Anda di halaman 1dari 38

Bab

3
3 Kriteria Desain dan Pemodelan

3.1 Deskripsi Anjungan Lepas Pantai

3.1.1 Jacket dan Pile

Anjungan lepas pantai yang dianalisis pada laporan ini merupakan suatu struktur anjungan
rangka batang (fixed platform) tipe tripod dengan kemiringan dua arah dan pile menembus
kaki jacket dan tidak di-grout. Anjungan ini terletak di Selat Makassar yang memiliki
kedalaman 185 ft. Namun berdasar hasil rekualifikasi anjungan tersebut, struktur jacket
berada 9’-5 7/8” lebih rendah dari hasil analisis sebelumnya.

Ketiga kaki jacket (leg) ini membentuk suatu segitiga sama kaki dengan lebar yang berubah
hingga mudline, dengan kemiringan leg sebesar 1:10. Jarak horisontal antar leg pada elevasi
working point sebesar 15 ft. Dimensi ketiga leg sama pada bentang kedalaman (z) -194.5 ft
hingga -22.5 ft yaitu sebesar 39” OD x 0.5” WT.

Di bagian dalam leg terdapat pile sebesar 36” OD x 0.75” WT. Pile tersebut dipancang /
penetrasi sampai kedalaman 216 ft di bawah mudline. Karena rongga antar pile dan jacket
tidak diisi dengan grouting, maka dipasang wishbone di setiap titik persambungan jacket
dengan horizontal bracing. Wishbone digunakan sebagai pengaku yang menghubungkan
antara leg dan pile. Sambungan antar kaki vertikal jacket menggunakan joint can berupa
baja tubular dengan ukuran 40” OD x 1.00” WT.

Kaki jacket memiliki 7 (tujuh) penahan lateral (horizontal framing) yaitu pada elevasi
(+)24.32 ft, (+)2.5 ft, (-)22.5 ft, (-)52.5 ft, (-)87.5 ft, (-)127.5 ft dan (-)174.5 ft. Selain itu
juga terdapat penahan lateral pada elevasi mudline yaitu (-)194.5 ft. Dimensi penahan
lateral berbeda di setiap kedalaman yang bervariasi dari 103/4”- 18”. Stuktur jacket untuk
anjungan ini juga didukung oleh penahan vertikal tambahan berbentuk K-brace. Penahan K-

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-1
brace ini berfungsi sebagai penguat struktur jacket dan juga sebagai pelindung peralatan
conductor yang berada di bagian dalam jacket.

3.1.2 Dek

Struktur dek berada pada bagian atas anjungan lepas pantai, pada anjungan ini terdapat dua
jenis dek yaitu main deck (+ 34.06 ft) dan cellar deck (+15 ft). Dek ditopang oleh 6 (enam)
deck support yang menumpu pada horizontal framing pada elevasi (+24.32 ft). Deck support
menopang 3 (tiga) frame utama dek yang memiliki profil baja tubular dengan 8,625” OD x
0.375” WT. Frame utama dek berbentuk profil IWF 18 x 50.

Jenis anjungan ini merupakan well platform yang pada awalnya hanya didesain untuk
mendukung satu dek produksi saja, namun kini juga digunakan sebagai drill deck. Pada dek
utama terdapat jembatan yang menyambuingkan anjungan ini dengan anjungan produksi
lainnya. Pada dek utama terdapat beberapa jenis peralatan yang mempengaruhi
pembebanan.

3.1.3 Appurtenances

Komponen non-struktural lainnya yang terdapat pada anjungan ini adalah conductors dan
risers. Platform didesain untuk dapat mengakomodasi sebanyak 3 ( tiga ) konduktor dengan
besar 30”. Sementara riser yan digunakan memiliki dimensi sebesar 12,75 dan 10,75”.

3.2 Parameter Desain


Parameter desain yang digunakan dalam analisis berikut adalah berdasarkan data hasil
pengukuran lapangan dan peraturan API RP 2A, 21st edition (WSD).

3.2.1 Kedalaman Air

Data kedalaman air yang digunakan untuk analisis inplace, fatigue, dan seismik disajikan
pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kedalaman Air

1 year 100 year


Elevasi Muka Air
(ft) (ft)
Kedalaman Air (CD) 190,39 190,39
Storm Tide Surge (ST) 0 1,6
Tidal Range (TR) 8,2 8,2
Mean Sea Level (MSL= CD+½ TR) 194,49 194,49
Analysis Storm Still Water Level 194,49 196,09

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-2
3.2.2 Gelombang

Gelombang air laut terjadi pada bagian permukaan air laut akibat adanya pergerakan angin.
Gelombang harus diperhitungkan untuk berbagai kemungkinan arah yang terjadi. Data
gelombang untuk analisa inplace disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Data Gelombang


Kondisi
Operating Storm
1 year 100 year
Tinggi Gelombang (H) 10,7 16,3

Periode Gelombang (T) 7,6 8,1

Untuk analisis fatigue, Jonswap wave spectrum akan digunakan untuk mengolah data
gelombang yang ada.

