Program Studi Informatika Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung 2008
DAFTAR ISI Pendahuluan : Teori Komunikasi Klasik............................................................................2 Teori Informasi Shannon......................................................................................................3 Tinjauan Sejarah...................................................................................................................3 Sistem-Sistem Komunikasi sebelum Tahun 1948...............................................................4 Sistem Komunikasi Umum..................................................................................................6 Entropy dan Redundancy.....................................................................................................7 Hubungan Antara Kriptografi dengan Teori Shannon...................................................10 Kerahasiaan Mutlak (Perfect Secrecy)..............................................................................12 Perkalian Kriptosistem (Product Cryptosystem)...............................................................13 Daftar Pustaka......................................................................................................................13
paling populer dirancang oleh Claude Shannon yang pada akhirnya teori tersebut dikenal dengan teori informasi Shannon melalui papernya yang ditulis pada tahun 1948 berjudul A Mathematical Theory of Communication. Sebelum penulisan papernya, Shannon sudah mengajukan rancangan generalisasi protokol sistem komunikasi kepada presiden Bush. Rancangan tersebut dibuat untuk mengatasi permasalahan efek distorsi pada pengiriman sinyal.
(feedback) dalam model teorinya. Padahal dalam konsep analogi pesawat telepon yang ia kemukakan, konsep umpan balik sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Hal ini dikarenakan teori yang ia kaji hanya melihat komunikasi sebagai fenomena linear satu arah. Sedangkan, di dunia ilmu komputer dan teknologi informasi, teori Shannon menjadi sebuah landasan utama untuk merancang dan membuat mekanisme proses pentransmisian pesan, kompresi pesan, keamanaan pesan, encoding dan decoding pesan, dan sebagainya. Secara umum, teori Shannon dibagi menjadi 2 bagian besar. Yang pertama adalah mengenai konsep informasi beserta pemodelan sumber informasi. Sedangkan, yang kedua adalah mengenai teori yang melingkupi mekanisme pengiriman sinyal melalui saluran komunikasi apa yang menjadi batasan jumlah informasi yang dapat dikirim dan efek apa yang timbul akibat noise yang terjadi pada komunikasi.
Dari sistem-sistem komunikasi tersebut menjadi, Shannon mengambil beberapa inspirasi tentang kelebihan dan kelemahan dari sistem-sistem tersebut dan 4
menjadikannya sebagai ramuan untuk merancang teori informasi. Adapun beberapa hal yang perlu diketahui mengenai sistem-sistem komunikasi tersebut, diantaranya : Sandi morse pada telegraf memberikan mekanisme yang efisien dalam mengenkode pesan dengan memperhatikan frekuensi dari simbol-simbol yang dienkode. Sistem-sistem seperti FM, PCM, dan Spread Spectrum mengilustrasikan bahwa bandwith hanyalah derajat kebebasan yang lain yang tersedia bagi para insinyur dalam rangka membuat sistem komunikasi yang reliable. PCM merupakan sistem komunikasi diskrit atau digital pertama yang mentransmisikan sinyal-sinyal analog yang kontinyu. Untuk menjaga ketepatan (fidelity), bandwith yang digunakan oleh Vocoder kurang dari bandwith untuk pesan. Dari sekian banyak sistem-sistem komunikasi yang muncul sebelum tahun 1948, belum ada satupun konsep sistem general yang mencakupi semua sistem. Pada tahun 1924, H. Nyquist, dalam papernya yang berjudul Certain Factors Affecting Telegraph Speed, mengemukakan bahwa laju transmisi merupakan proporsi terhadap logaritma dari jumlah level sinyal per satuan waktu ( W = K log m ). Kemudian, ia merancang kode optimum yang menggantikan peran sandi morse agar dapat menghasilkan kinjera transmisi yang optimum pula. 4 tahun kemudian, tahun 1928, R Hartley memaparkan dan memomulerkan beberapa konsep dan terminologi komunikasi seperti rate of communication, intersymbol interference, capacity of a system to transmit information. Hartley juga menyempurnakan persamaan logaritmisnya Nyquist menjadi H = log S n dimana S merupakan jumlah simbol-simbol yang mungkin, dan n merupakan jumlah simbolsimbol pada suatu pentransmisian. Kedua pemikiran dari Nyquist dan Hartley inilah yang berpengaruh besar bagi Shannon dalam merumuskan teori informasi yang menggeneralisasi konsep komunikasi.
