Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

Resistivitas

Mar’atus Salimah (03411640000021)

Departemen Teknik Geofisika


Fakultas Teknik Sipil Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Tahun Ajaran 2017-2018
Abstrak

Geolistrik merupakan salah satu metode aktif dalam bidang Geofisika yang sering
digunakan. Salah satu fungsi dari Geolistrik adalah untuk mendapatkan nilai resistivitas pada
batuan. Resistivitas batuan dapat digunakan untuk menduga kondisi dibawah permukaan tanah
atau batuan. Pada praktikum kali ini dilakukan uji resistivitas pada bata ringan dalam kondisi
jenuh dan tak jenuh. Bata ringan dipasang paku yang berfungsi sebagai dioda yang
dihubungkan dengan multimeter dan accumulator sebagai sumber tegangan. Pengambilan data
dilakukan sesuai dengan variasi jarak dioda yang telah ditentukan. Dari percobaan ini
didapatkan hasil bahwa bata ringan tak jenuh memiliki nilai resistivitas sedang sampai tinggi
dengan range 0,968-3188 Ωm. Bata ringan jenuh memiliki nilai resistivitas rendah sampai
menengah dengan range 0,417-22,9 Ωm. Pemodelan batuan berguna untuk menggambarkan
lapisan bawah batuan. Semakin jauh jarak elektroda, maka semakin dalam lapisan batuan yang
dapat dimodelkan

Kata Kunci : Bata ringan,geolistrik,resistivitas,jenuh,tak jenuh


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat
kelistrikan lapisan batuan dibawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus
listrik ke dalam tanah. Geolistrik merupakan metode geofisika aktif, karena arus listrik
berasal dari luar sistem. Tujuan utama dari metode ini sebenarnya adalah mencari
resistivitas atau tahanan jenis dari batuan. Resistivitas adalah salah satu metode aktif
geolistrik yang digunakan untuk menduga kondisi dibawah permukaan tanah berdasarkan
nilai resistivitas batuan yang didapat. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui nilai resistivitas pada batu bata ringan dalam keadaan jenuh dan tak jenuh.
Diharapkan setelah melakukan percobaan ini praktikan mampu memahami konsep
resistivitas batuan dengan menggunakan geolistrik.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menentukan nilai resistivitas pada bata ringan dalam kondisi tak jenuh.
2. Menentukan nilai resistivitas pada bata ringan dalam kondisi jenuh.
3. Mengetahui fungsi permodelan lapisan dari suatu batuan.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah:
1. Bagaimana cara menentukan nilai resistivitas pada bata ringan dalam kondisi tak
jenuh.
2. Bagaimana cara menentukan nilai resistivitas pada bata ringan dalam kondisi jenuh.
3. Bagaimana fungsi permodelan lapisan dari suatu batuan.
BAB II
DASAR TEORI

Metode geolistrik memanfaatkan variasi resistivitas listrik berdasarkan pengukuran beda


potensial akibat arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi. Resistivitas adalah ukuran
bagaimana suatu material mengalirkan aliran arus listrik. Batuan-batuan di dalam bumi, dan
beberapa material lainnya (misalnya fluida, mineral, dan lain sebagainya) memiliki resistivitas
atau konduktivitas tertentu. Batuan berpori dengan kandungan fluida yang bersifat elektrolit
biasanya memiliki nilai resistivitas yang rendah, artinya batuan tersebut memiliki kemampuan
yang baik dalam mengalirkan aliran arus listrik atau batuan tersebut bersifat konduktif.
Distribusi resistivitas di bawah permukaan bumi diperoleh dari hasil perekaman beda potensial
di permukaan akibat dari adanya arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi melalui suatu
elektroda.

Gambar 2.1 Skema sederhana pengukuran geolistrik pada bidang yang homogen

Arus listrik DC (‘Direct Current’) yang mempunyai tegangan tinggi ke diinjeksikan dalam
tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan
ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan
aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam. Dengan adanya aliran arus listrik
tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi
di permukaan tanah diukur dengan penggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah
‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda AB.
Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh arus listrik ini sama
dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik DC murni),
maka diperkirakan pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan
jari-jari AB/2. Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang dialirkan
serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu harga tahanan jenis semu (‘Apparent
Resistivity’). Disebut tahanan jenis semu karena tahanan jenis yang terhitung tersebut
merupakan gabungan dari banyak lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.
Pengukuran geolistrik berkaitan erat dengan geometri susunan elektroda arus dan potensial
yang digunakan. Beberapa konfigurasi elektroda yang umum digunakan adalah Schlumberger,
Wenner, Dipole-dipole, dan Gradient Array.