3.2.3 Arus

Arus merupakan pergerakan air laut dibawah permukaan air laut. Data arus berupa
kecepatan arus pada beberapa kedalaman air disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.3 Data Arus yang Dibangkitkan oleh Pasang Surut


% of water depth Depth 100 yr 1 yr
above mudline (ft) (fps) (fps)
100 194,50 1,76 1,35
90 175,05 1,73 1,33
80 155,60 1,70 1,30
70 136,15 1,67 1,28
60 116,70 1,64 1,26
50 97,25 1,59 1,22
40 77,80 1,54 1,18
30 58,35 1,48 1,14
20 38,90 1,40 1,07
10 19,45 1,27 0,97
0 0,00 0,00 0,00

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-3
Tabel 3.4 Data Arus yang Dibangkitkan oleh Angin
Depth below MSL 100 yr 1 yr
Depth
(ft) (fps) (fps)
1 193,5 0,54 0,40
2 192,5 0,46 0,34
5 189,5 0,36 0,27
10 184,5 0,28 0,21
20 174,5 0,20 0,15
40 154,5 0,12 0,09
60 134,5 0,07 0,05

3.2.4 Faktor Kinematika Gelombang dan Current Blockage Factor

Faktor kinematika gelombang berdasar API RP2A diijinkan sebesar 0.85 - 0.95 untuk badai
tropis dan diterapkan pada kecepatan dan percepatan dari gelombang 2 dimensi. Tetapi
berdasar UOI-GS-18 Specification, faktor kinematik yang digunakan sebesar 0.88 untuk
kondisi 100 tahunan dan secara otomatis diaplikasikan pada program SACS-SEASTATE.
Untuk current blockage factor didapatkan bahwa berdasar API 21st edition, anjungan tiga
kaki memiliki faktor sebesar : 0,9.

3.2.5 Koefisien Hidrodinamik

Nilai Koefisien Seret (Cd) dan Koefisien Inersia (Cm) yang digunakan adalah berdasarkan API
RP2A, 21st edition (WSD). Nilai dasar Cd dan Cm disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.5 Nilai Koefisien Hidrodinamik

Keterangan Cd Cm

In Place Analysis

Member with marine growth (foulded)


1,05 1,20
Member without marine growth (clean)
0,65 1,60
Fatigue Analysis

Member with marine growth (foulded)


0,80 2,00
Member without marine growth (clean)
0,50 2,00
Seismic Analysis

Member with marine growth (foulded)


0,65 1,60
Member without marine growth (clean)
1,05 1,20

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-4
3.2.6 Pertumbuhan Biota Laut (Marine Growth)

Marine Growth diterapkan pada member yang berada dibawah muka air laut. Radial marine
growth pada pemodelan struktur lepas pantai ini dapat dilihat pada Tabel 3.6. Lingkupan
dari marine growth ini diasumsikan sebesar 100% pad komponen-komponen struktur dan
peralatan pendukung. marine growth dimodelkan berada pada rata-rata muka air tinggi
menuju mudline. Densitas dari marine growth sebesar 81.,12 lb/ft2.

Tabel 3.6 Data Profil Marine Growth


Radial Growth
Water Depth
(inch)
MHW to El -50 3
El -50 to El -100 2
El -100 to Mudline 1

3.2.7 Angin

Data angin berupa kecepatan angin disajikan dalam tabel berikut :


Tabel 3.7 Data Kecepatan Angin

Return Period Wind Speed (mph)


( years) 3 second gust 1 minute average 1 hour average
100 45,9 37,7 30,4
50 43,1 35,4 28,6
10 36,6 30,1 24,3
5 33,8 27,8 22,4
1 27,2 22,3 18
Analisis inplace menggunakan data kecepatan rata-rata angin 1 menit pada ketinggian 10 m
dari permukaan laut.

3.2.8 Korosi

Perhitungan ketebalan dinding member tidak terindikasi terjadinya korosi di bawah batas air
selama platform ini beroperasi. Area splash zone diasumsikan pada (EL – 5.5 ft hingga EL +
7.5 ft) di atas garis air untuk memenuhi adanya penipisan di masa datang.

3.2.9 Data Tanah

Data karakteristik tanah untuk analisis pile berupa data Axial T-Z, data End Bearing T-Z, dan
data Lateral P-Y. Data tanah selengkapnya terdapat pada Lampiran. Data Axial T-Z
merupakan data yang menunjukkan hubungan antara tegangan aksial (psf) dan kedalaman
penetrasi (inch). Data End Bearing T-Z merupakan data yang menunjukkan pergerakan

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-5
ujung tiang pancang. Data Lateral P-Y merupakan data yang menunjukkan hubungan antara
teganga lateral (psf) dan defleksi lateral.

3.2.10 Data Kejadian Gelombang

Data kejadian gelombang untuk analisis fatigue dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Data Kejadian Gelombang
Significant Wave Height Peak Period Cumulative of year
(ft) (s) %
6,0 - 6,5 5,74 0,01
5,5 - 6,0 5,70 0,03
5,0 - 5,5 5,27 0,11
4,5 - 5,0 5,03 0,47
4,0 - 4,5 4,76 1,54
3,5 - 4,0 4,48 4,28
3,0 - 3,5 4,16 9,81
2,5 - 3,0 3,85 20,4
2,0 - 2,5 3,47 35,7
1,5 - 2,0 3,09 55,06
1,0 - 1,5 2,57 73,98
0,5 - 1,0 1,99 91,49
0,0 - 0,5 1,20 100

3.3 Pembebanan
Anjungan ini menerima berbagai macam kondisi pembebanan seperti berat sendiri, beban
mati, beban hidup, dan beban lingkungan. Data pembebanan diambil dari gambar struktural
anjungan dan parameter desain. Data pembebanan tersedia untuk kondisi operasional (1
tahun) dan kondisi storm (100 tahun).

