Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM HIDRAULIKA
MODUL II

PERIODE II (2020/2021)

Kelompok X
Nama Mahasiswa/NIM : Earline Sary/ 104118049

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
2020
KEDALAMAN KRITIS PADA OPEN CHANNEL FLOW

Earline Sary10* , Aprika Damayanti10, Dila Syahda Adiratna10,Dendi Muhammad


Ramadhan 10, Reinzuar Mangiwa10, Siti Nurfadhilah Ahwan10

10
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur, Universitas
Pertamina
Corresponding author: linlin.sary@gmail.com

ABSTRAK
Pada Jumat, 7 Februari 2020 di gedung Laboratorium Sains dan Teknik Universitas
Pertamina telah dilakukan praktikum modul Kedalaman Kritis pada Open Channel Flow.
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui persamaan energi spesifik dan menunjukan kedalaman
kritis adalah fungsi dari aliran per satuan lebar. Energi spesifik adalah tinggi tenaga pada
sembarang tampang diukur dari dasar saluran, atau tenaga tiap satuan berat air pada sembarang
tampang diukur dari dasar saluran. Dari hasil analisis didapat energi spesifik sebesar
0,0227062868 m dengan kedalaman kritis 0,0151375245 m.
Kata kunci : Saluran terbuka, Kedalaman kritis, Energi spesifik, Debit, Fluida

ABSTRACT
Friday, February 7, 2020 at the Pertamina University Science and Engineering
Laboratory building, a Critical Depth module practicum was conducted on Open
Channel Flow. This practicum is carried out to find out the specific energy
equation and shows the critical depth is a function of flow per unit width. Specific
energy is the height of the power at any surface measured from the bottom of the
channel, or the power per unit weight of water at any appearance measured from
the bottom of the channel. From the results of the analysis obtained specific
energy of 0.0227062868 m with a critical depth of 0.0151375245 m.
Keyword : Open channel flow, Critical depth, Specific energy, Discharge, Fluid
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sulit untuk menemukan aliran saluran terbuka


dengan aliran seragam dan kedalaman normal. Aliran saluran terbuak di alam
memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Tinggi aliran tersebut
mempengaruhi besarnya energy spesifik yang terjadi pada aliran. Energi
spesifik adalah tinggi tenaga pada sembarang tampang diukur dari dasar
saluran, atau tenaga tiap satuan berat air pada sembarang tampang diukur dari
dasar saluran (Djoko Luknanto, 2003). Pada praktikum kali ini, akan
membahas konsep energy spesifik, serta pengaplikasian energy spesifik,
kedalaman kritis serta pengaruh kedalaman terhadap energy spesifik.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada kali ini ialah sebagai berikut:
1. Pada harga Q berapakah diperoleh kedalaman kritis?
2. Apakah pengaruh dari meningkatnya kedalaman pengaliran terhadap
spesifik energy (E)?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui persamaan energi spesifik dan menunjukan kedalaman kritis
adalah fungsi dari aliran per satuan lebar.
1.4 Dasar Teori
Energi spesifik adalah tinggi tenaga pada sembarang tampang diukur dari
dasar saluran, atau tenaga tiap satuan berat air pada sembarang tampang
diukur dari dasar saluran (Djoko Luknanto, 2003). Energi Spesifik adalah
tenaga tiap satuan berat air pada sembarang tampang diukur dari dasar
saluran.
Energi Spesifik pada Tampang dapat diuraikan dengan :
𝑣2
Es = y + α 2𝑔 (2.1)

Dimana :
Es = tenaga spesifik (m)
y = kedalaman saluran diukur vertikal (m)
v = kecepatan rerata saluran (m/s)
α = koefisien koreksi tenaga kinetika
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Energi pada suatu titik dengan mengambil dasar saluran sebagai datum
sebagai berikut :
𝑣2
Es = y + 2𝑔 (2.2)

Dapat pula persamaan energi spesifik dituliskan sebagai :


𝑄2
Es = y + 2𝑔𝐴 (2.3)

Sumber: Harianja, A. Jhonson, Gunawan, Stefanus. “ Tinjauan Energi Spesifik Akibat


Penyempitan pada Saluran Terbuka”. Majalah Ilmiah UKRIM Edisi 1 th XII 2007
Gambar 2. 1 Parameter energi spesifik (Robert.J.K. (2002))

Besarnya energi spesifik dapat dirumuskan sebagai berikut ( Ven Te


Chow,1959 dalam Robert,J.K., 2002) :
𝑣2
H = z + cos 𝜃 + α 2𝑔 (2.4)

Dasar saluran diasumsikan mempunyai kemiringan landai atau tanpa


kemiringan. Z adalah ketinggian dasar diatas garis sreferensi yang dipilih, h
adalah kedalaman aliran, dan faktor koreksi energi (α) dimisalkan sama
dengan satu. Energi spesifik aliran pada setiap penampang tertentu dihitung
sebagai total energi pada penampang itu dengan menggunakan dasar saluran
sebagai referensi (Rangga Raju, 1981).
Dengan ketentuan :
H = tinggi energi (cm)
z = tinggi suatu titik terhadap bidang referensi (cm),
α = koefisien energi, pada perhitungan selanjutnya α = 1
E = energi spesifik (cm)
h = kedalaman aliran (cm)
v = kecepatan aliran rata-rata (cm/detik)
A = luas penampang (cm2)
g = percepatan grafitasi (cm/detik2)
Q = debit (cm3/s).
Penyempitan saluran adalah suatu fenomena yang biasa dijumpai pada
saluran terbuka. Suatu penyempitan pada saluran terbuka, terdiri atas daerah
penyempitan penampang lintang saluran secara mendadak. Pengaruh
penyempitan tergantung pada geometri (bentuk) bagian lengkungan masuk
penyempitan, kecepatan aliran dan keadaan aliran (Ven Te Chow,1992).
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan

Gambar 2. 2 Hydraulic Bench Gambar 2. 3 Hydraulic Flow Meter

Gambar 2. 4 Stopwatch

Bahan yang digunakan sebagai fluida adalah air.

