik A ke B disebabkan oleh adanya tekanan.
p
Energi total terhadap datum adalah jumlah dari energi potensial (z) energi tekanan dan
γ
V2
energi kinetik
2g
Kehilangan energi (tinggi tekanan) akibat gesekan dalam pipa karena pengaliran,
dinyatakan dengan notasi hf (lihat gambar).

1. Menentukan bilangan Reynold


V.d
Re =
𝑎

Dimana :

d : diameter pipa

Re : bilangan Reynold

V : kecepatan aliran rata-rata

𝑎 : kekentalan kinematik

2-2
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

2. Menetukan faktor gesekan (f) dan Koefisien gesekan (Kst)


a. Rumus Darcy-Weisbach

L V2
hf = f. d . atau,
2g

2g
f = hf.d .
L V2

b. Rumus Stickler
v2 . 1
hf = Ie . L =
Kst2 . R4/3

V2 . I
Kst = √
hf . R4/3

Dimana :

f = faktor gesekan Darcy-Weisbach

Kst = koefisien gesekan

hf = kehilangan tinggi tekan

d = diameter pipa

L = panjang pipa

V = kecepatan aliran rata-rata

g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det 2

R = jari-jari hidrolis

2-3
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

3. Menentukan tekanan relative


(ks/d) = f (Re, f)
Ditentukan dengan Diagram Moody (terlampir)

4. Menentukan debit
A .H
𝑎=
100 . T
Dimana :
Q = debit (liter/detik)

A = luas bak pengukur debit (cm2)

H = tinggi air (cm)

T = waktu (detik)

IV. PERSIAPAN PERCOBAAN

1. Isi tangki penampung (sump tank) dengan air.


2. Aturlah tekanan yang dikehendaki (low pressure/high pressure) dengan memutar
katub pengarah.
3. Tutup katub No. 2 s/d No. 10
4. Ukur dan catat sisi panjang dan lebar tangki debit.

V. LANGKAH PERCOBAAN

A. LOW PRESSURE (Tekanan Rendah)

1. Tutup semua cocks penghubung tabung manometer.


2. Tekan tombol listrik dan buka katub no... , air akan mengalir melalui pelimpah.
3. Buka katub no. 6, 7, 8, 9, 10 kemudian biarkan beberapa menit agar udara dapat
keluar. Selanjutnya tutup semua kran.

2-4
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

4. Buka cock, amati muka air dalam tabung manometer. Bila permukaan air dalam
tabung manometer tidak sama tinggi, lepaskan sambungan tabung manometer,
keluarkan udara yang ada pada selang-selang.
5. Buka cocks penyumbat udara (air pluge) untuk mengeluarkan udara yang masih
tersisa.
6. Ulangi langkah (4) dan (5) sampai permukaan air dalam tabung manometer sama
tinggi.
7. Buka katub yang dikehendaki, ukur debit (± 3 kali) cara mengukur debit sebagai
berikut:
 Tekan tombol stop watch bersamaan dengan pengaturan letak pengelak pada
tangki pengukur.
 Bila volume air telah mencukupi, alihkan pengelak dan hentikan stop watch
pada saat yang bersamaan.
 Setelah pengukuran selesai, buanglah air melalui lubang pembuanagan.
8. Ukur tinggi air dalam tabung manometer untuk debit tertentu.
9. Untuk jenis pipa tertentu, lakukan percobaan dengan debit yang berbeda, misal:
Q1 = ¼ Qmax, Q2 = ½ Qmax, Q3 = ¾ Qmax, Q4 = Qmax
10. Selama percobaan ukur suhu air dengan menggunakan thermometer yang
dicelupkan dalam bak penampung.
11. Buat grafik hubungan antara (hf terhadap Q) ; dan (f – Kst terhadap Q)

