Anda di halaman 1dari 12

Diperiksa pada

Diperiksa oleh

Keterangan

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


KONSERVASI TANAH DAN AIR
ACARA VIII
PENGUKURAN DEBIT ALIRAN DAN DEBIT SUSPENSI

Nama : Maria Regina Celia Celista Winarto


Kelompok :7
Co Ass : Rasyied Ichwan Budi Prasetyo

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PENGELOLAAN HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2023
ACARA VIII
PENGUKURAN DEBIT ALIRAN DAN DEBIT SUSPENSI

I. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara pengukuran aliran sungai dengan berbagai
metode,
2. Menghitung debit aliran,
3. Mengetahui cara pengambilan suspensi dan analisis sedimen,
4. Menghitung debit suspensi.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah
suatu wilayah daratan yang merupakan suatu kesatuan dengan sungai
dan anak- anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
laut secara alami yang batas di darat merupakan pemisah topografis
dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan (PPRI, 2012 dalam Maulana, 2014).
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu Sistem kompleks yang
dibangun atas sistem fisik (physical systems), sistem biologis
(biological systems) dan sistem manusia (human systems) yang saling
terkait dan berinteraksi satu sama lain. Tiap komponen dalam
sistem/sub sistemnya memiliki sifat yang khas dan keberadaannya
berhubungan dengan komponen lain membentuk kesatuan sistem
ekologis (ekosistem) (Susetyaningsih, 2012).
Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati nilai-nilai
hidrologis proses yang terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran
debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya
air di suatu wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat
untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui
pendekatan potensi sumber daya air permukaan yang ada. Pengukuran
debit air dapat dilakukan dengan mengukur kecepatan aliran air pada
suatu wadah dengan luas penampang area tertentu. Terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan untuk pengukuran kecepatan aliran air
pada sungai atau alur antara lain: Area-velocity method, Tracer
method, Slope area method, Weir dan flume, Volumetric method Area.
Pengukuran debit dilakukan dengan maksud untuk mendapat debit
sesaat. Metode pengukuran debit yang sering digunakan baik
pengukuran langsung maupun pengukuran tidak langsung, demikian
pula peralatan yang digunakan. Pelaksanaan pengukuran debit aliran
sungai ini merupakan cara langsung menggunakan alat ukur arus.
(Daryanto, 2009 dalam Yendri dkk., 2019).
Air hujan yang jatuh ke tanah membuat lapisan tanah yang
tererosi oleh air hujan terbawa gerakan air dan masuk kedalam aliran
sungai, partikel tanah yang bergerak melayang dalam air terbawa oleh
aliran sungai ini disebut sebagai muatan suspensi. Menurut
Purbowaseso (1985), jumlah curah hujan yang besar tetes hujan yang
mengenai tanah mengakibatkan pendispersian tanah, setelah tanah
terdispersi sementara air bertambah terus menyebabkan air mengalir
sebagai aliran permukaan sambil membawa material yang terdispersi.
Kemudian aliran terus masuk kesaluran dan mengalir sebagai aliran
sungai. Adanya angkutan sedimen dasar (bed load) diperkirakan akan
mempengaruhi besarnya konsentrasi sedimen suspensi dan kecepatan
aliran, yang biasanya perlu diukur untuk perhitungan debit sedimen
suspense (Andayono & Yustisia, 2015). Lebar dan kedalaman
penampang basah sungai memengaruhi debit suatu sungai. Semakin
dalam sungai maka debit yang dihasilkan semakin besar. Kenaikan
debit air tidak semata-mata disebabkan oleh penampang sungai
melainkan kapasitas infiltrasi (Asdak, 2010).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Aliran sungai
2. Current meter
3. Pelampung
4. Roll meter
5. Tongkat
6. Stopwatch
7. Suspended sampler
8. Kertas filter/kertas saring
9. Oven
10. Timbangan digital/analitik

IV. METODE
Waktu : Sabtu, 6 Mei 2023 (08.00 – 11.00)
Tempat : Sungai Pugeran, Demangan, Maguwoharjo, Kec. Depok,
Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pelaksanaan :
Pengukuran Debit Aliran menggunakan Currentmeter
Ukur lebar penampang basah sungai dengan roll meter, tandai di
setiap 50 cm → untuk mengetahui gambaran detil profil penampang
melintang sungai

