Sumber : Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS. 2003. Floodable Length
Sumber : Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS. 2003. Floodable Length
Gambar 5.126. Perpotongan garis air terhadap garis batas tenggelam pada kurva
Bonjean
Pada garis tegak buritan kita tentukan titik 1B yang jaraknya dari titik
Q ke bawah sebesar 1/3 T. Untuk titik 2B jaraknya sebesar 1/3T dari titik 1B
ke bawah dan titik 3B jaraknya 1/3T dari titk 2B ke bawah. Dari titik 1H, 2H,
3H, 1B, 2B, 3B ditarik garis yang menyinggung garis batas tenggelam dan
dapat dikerjakan pada gambar bonjean. Garis-garis air ini bersama garis air
GA1 merupakan garis air dari kapal yang mengalami kebocoran dan tepat
masih dapat terapung atau kapal pada saat akan tenggelam.
Volume
Station Area Fs A*Fs Σ(A*Fs) jarak ordinat (m) Integral volume
1/3*Σ(A*Fs)*JO
AP 158,94 1 158,94
1. 0,5 228,72 4 914,88 1387,04 10,755 4972,5384 4972,5384
1 313,22 1 313,22
1 313,22 1 313,22
2. 1,5 384,84 4 1539,36 2323,02 10,755 8328,0267 13300,5651
2 470,44 1 470,44
2 470,44 1 470,44
3. 3 559,66 4 2238,64 3308,76 21,51 23723,8092 37024,3743
4 599,68 1 599,68
4 599,68 1 599,68
4. 5 628,64 4 2514,56 3742,88 21,51 26836,4496 63860,8239
6 628,64 1 628,64
6 628,64 1 628,64
5. 7 628,64 4 2514,56 3771,84 21,51 27044,0928 90904,9167
8 628,64 1 628,64
8 628,64 1 628,64
6. 8,5 623,84 4 2495,36 3237,42 10,775 11627,7335 102532,6502
9 113,42 1 113,42
9 113,42 1 113,42
7. 9,5 178,32 4 713,28 867,06 10,775 3114,1905 105646,8407
FP 40,36 1 40,36
Sumber : Perhitungan Pribadi
Tabel 5.12 Perhitungan Sarat Even Keel dan Sarat Margin Line
SARAT EVEN KEEL SARAT PENUH
STATION AREA FAKTOR SIMSON PRODUK VOLUME FAKTOR MOMEN PRODUK MOMEN
AP 54,075 0,5 27,0375 -5 -135,1875
0,5 104,265 2 208,53 -4,5 -938,385
1 172,792 1 172,792 -4 -691,168
1,5 233,297 2 466,594 -3,5 -1633,079
2 306,321 1,5 459,4815 -3 -1378,4445
3 390,535 4 1562,14 -2 -3124,28
4 426,958 2 853,916 -1 -853,916
5 445,164 4 1780,656 0 0
6 445,164 2 890,328 1 890,328
7 445,164 4 1780,656 2 3561,312
8 445,164 1,5 667,746 3 2003,238
8,5 444,219 2 888,438 3,5 3109,533
9 439,171 1 439,171 4 1756,684
9,5 302,127 2 604,254 4,5 2719,143
FP 63,156 0,5 31,578 5 157,89
Σ1 = 10833,318 Σ2 = 5443,668
H= 21,51
1 VLwl 1 / 3 * jarak station * 1 77674,890
2 LCB Lwl 2 / / 1 * jarak station 10,809
Tabel 5.13 Perhitungan Trim Haluan Bawah dan Trim Haluan Tengah
TRIM HALUAN BAWAH
STATION AREA FAKTOR SIMSON PRODUK VOLUME FAKTOR MOMEN PRODUK MOMEN
AP 4,44 0,5 2,22 -5 -11,1
0,5 44,94 2 89,88 -4,5 -404,46
1 114,84 1 114,84 -4 -459,36
1,5 184,14 2 368,28 -3,5 -1288,98
2 270,08 1,5 405,12 -3 -1215,36
3 392,82 4 1571,28 -2 -3142,56
4 466,7 2 933,4 -1 -933,4
5 521,2 4 2084,8 0 0
6 551,82 2 1103,64 1 1103,64
7 578,76 4 2315,04 2 4630,08
8 602,34 1,5 903,51 3 2710,53
8,5 611,98 2 1223,96 3,5 4283,86
9 607,72 1 607,72 4 2430,88
9,5 429,46 2 858,92 4,5 3865,14
FP 79,88 0,5 39,94 5 199,7
Σ1 = 12622,55 Σ2 = 11768,61
H= 21,51
1 VLwl 1 / 3 * jarak station * 1 90503,6835
2 LCB Lwl 2 / / 1 * jarak station 20,05480676
Vtrim - Vevenkeel 12828,79344
X2 = X3 - X1 9,246179278
G from LCB=Vtrim/vek*X2= 10,77327927
G from Midship=Gfromɸ+x3= 29,30098604
X4 = Vlwl / Vbocor*X2 55,98312595
U = X4 + X3 76,03793271
V 12828,79344
U 76,03793271