2-5
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

VI. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


Q1 V
Re = ∆f K st =
No. H T T (1/dt) = H hf
(m/dt)
V2
Qi V. d d2g v2. L Ks/d
Perc (m) (dt) (dt) 1000 ����. 𝑎 (m air) (m) = (m/dt) 2
ν
= hf. √ 4
L. v 2 hf. R 3 ⁄
𝑎 𝑎1
1000 𝑎

12,2 A= 0,92
¼ 0.05
1. 13,2 0,826 B= 0,915 0,005 48,079 2311,566 953586, 0,000000 41184,1 2156239
Qmax 13,2
821 275 63
14,2

22,2 A= 0,92
½ 0.1
2. 23,2 0,940 B= 0,915 0,005 54,710 2993,217 108511 0,000000 46864,7 2453651
Qmax 23,2 6,038 212 38
24,2

32,2 A= 0,92
¾ 0.15
3. 33,2 0,985 B= 0,915 0,005 57,347 3288,672 113741 0,000000 2571899
Qmax 33,2
0,787 193 49123,2
34,2 79
43,2 A= 0,92
0.2
4. Qmax 44,2 0,986 B= 0,915
0,005 57,433 3298,600 113912 0,000000 49197,3 2575779
44,2 6,338 193 72
45,2

x = No.Absen / 10
Keterangan

Pipa: Tangki Pengukuran debit :


 Jenis : Galvanis Lebar (B) : (0,245)/(0,445)
 Diameter (d) : 0,0191 m Panjang (L) : 0,49 m

 Luas Penampang (A) : 0,000286 m2 Luas (AT ) : (0,120)/(0,218) m2


 Jari-jari hidrolis (R) : 0,004775 Suhu (T) : 0
C
 R4/3 : m4/3

 Panjang pipa (L) : m g : 9,81 m/det 2

2-6
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

GAMBAR:

2-8
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

LANGKAH PERHITUNGAN :

Luas penampang = πr 2 = π(0.0191/2)2 = 0.000286 m2


Keliling basah = πd = π(0.0191) = 0,059974 m
𝐴 0 , 000286
Jari-jari hidrolis = = = 0,004775
m � 0,059974
Qi = ¼ Qmax

H = 0,05 m

T1 = 10 + 2,2 = 12,2 detik

T2 = 11 + 2,2 = 13,2 detik

T3 = 12 + 2,2 = 14,2 detik

12 ,2+ 13 ,2 + 14 ,1
T = = 13,2 detik
3

1000 𝐴𝑇 .𝐻 1000 ( 0 .218) ( 0. 050 ) 1


Q1 = = = 0.836
𝑇 13,2 ��

HA = 0,92 m

HB = 0,915 m

Hf = HA – HB = 0.92 – 0.915 = 0,005 m



1 0 .832
V = = 1000 (0.000286)(0.059974) = 48,079 m/dt
1000 𝐴�

V2 = 48,0792 = 2311,566 m/dt


𝑉 .� ( 48 , 079 ) (
Re = = = 953586,821
𝑣
0,191 )
0.963(10 −6 )


2� ( 0, 0191 ) ( 2𝑥 9.81 )
∆� = ℎ���.𝑣 2 = 0,005 (2.95)(2311,566) = 0,000000275

𝑣 2𝐿 (2311,566)(2.95)
Kst =√ 4 = 4 = 41184,163

ℎ�.�3 (0,005)(0,0048) 3

4149 8 .546 4
Ks/d =
2-9
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

0,0191
= 2156239

2-10
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

KESIMPULAN:

Dapat ditarik kesimpulan dari percobaan yang kedua yaitu dapat menentukan faktor gesekan (f) d an
kekasaran relatif (ks/d) menurut Darcy-Weisbach, serta koefisien kekasaran (Kst) dan dapat menentukan sifat
pengaliran dengan bilangan Reynold (Re).

Nama Mahasiswa SETYA ANDRIANA LEICA Hari/Tanggal JUM’AT, 25


DESEMBER 2020
Nama Instruktur IKRAR HANGGARA., ST., Tanda Tangan
MT.