Tandai batas seksi sungai dengan interval seksi 2 m

Lakukan pengukuran kedalaman sungai pada tiap seksi dengan


mistar ukur/patok

Ukur kecepatan aliran pada tiap seksi menggunakan current meter,


posisikan current meter di depan pengamat (Merawas). Kedalaman
baling-baling current meter sesuai dengan ketentuan

Data kecepatan aliran yang dicatat adalah data yang konstan terukur
selama 10 detik, gunakan 3 kali pengulangan pengukuran pada tiap
seksi

Ulangi langkah 3 – 5 hingga seksi terakhir


Pengukuran Debit Aliran menggunakan Metode Apung

Ukur lintasan pelampung sejauh 10 m pada tiap-tiap seksi yang telah


dibuat

Pengamat A berada pada titik start dan pengamat B berada pada titik
finish (titik start-finish merupakan titik pencatatan waktu)

Hanyutkan pelampung dari belakang titik start, ketika mencapai


titik start nyalakan stop watch kemudian saat mencapai titik finish
hentikan stopwatch

Catat waktu yang diperlukan pelampung dari titik start ke titik finish

Lakukan 3 kali pengulangan pengukuran pada tiap seksi

Hitung debit aliran menggunakan rumus

Pengambilan Sampel Suspensi


1. 2. 3. 4.

Lakukan pengambilan sampel suspensi pada tiap seksi

Turunkan suspended sampler dari atas permukaan air hingga dasar


sungai kemudian angkat hingga keluar permukaan air

Kecepatan penurunan dan pengangkatan harus tetap (konstan) dan


botol yang terisi kurang lebih ¾ bagian, jika botol penuh maka
pengambilan sambel suspensi harus diulang

Berikan informasi tanggal pengambilan, tinggi muka air (TMA),


dan nomor seksi pada botol berisi sampel suspensi
Penimbangan Sampel dan Analasis Data Suspensi

Tuang sampel suspensi pada kertas saring yang sebelumnya telah


ditimbang beratnya (berat kertas saring/ g1)

Keringkan kertas saring yang berisi sampel suspense pada ram


kawat yang telah dibentuk sedemikian rupa

Tunggu hingga kertas saring mengering lalu masukkan ke dalam


oven

Atur temperature oven pada suhu 60-70°C, periksa dan timbang


sampel secara berkala hingga mencapai berat konstan selama 3 kali
penimbangan beruntun

Hitung kadar muatan suspensi dan debit suspensi menggunakan


rumus

V. DATA
Tabel Hasil Pengamatan Debit Aliran menggunakan Current meter
Luas
Kecepatan
penampang Debit aliran (Q) Debit rata-rata
Seksi Ulangan aliran (V) Q Total (m³/s)
basah sungai (m³/s) Q = A x V per seksi (m³/s)
(m/s)
(A) (m²)
1 0,4 0,0079 0,00316
I 2 0,8 0,0080 0,0064 0,004
3 0,4 0,0081 0,00324
1 0,3 0,0082 0,00246
II 2 0,7 0,0083 0,00581 0,005
3 0,8 0,0084 0,00672
1 0,7 0,0085 0,00595
III 2 1,0 0,0086 0,0086 0,008
3 1,1 0,0087 0,00957
0,0482266667
1 1,2 0,0088 0,01056
IV 2 1,0 0,0089 0,0089 0,010
3 1,1 0,0090 0,0099
1 1,3 0,0091 0,01183
V 2 1,3 0,0092 0,01196 0,012
3 1,3 0,0093 0,01209
1 1,1 0,0094 0,01034
VI 2 0,9 0,0095 0,00855 0,009
3 0,9 0,0096 0,00864
Tabel 8.1 Lebar dan kedalaman sungai
JARAK (cm) KEDALAMAN (cm) LEBAR (m) Kedalaman (m)
0 5,5 0 0,055
50 7 0,5 0,07
100 8 1 0,08
150 15 1,5 0,15
200 21 2 0,21
250 23 2,5 0,23
300 25 3 0,25
350 32 3,5 0,32
400 37 4 0,37
450 41 4,5 0,41
500 44 5 0,44
550 45 5,5 0,45
600 42 6 0,42
650 47 6,5 0,47
700 46 7 0,46
750 47 7,5 0,47
800 49 8 0,49
850 50 8,5 0,5
900 52 9 0,52
950 53 9,5 0,53
1000 56 10 0,56
1050 62 10,5 0,62
1100 56 11 0,56
1150 50 11,5 0,5
1200 24 12 0,24