Gambar 2 Konfigurasi Elektron pada Pengukuran Geolistrik


BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah:
 Batu bata kering ukuran 29x30x10
 Batu bata basah ukuran 29x30x10
 29 buah paku kecil sebagai elektroda
 Accumulator
 Palu
 4 buah multimeter
 8 pasang capit buaya

3.2 Skema Alat

Gambar 3.1 Skema alat pengukuran resistivitas konfigurasi Wenner

Gambar 3.2 Foto alat pengukuran resistivitas konfigurasi Wenner


3.3 Langkah Kerja
1) Pertama-tama tancapkan paku pada batu bata basah sebanyak 15 paku, masing-masing
berjarak 2 cm. Gunakan palu untuk memukul paku agar kuat menancap.
2) Kemudian gunakan capit untuk menjepit elektroda A dan B yang dihubungkan dengan
multimeter untuk mengukur tegangan.
3) Lalu gunakan capit untuk menjepit elektroda M dan N yang dihubungkan dengan accu
dan multimeter untuk mengalirkan dan mengukur arus.
4) Ukur arus dan tegangan yang tertera pada multimeter.
5) Ulangi langkah 1-4 untuk variasi jarak antar elektroda yang sudah diberikan pada
datasheet.
6) Setelah itu tancapkan paku pada batu bata kering sebanyak 14 paku, masing-masing
berjarak 2 cm. Gunakan palu untuk memukul paku agar kuat menancap pada batu bata.
7) Terakhir, ulangilah langkah 1-5 pada batu bata kering.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran


Tabel 1. Tabel data pengukuran V dan I pada batuan tidak jenuh
a V
No A M N B Midpoint I (A)
(m) (V)
1 0,02 0 2 4 6 3 0,062 0,00101
2 0,02 2 4 6 8 5 0,011 0,001
3 0,02 4 6 8 10 7 0,022 0,00101
4 0,02 6 8 10 12 9 0,019 0,001
5 0,02 8 10 12 14 11 0,019 0,001
6 0,02 10 12 14 16 13 0,062 0,00101
7 0,02 12 14 16 18 15 0,02 0,001
8 0,02 14 16 18 20 17 0,062 0,001
9 0,02 16 18 20 22 19 0,056 0,001
10 0,02 18 20 22 24 21 0,019 0,00098
11 0,02 20 22 24 26 23 0,019 0,00099
12 0,02 22 24 26 28 25 0,024 0,00099

13 0,04 0 4 8 12 6 0,013 0,00101


14 0,04 2 6 10 14 8 0,012 0,001
15 0,04 4 8 12 16 10 0,019 0,001
16 0,04 6 10 14 18 12 0,057 0,001
17 0,04 8 12 16 20 14 0,034 0,001
18 0,04 10 14 18 22 16 0,04 0,001
19 0,04 12 16 20 24 18 0,009 0,001
20 0,04 14 18 22 26 20 0,02 0,00101
21 0,04 16 20 24 28 22 0,008 0,001

22 0,06 0 6 12 18 9 0,005 0,00101


23 0,06 2 8 14 20 11 0,08 0,00099
24 0,06 4 10 16 22 13 0,017 0,001
25 0,06 6 12 18 24 15 0,029 0,001
26 0,06 8 14 20 26 17 0,04 0,001
27 0,06 10 16 22 28 19 0,022 0,001

Tabel 2. Tabel data pengukuran V dan I pada batuan jenuh


a
No A M N B Midpoint V (V) I (A)
(m)
1 0,02 0 2 4 6 3 0,013 0,00113
2 0,02 2 4 6 8 5 0,012 0,00164
3 0,02 4 6 8 10 7 0,0258 0,00163
4 0,02 6 8 10 12 9 0,0975 0,00163
5 0,02 8 10 12 14 11 0,0588 0,00164
6 0,02 10 12 14 16 13 0,0318 0,00165
7 0,02 12 14 16 18 15 0,0243 0,00164
8 0,02 14 16 18 20 17 0,0092 0,00163
9 0,02 16 18 20 22 19 0,0637 0,00163
10 0,02 18 20 22 24 21 0,006 0,00163
11 0,02 20 22 24 26 23 0,0278 0,00164