Tabel 5.14 Perhitungan Trim Haluan Atas dan Trim Buritan Bawah
TRIM HALUAN ATAS
STATION AREA FAKTOR SIMSON PRODUK VOLUME FAKTOR MOMEN PRODUK MOMEN
AP 101,2 0,5 50,6 -5 -253
0,5 165,06 2 330,12 -4,5 -1485,54
1 250,16 1 250,16 -4 -1000,64
1,5 325,9 2 651,8 -3,5 -2281,3
2 416,36 1,5 624,54 -3 -1873,62
3 522,64 4 2090,56 -2 -4181,12
4 574,94 2 1149,88 -1 -1149,88
5 608,3 4 2433,2 0 0
6 613,74 2 1227,48 1 1227,48
7 593,24 4 2372,96 2 4745,92
8 421,9 1,5 632,85 3 1898,55
8,5 334,72 2 669,44 3,5 2343,04
9 619,22 1 619,22 4 2476,88
9,5 432,08 2 864,16 4,5 3888,72
FP 79,76 0,5 39,88 5 199,4
Σ1 = 14006,85 Σ2 = 4554,89
H= 21,51
1 VLwl 1 / 3 * jarak station * 1 100429,1145
2 LCB Lwl 2 / / 1 * jarak station 6,99484066
Vtrim - Vevenkeel 22754,22444
X2 = X3 - X1 3,813786824
G from LCB=Vtrim/vek*X2= 2045426446
G from Midship=Gfromɸ+x3= 10,80862748
X4 = Vlwl / Vbocor*X2 13,01892196
U = X4 + X3 20,01376262
V 22754,22444
U 20,01376262
Tabel 5.15 Perhitungan Trim Buritan Tengah dan Trim Buritan Atas
TRIM BURITAN TENGAH
STATION AREA FAKTOR SIMSON PRODUK VOLUME FAKTOR MOMEN PRODUK MOMEN
AP 174,4 0,5 87,2 -5 -436
0,5 236,16 2 472,32 -4,5 -2125,44
1 309,2 1 309,2 -4 -1236,8
1,5 367,88 2 735,76 -3,5 -2575,16
2 437,56 1,5 656,34 -3 -1969,02
3 500,86 4 2003,44 -2 -4006,88
4 513,6 2 1027,2 -1 -1027,2
5 508,92 4 2035,68 0 0
6 486,28 2 972,56 1 972,56
7 464,76 4 1859,04 2 3718,08
8 443,24 1,5 664,86 3 1994,58
8,5 431,24 2 862,48 3,5 3018,68
9 415,82 1 415,82 4 1663,28
9,5 215,32 2 430,64 4,5 1937,88
FP 0 0,5 0 5 0
Σ1 = 12532,54 Σ2 = -71,44
H= 21,51
1 VLwl 1 / 3 * jarak station * 1 89858,3118
2 LCB Lwl 2 / / 1 * jarak station -0,122614761
Vtrim - Vevenkeel 12183,42174
X2 = X3 - X1 -10,93124225
X4 = Vlwl / Vbocor*X2 -69,69167265
U = X4 + X3 -69,81428741
V 12183,42174
U -69,81428741
Gambar 5.128 . Perpotongan garis air terhadap garis batas tenggelam pada kurva
Bonjean
Bila kita lakukan untuk titik A, C, D, E, F dan G dengan cara yang
sama seperti yang kita kerjakan untuk titik B, maka akan didapatkan 6 titik
lagi seperti tiktik T'. Sehingga dari 7 titik tersebut dapat digambarkan suatu
grafik atau lengkungan, dimana harga ordinat ( l ) dari grafik itu menunjukkan
panjang sekat kedap melintang dari ketidaktengelaman (floodable length).
Gambar 5.129. Panjang Sekat Kedap Air Melintang bedasarkan grafik floodable
Length
Pada garis dasar dimana sekat tubrukan tersebut ditentukan kita sebut sebagai
titik A. Dari titik A kita Tarik garis bersudut = 63,5 dengan garis dasar membuka
kekiri. Garis ini akan memotong grafik sekat kedap air untuk di titik B, Kemudian
dari titik B ditarik garis tegak lurus ke garis dasar dan perpotongan disebut titik C.
Panjang garis BC ini menunjukan panjang maksimal sekat kedap air dibelakang sekat
tubrukan, supaya kapal tidak tenggelam bila terjadi kebocoran pada ruangan ini.
Untuk menentukan letak sekatnya kita ukurkan panjang BC secara horizontal dari titik
A ke arah buritan dan didapat titik D dimana AD=BC.
Pada titik D inilah letak sekat kedap melintang yang direncanakan dan
seterusnya dari titik D kearah buritan dapat ditentukan letak sekat-sekat kedap
melintang lainnya, sehingga ruangan ruangan yang terletak diantara dua sekat kedap
melintang tersebut bila mengalami kebocoran pada lambungnya, kapal masih tepat
dapat mengapung.