3.3.1 Beban Mati

Beban mati merupakan beban yang keberadaannya di platform bersifat permanen dan akan
ada pada semua kombinasi pembebanan . Pada anjungan ini, yang termasuk beban mati
adalah berat sendiri struktur, beban dek, dan beban tambahan (miscellaneous).

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-6
A. Berat Sendiri Struktur
Berat sendiri struktur diperhitungkan secara otomatis oleh SACS dengan memasukkan input
yang diminta. Beberapa input data untuk perhitungan otomatis berat sendiri model struktur
diantaranya :

1. Berat jenis baja, sebesar 7850 kg /m3.

2. Berat jenis air laut, sebesar 1025 kg /m3 pada kondisi standar.

3. Keterangan flooded atau non-flooded. *)

*) Flooded berarti bahwa ruang kosong pada member tubular dianggap terisi oleh air
laut. Non-flooded berarti bahwa ruang kosong pada member tubular kosong dan
hanya berisi udara. Member yang non-flooded apabila berada dibawah muka air
laut akan memberikan gaya apung keatas (buoyancy). Besarnya buoyancy
berbanding lurus dengan volume dari ruang kosong member.

SACS hanya akan menghitung berat sendiri struktur yang dimodelkan, sedangkan pada
pemodelan biasanya hanya struktur utama saja yang dimodelkan. Member-member kecil
kadang-kadang tidak dimodelkan langsung tetapi keberadaannya tetap diperhitungkan
melalui perkalian dengan faktor pembebanan tertentu atau dijadikan sebagai beban. Faktor
desain yang digunakan sebagai bentuk antisipasi terhadap member yang tidak dimodelkan
langsung adalah terhadap ketepatan item. Faktor penambahannya sebesar 5%.

Faktor pembebanan tersebut diterapkan pada jacket dan beban mati saja. Adanya faktor ini
juga meningkatkan gaya apung (buoyancy) sehingga perlu adanya penyesuaian besarnya
kerapatan air (water density). Nilai kerapatan air yang digunakan adalah mengambil keadaan
normal sebagai berikut :

• Kerapatan air untuk berat struktur nominal : 64,4 / 1,00 = 64,4 lb/ft3

B. Beban Dek
Beban yang termasuk dalam beban dek adalah berat dari struktur dek dan berat dari semua
equipment yang ada diatas dek. Seluruh beban dek dikategorikan kedalam beban mati
karena platform ini hanyalah suatu struktur pendukung sehingga semua equipment diatas
dek dianggap statis dan tidak ada beban hidup yang signifikan bergerak diatas dek. Beban
mati yang termasuk beban dek yang akan dimodelkan yaitu beban dek, beban plat, beban
grating, tangga, handrail serta sistem pipa.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-7
Gambar 3.1 Plating, Grating, dan Stair load pada jaket walkway.

Gambar 3.2 Plating, Grating, dan Stair load pada cellar deck.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-8
Gambar 3.3 Plating, Grating, dan Stair load pada main deck.

Gambar 3.4 Piping load pada main deck.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-9
Gambar 3.5 Piping load pada cellar deck.

Gambar 3.6 Equipment load pada cellar deck.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-10
Gambar 3.7 Equipment load pada main deck.

3.3.2 Beban Hidup

Beban hidup merupakan beban yang keberadaan dan besarnya dapat berubah bergantung
pada kondisi yang terjadi. Pada anjungan ini yang termasuk beban hidup adalah beban
hidup pada deck, beban angin, beban gelombang, dan beban arus. Karena ketidakpastian
beban hidup cukup besar maka pada perhitungannya, beban hidup harus diperhitungkan
untuk berbagai arah (omni-directional) dan diperhitungkan dengan faktor pengali tertentu.
Analisis berikut menggunakan 12 arah (setiap 30o) untuk mendapatkan kondisi pembebanan
yang menghasilkan kondisi paling berbahaya bagi struktur.

A. Beban Hidup pada Dek


Beban hidup merupakan beban yang keberadaan dan besarnya dapat berubah bergantung
pada kondisi yang terjadi. Beban hidup pada dek dapat terjadi akibat adanya proses produksi
pada dek, beban hidup diasumsikan merata pada lokasi-lokasi tertentu.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-11
Gambar 3.8 Live Load pada main deck.

Gambar 3.9 Live Load pada cellar deck.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-12
Gambar 3.10 Live Load pada jacket walkway.

B. Beban Angin
Beban angin bekerja pada bagian platform yang berada diatas permukaan air laut. Daerah
yang dianggap mengalami beban angin adalah sekitar dek. Berdasarkan data parameter
desain, perhitungan beban angin menggunakan data angin desain pada ketinggian 33 m
diatas permukaan laut dengan pencatatan per 1 menit seperti pada Tabel 3.7.