Diagram Profil Sungai


0.7
Kedalaman Sungai (m)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Jarak (cm)

Gambar 8.1 Diagram profil sungai


Tabel Hasil Pengamatan Debit Aliran menggunakan Metode Apung
Luas penampang Debit aliran (Q)
Waktu apung Kecepatan aliran Koefisien Debit rata-rata
Seksi Ulangan basah sungai (A) (m³/s) Q = A x k x Q Total
(detik) (V) (m/s) pelampung (k) per seksi (m³/s)
(m²) V
1 (Bola Kuning) 35 0,286 0,625082395 0,008 0,001
I 2 (Bola Pink) 20 0,500 0,55909069 0,008 0,002 0,002
3 (Bola Hijau) 34 0,294 0,684743456 0,008 0,002
1 (Bola Kuning) 14 0,714 0,625082395 0,008 0,004
II 2 (Bola Pink) 14 0,714 0,55909069 0,008 0,003 0,004
3 (Bola Hijau) 15 0,667 0,684743456 0,008 0,004
1 (Bola Kuning) 15 0,667 0,625082395 0,009 0,004
III 2 (Bola Pink) 13 0,769 0,55909069 0,009 0,004 0,004
3 (Bola Hijau) 13 0,769 0,684743456 0,009 0,005
0,0234529617
1 (Bola Kuning) 11 0,909 0,625082395 0,0088 0,005
IV 2 (Bola Pink) 11 0,909 0,55909069 0,0089 0,005 0,005
3 (Bola Hijau) 12 0,833 0,684743456 0,009 0,005
1 (Bola Kuning) 12 0,833 0,625082395 0,0091 0,005
V 2 (Bola Pink) 13 0,769 0,55909069 0,0092 0,004 0,005
3 (Bola Hijau) 11 0,909 0,684743456 0,0093 0,006
1 (Bola Kuning) 13 0,769 0,625082395 0,0094 0,005
VI 2 (Bola Pink) 13 0,769 0,55909069 0,0095 0,004 0,004
3 (Bola Hijau) 14 0,714 0,684743456 0,0096 0,005
Tabel Hasil Pengamatan Debit Suspensi dengan Q Current
G1
G2 (isi) G2 - G1 Vol Air Vol Air Csi Q tiap Qs Qs Qs
Seksi (kosong) Csi (g/l) Cs Q
(gr) (gr) (ml) (L) (kg/m³) seksi (Cs*Q) (kg/hr) (ton/hr)
(gr)
1 2,4 2,64 0,24 450 0,045 5,33333 5,33333 0,013141
2 2,7 2,99 0,29 450 0,045 6,44444 6,44444 0,02582
3 2,5 2,75 0,25 450 0,045 5,55556 5,55556 0,02526
1,18265 0,004 0,00473 408,725 0,40873
4 2,4 2,59 0,19 450 0,045 4,22222 4,22222 0,0303
5 2,4 2,61 0,21 450 0,045 4,66667 4,66667 0,02791
6 2,6 2,73 0,13 450 0,045 2,88889 2,88889 0,02864
Perbandingan debit aliran
Debit Aliran Debit Suspensi
0,004 0,408725392

Gambar
PEMBAHASAN

Daerah Aliran Sungai (DAS) mempunyai peran yang sangat besar sebagai sistem
perlindungan dan penyangga kehidupan, oleh karena itu keberadaannya perlu
dikelola dengan baik, sehingga dapat berfungsi secara lestari. Pengelolaan DAS
pada hakekatnya merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya alam (SDA)
meliputi hutan, lahan/tanah dan air oleh sumber daya manusia (SDM) untuk
menghasilkan beberapa barang dan jasa yang diperlukan bagi kesejahteraan
manusia dan kelestarian lingkungan hidup.

Dalam mewujudkan pengelolaan DAS yang baik diperlukan data data yang
digunakan sebagai acuan dalam suatu tindakan pengelolaan. Seperti yang
dilakukan dalam praktikum kali ni dengan melakukan pengukuran debit aliran air
sungai dan debir suspensi. Kedua pengukuran tersebut termasuk dalam acuan data
yang dibutuhkan dalam tindakan pengelolaan.