2-11
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424
Tabel Kekentalan Kinematik  (m2/dt)

Suhu (0C)  (10-6) Suhu (0C)  (10-6) Suhu (0C)  (10-6)


0 1,780 18 1,061 36 0,712
2 1,667 20 1,009 38 0,685
4 1,564 22 0,963 40 0,659
6 1,470 24 0,920 42 0,634
8 1,387 26 0,879 44 0,611
10 1,310 28 0,841 46 0,590
12 1,240 30 0,806 48 0,570
14 1,175 32 0,772 50 0,550
16 1,115 34 0,741

Tabel Kekasaran Mutlak Ks

Bahan Kekasaran Mutlak Ks


Tembaga, Kuningan 0,00135 – 0,00152
Baja Cetak 0,9 – 9,0
Beton 0,8 – 3,0
Kayu 0,18 – 0,9
Besi tuang 0,26
Besi digalvanisir 0,15
Besi cor aspal 0,12
Baja yang diperdagangkan 0,045
Besi tempa 0,045

2-12
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

Koefisien Hilang Tinggi Tekan Kecil (ζ):

Bend:

A(0) 15 30 45 90
ζ 0,03 0,05 0,07 0,10

Elbow:

A(0) 15 30 45 90
ζ 0,06 0,15 0,30 1,20

Reducing/Expanding:

d/D 0,25 0,50 0,75


Reducing 0,42 0,33 0,19
Expanding 0,92 0,56 0,19

Globe – valve (full opened) ζ = 10

Gate – valve (full opened) ζ = 0,2

2-13
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

DIAGRAM REYNOLDS:

2-14
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

DIAGRAM MOODY:

2-15
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

KECEPATAN ALIRAN DALAM SALURAN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat-alat untuk menentukan aliran dalam
saluran terbuka menggunakan metode pengukuran.

II. METODE PENGUKURAN DAN PERALATAN


Metode A : Gravimetric Tank
Metode B : Current Meter
Metode C : Pitot Tube
Peralatan tambahan : Stop watch
Jangka Sorong
Pengukur Kedalaman

III. LANGKAH PERCOBAAN


Metode A : Gravicmetric Tank
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

1. Tangki dalam keadaan kosong, penggantung diberi beban secukupnya (5 kg)


(lihat gambar posisi 1)
2. Lepaskan penahan, maka penggantung akan turun, kemudian segera kembalikan
penahan pada posisi semula (gbr 2)
3. Perhitungan waktu dengan stop watch dimulai pada saat balok menyentuh
penahan (balok pada posisi horizontal) untuk pertama kali (gbr 3)
4. Tambahkan beban (sesuaikan dengan debit, misalkan 10 kg), sehingga
penggantung dengan beban pemberat akan turun kembali (gbr 2)
5. Perhitungan waktu dengan stop watch diakhiri pada saat balok menyentuh
penahan (balok pada posisi horizontal) untuk kedua kalinya (gbr 3)
6. Catat waktu yang diperoleh
7. Ulangi percobaan dengan menggunakan beban pemberat yang sama minimal 3
kali

IV.CONTOH PERHITUNGAN
Setiap penambahan beban (pemberat) 1 kg sesuai dengan 3 kg air yang tertampung dalam
tangki.
Beban ( pemberat) 10 kg air = 30 kg
= 30 liter
Jika waktu yang diperoleh (T) = 15 detik
𝑎𝑎 𝑎𝑎
Jadi debit (Q) = = 2 liter/dt
𝑎��𝑎𝑎
Luas penampang (A) = b x h (dapat diukur)
𝑎
Jadi v = (m/dt) dapat dihitung
𝑎

Metode B : Current Meter


1. Debit diatur sesuai dengan rencana.
2. Masukkan antena current meter tegak lurus pada arah aliran.
3. Baca setiap 30 detik sebanyak tiga kali.