Beban angin disebabkan karena adanya tekanan angin yang bekerja pada area tertentu
sehingga menghasilkan gaya angin. Area yang menjadi bidang terpa angin dihitung dengan
menggunakan konsep tributary area. Sebagai input data untuk perhitungan otomatis beban
angin oleh SACS, diperlukan luas proyeksi angin pada arah X dan arah Y.
• Tinggi efektif deck
- main deck : 5 kaki
- cellar deck : 20.56 kaki
- jacket walkway : 12.50 kaki
• Lebar efektif deck
- main deck : arah X : 11.50 kaki arah Y : 10.50 kaki

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-13
- cellar deck : arah X : 20.20 kaki arah Y : 22.75 kaki
- jacket walkway : arah X : 16.77 kaki arah Y : 19.48 kaki

Beban angin diaplikasikan sebagai beban terpusat pada titik-titik penopang dek. Untuk gaya-
gaya angin yang bekerja pada deck dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Beban Hidup Akibat Angin pada Deck


Jacket
KONDISI Gaya Main Deck Cellar Deck
Walkway
Fx 1,08 7,06 4,10
OPERATING
Fy 0,99 7,95 4,76
Fx 2,47 16,13 9,37
STORM
Fy 2,26 18,17 10,88

C. Beban Gelombang dan Arus


Beban gelombang dan arus merupakan beban hidup yang berasal dari pergerakan air laut.
Data gelombang berupa tinggi gelombang maksimum dan periode gelombang telah
diberikan pada Tabel 3.2. Data arus berupa kecepatan arus pada berbagai kedalaman telah
diberikan pada Tabel 3.3. Sesuai Design Basis, besarnya Wave Kinematic Factor dan Current
Blockage Factor adalah 1.0.

Untuk mendapatkan kondisi pembebanan terbesar bagi platform, beban gelombang dan arus
dikombinasikan ke berbagai arah (omni-directional). Agar mendapat nilai terbesar, beban
gelombang dan beban arus selalu dibuat searah. Beban gelombang dan arus diperhitungkan
pada kondisi operasional (1 tahun) dan ekstrem (100 tahun).

1. Pemilihan Teori Gelombang


Pemilihan Teori Gelombang dilakukan berdasarkan API RP2A 21th edition (WSD)
untuk kondisi operasional dan kondisi ekstrem. Karena gelombang dan arus yang
dihitung arahnya sejajar, maka perlu dihitung besarnya apparent wave period.
Besarnya apparent wave period dapat dihitung dengan Gambar 3.1. dibawah
apabila nilai d/gT2 > 0,01.
a. Kondisi Operasional
Diketahui data sebagai berikut :
- d = 194,5 ft
- g = 32,175 ft/sec2
- T = 7,6 sec
- H = 10,7 ft

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-14
d 194,5
= = 0,1046 > 0, 01
gT 2
32,175 × 7, 62

H 10, 7
= = 0, 00575
gT 2
32,175 × 7, 62

Dengan memplot nilai d/gT2 dan H/gT2 pada grafik Gambar 3.2. , dapat
disimpulkan bahwa dapat digunakan Teori Gelombang Stokes 5th Order.

Gambar 3.11 Validasi teori gelombang.

b. Kondisi Storm

Diketahui data sebagai berikut :


- d = 194,5 ft
- g = 32,175 ft/sec2
- T = 16,3 sec

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-15
- H = 8,1 ft

d 194.5
= = 0, 0852 > 0, 01
gT 2
32,175 × 16,32

Selanjutnya, dihitung nilai d/gT2 dan H/gT2.

H 16,3
= = 0, 00772
gT 2
32,175 × 8,12

Dengan memplot nilai d/gTapp2 dan H/gTapp2 pada grafik gambar 3.2., dapat
disimpulkan bahwa dapat digunakan Teori Gelombang Stokes 5th Order.

2. Penentuan Persamaan Gaya Hidrodinamik

API RP2A 21th edition (WSD) menyebutkan bahwa perhitungan gaya hidrodinamik
akibat gelombang dan arus dapat menggunakan persamaan Morison apabila nilai

perbandingan antara panjang gelombang dengan diameter elemen ( D λ ) lebih kecil


dari 0,2.
a. Kondisi Operasional
Diketahui data sebagai berikut :
- D = 36” atau 3 ft
- g = 32,175 ft/sec2
- T = 7,6 sec

gT 2 32,175 × 7, 62
λ= = = 295.77 ft
2π 2π

D 3
= = 0, 010
λ 295.78

Karena nilai D ( λ ) =0,010 < 0,2 maka persamaan Morison dapat digunakan.
b. Kondisi Ekstrem
- D = 36” atau 3 ft
- g = 32,175 ft/sec2
- T = 16,3 sec

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-16
gT 2 32,175 ×16,32
λ= = = 1360 ft
2π 2π

D 3
= = 0, 0022
λ 1360

Karena nilai D ( λ ) =0,01 < 0,2 maka persamaan Morison dapat digunakan.
Dengan input utama seperti tinggi gelombang, periode gelombang, arah, pemilihan teori
gelombang, wave kinematic factor, dan kecepatan arus pada beberapa kedalaman air, maka
SACS akan menghitung secara otomatis besarnya beban gelombang dan arus yang terjadi.

