Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENGUJIAN HIDROLIKA

11. Modifikasi Saluran di Atas Bendung

KELAS 2-KS1

KELOMPOK 3

1. Adhela Octavia Almaidah NIM : 2101321026


2. Defvi Amalia NIM : 2101321063
3. Fajrin Juditya NIM : 2101321021
4. Imam Fuad Novra NIM : 2101321003
5. Ken Dzaty Nur Cahya NIM : 2101321004
6. Muhammad Bagas Al Rizky NIM : 2101321030

PROGRAM STUDI

D3-Konstruksi Sipil

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Juli, 2023
DAFTAR ISI
LAPORAN PRAKTIKUM...........................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
A. TUJUAN..................................................................................................................................3
B. DASAR TEORI......................................................................................................................3
C. ALAT DAN BAHAN..............................................................................................................3
D. PROSEDUR PERCOBAAN..................................................................................................3
E. DATA HASIL PRAKTIKUM...............................................................................................3
F. ANALISIS DATA...................................................................................................................3
G. PEMBAHASAN......................................................................................................................3
H. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................4
I. REFERENSI...........................................................................................................................4

1
11. Modifikasi Saluran di Atas Bendung

A. TUJUAN

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Mahasiswa dapat menentukan debit suatu aliran di atas bendung dan koefisien debit dari
bendung tersebut.
2. Mahasiswa dapat membuat gambar profil aliran dari suatu bendung

B. DASAR TEORI

Bangunan bendung adalah sebuah konstruksi yang bertujuan untuk meninggikan muka
air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri
sungai, dengan tujuan mengalirkan ke dalam saluran melalui sebuah bangunan pengambilan
jaringan irigasi. Bendungan merupakan bangunan yang posisinya tegak lurus terhadap arah
aliran sungai yang terbentuk secara buatan atau alamiah. Bendungan memiliki struktur bangunan
utama, seperti tubuh bendungan dan juga struktur bangunan pelengkap dan peralatanya seperti
bangunan pelimpah, pintu air dan katup, bangunan pengeluaran, jalan masuk, jalan hantar, dan
bangunan prasarana. Tipe-tipe bendungan dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan.
Berdasarkan fungsinya bendungan dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai penampung air,
pengalih aliran (differsion dam), pengendali banjir, dan bendungan serbaguna. Berdasarkan
aspek hidraulik, bendungan dibedakan menjadi dua yaitu bendungan yang boleh dilimpasi air
(overflow dam), dan bendungan yang mercunya tidak boleh dilimpasi air (non overflow dam).
Berdasarkan aspek materialnya tipe bendungan dibedakan berdasarkan beton gaya berat, beton
dengan penyangga, beton pelengkung, dan bendungan urugan tanah atau urugan batu.

2
Dalam konstruksi bending, bila suatu ambang bekerja sebagai suatu penampang
pengendali, maka persamaan debit yang mengalir di atas penampang pengendali tersebut adalah :

Kedalaman disini tidak sama dengan kedalaman kritis walaupun terjadi kondisi energi
minimum, karena semua batasan-batasan aliran di hilir telah dihilangkan. Dengan mengabaikan
velocity of approach, maka Hw = hw karena tinggi kecepatan di hulu = 0. Kondisi-kondisi di
atas menyebabakan adanya koefisien debit pada ambang tersebut (Cw), sehingga rumus untuk
menghitung debit menjadi :

Dimana :
b = lebar bendung (m)
hw = tinggi permukaan air dihitung dari puncak ambang (m)
Z = tinggi bending

3
C. ALAT DAN BAHAN

1. Model saluran terbuka 2. Model bending

3. Pengukur kedalaman air 4. Stopwatch

5. Mistar ukur

4
D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Percobaan diawali dengan menyiapkan saluran terbuka dan atur


kemiringannya hingga kedudukan saluran horizontal.

2. Model bending diletakkan pada saluran terbuka dan dan pastikan telah dipasang dengan benar.

3. Saluran dinyalakan dan alirkan suatu debit tertentu dengan mengatur


kran pengatur debit aliran, tunggu sampai permukaan air saluran stabil.

4. Mencari kedalaman Y1 dan Y3 dengan menggunakan mistar atau alat


pengukur kedalaman aliran.

5. Pengukuran debit dilakukan minimal sebanyak 3 (tiga) kali untuk


setiap pengaturan debit dengan cara gravimetrik yaitu mencatat waktu
terangkatnya lengan momen pada beban yang digantungkan akibat
terisinya bak pengukur debit. Caranya :
a. Mengaktifkan knop stop watch serentak dengan penutupan drain plug
b. Bila air sudah mencapai volume tertentu, lengan momen pada
beban akan terangkat dan stop watch dihentikan pada waktu yang
bersamaan
c. Sesudah pengukuran selesai, air pada bak dibuang dengan
membuka drain plug.
d. Mencatat 3 waktu yang nilainya berdekatan pada setiap pengaturan debit untuk dihitung waktu
rata-ratanya.

6. Setelahnya, aliran mulai dari hulu sampai hilir saluran diinterpretasikan dalam bentuk gambar
atau profil.

7. Atur debit aliran sehingga ketinggian air saluran berubah dan lakukan
pengukuran ketinggian air saluran dan debit seperti prosedur sebelumnya.

5
8. Prosedur di atas diulangi dengan memutar kran pengatur debit hingga didapat besaran debit
yang berbeda-beda.

E. DATA HASIL PRAKTIKUM

Foto data hasil praktikum yang sudah dilaksanakan, (yang sudah diberi tanda “Checked” dari
Dosen)
F. ANALISIS DATA

Analisis hasil pengujian Modifikasi Aliran Bendung pada saluran terbuka dengan spesifikasi
alat : - Lebar bendung = 7,5 cm
- Tinggi puncak bendung = 9,7 cm
Pengukuran Debit Debit (Q)
No. Y1 Y3 hw hw cw
Beban (W) Waktu (t) Waktu rata2 (t) Q = (3W/1000.t)
(cm) (cm) (kg) (sekon) (sekon) (m3 /s) (cm) (m)
13.50
14.14 0.037 132.15393
1. 13.4 1.8 5 14.00 13.88 0.2082 3.7
10.87
10.74 0.039 95.84227
2. 13.6 1.9 5 11.07 10.89 0.1634 3.9
9.45
9.40 0.041 76.48161
3. 13.8 1.9 5 9.26 9.37 0.14055 4.1
8.93
9.44 0.042 73.00543
4. 13.9 2 5 9.45 9.27 0.1391 4.2
9.10
8.61 0.043 66.52180
5. 14 2 5 8.55 8.75 0.1313 4.3

G. PEMBAHASAN

Hasil pengujian meliputi debit aliran di atas bending (Q), tinggi aliran di hulu (Y1),
kedalaman air di hilir (Y3) setelah adanya pebendungan, tinggi aliran di atas bendung (hw)
dengan mengabaikan velocity of approache, dan koefisien debit pada ambang aliran (cw)
tersebut. Berdasarkan nilai debit aliran,nilai hw dan lebar dasar saluran,nilai Cw dapat diperoleh
dengan mengkalkulasikan komponen tersebut ke dalam formula berikut,

6
Maka,

3Q
Cw=
2 b × √ 2 g × hw
1, 5

Dari hasil Analisis dapat dilihat dari percobaan pertama dengan tinggi Y1 13,4 cm dan Y3
1,8 cm yang menghasilkan debit (Q) sebesar 0,2082 m3/s, diperoleh tinggi aliran di atas bendung
3,7 cm dan hasil koefisien debit sebesar 132,15393.
Pada percobaan kedua dengan tinggi Y1 13,6 cm dan Y3 1,9 cm yang menghasilkan debit
(Q) sebesar 0,1634 m3/s, diperoleh tinggi aliran di atas bendung 3,9 cm dan hasil koefisien debit
sebesar 95,84227.
Pada percobaan ketiga dengan tinggi Y1 13,8 cm dan Y3 1,9 cm yang menghasilkan debit
(Q) sebesar 0,1405 m3/s, diperoleh tinggi aliran di atas bendung 4,1 cm dan hasil koefisien debit
sebesar 95,84227.
Pada percobaan keempat dengan tinggi Y1 13,9 cm dan Y3 2 cm yang menghasilkan debit
(Q) sebesar 0,1391 m3/s, diperoleh tinggi aliran di atas bendung 4,2 cm dan hasil koefisien debit
sebesar 73,00543.
Pada percobaan kedua dengan tinggi Y1 13,6 cm dan Y3 1,9 cm yang menghasilkan debit
(Q) sebesar 0,1313 m3/s, diperoleh tinggi aliran di atas bendung 4,3 cm dan hasil koefisien debit
sebesar 66,5218.

H. KESIMPULAN DAN SARAN

Dapat disimpulkan bahwa suatu aliran pada saluran terbuka yang dimodifikasi dengan
menggunakan sebuah bendung, nilai debit air mempenyaruhi tinggi aliran Y1 dan Y3 serta
besarnya nilai koefisien debit. Tinggi aliran pada Y1 dan Y3 memiliki nilai yang berbanding
terbalik dengan nilai debit dan koefisien debit alirannya. Sedangkan, nilai debit dan koefisien
debit suatu aliran yang dimodifikasi dengan bendung memiliki nilai yang berbanding lurus.
Aritnya, semakin besar debit alirannya, tinggi aliran pada Y1 dan Y3 akan semakin berkurang,

7
tetapi nilai koefisien debit akan semakin meningkat. Dan untuk profil sebuah aliran dapat
digambar setelah mendapatkan tinggi air di hulu (Y1), tinggi aliran di atas bendung (hw),
kedalaman air di hilir (Y3), serta tinggi bendung.

I. DAFTAR PUSTAKA

REFERENSI

8
LAMPIRAN

9
10

Anda mungkin juga menyukai