4-1
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

4. Tekan tombol “start”.


5. Setelah waktu pengukuran berakhir, pada layar akan tampak sejumlah pulsa yang
terhitung secara otomatis.
6. Cari harga rata-rata 3 kali percobaan.
7. Perhitungan :
Apabila menggunakan Curent Meter tipe 2961, nilai V dapat dicari menggunakan
grafik di bawah ini atau dengan menggunakan persamaan berikut:
- Putaran di bawah 50 Hz
V = 0,676 x + 3,477
- Putaran di atas 50 Hz
V = 0,679 x + 2,730
Dimana x adalah banyaknya putaran yang terbaca pada alat indikator

4-2
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

Metode C : Pitot Tube


1. Letakkan Pitot Tube pada keadaan tertentu, seperti pada gambar
2. Perhitungan

Persamaan Bernouli
Total Head di A = Total Head di B

𝑎
H+ = H+h
𝑎
��2
h =
2𝑎

v = √2 𝑎 ℎ

v = cp √2 𝑎 ℎ

dimana cp ≤ 1

Buatlah grafik hubungan antara tinggi air di saluran (hs) dengan kecepatan (v) untuk
masing-masing metode pengukuran dengan kemiringan saluran tertentu

4-3
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


A. GRAVIMETRIK TANK
Lebar saluran (b) = 0,075 m

Tinggi Waktu
Slope Luas Berat Kec (V) =
(s)
air di
penampang
Beban
Air (W)
t1 t2 𝐭̅𝐭̅𝐭̅𝐭̅ Debit (Q)
10-3 . Q/A
No. dalam (G) = (W/t)
saluran (A) 3W
(‰) (m) (m2 ) (kg) (lt) (detik) (lt/det) (m/det)
1 50 0,070 0,005 5 15 4,70 5,20 4,95 3,030 0,577
2 60 0,060 0,005 10 30 8,70 9,20 8,95 3,352 0,745
3 70 0,055 0,004 15 45 10,70 12,20 11,45 3,930 0,953
4 80 0,050 0,004 20 60 14,70 13,20 13,20 4,301 1,147
5 90 0,040 0,003 25 75 4,70 5,20 4,95 15,152 5,051

CATATAN: data t1 dan t2 ditambah No. Urut absen x 0.1

GRAFIK :

4-4
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

LANGKAH PERHITUNGAN :

Slope = 50 %
Tinggi air = 0,07 m
Luas Penampang (A) = b x Tinggi Air
= 0,075 x 0,07
= 0,005 m²
Beban = 5 kg
Berat Air (W) =3xG
=3x5
= 15 lt

t1 = 2,5 + No absen x 0,1


= 2,5 + 22 x 0,1
= 4,7 detik
t2 = 3 + No absen x 0,1
= 3 + 22 x 0,1
= 5,2 detik
t = (t1 + t2 ) / 2
= ( 4,7 + 5,2) / 2
= 4,95 detik

Debit (Q) =W/t


= 15 / 4,95
= 3,03 lt/dtk

Kecepatan (V) = 10-3 x Q / A


= 10-3 x 3,03 / 0,005
= 0,577 m/dtk

4-5
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

B. CURRENT – METER
T = 10 detik
Tinggi air Jumlah Pulsa Kecepatan
No. Slope (s)
di saluran (v)
(‰) Po1 Po2 Po3 Po
(m)
1
50 0,07 58,2 56,2 59,2 61,2 43,644
2
60 0,06 68,2 66,2 69,2 71,2 50,614
3
70 0,055 78,2 76,2 79,2 81,2 57,584
4
80 0,05 88,2 86,2 89,2 91,2 64,554
5
90 0,04 98,2 96,2 99,2 101,2 71,524

Semua data P ditambahkan no. urut absen x 0.1

GRAFIK :

4-6
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

LANGKAH PERHITUNGAN :