Gambar 3.12 Grafik pembagian teori hidrodinamika gelombang.

3.4 Pemodelan
Pemodelan merupakan langkah selanjutnya setelah diperolehnya data yang diperlukan.
Pemodelan dalam analisis anjungan lepas pantai pada umumnya dapat dibagi menjadi dua :
a. Pemodelan struktur
b. Pemodelan pembebanan

Dalam pemodelan struktur, hal-hal yang dimodelkan terdiri dari elemen-elemen yang bersifat
struktural, maksudnya elemen tersebut bersifat mendukung kekuatan bangunan lepas
pantai. Sebagai contoh : seluruh elemen tubular seperti legs, dan bracing pada jacket,
elemen pada deck, dll. Dalam pemodelan pembebanan, hal-hal yang dimodelkan adalah
semua beban yang akan mempengaruhi kekuatan dari bangunan struktur lepas pantai.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-17
Sebagai contoh : berat sendiri struktur, beban mati tambahan, beban hidup dan beban
lingkungan.

Setelah dilakukan pemodelan terhadap kedua bagian diatas, langkah selanjutnya adalah
analisis struktur. Maksudnya akan dianalisis perilaku bangunan lepas pantai dalam menerima
pengaruh dari beban yang terjadi. Dalam independent review bangunan lepas pantai,
analisis struktur terdiri dari :

1. Analisis in-place

Analisis in-place merupakan analisis terhadap kemampulayanan bangunan lepas


pantai dalam menerima beban yang bekerja. Analisis ini dibagi dalam 2 kondisi, yaitu:
kondisi operating dan kondisi ekstrim. Untuk mengevaluasi kemampulayanan struktur
tersebut dapat dilihat dengan memeriksa tegangan pada elemen, sambungan dan
tiang pancang dibandingkan dengan tegangan yang diizinkan.

2. Analisis Dinamik

Analisis dinamik adalah analisis yang dilakukan untuk mendapatkan periode alami
struktur akibat adanya beban yang bekerja pada struktur seperti gelombang. Dengan
diperolehnya periode natural dari struktur tersebut, dapat diperoleh besarnya DAF
(Dynamic Amplification Factor), dimana DAF menunjukkan pengaruh osilasi struktur
terhadap efek pembesaran gelombang.

3. Analisis fatigue

Analisis fatigue merupakan analisis untuk mendapatkan usia layan dari struktur.
Analisis ini diakibatkan oleh pembebanan yang sifatnya terus-menerus sehingga
bangunan lepas pantai akan mengalami penurunan kekuatan dalam menahan beban
(fatigue).

4. Analisis seismik

Analisis seismik, merupakan analisis yang penting dilakukan jika bangunan lepas
pantai berada pada daerah gempa. Gempa ini berperilaku sebagai beban luar yang
bekerja secara dinamik terhadap bangunan lepas pantai. Evaluasi terhadap
kemampulayanan bangunan lepas pantai akibat pengaruh beban gempa dapat dilihat
dari tegangan pada elemen, sambungan dan tiang pancang dibandingkan dengan
tegangan yang diizinkan.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-18
Pemodelan dan analisis struktur dilakukan dengan bantuan program SACS (Structural
Analysis Computer System).

Gambar 3.13 Ilustrasi model anjungan lepas pantai.

3.4.1 Penjelasan Singkat Program


SACS (Structural Analysis Computer System) adalah program analisis struktur baik untuk
struktur lepas pantai maupun struktur umum. SACS memiliki kemampuan analisis statik,
analisis dinamik, perhitungan beban lingkungan seperti beban gelombang, arus dan angin,
cek dan desain member, analisis pada saat peluncuran, analisis kekuatan sambungan,
analisis umur fatigue, analisis tiang pancang, analisis keruntuhan non-linier bahkan
melakukan estimasi biaya.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-19
SACS terdiri dari modul-modul program yang memiliki fungsi berbeda namun saling
berkaitan. Berikut ini adalah modul-modul yang akan digunakan:

1. SACS Executive
Merupakan program utama yang menghubungkan modul-modul lain dalam
SACS. Modul-modul lain dijalankan dengan SACS Executive ini.

2. Precede
Merupakan program permodelan geometri, material, properti penampang dan
pembebanan sederhana.

3. Seastate
Program yang dapat memperhitungkan beban lingkungan seperti beban
gelombang, arus dan angin. Dapat memperhitungkan efek marine growth,
buoyancy dan memodelkan gelombang untuk respon dinamik.
4. SACS IV
Merupakan program analisis finite element untuk analisis struktur dan
pembebanan yang telah dimasukkan pada modul sebelumnya.

5. Postvue
Program analisis kekuatan member dan desain berdasarkan kode desain (design
code) seperti API, AISC dan LRFD.
6. Joint Can
Pemeriksaan kekuatan sambungan dan desain sambungan tubular berdasarkan
kode desain.

7. PSI
Simulasi interaksi tanah dengan tiang pancang untuk melakukan proses iterasi
penyamaan load deflection antara struktur dengan tiang pancang.