Gambar 1 Diagram Skema Sistem Informasi Umum Pada diagram diatas, sistem komunikasi umum terdiri dari 5 bagian utama yaitu : 1. Information Source Information Source berfungsi untuk memproduksi sebuah atau sekumpulan pesan terurut yang akan dikomunikasikan ke terminal penerima. Pesan yang dihasilkan memiliki berbagai tipe bentuk, yaitu deretan huruf seperti pada telegraf, fungsi waktu tunggal f (t ) seperti pada radio atau telefon, fungsi dari waktu dan berbagai variabel f ( x, y, t ) seperti pada TV hitam-putih dimana koordinat ( x, y ) menunjukkan intensitas warna, dan sebagainya. 2. Transmitter Transmitter melakukan operasi-operasi tertentu terhadap pesan yang berfungsi untuk menghasilkan sinyal yang cocok untuk pentransmisian melalui suatu saluran komunikasi tertentu. Operasi yang dilakukan transmitter bergantung dengan kebutuhan. Contohnya pada sistem telefon, operasi yang dilakukan adalah mengubah tekanan suara menjadi arus listrik lemah yang proporsional. 3. Channel
Channel merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari transmitter ke receiver. Channel dapat berupa sepasang kawat, coaxial cable, frekuensi radio, dsb. 4. Receiver Receiver melakukan operasi-operasi kebalikan dari transmitter, yaitu mengubah sinyalsinyal yang diterima menjadi pesan asli. 5. Destination Destination merupakan tujuan dari pengiriman pesan. Shannon juga mengklasifikasikan sistem komunikasi menjadi 3 kategori utama : diskrit, kontinyu dan gabungan keduanya. Sistem diskrit yang dimaksud adalah baik pesan maupun sinyal kedua-duanya merupakan deretan dari simbol-simbol diskrit, contohnya sistem telegraf dimana pesannya merupakan deretan huruf-huruf dan sinyalnya adalah deretan titk-titik. Sedangkan, sistem kontinyu adalah baik pesan maupun sinyal diperlakukan sebagai fungsi kontinyu, contohnya sistem TV atau radio. Sistem gabungan merupakan sistem dimana diskrit dan kontinyu muncul di salah satu elemen pesan ataupun sinyalnya, contohnya sistem PCM yang pesannya merupakan suara analog namun sinyalnya berbentuk diskrit.
delapan tahun, sepuluh tahun, bahkan sampai dua puluh tahun, masih bisa menjalani hidup sebagaimana orang yang sehat. Hal ini dikarenakan ajal atau kematian adalah sebuah sistem organisasi yang kemungkinannya sangat tidak dapat dipastikan. Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropy, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat diprediksikan (highly predictable), maka informasi tidak ada sama sekali. Kondisi inilah yang disebut dengan negentropy. Konsep kedua adalah redundancy, yang merupakan kebalikan dari entropy. dudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Redundansi apabila dikaitkan dengan masalah teknis, ia dapat membantu untuk mengatasi masalah komunikasi praktis. Masalah ini berhubungan dengan akurasi dan kesalahan, dengan saluran dan gangguan, dengan sifat pesan, atau dengan khalayak. Kekurangan-kekurangan dari saluran (channel) yang mengalami gangguan (noisy channel) juga dapat diatasi oleh bantuan redundancy. Misalnya ketika kita berkomunikasi melalui pesawat telepon dan mengalami gangguan, mungkin sinyal yang lemah, maka kita akan mengeja huruf dengan ejaan yang telah banyak diketahui umum, seperti charlie untuk C, alpa untuk huruf A, dan seterusnya. Dengan memandang informasi sebagai entropy, Shannon mencetuskan ide bahwa sebuah sumber informasi bersifat probabilistik dengan mengajukan pertanyaan seperti ini : jika sebuah sumber informasi memproduksi pesan-pesan dengan cara memilih simbol-simbol dari himpunan simbol terhingga, dan probabilitas simbol-simbol yang muncul bergantung pada pilihan sebelumnya, maka seberapa banyakkah informasi yang terkait dengan sumber tersebut? Shannon menjelaskan hal tersebut dengan sebuah persamaan yang memaparkan hubungan antara entropy dan redundancy. Jika sebuah sumber informasi tidak