Slope = 50 %
Tinggi air = 0,07
Po1 = 56 + No absen x 0,1
= 56 + 22 x 0,1
= 58,2
Po2 = 54 + No absen x 0,1
= 54 + 22 x 0,1
= 56,2
Po3 = 57 + No absen x 0,1
= 57 + 22 x 0,1
= 59,2
Po = 59 + No absen x 0,1
= 59 + 22 x 0,1
= 61,2

Po rata = (Po1 + po2 +Po3+Po) / 4


= (58,2 + 56,2 + 59,2 + 61,2) / 4
= 58,7
V = kurang dari 50 Hz = 0,697x + 2.73
= 0,697 x 58,7 +2.73
= 43,644 cm/dt
= 0,436 m/dt

4-7
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

C. PITOT TUBE
Tinggi Air dalam Tabung
Kecepatan
Slope (s) (hs)
No. V=cp√𝐭̅𝐭̅ Keterangan
(‰) (m)
𝐭̅𝐭̅𝐭̅𝐭̅
h h rata
(m/det)
50 0,025

1. 50 0,029
0,028 0,746
50 0,031

60 0,035

2. 60 0,039
0,038 0,867
60 0,041

70 0,045

3. 70 0,049
0,048 0,974
70 0,051

80 0,055

4. 80 0,059
0,058 1,070
80 0,061

90 0,065

5. 90 0,069
0,068 1,158
90 0,071

6.

4-8
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

GRAFIK :

4-9
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

LANGKAH PERHITUNGAN :

Slope 1 = 50 %
Slope 2 = 50 %
Slope 3 = 50 %
H1 = 0,025 m
H2 = 0,029 m
H3 = 0,031 m
h Rata-rata = (h1+h2+h3) / 3
= 0,028 m
Kecepatan = 𝑐𝑝√2 �ℎ
= 1√2 9,81 0,028
= 0,746 m/dtk

Perhitungan no 2
Slope 1 = 60 %
Slope 2 = 60 %
Slope 3 = 60 %
H1 = 0,035 m
H2 = 0,039 m
H3 = 0,041 m
h Rata-rata = (h1+h2+h3) / 3
= 0,038 m
Kecepatan = 𝑐𝑝√2 �ℎ
= 1√2 𝑥 9,81𝑥 0,038
= 0,867 m/dtk

4-10
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

KESIMPULAN :

Dapat ditarik kesimpulan pada percobaan ketiga yaitu cara untuk menggunakan alat -alat untuk menentukan
aliran dalam saluran terbuka menggunakan metode pengukuran

Nama Mahasiswa SETYA ANDRIANA Hari/Tanggal JUM’AT, 25


LEICA DESEMBER
2020
Nama Instruktur IKRAR HANGGARA., Tanda Tangan
ST., MT.
4-11
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

4-12
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami metode pengukuran kecepatan di saluran
2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kecepatan di saluran
3. Mahasiswa dapat menghitung debit aliran di saluran

II. PERALATAN
1. Current meter.
2. Pengukur kedalaman air.
3. Rol meter

III. DASAR TEORI


Metode kecepatan area adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui debit aliran

dengan mengukur luas penampang basah aliran dan kecepatan aliran. Penampang basah

aliran diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air dan pengukuran kedalaman air.

Kecepatan aliran dapat diukur menggunakan current-meter.

Banyaknya titik pengukuran kecepatan aliran disesuaikan dengan lebar (arah horisontal)

dan kedalaman (arah vertikal) penampang aliran yang akan diukur. Apabila penampang

aliran yang diukur lebar, maka pengukuran dilakukan dengan membagi lebar penampang

menjadi beberapa pias. Banyaknya titik pengukuran pada kedalaman aliran ditunjukkan

pada tabel berikut.