Namun sebelum dilakukan pengukuran debit aliran serta debit suspensi terlebih
dahulu dilakukan pengkuran diagram profil sungai. Dengan mengukur lebar serta
kedalaman sungai yang terbagi dalam beberapa seksi. Dari data tabel yang telah
didapatkan , lokasi yang dijadikan tempat pengukuran yaitu Sungai Babarsari
memiliki lebar maksimal 9 metet. Dan untuk kedalam sungainya sendiri cukup
beragam dengan titik terdalam mencapai 0,75 meter. Setelah didapatkan data lebar
serta kedalaman yang terbagi dalam 18 seksi dapat digambarkan profil sungai
seperti dalam data 2. Dalam data diagram profil tersebut dapat terlihat bagaiman
pertambahan kedalaaman sungai dari bagian pinggi hingga ke tengah sungai.

Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi


sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat
untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan
potensi sumber daya air permukaan yang ada. Pengukuran debit air dapat
dilakukan dengan mengukur kecepatan aliran air pada suatu wadah dengan luas
penampang area tertentu.

Pengukuran debit dilakukan dengan maksud untuk mendapat debit sesaat. Metode
pengukuran debit yang sering digunakan baik pengukuran langsung maupun
pengukuran tidak langsung, demikian pula peralatan yang digunakan. Pelaksanaan
pengukuran debit aliran sungai ini merupakan cara langsung menggunakan alat
ukur arus. (Daryanto, 2009 dalam Yendri dkk., 2019). Hasil dari pengukuran debit
aliran sungai diberi notasi Q yang dimaksudakan sebagai jumlah air mengalir
melalui tampang lintang sungai tiap satu satuan waktu, yang biasanya dinyatakan
dalam meter kubik per detik (m³/det). Debit sungai, dengan distribusinya dalam
ruang dan waktu, merupakan informasi penting yang diperlukan dalam
perencanaan bangunan air dan pemanfaatan sumber daya air. (Putra, 2015 dalam
Yendri dkk., 2019). Dalam hal yang pertama, parameter yang diukur adalah
tampang lintang sungai, elevasi muka air dan kecepatan aliran. (Triatmodjo, 2008
dalam Yendri dkk., 2019).

Pengetahuan tentang proses – proses hidrologi yang berlangsung dalam ekosistem


DAS bermanfaat bagi pengembangan sumberdaya air dalam skala DAS. Dalam
sistem hidrologi ini, peranan vegetasi sangat penting karena kemungkinan
intervensi manusia terhadap unsur tersebut amat besar. Vegetasi dapat merubah
sifat fisika dan kimia tanah dalam hubungannya dengan air, dapat mempengaruhi
kondisi permukaan tanah, dan dengan demikian mempengaruhi besar kecilnya
aliran permukaan (Asdak, 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Andayono, T., & Yustisia, H. (2015). Pengaruh Angkutan Sedimen Dasar


Terhadap Perhitungan Debit Sedimen Suspensi dan Lokasi Pengambilan
Sampelnya. Jurnal Rekayasa Sipil Politeknik Negeri Andalas, 12(2), 46-55

Asdak, C. (2010). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai. Edisi
Revisi Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Maulana, R. A., Lubis, K. S., & Marbun, P. (2014). Uji korelasi antara debit aliran
sungai dan konsentrasi sedimen melayang pada muara sub DAS Padang di kota
Tebing Tinggi. AGROEKOTEKNOLOGI, 2(4).

Purbowaseso, B. 1985. Studi Hubungan Antara Run Off dengan Karakteristik dan
Muatan Suspensi di Hutan Pendidikan Mandiangin, Kalimantan Selatan. Pra Tesis
Fakultas Kehutanan Unlam. Banjarbaru. Tidak dipublikasikan

Susetyaningsih, A. (2012). Pengaturan penggunaan lahan di daerah hulu DAS


Cimanuk sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya air. Jurnal
Konstruksi, 10(01).

Yendri, O., Oemiati, N., & Muafi, A. Y. (2019). Pengaruh fluktuasi muka air
terhadap debit aliran pada Sungai ketupak pada saat musim penghujan. Cantilever:
Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil, 8(1), 24-28.

Anda mungkin juga menyukai