PERCOBAAN IX
SALURAN TERBUKA
9.1 Deskripsi
9.2 Teori
Hidrolika Saluran Terbuka
(Petunjuk Praktikum Hidrolika, Lab. Jalan Raya dan Hidrolika, 2000, Hal. 29 – 34)
1. Jenis Aliran
Pengaliran dalam saluran terbuka adalah pengaliran air melaui
saluran berpenampang terbuka atau saluran tertutup dengan aliran tidak
penuh, sehingga tekanan permukaan air sama dengan 1 atmosfir.
Aliran saluran terbuka diklasifikasikan menjadi beberapa jenis
aliran. Klasifikasi jenis akiran didasarkan pada perubahan kedalaman aliran
terhadap waktu dan ruang.
Aliran tunak (steady flow) dan aliran tak tunak (unsteady flow)
Debit yang mengalir dalam saluran terbuka untuk sembarang jenis aliran
dinyatakan sebagai berikut :
Q=Av
Di mana :
Q = A1 v1 = A2 v2
(Indek 1 dan 2 menunjukkan titik tinjauan yang berbeda yaitu titik 1 dan 2)
Sedangkan jenis aliran disebut tak tunak (unsteady flow) apabila kedalaman aliran
berubah selama selang waktu tertentu.
Aliran seragam (uniform flow) dan aliran berubah (varied flow)
Jenis aliran ini ruang sebagai kriteria. Jenis aliran saluran terbuka
diklasifikasikan seragam (uniform) apabila kedalaman aliran sama di setiap
titik sepanjang saluran yang ditinjau.
Sedangkan aliran di sebut berubah (varied) bila kedalaman aliran
berubah di
sepanjang saluran. Aliran berubah dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :
Aliran berubah tiba-tiba (rapidly varied flow)
Aliran berubah lambat laun (gradually varied flow)
Q = C L He3/2
He = Hd + Ha
v²
Ha = α (α = mendekati dan dianggap 1 )
2g
Dimana :
Q = Debit (m3/dt)
C = Koefisien debit
L = Panjang bendung/pelimpah (m)
He = Tinggi tekanan total (m)
Hd = Tinggi tekanan air (m)
Ha = Tinggi tekanan kecepatan (m)
v = Kecepatan aliran (m/dt)
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
1. Loncatan Hidrolik
Perubahan kedalaman aliran dari taraf rendah (super kritis, F > 1) ke
taraf tinggi (sub kritis, F < 1), maka akan menghasilkan peningkatan muka air
secara mendadak yang di sebut loncatan hidrolik (hydraulic jump).
Kondisi awal :
Kedalaman aliran Iinitial depth), Y1
Kecepatan aliran, v1
Energi spesifik, E1
Kondisi setelah loncatan :
Kedalaman turunan (sequent depth), Y2
Kecepatan aliran, v2
Energi spesifik, E2
Persamaan energi, ΔE = E1 - E2
9.3 Maksud
1. Menentukan kecepatan aliran dalam saluran terbuka dan aliran di atas ambang.
2. Menggambarkan garis energi.
3. Mempelajari loncatan air dan fasilitas.
4. Peredam energi.
Hc = Hd + Ha
V²
Hc = α x
2. g
1. Energi Spesifik
a. Energi Spesifik Bagian Hulu
v²
E=h+
No Tinggi Air (m) V rata-rata (m/dt) 2. g
(m)
1 0.275 0.13333 0.27591
2 0.28 0.13333 0.28091
3 0.275 0.13333 0.27591
4 0.275 0.13333 0.27591
5 0.275 0.13333 0.27591
6 0.275 0.13333 0.27591
7 0.27 0.13333 0.27091
8 0.27 0.13333 0.27091
9 0.27 0.13333 0.27091
Untuk saluran dengan kemiringan kecil maka harga ϕ = 0, α = 1
maka energi spesifikasinya adalah :
v²
E = d. cos ϕ + α. ( cm )
2. g
Maka :
v²
E=Y+ (m)
2. g
0.05²
E = 0.272 + = 0.2843 m
2 x 9.81
Dimana:
0.051
2 √ 1+8 x 2.892 −1
2
=
= 0.207 m
Menghitung ΔE
V ₁²
E1 = Y1 +
2.g
2.037²
= 0.051 +
2 x 9.81
= 0.262 m
V ₂²
E2 = Y2 +
2.g
0.498²
= 0.207 +
2 x 9.81
= 0.220 m
ΔE = E1 – E2
= 0.262 – 0.220
= 0.042 m
9.7 Kesimpulan
Besarnya debit pada bagian hulu dan hilir berbeda, hal ini dikarenakan pada
bagian hulu, air melalui pelimpah / bendung yang berfungsi untuk
menaikkan elevasi muka air.
Panjang loncatan air yang terjadi pada peredam energi sebesar 38,2 cm.