8. Fatigue
Program pemeriksaan umur fatigue dan desain ulang sambungan.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-20
Gambar 3.14 Diagram alir analisis SACS.

Dalam penentuan fixity (restraints atau release) SACS memiliki suatu konvensi. Restraints
adalah kebalikan dari release, restraints berarti menyalurkan gaya sedangkan release berarti
tidak menyalurkan gaya. Terdapat enam derajat kebebasan yaitu translasi arah x, y dan z
serta rotasi melingkari sumbu x, y dan z dan dapat dimodelkan dengan Fx, Fy, Fz, Mx, My,
Mz. Dalam SACS derajat kebebasan tersebut dimodelkan dengan binary code dan definisi
binary code untuk restraints pada member berkebalikan dengan definisi restrain pada joint.
Sebagai contoh suatu member elemen yang menyalurkan semua gaya atau direstraints
diseluruh derajat kebebasanya akan dimodelkan 000000 sedangkan suatu joint yang
dimodelkan sebagai sendi yang hanya menyalurkan translasi akan dimodelkan 111000.
Contoh lain apabila kita akan memodelkan suatu kondisi yang hanya menahan gaya lateral
saja maka elemen akan dimodelkan dengan fixity 001111 sedangkan suatu joint akan
dimodelkan dengan fixity 110000. Pemahaman ini diperlukan dalam memodelkan elemen
seperti conductor dan riser.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-21
3.4.2 Pemodelan Deck

A. Acuan Permodelan
Dalam melakukan pemodelan deck, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan.
Diantaranya :
1. Seluruh elemen utama dimodelkan.
2. Pelat deck dimodelkan
3. Deck support dimodelkan
4. Berat sendiri deck akan dijumlahkan dengan beban yang bekerja pada deck.
5. Diperlukan adanya jarak bebas (Air Gap) antara tepi paling bawah dek dan puncak
gelombang pada kondisi ekstrem sebesar minimum 1,5 m.

B. Model Deck
Deck pada EL + 34.06

Gambar 3.15 Model main deck.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-22
Deck pada EL + 15.00

Gambar 3.16 Model cellar deck.

Gambar 3.17 Model deck 3D.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-23
3.4.3 Pemodelan Jacket

A. Acuan Permodelan
Dalam melakukan pemodelan jacket, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan.
Diantaranya :
1. Seluruh elemen tubular seperti jacket legs, bracings, horizontal framing, dan joint cans
dimodelkan.
2. Pada daerah sambungan antara legs dan bracing, batang tubular dimodelkan lebih besar
dari tubular pada legs yang bukan didaerah sambungan. Hal ini umum dinamakan joint
cans. Dimodelkan sebagai concentric tubular.
3. Conductor, horizontal framing dimodelkan sebagai tubular biasa.
4. Perlengkapan tambahan jacket seperti anode, grating, dan stairs dimodelkan sebagai
Beban mati tambahan pada deck.
5. Ketebalan dari elemen yang berada di elevasi splash zone tidak berubah, karena
sepanjang waktu layan anjungan ini tidak ditemukan adanya korosi.
6. Yield strength pada jacket dibedakan menjadi elemen tubular dengan OD < 18” (fy = 35
ksi) dan OD > 18” (fy = 36 ksi).
7. Pada bagian dasar laut, semua joint dimodelkan sebagai pilehead (titik transisi untuk
pemodelan tiang pancang) yang berarti pemodelan jacket akan diteruskan kedalam
tanah.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-24
B. Model Jacket

Gambar 3.18 Model jacket keseluruhan.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-25
Gambar 3.19 Model jacket pada Row A

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-26
Gambar 3.20 Model jacket pada Row B

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-27
Gambar 3.21 Model jacket pada Row C.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-28
Gambar 3.22 Plan view pada EL – 194.5 ft (mudline).

Gambar 3.23 Plan view pada EL – 174.5 ft.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-29
Gambar 3.24 Plan view pada EL – 127,5 ft s/d – 130,06 ft.

Gambar 3.25 Plan view pada EL – 87,5 ft

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-30
Gambar 3.26 Plan view pada EL –52.5 ft.

Gambar 3.27 Plan view pada EL – 22.5 ft.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-31
Gambar 3.28 Plan view pada EL + 2.5 ft

3.4.4 Pemodelan Pondasi


Pemodelan pada daerah dibawah dasar laut dibagi menjadi 2 :
1. Pemodelan tiang
2. Pemodelan data tanah

A. Pemodelan Tiang
Pemodelan tiang dilakukan untuk menghasilkan daya dukung pondasi. Dimana daya dukung
pondasi ini ditentukan oleh :

1. Daya dukung selimut tiang

Hal yang mempengaruhi besarnya daya dukung selimut tiang adalah luas
selimut tiang tersebut. Acuan pemodelan :

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-32
- Terdapat 6 buah tiang yang tertanam di pondasi. 3 tiang berasal dari jacket
legs sedangkan 3 tiang berasal dari well conductor.

- Mendefinisikan kekakuan model di elevasi mudline sebagai pilehead,


mendefinisikan group section yang bersesuaian, parameter penampang dan
kedalaman tiang pancang.