12 0,04 0 4 8 12 6 0,0054 0,00164


13 0,04 2 6 10 14 8 0,1196 0,00164
14 0,04 4 8 12 16 10 0,0255 0,00164
15 0,04 6 10 14 18 12 0,0893 0,00164
16 0,04 8 12 16 20 14 0,0564 0,00164
17 0,04 10 14 18 22 16 0,0141 0,00164
18 0,04 12 16 20 24 18 0,0768 0,00163
19 0,04 14 18 22 26 20 0,0756 0,00163

22 0,06 0 6 12 18 9 0,4833 0,00165


23 0,06 2 8 14 20 11 0,0082 0,00163
24 0,06 4 10 16 22 13 0,1144 0,00161
25 0,06 6 12 18 24 15 0,0345 0,00161
26 0,06 8 14 20 26 17 0,0504 0,00162
4.2 Hasil Perhitungan
Tabel 3. Tabel perhitungan R, k, dan 𝜌 pada batuan tidak jenuh
a 𝜌
No A M N B Midpoint V (V) I (A) R (Ohm) k
(m)
1 0,02 0 2 4 6 3 0,062 0,00101 61,38614 0,1256 7,710099
2 0,02 2 4 6 8 5 0,011 0,001 11 0,1256 1,3816
3 0,02 4 6 8 10 7 0,022 0,00101 21,78218 0,1256 2,735842
4 0,02 6 8 10 12 9 0,019 0,001 19 0,1256 2,3864
5 0,02 8 10 12 14 11 0,019 0,001 19 0,1256 2,3864
6 0,02 10 12 14 16 13 0,062 0,00101 61,38614 0,1256 7,710099
7 0,02 12 14 16 18 15 0,02 0,001 20 0,1256 2,512
8 0,02 14 16 18 20 17 0,062 0,001 62 0,1256 7,7872
9 0,02 16 18 20 22 19 0,056 0,001 56 0,1256 7,0336
10 0,02 18 20 22 24 21 0,019 0,00098 19,38776 0,1256 2,435102
11 0,02 20 22 24 26 23 0,019 0,00099 19,19192 0,1256 2,410505
12 0,02 22 24 26 28 25 0,024 0,00099 24,24242 0,1256 3,044848

13 0,04 0 4 8 12 6 0,013 0,00101 12,87129 0,2512 3,233267


14 0,04 2 6 10 14 8 0,012 0,001 12 0,2512 3,0144
15 0,04 4 8 12 16 10 0,019 0,001 19 0,2512 4,7728
16 0,04 6 10 14 18 12 0,057 0,001 57 0,2512 14,3184
17 0,04 8 12 16 20 14 0,034 0,001 34 0,2512 8,5408
18 0,04 10 14 18 22 16 0,04 0,001 40 0,2512 10,048
19 0,04 12 16 20 24 18 0,009 0,001 9 0,2512 2,2608
20 0,04 14 18 22 26 20 0,02 0,00101 19,80198 0,2512 4,974257
21 0,04 16 20 24 28 22 0,008 0,001 8 0,2512 2,0096

22 0,06 0 6 12 18 9 0,005 0,00101 4,950495 0,3768 1,865347


23 0,06 2 8 14 20 11 0,08 0,00099 80,80808 0,3768 30,44848
24 0,06 4 10 16 22 13 0,017 0,001 17 0,3768 6,4056
25 0,06 6 12 18 24 15 0,029 0,001 29 0,3768 10,9272
26 0,06 8 14 20 26 17 0,04 0,001 40 0,3768 15,072
27 0,06 10 16 22 28 19 0,022 0,001 22 0,3768 8,2896

Tabel 4. Tabel perhitungan R, k, dan 𝜌 pada batuan jenuh


a
no A M N B Midpoint V (V) I (A) R (Ω) k 𝜌
(m)
1 0,02 0 2 4 6 3 0,013 0,00113 11,50442 72,24779 0,08164
2 0,02 2 4 6 8 5 0,012 0,00164 7,317073 45,95122 0,07536
3 0,02 4 6 8 10 7 0,0258 0,00163 15,82822 99,40123 0,162024
4 0,02 6 8 10 12 9 0,0975 0,00163 59,81595 375,6442 0,6123
5 0,02 8 10 12 14 11 0,0588 0,00164 35,85366 225,161 0,369264
6 0,02 10 12 14 16 13 0,0318 0,00165 19,27273 121,0327 0,199704
7 0,02 12 14 16 18 15 0,0243 0,00164 14,81707 93,05122 0,152604
8 0,02 14 16 18 20 17 0,0092 0,00163 5,644172 35,4454 0,057776
9 0,02 16 18 20 22 19 0,0637 0,00163 39,07975 245,4209 0,400036
10 0,02 18 20 22 24 21 0,006 0,00163 3,680982 23,11656 0,03768
11 0,02 20 22 24 26 23 0,0278 0,00164 16,95122 106,4537 0,174584