4-13
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

Tabel Pengukuran Kecepatan Aliran Arah Vertikal

Titik
Pengukuran dari Aplikasi Kecepatan Rata-Rata
Permukaan
0,6 h Dilakukan apabila kedalaman aliran V = V0,6
kurang dari 0,5 m atau pengukuran
yang membutuhkan kecepatan
0,2 h dan 0,8 h Umumnya dilakukan pada V = 0,5 (V0,2 + V0,8)
kedalaman aliran lebih dari 0,5 m
0,2 h, 0,6 h, dan Dilakukan apabila profil kedalaman V = 0,25 (V0,2 +2 V0,6 + V0,8)
0,8 h dan kecepatan aliran berubah-ubah
tidak teratur
Pada banyak titik Apabila pengukuran membutuhkan V = rerata dari V pengkuran
ketelitian yang tinggi di titik yang dilakukan
h: kedalaman aliran

Besarnya debit aliran dengan menggunakan metode ini adalah dengan mengalikan
antara luas penampang aliran dengan kecepatan rata-ratanya.
Q  b1  h1 V1  bn  hn Vn
Dengan:
Q : debit aliran (m3/dt)
b : lebar penampang (m)
h : tinggi aliran (m)
V : kecepatan rata-rata (m/dt)
n : banyaknya pengukuran arah horisontal

4-14
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Ukur lebar total saluran dan bagi menjadi beberapa penampang saluran
2. Ukur lebar masing-masing penampang saluran
3. Ukur kedalaman aliran setiap penampang
4. Ukur kecepatan aliran dengan menggunakan current meter pada setiap penampang
dengan mengacu pada tabel pengukuran kecepatan (cara mengukur dan
mengkonversikan putaran menjadi kecepatan aliran sama seperti pada percobaan
sebelumnya)
5. Buat grafik hubungan antara h dan V

V. DATA PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

B h A V Q= A  V
No P1 V1 P2 V2 P3 V3 (m3/dt)
(m) (m) (m2) (m/dt)

4-15
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

GRAFIK / GAMBAR :

No. B (m) h (m) A (m²) P₁ V₁ P₂ V₂ V (m/dt) Q =A X V (m³/dt)


1. 3,32 0,25 0,83 0,2h 3,42 0,8h 3,25 3,335 2,77
2. 3,32 0,225 0,747 0,2h 3,62 0,8h 3,42 3,52 2,63
3. 3,32 0,225 0,747 0,2h 3,62 0,8h 3,42 3,52 2,63
4 3,32 0,25 0,83 0,2h 4,17 0,8 h 3,64 3,64 3,02
TOTAL 11,05

4-16
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

LANGKAH PERHITUNGAN :

B = 1,12 + (no. absen x 0.1) = 1,12 + (22 x 0,1) = 3,32 m

H = 0,25 m (no 1)

A = Bxh = 3,32 x 0.25 = 0,83 m2 (no 1)

V1 = 0.92 + (0.3 + (absen x 0.1)) = 0.92 + (0.3 + (22 x 0.1)) = 3,42 m/dt

V2 = 0.75 + (0.3 + (absen x 0.1))= 0.75 + (0.3 + (22 x 0.1)) = 3,25 m/dt

V = (V1 + V2) / 2 = (3,15 + 3,32) / 2 = 3,335 m/dt

Q =AxV

= 0,83 x 3,335
= 2,77 m3/dt (no 1)

Q total = Q1+Q2+Q3+Q4 = 11,05

4-17
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

KESIMPULAN :

Berdasarkan Pengujian Tersebut Dapat Ditarik Kesimpulan :


a. Semakin dalam kedalaman saluran maka semakin cepat alirannya
b. Pengukuran penampang profil melintang saluran bertujuan untuk mendapatkan luas area penampang
saluran

Nama Mahasiswa SETYA ANDRIANA Hari/Tanggal JUM’AT, 25


LEICA DESEMBER 2020
Nama Instruktur IKRAR HANGGARA., Tanda Tangan
ST., MT.

4-18
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. SOEKARNO HATTA NO. 9 MALANG 65141 TELP. (0341) 404424

4-18

Anda mungkin juga menyukai