- Untuk tiang dari jacket legs menggunakan properties tubular dengan ukuran
36” x 0.75”WT, sedangkan untuk conductor menggunakan properties tubular
dengan ukuran 30” x 1 “WT.

- Penetrasi tiang sedalam 216 ft dari dasar laut.

2. Daya dukung ujung tiang

Hal yang mempengaruhi besarnya daya dukung ujung tiang adalah luas dari
ujung tiang tersebut. Untuk jacket legs, luas ujung tiang (A), digunakan dengan
properties tiang 36” ODx 0.75”.

- Untuk tiang pancang : A = ¼ * pi* (362 – 34.52) = 83.055 ft2

- Untuk well conductor : A = ¼ * pi* (302 – 282) = 91.10 ft2


Setelah dilakukan pemodelan terhadap daya dukung tiang, langkah selanjutnya
adalah melakukan input data tanah.

B. Pemodelan Data Tanah


Properties tiang yang telah didefinisikan diatas, kemudian dihubungkan dengan data tanah.
Sehingga daya dukung pondasi dapat diperoleh. Terdapat tiga bagian dalam pemodelan data
tanah :

1. T-Z soil axial

- Input nilai T dan nilai Z terbagi berdasarkan zona kedalaman.

- Kedalaman penginputan data tanah sampai 216 m dari dasar laut.

2. T-Z axial bearing

- Input nilai T dan nilai Z terbagi berdasarkan zona kedalaman

- Kedalaman penginputan data tanah sampai 216 m dari dasar laut

3. Soil torsion head

- Input nilai P dan nilai Y terbagi berdasarkan zona kedalaman

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-33
- Kedalaman penginputan data tanah sampai 216 m dari dasar laut

3.4.5 Pemodelan Struktur Tambahan

A. Well Conductor
Well Conductor adalah selubung casing yang berguna sebagai pipa saluran transportasi
minyak dan gas dari bawah permukaan bumi ke fasilitas produksi. Well Conductor sudah
tertanam ke dalam tanah sehingga beratnya semua sudah disalurkan ke tanah sehingga
jacket tidak akan menerima beban vertikal akibat adanya conductor.

Well conductor ini berada di tengah platform dengan jumlah 3 buah. Adapun acuan
pemodelan well conductor :
1. Conductor framing tidak dimodelkan, karena tidak bersifat struktural.
2. Dimodelkan sebagai properties tubular.
3. Joint pada well conductor yang memotong horizontal framing pada elevasi +15.0 ft,
+2.50 ft, -22.50 ft, -57.50 ft, -87.50 ft, -127.50 ft, dan - 174.50 ft dibuat master-slave
joints. Artinya dalam satu titik tersebut terdapat dua joint. Hal ini dilakukan karena
beban akibat well conductor tidak disalurkan kepada horizontal framing, melainkan
disalurkan langsung ke pondasi.
4. Fixity well conductor pada dasar laut dimodelkan sebagai pilehead (titik transisi untuk
permodelan tiang pancang) yang berarti permodelan conductor akan diteruskan
kedalam tanah.

B. Pemodelan Riser dan Fleksible Statik


Riser adalah pipa yang berfungsi untuk menyalurkan fluida atau gas dari/ke anjungan. Riser
ini dimodelkan dari elevasi +2.50 ft sampai dasar laut. Jumlah riser pada anjungan ini
sebanyak 2 buah, dengan diameter 12,75” dan 10,75”. Pemodelan riser ini diasumsikan gaya
vertikal akan ditahan oleh riser di elevasi mudline dan gaya horizontal akan disalurkan
keseluruh elevasi horizontal bracing. Fleksibel statik dimodelkan dengan properties
berbentuk tubular dan pada bagian ujungnya, diberi fixity 111111.

C. Pemodelan Antisipasi Karat


Adanya karat akan mengurangi kapasitas dari elemen dengan memperkecil luas efektifnya.
Fenomena ini harus dimodelkan untuk menghindari terjadinya kegagalan desain. Daerah
yang mengalami pengaruh korosi berada pada splash zone, yang berada antara ketinggian

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-34
+7.5 m sampai –5.50 m. Namun karena selama masa produksi anjungan ini tidak terindikasi
terjadi korosi, maka pengurangan ketebalan member dilakukan seperlunya.

3.4.6 Sistem Penamaan Member


Untuk memudahkan pada saat memasukkan beban pada member, digunakan sistem grup
untuk mengumpulkan member-member yang sejenis. Sistem penamaan dari grup yang ada
pada model anjungan ini disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Sistem Penamaan Grup Member pada Anjungan
Deskripsi Grup

Jacket
Leg LG*
Pile PL*
Wishbone W.B
Conductor CON
Conductor Guide CG*
Riser RS*
Riser Guide RG*
Riser Support RC*
K-Bracing K0*
Bracing at EL – 194.5 ft A1*
Bracing at EL -174.5 ft A2*
Bracing at EL -127.5 ft A3*
Bracing at EL -87.5 ft A4*
Bracing at EL -52.5ft A5*
Bracing at EL -27.5ft A6*
Bracing at EL +2.5ft A7*
Deck
Main Deck MD*
Cellar Deck CD*
Bracing at EL +24.32 ft HO*
Deck Leg LGD
Deck Support T**