mempunyai banyak pilihan atau memiliki derajat keacakan yang rendah, maka informasi atau entropy tersebut rendah. 1 (actual _ entropy / max_ entropy ) = redundancy Dengan mendefinisikan informasi sebagai entropy, terbentuklah 2 buah teorema fundamental dari Shannon. Teori yang pertama berhubungan dengan sistem komunikasi pada channel tanpa noise, sedangkan teori yang kedua berhubungan dengan sistem komunikasi dengan noise. Bunyi dari teorema pertama adalah sebagai berikut. Terdapat sebuah sumber informasi yang memiliki entropy H (bits per symbol) dan sebuah channel dengan kapasitas C (bits per transmit) dengan laju rata-rata C/H e symbol per second dimana e sangat kecil. Tidak mungkin untuk dapat melakukan transmisi dengan laju rata-rata lebih dari C/H. Ide utama dibalik teorema ini adalah bahwa jumlah informasi yang mungkin untuk ditransmisikan berdasar pada besarnya entropy atau derajat keacakkan. Oleh karena itu, berdasarkan sifat-sifat statistik dari sumber informasi, ini memungkinkan untuk dilakukannya pengkodean informasi sehingga memungkinkannya untuk melakukan pentransmisian informasi pada laju maksimum yang diperbolehkan channel. Ini merupakan ide revolusioner bagi para insinyur komunikasi sebelumnya yang berpikir bahwa jumlah sinyal maksimum yang dapat ditransport dalam suatu mediam bergantung pada berbagai faktor, seperti frequensi, dan sebagainya. Sedangkan, bunyi dari teorema kedua adalah sebagai berikut. Diketahui sebuah channel yang memiliki kapasitas C dan sebuah sumber entropy discrete per second H. Jika H<=C maka akan ada suatu sistem koding dimana output dari sumbernya dapat ditransmisikan melalui channel dengan tingkat kegagalan yang sangat rendah. Jika H-C > C maka akan ada kemungkinan untuk meng-encode pesan sehingga pesan yang ambigu bernilai kurang dari H-C + e
dimana e sangat kecil. Tidak ada metode yang mengenkode pesan dimana tingkat keambiguitasnya kurang dari H-C.
kalimatnyalah yang dapat digunakan untuk memastikan apakah kata tersebut tepat atau tidak. Kesalahan 1 atau 2 huruf saja dapat membentuk kata yang bermakna. Menurut Shannon, redundansi merupakan fondasi utama dalam percobaan kriptanalisis. Semakin tinggi angka redundansi yang terdapat dalam suatu informasi, semakin gampang pula informasi tersebut untuk diketahui. Sebaliknya, jika angka redundansinya rendah, maka informasi tersebut semakin sulit untuk dipecahkan. Mengikuti teori ini, Shannon melakukan operasi pada sebuah pesan teks yang dihilangkan semua redundansinya. Poin penting dari operasi ini adalah dengan menghilangkan semua huruf vocal yang tidak menimbulkan definisi ambigu pada saat mengembalikan hasil enkripsi ke pesan yang sebenarnya. Sisanya terus dikurangi semaksimal mungkin sebelum dilakukan proses enkripsi. Shannon pun mencetuskan ide tentang sistem kerahasiaan umum (general secrecy system) yang mirip dengan sistem komunikasi umum (general communication system) yang memang pada kenyataannya dikerjakan dalam waktu hampir bersamaan. Berikut ini diagram tentang general secrecy system.
11
Beberapa ide dari Shannon yang sangat bermanfaat di dunia kriptografi di antaranya adalah sebagai berikut.
12
Diberikan sebuah kriptosistem ( P, C , K , E , D) dimana | K |=| C |=| P | . Kriptosistem tersebut memiliki perfect secrecy jika dan hanya jika setiap kunci yang digunakan dengan probabilitas yang sama yaitu 1 / | K | , untuk setiap x P , dan untuk setiap y C , ada sebuah kunci unik K dimana ek ( x ) = y
Salah satu contoh kriptosistem perfect secrecy yang berhasil direalisasikan adalah Vernam One-time Pad yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi otomatis terhadap pesan-pesan pada telegraf. Setiap pesan yang dienkrepsi dan didekripsi menggunakan kunci yang berbeda-beda dan kunci yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali.
Daftar Pustaka
[1] C.E. Shannon, A mathematical theory of communication, Bell Syst. Tech., J., vol. 27, pp. 379-423, 623-656, July-Ock. 1948. [2] H. Nyquist, Certain factors affecting telegraph speed, Bell Syst. Tech. J., vol. 3, pp. 324-352, Apr. 1924. [3] S. Verdu, Fifty years of shannon theory, IEEE Transaction on information theory, vol. 44, no.6, October 1998. [4] D. Stinson, Cryptography Theory and Practice, CRC Press LLC, March 1995.
13