13 0,04 0 4 8 12 6 0,0054 0,00164 3,292683 20,67805 0,033912


14 0,04 2 6 10 14 8 0,1196 0,00164 72,92683 457,9805 0,751088
15 0,04 4 8 12 16 10 0,0255 0,00164 15,54878 97,64634 0,16014
16 0,04 6 10 14 18 12 0,0893 0,00164 54,45122 341,9537 0,560804
17 0,04 8 12 16 20 14 0,0564 0,00164 34,39024 215,9707 0,354192
18 0,04 10 14 18 22 16 0,0141 0,00164 8,597561 53,99268 0,088548
19 0,04 12 16 20 24 18 0,0768 0,00163 47,11656 295,892 0,482304
20 0,04 14 18 22 26 20 0,0756 0,00163 46,38037 291,2687 0,474768

22 0,06 0 6 12 18 9 0,4833 0,00165 292,9091 1839,469 3,035124


23 0,06 2 8 14 20 11 0,0082 0,00163 5,030675 31,59264 0,051496
24 0,06 4 10 16 22 13 0,1144 0,00161 71,0559 446,2311 0,718432
25 0,06 6 12 18 24 15 0,0345 0,00161 21,42857 134,5714 0,21666
26 0,06 8 14 20 26 17 0,0504 0,00162 31,11111 195,3778 0,316512

4.3 Pemodelan

Gambar 4.1 Pemodelan resistivitas batuan tidak jenuh


Gambar 4.2 Pemodelan resistivitas batuan jenuh

4.4 Pembahasan
Dari data dan hasil pengukuran (V dan I), dicari nilai R, k, dan 𝜌. R adalah nilai resistansi
yang dihitung menggunakan Hukum Ohm, k adalah faktor geometri konfigurasi wenner, dan
𝜌 adalah nilai resistivitas yang dicari. Data hasil perhitungan terdapat pada Tabel 3 dan Tabel
4.
Hasil perhitungan dapat dibuat model yang menggambarkan lapisan bawah batuan.
Gambar 4.1 menggambarkan pemodelan batuan tidak jenuh. Terdapat tiga pemodelan yang
menunjukkan variasi jarak antar elektroda. Jarak tersebut masing-masing sebesar 2 cm, 4 cm
dan 6 cm. Semakin jauh jarak antar elektroda, semakin dalam lapisan batuan yang dimodelkan.
Pada hasil pemodelan, tiap warna melambangkan nilai resistivitas yang berbeda. Di Gambar
4.1 range warna sebagian besar melambangkan resistivitas sedang sampai tinggi (0,968-3188).
Meskipun hasil yang diperoleh kurang menonjolkan karakteristik batuan tidak jenuh
(resistivitas tinggi), namun jika dibandingkan dengan data dari batuan jenuh, sudah dapat
mewakili perbedaan nilai resistivitasnya.
Sedangkan pada Gambar 4.2 yang menggambarkan pemodelan batuan jenuh, range warna
sebagian besar melambangkan resistivitas rendah sampai menengah (0,417-22,9). Hasil ini
sesuai dengan jenis batuan yang diuji, yaitu batuan jenuh, yang telah dibasahi air semalaman.
Karena air adalah penghantar listrik yang baik, maka resistivitasnya rendah.
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Bata ringan tak jenuh memiliki nilai rsistivitas sedang sampai tinggi dengan range 0,968-
3188 Ωm
2. Bata ringan jenuh memiliki nilai resistivitas rendah sampai menengah dengan range 0,417-
22,9 Ωm
3. Permodelan batuan berguna untuk menggambarkan lapisan bawah batuan. Semakin jauh
jarak elektroda, maka semakin dalam lapisan batuan yang dimodelkan.
DAFTAR PUSTAKA

hagi.or.id

Anda mungkin juga menyukai