3.4.7 Dimensi Member


Dimensi member yang digunakan dalam anjungan ini dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-35
Tabel 3.11 Dimensi Member Group
Wall Wall
Member Diameter Thickness Member Diameter Thickness
Group (inch) (inch) Group (inch) (inch)
A11 18.000 0.500 LG1 39.000 0.500
A21 18.000 0.500 LG1 39.000 0.500
A31 14.000 0.375 LG2 39.000 0.500
A32 12.750 0.375 LG3 39.000 0.500
A33 8.750 0.375 LG4 39.000 0.500
A34 20.000 0.500 LG5 39.000 0.500
A41 12.750 0.375 LG6 40.000 1.000
A42 8.500 0.375 LG7 40.000 1.000
A43 6.750 0.375 LG8 40.000 1.000
A44 3.500 0.216 LGD 36.000 1.000
A51 10.750 0.375 MD1 W18X55
A52 8.375 0.375 MD2 W12X30
A53 6.375 0.375 MD3 W14X61
A54 3.500 0.216 MD4 W12X279
A61 10.750 0.365 MD6 W16X50
A71 10.750 0.500 PL1 36.000 0.750
A72 8.375 0.375 PL2 36.000 0.750
A73 8.625 0.375 PL3 36.000 0.750
A74 8.625 0.375 PL4 36.000 0.750
CD1 W18X50 PL5 36.000 0.750
CD2 W12X26 PL6 36.000 0.750
CD3 C12X30 PL7 36.000 0.750
CD4 C12X25 RC1 10.750 0.375
CD5 W12X16 RG1 8.625 0.375
CG1 8.500 0.375 RG2 7.500 0.375
CON 30.000 1.000 RS 12.750 0.500
H01 10.750 0.500 RS1 10.750 0.500
HC1 10.750 0.500 T01 8.625 0.375
K01 16.000 0.375 T02 8.625 0.375
K02 20.000 0.375 T04 8.625 0.375
K03 16.000 0.375 TC1 10.750 0.375
K04 14.000 0.375 TC2 10.750 0.375
K05 12.750 0.375 TS1 8.625 0.375
K06 13.750 0.375 W.B 25.000 1.000

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-36
3.4.8 Modal Analisis
Modal analisis adalah analisis yang dilakukan untuk mendapatkan periode natural struktur
(eigenvalues) dan mode shape natural (eigenvector). Dari output ini akan diperoleh nilai
dynamic amplification factor, dengan menggunakan rumus :

1
DAF = (3.1)
(1 − Ω 2 ) 2 + ( 2ξΩ) 2

DAF ini merupakan nilai representasi dari pengaruh osilasi struktur terhadap efek perbesaran
gelombang. Oleh karena itu, beban gelombang dikalikan dengan nilai DAF pada saat
kombinasi dengan beban lainnya seperti angin dan beban mati. Contoh model input dibawah
ini akan lebih mengilustrasikan posisi dari DAF :

Nilai DAF

Dalam men-generate modal analisis, program SACS menggunakan modul Dynpac. Berikut
adalah input data yang perlu diperhatikan dalam pemakaian modul Dynpac ini :

1. Informasi umum
Informasi umum yang dimaksud terdiri dari :
a. Pendifinisian sumbu yang berarah vertikal. Seperti : +Z
b. Satuan yang dipakai. Seperti : feet
c. Berat jenis struktur
d. Kedalaman laut
e. Berat jenis air laut
f. Ketinggian dasar laut

2. Perhitungan massa struktur


Massa dari struktur, dalam analisis modal ini bisa diperhitungkan sebagai massa
terkumpul (lumped mass) atau massa konsisten (consistent mass). Metode lumped
mass mendefinisikan bahwa seluruh elemen massa disimplifikasikan menjadi satu

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-37
kumpulan massa pada zona struktur tertentu, sedangkan consistent massa
mendefinisikan bahwa massa terdistribusi sepanjang elemen struktur itu sendiri.
Dalam modul Dynpac, lumped mass dikenal dengan ‘LUMP’ sedangkan consistent
mass dikenal dengan ‘CONS’. Pada pengerjaan platform oyong santos ini, digunakan
metode consistent mass.

3. Perhitungan beban menjadi massa


Beban yang bekerja pada struktur secara otomatis akan di-generate pada Dynpac
Option-masses from SACS loads option, dengan memilih ‘SA’ yang artinya
mengkonversikan beban sebagai penambahan massa. Perlu didefinisikan arah dari
bekerjanya beban, sebagai contoh pada beban gravitasi, didefinisikan arahnya yaitu –
Z.

Jika periode natural struktur lebih kecil dari periode gelombang, maka analisis menunjukkan
bahwa nilai dynamic amplification kecil. Hal ini terjadi untuk kasus, jika bangunan lepas
pantai relatif pendek, kaku dan ditempatkan dikedalaman 300ft atau kurang. Semakin dekat
periode gaya yang mengenai struktur dengan struktur tersebut maka pengaruh gaya
tersebut akan meningkat.

Laporan Tugas Akhir - Analisa Struktur Anjungan Lepas Pantai Tipe Tetap
Jenis Tripod di Selat Makassar 3-38

Anda mungkin juga menyukai