2.1 Cara Kerja


Berikut ini adalah prosedur kerja pada modul praktikum ini.

Alat dan bahan yang digunakan disiapkan terlebih dahulu. Ketinggian


manometer dipastikan sama dengan air yang masuk pada apparatus. Pintu
air dibuka pada ketinggian 17 mm. Hydraulic bench dinyalakan, lalu atur
katup kontrol outlet agar ketinggian air berkisar 150 mm. Aliran yang
tampak diamati. Ukur ketinggian y dengan garis ukur yang ada di
Hydraulic Flow Demonstrator. Setelah itu, debit yang mengalir dihitung
dengan cara menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai volume
tertentu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. 1Data Hasil Pengamatan

No Perlakuan Nilai y(1) Nilai y(2) Nilai Debit


y0 (m) (m) (m) y(3) (m) (m3/s)
1. 150 x 10-3 8 x 10-3 16 x 10-3 11 x 10- 6,61 x 10-
3 5

Tabel 1.2 Data Hasil Perhitungan Excel

Q B g y (mm) y (m) E
0.00066 0.075 9.81 0 0 0
4.356E-07 0.005625 3 0.003 0.441555
6 0.006 0.115639
9 0.009 0.057728
12 0.012 0.03941
Yc Ec 15 0.015 0.032542
0.020706552 0.031059828 18 0.018 0.030182
21 0.021 0.02995
24 0.024 0.030852
27 0.027 0.032414
30 0.03 0.034386
33 0.033 0.036624
36 0.036 0.039046
39 0.039 0.041595
42 0.042 0.044238
45 0.045 0.046949
48 0.048 0.049713
51 0.051 0.052517
54 0.054 0.055354
57 0.057 0.058215

3.2 Pembahasan
a. Perlakuan, yg = 10 x 10-3 m
b. y(1) = 8 x 10-3 m
c. y0 = 15 x 10-2 m
d. Volume, V = 10 L = 10-3 m3
e. Waktu, t = 15,12 s
f. B = 7,5 cm = 7,5 x 10-2m
g. y = 2 cm = 2 x 10-2m

 Menghitung Luas
A = B x y1
A = 0,075 x 8 x 10-3
= 6 x 10-4 m2
 Menghitung Kecepatan
V= Q / A
V = (6,61 x 10-5) / 6 x 10-4
= 0,11 m/s
 Menghitung Nilai E0 dan E1
𝑣2
-E0 = y0 + 2𝑔
0,112
= 0,15 + 2 𝑥 9,81
= 0,1506 m
𝑣2
-E1 = y1 +
2𝑔
0,112
= 0,008 + 2 𝑥 9,81
= 8,616 x 10-3 m

 Menghitung nilai Yc dan Ec


3 𝑄2
-Yc = √𝑏2 𝑔
3 (6,61 x 10−5 )2
= √ 0,0752 𝑥 9,81
= 0,02 m
3
-Ec = 2
3
= 2 x 0,02
= 0,03 m

Plot grafik

Specific Energy Graph & Critical Depth

0.1
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14

Gambar 2. 5 Specific Energy Graph & Critical Depth


Discharge & Critical Depth Relation
10.0
9.0
8.0
7.0
6.0
yc (m)

5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
0 100 200 300 400 500 600 700
Q (m3)

Gambar 2. 6 Discharge & Critical Depth Relation

Pada energi 0,02 m, diperoleh kedalaman kritis sebesar 0,03 m. Dari grafik
dan data yang dianalisis, didapat bahwa semakin besar kedalaman
perairan, maka energi spesifik juga akan semakin besar. Hal ini
berdasarkan rumus energi spesifik, yang mana kedalaman perairan
berpengaruh terhadap luas penampang dan kedalaman kritis.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa energi
spesifik akan meningkat apabila kedalaman perairan juga meningkat. Energi
spesifik yang diperoleh yaitu sebesar 0,0227062868 m. Kedalaman kritis pada
0,0151375245 m. Pada kedalaman kritis tersebut, terjadi aliran kritis pada saluran.
Penentuan kedalaman kritis bergantung pada bentuk geometri saluran, hal ini
berdasarkan pada eksperimen dan penggunaan rumus Yc untuk praktikum kali ini.
Dengan menganalisis data yang diperoleh, dihasilkan grafik hubungan E dan Yc.
Dari grafik yang ada, bahwa Yc dan E linear. Semakin besar Y maka E semakin
besar.
DAFTAR PUSTAKA

 Chow, V. T. (1959). Open Channel Hydraulic. McGraw-Hill Book


Company
 Harianja, A. Jhonson, Gunawan, Stefanus. “ Tinjauan Energi
Spesifik Akibat Penyempitan pada Saluran Terbuka”. Majalah
Ilmiah UKRIM Edisi 1 th XII 2007
 Luknanto, Djoko. 2003. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta :
Erlangga Ahadi ( 20 Februari 2011). Rumus Hidrolika Diakses dari
https://www.ilmusipil.com/rumus-hidrolika
 Modul Praktikum Hidraulika 2020-2020. Jakarta: Universitas
Pertamina
 Rangga Raju, K.G.2005. Aliran Melalui Saluran Terbuka. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai